A
DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI
DI DESA JIWUT KECAMATAN NGLEGOK
KABUPATEN BLITAR
DISUSUN OLEH :
INDAH NEILA SARI
1612060
Pembimbing
DISUSUN OLEH :
INDAH NEILA SARI
1612060
Penguji :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ners
STIKes Patria Husada Blitar
B. Karakteristik keluarga
Menurut APD Salvari (2013), karakteristik keluarga sebagai berikut :
1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi.
2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial: suami, istri, anak, kakak, dan adek.
4) Mempunyai tujuan yaitu: menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.
Sedangkan ciri-ciri keluarga menurut Stanhope dan Lancaster (1995) :
1) Diikat dalam suatu tali perkawinan
2) Ada hubungan darah
3) Ada ikatan batin
4) Ada tanggung jawab masing-masing anggota
5) Ada pengambilan keputusan
6) Kerjasama diantara anggota keluarga
7) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8) Tinggal dalam satu rumah
D. Struktur keluarga
Menurut APD Salvari (2013), struktur keluarga sebagai berikut :
1) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudarah istri.
4) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudarah suami.
5) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
anak saudara yang menjadi bagaian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri.
E. Fungsi Keluarga
Menurut Achjar (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari
anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2) Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada
batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi
kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya.
Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
3) Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
4) Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan
makan, pakaian dan tempat untuk berlindung ( rumah) dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
5) Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan.
3. Patofisiologi
Penyebab utama adalah pada penyakit jantung hipertensif merupakan hipertrofi
ventrikel kiri yg terjadi sebagai akibat dengan cara langsung dari peningkatan bertahap
tahanan pembuluh darah perifer & beban akhir ventrikel kiri. Aspek yg menentukan
hipertrofi ventrikel kiri yakni derajat & lamanya peningkatan diastole. Pengaruh sekian
banyak aspek humoral seperti rangsangan simpato-adrenal yg meningkat & peningkatan
aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) belum didapati, bisa jadi yang
merupakan penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri tatkala hipertensi berhubungan
erat bersama penyebab hipertrofi & terjadinya aterosklerosis primer.
Terhadap stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yg berlangsung yakni difus
(konsentrik). Rasio massa & volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tidak
dengan perubahan yg berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium
seterusnya, dikarenakan penyakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tidak teratur, &
hasilnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada jantung dgn
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa & volume, oleh
dikarenakan meningkatnya volume diastolik akhir. Factor ini diperlihatkan juga sebagai
penurunan dengan cara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi),
peningkatan tegangan dinding ventrikel pada waktu sistol & konsumsi oksigen otot
jantung. Hal-hal yg memperburuk fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat
apabila disertai dengan penyakit jantung koroner.
Meskipun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner pula
meningkat. Menjadi cadangan aliran darah koroner menyusut. Perubahan-perubahan
secara hemodinamik sirkulasi koroner yang terjadi pada hipertensi berhubungan erat
bersama derajat hipertrofi otot jantung.
Ada 2 factor penting penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, adalah :
1) penebalan arteriol koroner, adalah bagian dari hipertrofi umum pada otot polos
pembuluh darah yang resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) semua badan.
Setelah Itu terjadi retensi garam & air yg mengakibatkan berkurangnya compliance
pembuluh-pembuluh ini & mengakibatkan tahanan perifer;
2) hipertrofi yg meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per unit otot
jantung apabila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara kapiler
& serat otot yg hipertrofik jadi faktor utama pada stadium lanjut dari gambaran
hemodinamik ini.
4. Klasifikasi
Dengan Cara klinis derajat hipertensi akan dikelompokkan sebagai berikut :
5. Manifestai Klinis
Terhadap sebagian besar penderita, hipertensi tidak memunculkan gejala; biarpun
secara tidak sengaja sekian banyak gejala terjadi bersamaan & diakui berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yg dimaksud yakni
sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan & kelelahan; yang
mungkin terjadi baik pada penderita hipertensi, ataupun pada seseorang bersama
tekanan darah yang normal.
Kalau hipertensinya berat atau menahun & tak diobati, mampu timbul gejala
berikut : sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan jadi
kabur yg terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada otak, mata, jantung & ginjal,
kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran & bahkan koma
dikarenakan terjadi pembengkakan otak. Kondisi ini dinamakan ensefalopati
hipertensif, yg memerlukan penanganan langsung.
6. Komplikasi
Adapun komplikasi yg bisa berlangsung pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003 : 64) & Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) yakni
diantaranya :
· Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, dan transient
ischemic attack .
· Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).
· Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
· Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada
dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda
atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulkan intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : kenaikan TD, nadi : denyutan jelas, frekuensi / irama : takikardia, berbagai
disritmia, bunyi jantung : murmur, distensi vena jugularis, ekstermitas :
perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ), pengisian
kapiler mungkin lambat
c. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda: letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang ( khususnya sekitar mata ), peningkatan pola
bicara
d. Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit
ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol, mual, muntah, riwayat penggunaan diuretik
Tanda : BB normal atau obesitas, edema, kongesti vena, peningkatan JVP,
glikosuria
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing / pening, sakit kepala, episode kebas, kelemahan pada satu
sisi tubuh, gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia ), episode
epistaksis
Tanda : perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
( ingatan ), respon motorik : penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen
h. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan ( krekles, mengi ), sianosis
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ( hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM, penyakit serebrovaskuler, ginjal ), faktor resiko etnik,
penggunaan pil KB atau hormon lain, penggunaan obat / alkohol
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
3) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
4) Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang
diderita klien
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO KEPERAWATAN
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX DAN
KOLABORASI
1 Resiko tinggi NOC : NIC :
terhadap Cardiac Pump Cardiac Care
penurunan curah effectiveness Evaluasi adanya nyeri dada
jantung Circulation Status ( intensitas,lokasi, durasi)
berhubungan Vital Sign Status Catat adanya disritmia jantung
denganpeningkatan Kriteria Hasil: Catat adanya tanda dan gejala penurunan
afterload, Tanda Vital dalam rentang cardiac output
vasokonstriksi, normal (Tekanan darah, Monitor status kardiovaskuler
hipertrofi/rigiditas Nadi, respirasi) Monitor status pernafasan yang
ventrikuler, Dapat mentoleransi menandakan gagal jantung
iskemia miokard aktivitas, tidak ada Monitor abdomen sebagai indicator
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam merencanakan
progran terapi yang tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yangsesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan social
Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social dan
spiritual
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
4 Cemas NOC Anxiety Reduction
berhubungan Anxiety Control Gunakan pendekatan yang menenangkan
dengan krisis Coping Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
situasional Vital Sign Status pelaku pasien
sekunder adanya Kriteria Hasil Jelaskan semua prosedur dan apa yang
hipertensi yang Menunjukan teknik untuk dirasakan selama prosedur
diderita klien mengontrol cemas è teknik Temani pasien untuk memberikan
DAFTAR PUSTAKA
APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa Monica
Ester. Jakarta: EGC
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen, Et. All,
Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Hari, tanggal : Sabtu, 7 April 2018 Jam : 08.00 WIB
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
b. Umur KK : 51 tahun
c. Alamat dan telepon : Ds. Jiwut Rt 03 RW 06 Kec. Nglegok, Kab. Blitar
d. Pekerjaan KK : Wiraswasta
e. Pendidikan KK : SMA
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa
h. Komposisi keluarga :
i. Genogram
Keterangan :
Tinggal satu rumah
Laki-laki
Tali persaudaraan
Perempuan
Pr meninggal
Laki-laki meninggal klien
j. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A merupakan keluarga dengan orang tua tunggal (Single Parent
family) yang terdiri ayah dan 3 orang anaknya.
k. Suku Bangsa
Keluarga klien berasal dari suku jawa dan seluruhnya berwarga negara indonesia
l. Agama
Semua anggota keluarga Tn. A menganut agama Islam
m. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. A ini bekerja wiraswasta sebagai perajin helm yang penghasilannya tidak dapat
di prediksi karena pendapatannya tidak tentu. Keluarga mengatakan juga tidak
memiliki jaminan kesehatan seperti BPJS dll.
n. Aktivitas rekreasi keluarga
Tn. A mengatakan bahwa aktivitas rekreasi keluarga jarang dilakukan karena
menunggu ada sisa uang.
3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati berukuran 15x10 meter persegi, dimana rumah tersebut terdiri
dari ruang tamu, ruang tidur, ruang tempat istirahat dan dapur, kamar mandi ada satu.
Lantai rumah porselen, dinding tembok, keadaan rumah cukup bersih, penerangan dan
ventilasi cukup. Sumber air minum menggunakan sumur.
1). Denah rumah
U
KM
B T
Dapur Kamar
tidur
S
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan mendapat
informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya didapat dari
televise.
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Tn. A merupakan kepala keluarga dan orang tua tunggal. Tn. A dengan anak-
anaknya saling menghormati dan saling perhatian.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Formal
Tn A sebagai KK, dan 2 anak yang tinggal dalam satu rumah
Informal
Tn A bekerja sebagai perajin helm.
d. Nilai dan norma
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
Demikian pula dengan sehat dan sakit. Tn. A juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit, dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan.
Tidak ada konflik yang menonjol dalam keluarga, dan keluarga percaya sekali
dengan Allah SWT.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1). Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Antar anggota keluarga saling merasakan kebutuhan individu yang lain, hubungan
antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit langsung dibawa ke
puskesmas atau petugas kesehatan, Tn. A juga selalu berusaha merawat dan
memenuhi kebutuhan anak-anaknya walau tanpa adanya istri.
2). Hubungan keakraban
Kepala keluarga mengatakan bahwa dirinya memberikan panutan kepada anak agar
saling menghormati antar keluarga, saling mendukung dan saling membantu.
3). Pertalian hubungan (diagram kedekatan dalam keluarga)
An. Z
Tetangga
Keterangan :
Keakraban anggota keluarga
Laki-laki
Kelompok masyarakat
Lingkungan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Tn. A mengatakan sebenarnya dia ingin menikah lagi agar ada yang membantu
mengurus anak-anaknya, tapi anaknya belum menghendaki bila bapaknya menikah lagi.
7. PEMERIKSAAN FISIK
BB TD N R
No Nama S ºC Keterangan keluhan
Kg Mm/Hg x/’ x/’
1. Tn. A 70 150/90 88 22 36,2 -
2. Ank. A 9 - 88 24 36,1 -
3. Ank. A 6 - 94 24 36,4 -
Jumlah 3 1/3
Jumlah 2 1/2
No Tanggal Diagnosa
Dx. Keperawata Tujuan Kriteria Hasil
n
1. Sabtu, 07 Ketidakefek Setelah dilakukan NOC: NIC:
April 2018 tifan kunjungan keluarga 1. Setelah dilakukan intervensi Setelah
manajemen 3X pertemuan keluarga mampu mengenal keperawatan,
kesehatan diharapkan klien masalah : masalah :
dalam dapat mengetahui • Pengetahuan proses Pengajaran pro
keluarga tentang penyakit 1. Kaji tingk
1. Penyakit darah • Pengetahuan terkait den
tinggi dengan pengobatan spesifik
mendetail • Pengetahuan prosedur 2. Beri info
2. Mau rutin kontrol pengobatan mengenai p
dan minum obat • Pengetahuan 3. Berikan pe
3. Mau menghindari manajemen hipertensi pengajaran
makanan yang • Pengetahuan
dipantang pencegahan hipertensi
2. Keluarga mampu Dukungan pen
memutuskan perawatan 1. Berikan inf
kesehatan klien
2. Bantu ke
pandangan-p
alternatif de
mendukung
3. Keluarga mampu merawat : Peningkatan ke
• Perilaku patuh terhadap 1. dorong an
pengobatan menjaga
• Perilaku kepatuhan : diet hubungan ke
yang dianjurkan 2. monitor stru
• Penyesuaian psikososial : Latihan fisik :
perubahan hidup 1. bantu keluar
fisik (ROM
4. Keluarga mampu memodifikasi Keluarga
lingkungan: lingkungannya
komunikasi,pengambilan Pengajaran : pr
keputusan, proses informasi 1. Informasikan
mengenai la
2. Jelaskan tuj
akan dilakuk
5. Keluarga mampu Rujukan :
memanfaatkan fasilitas 1. Tentukan ap
pelayanan kesehatan : yang tepat te
• Pengetahuan tentang 2. Identifikasi p
sumber-sumber kesehatan 3. Berikan pa
• Perilaku mencari pelayanan informasi ru
kesehatan 4. Bantu un
• Partisipasi keluarga dalam transportasi
perawatan keluarga
A. Tujuan
Tujuan intruksional umum : Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi,
diharapkan keluarga mampu mengerti, memahami penyebab, tanda dan gejala,
cara mengontrol hipertensi serta makanan yang dianurkan dan harus dihindari
Tujuan khusus :
Klien mengetahui tentang pengertian dari penyakit hipertensi.
Klien mengetahui penyebab dari penyakit hipertensi.
Klien mengetahui tanda dan gejala dari hipertensi.
Klien mengetahui cara mengontrol hipertensi
Klien mengetahui makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari
B. .Sasaran
Anggota keluarga Tn. A
C. Materi penyuluhan
Terlampir
D. Metode
Ceramah dan demonstrasi
Tanya jawab dan diskusi
E. Media dan alat
Leaflet dan SAP
F. Kegiatan penyuluhan
Tahap Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Pembukaan Pembukaan : Mendengarkan Ceramah /
(5 menit) Salam pembuka keterangan leaflet
Memperkenalkan diri penyaji
Menjelaskan maksud dan tujuan
Membagikan leaflet
Penyajian Pelaksanaan : Memperhatikan Ceramah
( 15 menit ) Menyampaikan materi : dan
1. Menjelaskan mendengarkan
pengertian hipertensi keterangan
2. Menjelaskan penyaji
penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan
gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang cara
mengontrol hipertensi
5. Menjelaskan makanan yang
dianjurkan dan yang harus
dihindari
Evaluasi Evaluasi : Mendengarkan Ceramah
( 10 menit ) Melakukan tanya jawab dan bertanya
Menutup pertemuan
Penutup Terminasi : Mendengarkan Ceramah
(2 menit ) Salam penutup dan ucapan dan menjawab
terima kasih
G. Evaluasi
Prosedur : tanya jawab
Bentuk soal : lisan
Jumlah soal : 3 pertanyaan yang dilakukan secara lisan diakhir pernyuluhan
Buku Sumber
1. Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI
2. S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC
3. Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
MATERI
1. Pengertian hipertensi
Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Hypertensi didefinisikan sebagai suatu
peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
2. Penyebab hipertensi
Penyebab hipertensi antara lain adalah :
Stres,
Usia,
Merokok,
Obesitas (kegemukan),
Alkohol,
Faktor keturunan,
Faktor lingkungan (gaduh/bising)
Pola makan tinggi garam (natrium)
hipertensi
Kontrol teratur
Minum obat teratur
Mengurangi asupan
garam dan lemak
Mengurangi atau
Penyebab
menghilangkan
Hipertensi:
kebiasaan minum
Stres,
alkohol
Usia,
Berhenti merokok
Oleh : Merokok,
bagi yang merokok
Obesitas
Menurunkan berta
Indah Neila Sari (kegemukan),
1612060 badan bagi yang
Alkohol,
kegemukan
Faktor keturunan,
Olah raga teratur
Faktor lingkungan
seperti joging, jalan
Sekolah Tinggi Ilmu (gaduh/bising)
cepat, bersepeda,
Kesehatan Patria Pola makan tinggi
berenang
Husada Blitar garam (natrium)
Menghindari
Tahun 2018 ketegangan
Istirahat cukup
Hidup tenang
melinjo dan
melinjonya)
Buah-buahan
(kecuali buah
durian)
Ikan laut tidak asin
terutama ikan laut
air dalam seperti
kakap dan tuna
Telur boleh
dikonsumsi maksimal
2 butir dalam 1
minggu dan
diutamakan putih
telurnya saja
Daging ayam
(kecuali kulit,
jerohan dan otak
karena banyak
mengandung lemak)
RESUME KEPERAWATAN KELUARGA
Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Profesi Ners Keperawatan Keluarga
Dibimbing oleh : Ns. Bisepta Prayogi S.Kep.M.Kep
INDAH NEILA SARI
NIM. 1612060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
II. Pengkajian
Data subjektif
Ny. R mengatakan sudah 10 tahun menderita penyakit maag. Pola makan keluarga
kadang tidak teratur, pagi jarang sarapan. Ny. R dan keluarga mempunyai kebiasaan
makan makanan pedas karena kalau tidak pedas terasa tidak enak. Ny. R jarang
periksa bila maagnya kambuh, hanya membeli obat yang dijual di warung atau
apotek. Akhir-akhir ini Nn. I juga sering mengeluh ulu hati perih dan sering
kembung.
Data objektif
TD : 120/80mmhg
Nyeri tekan epigastric
IDENTIFIKASI DATA
I. IDENTITAS
Nama : Tn. An
Umur : 49 th
Diagnosa medis :-
Tanggal pengkajian : 8 April 2018
II. Pengkajian
Data subjektif
Keluarga mengatakan bahwa memelihara sapi sudah lama dan tidak mempunyai
pembuangan khusus untuk kotoran sapi.
Data objektif
Terlihat kandang sapi di sebelah sumur dengan kotoran terlihat menggunung dan
dikerubuti lalat. Kandang ini bersebelahan dengan dapur.
Tampak anak Tn. An yang masih berumur 2 tahun bermain-main di lantai dapur.
Evaluasi
S:
Tn. An dan keluarga mengatakan telah mengerti tentang apa yang
disampaikan, namun belum bisa untuk segera melaksanakan dengan alasan
keterbatasan lahan dan juga biaya
O:
Tn. An dan keluarga tampak memahami
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Evaluasi
S:
Tn. An dan keluarga mengatakan bahwa lingkungan yang buruk bisa
mendatangkan bermacam penyakit, lingkungan yang sehat bisa membuat badan
tetap sehat
O:
Tn. An dan keluarga tampak memahami dan bisa menjelaskan
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi