Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

A
DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI
DI DESA JIWUT KECAMATAN NGLEGOK
KABUPATEN BLITAR

Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Profesi Ners Keperawatan Keluarga


Dibimbing oleh : Bisepta Prayogi, M.Kep

INDAH NEILA SARI


NIM. 1612060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA BLITAR
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. A


DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI
DI DESA JIWUT KECAMATAN NGLEGOK
KABUPATEN BLITAR

DISUSUN OLEH :
INDAH NEILA SARI
1612060

Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan


Dalam seminar keperawatan keluarga pada hari Kamis
tanggal 11 April 2018

Pembimbing

Bisepta Prayogi, M.Kep


NIK.
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. A


DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI
DI DESA JIWUT KECAMATAN NGLEGOK
KABUPATEN BLITAR

DISUSUN OLEH :
INDAH NEILA SARI
1612060

Telah diuji dalam seminar keperawatan keluarga pada tanggal


11 April 2018

Penguji :

1. Bisepta Prayogi, M.Kep

2. Erni Setiorini, M.Kep

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ners
STIKes Patria Husada Blitar

Yeni kartikasari, M.Kep


NIK. 180906006
KONSEP KELUARGA
A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman dalam Achjar, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami istri dan anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No. 10 dalam
APD Salvari, 2013).

B. Karakteristik keluarga
Menurut APD Salvari (2013), karakteristik keluarga sebagai berikut :
1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi.
2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial: suami, istri, anak, kakak, dan adek.
4) Mempunyai tujuan yaitu: menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.
Sedangkan ciri-ciri keluarga menurut Stanhope dan Lancaster (1995) :
1) Diikat dalam suatu tali perkawinan
2) Ada hubungan darah
3) Ada ikatan batin
4) Ada tanggung jawab masing-masing anggota
5) Ada pengambilan keputusan
6) Kerjasama diantara anggota keluarga
7) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8) Tinggal dalam satu rumah

C. Bentuk / Type Keluarga


1) Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya,
adopsi atau keduanya.

2) Keluarga besar (extended family)


Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
darah (kakek-nenek, paman bibi).
3) Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yang bercerai atau kehilangan
pasangannya.
4) Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian
atau ditinggal pasangannya.
5) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
6) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone).
7) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual
cobabiting family)
8) Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).
9) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia
lanjut.

D. Struktur keluarga
Menurut APD Salvari (2013), struktur keluarga sebagai berikut :
1) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudarah istri.
4) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudarah suami.
5) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
anak saudara yang menjadi bagaian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri.

E. Fungsi Keluarga
Menurut Achjar (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari
anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2) Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada
batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi
kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya.
Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
3) Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
4) Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan
makan, pakaian dan tempat untuk berlindung ( rumah) dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
5) Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan.

F. Ciri-ciri struktur keluarga


Menurut APD Salvari (2013), ciri-ciri struktur keluarga ialah :
1) Terorganisir
Adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2) Ada keterbatasan
Adalah setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan
Adalah setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi-masing-masing.
G. Tugas Perkembangan sesuai Tahap
1) Keluarga baru menikah
Membina hubungan intim, membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan
kelompok sosial, mendiskusikan rencana punya anak
2) Keluarga dengan anak baru lahir
Persiapan menjadi orang tua, adaptasi keluarga baru, interaksi keluarga,
mempertahan keharmonisan hubungan seksual
3) Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, rasa aman,
membantu anak untuk bersosialisasi, mempertahankan hubungan yang sehat,
pembagian tanggung jawab, kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak.
4) Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai disaat anak berusia 6 tahun (sejak mulai sekolah) & berakhir pada
waktu anak berusia 12 tahun. Pada tahap ini umumnya keluarga mencapai jumlah
maksimal maka keluarga sangat sibuk. Tidak hanya aktivitas di sekolah, di rumah
masing-masing anak mempunyai minat sendiri. Demikian pula dengan sosok
orangtua memiliki aktivitas yang tidak sama dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga:
a. Membantu proses sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah & lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan & biaya kehidupan yang makin meningkat, termasuk juga
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak butuh berpisah dengan orang tua, berikan peluang pada anak
untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah ataupun diluar sekolah.
5) Keluarga dengan anak remaja
Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab,
mempertahankan hubungan intim dengan keluarga, komunikasi terbuka (hindari,
debat, permusuhan), persiapan perubahan peran
6) Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti ke extended, mempertahankan
keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru, penataan
kembali peran orang tua

7) Keluarga usia pertengahan


Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan, hubungan
serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya, meningkatkan keakraban
pasangan
8) Keluarga usia tua
Mempertahankan suasana saling menyenangkan, adapatasi perubahan ( kehilangan
pasangan, pekerjaan, penurunan kekuatan fisik, penghasilan), mempertahankan
keakraban pasangan, melakukan life review masa lalu

H. Tugas Keluarga di bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
dalam bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan. Ada 5 tugas keluarga
dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan ( Fridman dalam Achjar, 2010).
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
Perubahan sekecil apapun yang di alami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera di catat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan
seberapa perubahannya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siap diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
maka segeralah melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan bisa teratasi. Jika keluarga mempuyai keterbatasan agar
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3) Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu mudah.
Tugas ini dapat di lakukan di rumah apabila keluarga mempunyai kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk
memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi
(Suparyanto , 2012).
4) Memodifikasi lingkungan keluarga
Seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang
dilakukan keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah
yang berdampak pada kesehatan keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap
pengunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh
keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik dipersepsikan keluarga.

I. Pemegang kekuasaan dalam keluarga


Menurut APD Salvari (2013), pemegang kekuasaan terbagi menjadi :
1) Patrikal
Yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
2) Matrikal
Yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.
3) Equaltarial
Yaitu yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.

J. Dimensi dasar struktur keluarga


Menurut APD Salvari (2013), dimensi dasar struktur keluarga sebagai berikut :
1) Pola dan proses komunikasi :
a) Bersifat terbuka dan jujur.
b) Selalu menyelesaikan konflik keluarga.
c) Berpikiran positif.
d) Tidak mengulang-ulang issu dan pendapat sendiri.
2) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan dapat bersifat format dan informat. Peranan dalam keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak.
3) Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk mengubah perilaku orang lain kearah positif.
Tipe struktur kekuatan :
a) Legitimate power (hak)
b) Referent power (ditiru)
c) Expert power (keahlian)
d) Reward power (hadiah)
e) Coercive power (paksa)
f) Affective power.
4) Nilai-nilai keluarga
a) Nilai
Merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga jaga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan.
b) Norma
Adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga.
c) Budaya
Adalah kumpulan dari perilaku yang dapat dipelajari, di bagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengertian Keperawatan Keluarga
Asuhan Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan degan sasaran keluarga dengan tujuan menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan keluarga. ( Setiadi, 2008)
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978), mendefinisikan perawatan
kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat
sebagai tujuan melalui perawatan. ( Nasrul Effendi, 1998).

2. Tujuan Keperawatan Keluarga


Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan
produktifitas dan kesejahteraan keluarga.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara
produktif.
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan keluarga dalam hal
ini :
1). Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar daam keluarga.
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memgambil keputusan yang tepat.
4) Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit.
5) Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

3. Prinsip Keperawatan Keluarga


Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga yaitu:
a. Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, sehat adalah sebagai tujuan
utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga
dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahtraan keluarga.
c. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus melibatkan
peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Diusahakan mengutamakan kegiatan lebih bersifat promotif dan preventif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin.
g. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
dengan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah penyulahan
kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi, karena keluarga dengan resiko
tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi
yang disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai
masalah yang mereka hadapi.
k. Partisipasi keluarga aktif dilakukan.

4. Tugas Keperawatan Keluarga


Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh
keluarga, yaitu :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan,
yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada
5.   Peran Keperawatan Keluarga
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah :
1) Edukator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga
2) Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawat berkelanjutan agar pelayanan yang
komperensif dapat tercapai.
3) Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung
4) Pengawas Kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk
mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5) Konsultan atau penasehat
6) Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yag optimal.
7) Advokasi
Perawat berkewajiban melindungi hak keluarga.
8) Fasilitator
9) Penemu kasus
10) Modifikasi lingkungan

KONSEP DASAR HIPERTENSI


1. Definisi Hipertensi
Hipertensi ialah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi merupakan sebuah kondisi di mana berlangsung gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2008 : 144)
Hipertensi dikategorikan ringan jika tekanan diastoliknya berkisar 95 – 104
MmHg, hipertensi sedang kalau tekanan diastoliknya diantara kisaran 105 & 114
MmHg, & hipertensi berat bila tekanan diastoliknya berkisar 115 MmHg atau lebih dari
itu. Pembagian atau perkategian ini berdasarkan dari peningkatan tekanan diastolik
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Gunawan, 2003 ).
2. Etiologi/Penyebab
Hipertensi berdasarkan penyebabnya bisa dibedakan menjadi 2 golongan besar
yakni : ( Lany Gunawan, 2001 )
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) ialah hipertensi yg tidak diketahui apa
penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yg biasanya di sebabkan oleh penyakit
lain.
Hipertensi primer hampir terdapat pada lebih dari 90 persen penderita hipertensi,
sedangkan 10 persen sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Walaupun hipertensi
primer belum diketahui dengan tentu penyebabnya, data-data penelitian sudah dapat
menemukan sekian banyak factor yg tidak jarang sekali menyebabkan terjadinya sebuah
penyakit hipertensi.
Pada umumya penyakit hipertensi tak memiliki penyebab yg secara spesifik,
Hipertensi terjadi juga terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.
Tapi ada sekian banyak factor yg sangat mempengaruhi proses terjadinya
hipertensi :
a. Genetik : Respon nerologi yang terjadi pada stress atau disebabkan karena kelainan
eksresi atau disebabkan karena transport Na.
b. Obesitas : Yang disebabkan karena terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkan atau menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.
c. Stress dikarenakan atau disebabkan oleh Lingkungan.
d. Karena hilangnya Elastisitas pada jaringan serta arterisklerosis pada seseorang yang
lanjut usia serta terdapat pelebaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia yaitu karena terjadinya proses
perubahan – perubahan pada :
b. Elastisitas dinding aorta menurun
c. Katub jantung menebal & menjadi kaku
d. Kekuatan jantung dalam memompa darah yang menurun 1% setiap tahun setelah
biasanya berusia sekitar 20 thn kekuatan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi & volumenya.
e. Kehilangan elastisitas pembuluh darah akibat kurangnya efektifitas pembuluh darah
perifer buat oksigenasi
f. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Biarpun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti apa yang
menyebabkannya, namun data-data penelitian sudah menemukan sekian banyak aspek
yg sering menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi. Aspek tersebut yaitu sebagai
berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik yang ditemukan terbukti bahwa seorang akan mempunyai
kemungkinan jauh lebih besar utk memperoleh hipertensi apabila orang tuanya
merupakan penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yg mempengaruhi timbulnya hipertensi yaitu :
· umur ( bila usia bertambah sehingga TD meningkat )
· Jenis kelamin ( laki laki lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan dengan
perempuan)
· Ras ( ras kulit hitam ternyata lebih banyak terkena penyakit hipertensi dari kulit
putih )
c. Adat hidup
Tradisi hidup atau gaya hidup saat ini ternyata yg sering menyebabkan timbulnya
hipertensi ialah :
· Mengonsumsi garam yg tinggi ( melebihi dari 30 gram)
· Kegemukan atau makan berlebihan
· Stress karena suatu masalah
· Memiliki kebiasaan dalam Merokok
· Memiliki kebiasaan suka mengkonsumsi minuman beralkohol
· Minum obat-obatan ( seperti ephedrine, prednison, dan epineprin )

3. Patofisiologi
Penyebab utama adalah pada penyakit jantung hipertensif merupakan hipertrofi
ventrikel kiri yg terjadi sebagai akibat dengan cara langsung dari peningkatan bertahap
tahanan pembuluh darah perifer & beban akhir ventrikel kiri. Aspek yg menentukan
hipertrofi ventrikel kiri yakni derajat & lamanya peningkatan diastole. Pengaruh sekian
banyak aspek humoral seperti rangsangan simpato-adrenal yg meningkat & peningkatan
aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) belum didapati, bisa jadi yang
merupakan penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri tatkala hipertensi berhubungan
erat bersama penyebab hipertrofi & terjadinya aterosklerosis primer.
Terhadap stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yg berlangsung yakni difus
(konsentrik). Rasio massa & volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tidak
dengan perubahan yg berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium
seterusnya, dikarenakan penyakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tidak teratur, &
hasilnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada jantung dgn
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa & volume, oleh
dikarenakan meningkatnya volume diastolik akhir. Factor ini diperlihatkan juga sebagai
penurunan dengan cara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi),
peningkatan tegangan dinding ventrikel pada waktu sistol & konsumsi oksigen otot
jantung. Hal-hal yg memperburuk fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat
apabila disertai dengan penyakit jantung koroner.
Meskipun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner pula
meningkat. Menjadi cadangan aliran darah koroner menyusut. Perubahan-perubahan
secara hemodinamik sirkulasi koroner yang terjadi pada hipertensi berhubungan erat
bersama derajat hipertrofi otot jantung.
Ada 2 factor penting penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, adalah :
1) penebalan arteriol koroner, adalah bagian dari hipertrofi umum pada otot polos
pembuluh darah yang resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) semua badan.
Setelah Itu terjadi retensi garam & air yg mengakibatkan berkurangnya compliance
pembuluh-pembuluh ini & mengakibatkan tahanan perifer;
2) hipertrofi yg meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per unit otot
jantung apabila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara kapiler
& serat otot yg hipertrofik jadi faktor utama pada stadium lanjut dari gambaran
hemodinamik ini.

4. Klasifikasi
Dengan Cara klinis derajat hipertensi akan dikelompokkan sebagai berikut :

5. Manifestai Klinis
Terhadap sebagian besar penderita, hipertensi tidak memunculkan gejala; biarpun
secara tidak sengaja sekian banyak gejala terjadi bersamaan & diakui berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yg dimaksud yakni
sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan & kelelahan; yang
mungkin terjadi baik pada penderita hipertensi, ataupun pada seseorang bersama
tekanan darah yang normal.
Kalau hipertensinya berat atau menahun & tak diobati, mampu timbul gejala
berikut : sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan jadi
kabur yg terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada otak, mata, jantung & ginjal,
kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran & bahkan koma
dikarenakan terjadi pembengkakan otak. Kondisi ini dinamakan ensefalopati
hipertensif, yg memerlukan penanganan langsung.

6. Komplikasi
Adapun komplikasi yg bisa berlangsung pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003 : 64) & Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) yakni
diantaranya :
· Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, dan transient
ischemic attack .
· Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).
· Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
· Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada
dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.

9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda
atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulkan intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI

1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
b. Sirkulasi
Gejala :   Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /   katup,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : kenaikan TD, nadi : denyutan jelas, frekuensi / irama : takikardia, berbagai
disritmia, bunyi jantung : murmur, distensi vena jugularis, ekstermitas :
perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ),  pengisian
kapiler mungkin lambat
c. Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda: letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang ( khususnya sekitar mata ), peningkatan pola
bicara
d. Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,  riwayat penyakit
ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol, mual, muntah, riwayat penggunaan diuretik
Tanda : BB normal atau obesitas, edema, kongesti vena, peningkatan JVP,
glikosuria
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing / pening, sakit kepala, episode kebas, kelemahan pada satu
sisi tubuh, gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia ), episode
epistaksis
Tanda : perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
( ingatan ), respon motorik : penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen
h. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan ( krekles, mengi ), sianosis
i. Keamanan
Gejala       : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda       : Episode parestesia unilateral transien
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala       : factor resiko keluarga ( hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM, penyakit serebrovaskuler, ginjal ), faktor resiko etnik,
penggunaan pil KB atau hormon lain, penggunaan obat / alkohol
  
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
3) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
4) Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang
diderita klien
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO KEPERAWATAN
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX DAN
KOLABORASI
1 Resiko tinggi NOC : NIC :
terhadap  Cardiac Pump Cardiac Care
penurunan curah effectiveness  Evaluasi adanya nyeri dada
jantung  Circulation Status ( intensitas,lokasi, durasi)
berhubungan  Vital Sign Status  Catat adanya disritmia jantung
denganpeningkatan Kriteria Hasil:  Catat adanya tanda dan gejala penurunan
afterload,  Tanda Vital dalam rentang cardiac output
vasokonstriksi, normal (Tekanan darah,  Monitor status kardiovaskuler
hipertrofi/rigiditas Nadi, respirasi)  Monitor status pernafasan yang
ventrikuler,  Dapat mentoleransi menandakan gagal jantung
iskemia miokard aktivitas, tidak ada  Monitor abdomen sebagai indicator

kelelahan penurunan perfusi


 Monitor balance cairan
 Tidak ada edema paru,
 Monitor adanya perubahan tekanan darah
perifer, dan tidak ada
 Monitor respon pasien terhadap efek
asites
pengobatan antiaritmia
 Tidak ada penurunan
 Atur periode latihan dan istirahat untuk
kesadaran
menghindari kelelahan
 Monitor toleransi aktivitas pasien
 Monitor adanya dyspneu, fatigue,
tekipneu dan ortopneu
 Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor adanya pulsus paradoksus
 Monitor adanya pulsus alterans
 Monitor jumlah dan irama jantung
 Monitor bunyi jantung
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban
kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
2 Intoleransi NOC : NIC :
aktivitas  Energy conservation Energy Management

berhubungan  Self Care : ADLs  Observasi adanya pembatasan klien


Kriteria Hasil : dalam melakukan aktivitas
dengan
 Berpartisipasi dalam  Dorong untuk mengungkapkan perasaan
kelemahan,
aktivitas fisik tanpa disertai terhadap keterbatasan
ketidakseimbang
peningkatan tekanan darah,  Kaji adanya factor yang menyebabkan
an suplai dan
nadi dan RR kelelahan
kebutuhan  Monitor nutrisi  dan sumber energi yang
 Mampu melakukan
oksigen. adekuat
aktivitas sehari hari (ADLs)
secara mandiri  Monitor pasien akan adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
 Monitor respon kardivaskuler  terhadap
aktivitas
 Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien

Activity Therapy
 Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam merencanakan
progran terapi yang tepat.
 Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yangsesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan social
 Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
 Bantu untu mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
 Monitor respon fisik, emoi, social dan
spiritual

3 Nyeri akut NOC : NIC :


berhubungan  Pain Level, Pain Management
dengan  Pain control,  Lakukan pengkajian nyeri secara
peningkatan  Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
tekanan vaskuler Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
serebral  Mampu mengontrol nyeri dan faktor presipitasi

(tahu penyebab nyeri,  Observasi reaksi nonverbal dari

mampu menggunakan ketidaknyamanan

tehnik nonfarmakologi  Gunakan teknik komunikasi terapeutik

untuk mengurangi nyeri, untuk mengetahui pengalaman nyeri

mencari bantuan) pasien


 Kaji kultur yang mempengaruhi respon
 Melaporkan bahwa nyeri
nyeri
berkurang dengan
 Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
menggunakan manajemen
 Evaluasi bersama pasien dan tim
nyeri
kesehatan lain tentang ketidakefektifan
 Mampu mengenali nyeri
kontrol nyeri masa lampau
(skala, intensitas, frekuensi
 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
dan tanda nyeri)
dan menemukan dukungan
 Menyatakan rasa nyaman
 Kontrol lingkungan yang dapat
setelah nyeri berkurang
mempengaruhi nyeri seperti suhu
 Tanda vital dalam rentang ruangan, pencahayaan dan kebisingan
normal  Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
 Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic Administration
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
 Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
4 Cemas NOC Anxiety Reduction
berhubungan  Anxiety Control  Gunakan pendekatan yang menenangkan
dengan krisis  Coping  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
situasional  Vital Sign Status pelaku pasien
sekunder adanya Kriteria Hasil  Jelaskan semua prosedur dan apa yang
hipertensi yang  Menunjukan teknik untuk dirasakan selama prosedur
diderita klien mengontrol cemas è teknik  Temani pasien untuk memberikan

nafas dalam keamanan dan mengurangi takut


 Berikan informasi faktual mengenai
 Postur tubuh pasien rileks
diagnosis, tindakan prognosis
dan ekspresi wajah tidak
 Dorong keluarga untuk menemani anak
tegang
 Lakukan back / neck rub
 Mengungkapkan cemas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
berkurang
 Identifikasi tingkat kecemasan
 TTV dbn
 Bantu pasien mengenal situasi yang
TD = 110-130/ 70-80
menimbulkan kecemasan
mmHg
 Dorong pasien untuk mengungkapkan
RR = 14 – 24 x/ menit
perasaan, ketakutan, persepsi
N   = 60 -100 x/ menit
 Instruksikan pasien menggunakan teknik
S    = 365 – 375 0C
relaksasi
 Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan
5 Kurang pengetahu NOC : NIC :
an berhubungan  Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
dengan kurangnya process  Berikan penilaian tentang tingkat
informasi tentang  Kowledge : health pengetahuan pasien tentang proses
proses penyakit Behavior penyakit yang spesifik
Kriteria Hasil :  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
 Pasien dan keluarga bagaimana hal ini berhubungan dengan
menyatakan pemahaman anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
tentang penyakit, kondisi, tepat.
prognosis dan program  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
pengobatan muncul pada penyakit, dengan cara yang

 Pasien dan keluarga tepat

mampu melaksanakan  Gambarkan proses penyakit, dengan cara

prosedur yang dijelaskan yang tepat

secara benar  Identifikasi kemungkinan penyebab,

 Pasien dan keluarga dengna cara yang tepat

mampu menjelaskan  Sediakan informasi pada pasien tentang


kembali apa yang kondisi, dengan cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim  Hindari harapan yang kosong
kesehatan lainnya.  Sediakan bagi keluarga atau SO
informasi tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
 Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang
dan atau proses pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
 Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford
University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007  Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta.


CV. Sagung Seto.

APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC


Brunner & Suddart.2002.Buku Ajar.Keperawatan Medikal Bedah Volume
2.Jakarta,EGC,Buku Kedokteran
Doenges,M. E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius
Marvyn, Leonard. 1995. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta :
Penerbit Arcan
NANDA.2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.
NANDA, 2007-2008. Diagnosa Nanda (Nic & Noc), Disertai Dengan Discharge Planning.
Price, S, A. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 volume 1.
Jakarta ; EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta :EGC
Sobel, Barry J, et all.1999. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta :
Penerbit Hipokrates
Tom, S. 1995. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?,
Jakarta : Arcan
Peter.S. 1996. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta : Arcan.
Tucker, S.M, et all . 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan
evaluasi , Edisi V, Jakarta : EGC
Brunner and Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doengoes ( 1993 ). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Smith T. 1995. Tekanan Darah Tinggi. Cetakan V. Arcan.Jakarta
Sobel, B. J. M. D. and George L. Bakris, M . D . FACP. 1999 . Pedoman KLinis diagnosa
dan Terapi Hipertensi. Penerbit Hipokrates.

Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica Ester.


(2001). Jakarta: EGC

Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa Monica
Ester. Jakarta: EGC

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC

Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta;


EGC
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting
Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All. 2000. Jakarta: EGC

Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen, Et. All,
Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.

Zendy. George. L. Pengelolaan Mutahir Stroke. 1992

Shepherd., Robert. B. M. Motor Relearning Programme for Stroke

Suyono, Haryono, 2006. Meningkatnya Penduduk Rawan Stroke, (Online),


(http://www.cybermed.cbn.net.id. Diakses 2 November 2007)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Stroke, (Online), (http://


depkes.co.id/stroke.html)

ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Hari, tanggal : Sabtu, 7 April 2018 Jam : 08.00 WIB

1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
b. Umur KK : 51 tahun
c. Alamat dan telepon : Ds. Jiwut Rt 03 RW 06 Kec. Nglegok, Kab. Blitar
d. Pekerjaan KK : Wiraswasta
e. Pendidikan KK : SMA
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa
h. Komposisi keluarga :

No Nama JK Hub. dg Umur Pendidikan Agama Pekerjaan


KK
1. Tn. A Lk Suami 51 SMA Islam Wiraswasta
2. Ny. A (almh) Pr Istri 36 S1 Islam Tidak bekerja
3. An. A Pr Anak 9 SD Islam Pelajar
4. An. A Pr Anak 6 SD Islam Pelajar
5. An. Z Pr Anak 4 Paud Islam Pelajar

i. Genogram

Keterangan :
Tinggal satu rumah
Laki-laki
Tali persaudaraan
Perempuan
Pr meninggal
Laki-laki meninggal klien

j. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A merupakan keluarga dengan orang tua tunggal (Single Parent
family) yang terdiri ayah dan 3 orang anaknya.
k. Suku Bangsa
Keluarga klien berasal dari suku jawa dan seluruhnya berwarga negara indonesia
l. Agama
Semua anggota keluarga Tn. A menganut agama Islam
m. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. A ini bekerja wiraswasta sebagai perajin helm yang penghasilannya tidak dapat
di prediksi karena pendapatannya tidak tentu. Keluarga mengatakan juga tidak
memiliki jaminan kesehatan seperti BPJS dll.
n. Aktivitas rekreasi keluarga
Tn. A mengatakan bahwa aktivitas rekreasi keluarga jarang dilakukan karena
menunggu ada sisa uang.

2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap IV yaitu keluarga
dengan anak usia sekolah dan prasekolah
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Tn. A tugas yang belum terpenuhi dalam kebutuhan keluarga adalah dalam
hal merawat anak-anaknya sendiri dan membiayai kebutuhan sehari-hari anaknya,
karena dia seorang duda. An. A mengatakan bahwa kadang baju seragamnya tidak
disetrika, kadang juga jarang sarapan karena bapaknya kalau pagi jarang
membuatkan sarapan.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. A mengatakan bahwa dia sudah 5 tahun mengidap darah tinggi tapi jarang
kontrol dan tidak teratur minum obat, hanya minum bila timbul keluhan. Tn. A juga
mengatakan sejak dulu tidak memperhatikan makanan yang dikonsumsi, seringnya
adalah makanan berlemak seperti gorengan, dan inilah yang menjadi penyebab
penyakit darah tingginya. Anak-anak Tn. A kadang hanya sakit gatal, demam dan
batuk pilek biasa.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. A mengatakan bahwa bapaknya dulu meninggal juga karena menderita tekanan
darah tinggi. Ny. A 4 tahun lalu meninggal karena kanker payudara.

3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati berukuran 15x10 meter persegi, dimana rumah tersebut terdiri
dari ruang tamu, ruang tidur, ruang tempat istirahat dan dapur, kamar mandi ada satu.
Lantai rumah porselen, dinding tembok, keadaan rumah cukup bersih, penerangan dan
ventilasi cukup. Sumber air minum menggunakan sumur.
1). Denah rumah

U
KM

B T
Dapur Kamar
tidur
S

Kamar tidur Ruang tamu

2). Keadaan lingkungan dalam rumah


Keadaan lingkungan keluarga Tn. A cukup bersih tapi terlihat mainan dan buku anak-
anaknya berserakan
3). Keadaan lingkungan di luar rumah
 Pemanfaatan halaman
Terdapat halaman didepan rumah ditanami tanaman hias
 Sumber air minum
Tn. A mengatakan selama ini mengkonsumsi air minum dengan merebus air sumur
 Pembuangan air kotor
Tn. A mengatakan selama ini membuang air kotor misalnya air dari mencuci
piring dan air buangan mesin cuci di buang di saluran pembuangan yang berujung
ke septic tank.
 Pembuangan sampah
Tn. A mengatakan selama ini membuang sampah dengan cara dibakar
 Jamban
Dalam keluarga tersebut terdapat jamban, jenis jambannya leher angsa, jarak
septic tank dengan sumber air kurang lebih 10 meter
 Sumber pencemaran
Tidak ada
 Sanitasi rumah
Rumah tampah kurang bersih, buku dan mainan anak-anak berserakan di lantai,
terdapat ventilasi yang cukup
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Hubungan antar tetangga Tn. A baik, saling membantu, bila ada tetangga yang
membangun rumah dikerjakan saling gotong-royong.
c. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga  Tn. A  tinggal di rumah ini baru 5 tahun, sebelumnya tinggal di daerah
Tawangsari.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga mengatakan selama ini rutin mengikuti perkumpulan (tahlilan) yang di adakan
setiap minggunya secara bergiliran dan rutin sholat subuh dan magrib berjamaah di
masjid.
e. Sistem pendukung keluarga dan ecomap
Saat keluarga membutuhkan bantuan, keluarga sering meminta tolong kepada tetangga
dan adik ipar yang rumahnya dekat

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan mendapat
informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya didapat dari
televise.
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Tn. A merupakan kepala keluarga dan orang tua tunggal. Tn. A dengan anak-
anaknya saling menghormati dan saling perhatian.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Formal
            Tn  A sebagai KK, dan 2 anak yang tinggal dalam satu rumah
Informal
Tn A bekerja sebagai perajin helm.
d. Nilai dan norma
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
Demikian pula dengan sehat dan sakit. Tn. A juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit, dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan.
Tidak ada konflik yang menonjol dalam keluarga, dan keluarga percaya sekali
dengan Allah SWT.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1). Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Antar anggota keluarga saling merasakan kebutuhan individu yang lain, hubungan
antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit langsung dibawa ke
puskesmas atau petugas kesehatan, Tn. A juga selalu berusaha merawat dan
memenuhi kebutuhan anak-anaknya walau tanpa adanya istri.
2). Hubungan keakraban
Kepala keluarga mengatakan bahwa dirinya memberikan panutan kepada anak agar
saling menghormati antar keluarga, saling mendukung dan saling membantu.
3). Pertalian hubungan (diagram kedekatan dalam keluarga)

Keluarga Tn. A An. A Teman SD


besar

An. Z
Tetangga
Keterangan :
Keakraban anggota keluarga
Laki-laki

Kelompok masyarakat

Lingkungan
Perempuan

Diagram anggota keluarga


Keterangan :
Tinggal serumah
Keakraban anggota keluarga

Laki-laki

Perempuan

4). Perpisahan dan kekerabatan


Kepala keluarga mengajarkan kepada anak dan cucunya bahwa untuk menjaga
kerukunan baik di keluarga maupun lingkungan sekitar.
Dalam anggota keluarga ini telah terjadi perpisahan yang mendalam yaitu isteri Tn.
A yang telah meninggal dunia 5 tahun lalu, dalam hal ini keluarga yang terpukul
sekali adalah Tn. A dan anak-anaknya. Reaksi berduka yang dialami oleh keluarga
tapi tidak berlangsung lama karena dukungan dari saudara/keluarga dekatnya.
b. Fungsi sosial
1). Cara pola asuh pada anak
Tn. A mengatakan bahwa dirinya mengasuh anaknya dengan menyekolahkan dan
berkeinginan anaknya bisa sekolah sampai pendidikan tinggi. Anak-anak Tn. A
disekolahkan di sekolah yang juga memberikan pendidikan agama.
2). Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Dalam keluarga ini yang menjadi pelaku sosialisasi anak adalah Tn. A.
3). Nilai anak–anak dalam keluarga
Tn. A mengatakan sangat bangga terhadap anggota keluarganya karena mereka
mengerti dan saling membantu karena sudah tidak mempunyai ibu sehingga mereka
hidup rukun antar anggota keluarga
4). Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Tn. A mengatakan mengajarkan anaknya sesuai dengan agama yang dianut yaitu
agama Islam. Dan tidak ada faktor sosial budaya yang mempengaruhi pola
membesarkan anak-anaknya.
5). Pengaruh kelas sosial dalam pengasuhan
Dalam keluarga ini tidak ada faktor pengaruh kelas sosial dalam pengasuhan.
6). Estimasi resiko masalah pengasuhan
Tn. A mengatakan ia tidak memikirkan resiko dari cara pengasuhan anaknya,
karena cara yang dipakai sesuai dengan adat dan budaya yang digunakan
7). Kelayakan lingkungan rumah untuk bermain bagi anak
Tn. A mengatakan tiap hari anak-anaknya bermain hanya di rumah. Sesekali
bermain ke rumah saudara sepupu.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1). Keadaan kesehatan
Dalam keluarga didapatkan Ny. T mengalami stroke dan tidak pernah di lakukan
pemeriksaan yang pasti ke Rumah sakit besar, anggota yang lain tampak baik dan
sehat
2). Kebersihan perorangan
Menurut Tn. A, keluarga berusaha menjaga kebersihan diri, sejak ibunya
meninggal, anak-anak bisa mandi sendiri 2x sehari dan bisa membersihkan diri
setelah BAB/BAK sendiri.
3). Penyakit yang sering diderita
Menurut Tn. A, anak-anaknya kadang sakit batuk pilek karena suka memakan
jajanan/minuman yang bisa menyebabkan batuk.
4). Penyakit keturunan
Tn. A mengatakan bahwa bapaknya dulu juga menderita penyakit darah tinggi.
5). Penyakit kronis atau menular
Tn. A mengatakan penyakit kronis yang dialami Tn. A adalah darah tinggi yang
sudah dideritanya selama 5 tahun.
6). Kecacatan
Tidak ada anggota yang mengalami kecacatan.
7). Pola makan
Tn. A mengatakan bahwa pola makan anggota keluarganya rutin yaitu 3 kali sehari
dengan makanan yang dibeli di warung makanan matang. Tidak ada pantangan
makanan bagi Tn. A dan anak-anaknya.
8). Pola istirahat
Tn. A mengatakan pola istirahat tidur tercukupi, malam kurang lebih 8 jam, siang
sekitar 1 jam. Tn. A dan anak-anak juga tidak pernah mengalami kesulitasn tidur.
9). Ketergantungan obat atau bahan
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami ketergantungan obat. Dan jika
mengalami pusing atau panas keluarga terkadang membeli obat-obatan di warung.
10). Mencari pelayanan kesehatan
Keluarga mengatakan jika ada salah satu keluarga mengalami kesakitan jarang
dibawa ke balai pengobatan terdekat dan juga jika memungkinkan hanya membeli
obat yang dijual bebas di warung.
d. Fungsi reproduksi

Tn. A mengatakan sebenarnya dia ingin menikah lagi agar ada yang membantu
mengurus anak-anaknya, tapi anaknya belum menghendaki bila bapaknya menikah lagi.

6. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Jangka pendek
Tn. A mengatakan terkadang anaknya marah jika keinginannya tidak di penuhi
seperti membeli jajan atau mainan, itu yang kadang membuat Tn. A ingin marah,
Tn. A juga mengatakan bahwa tidak paham tentang penyakit dan pengobatan
hipertensi yang diderita oleh Tn. A, dan dia kelihatan bingung saat ditanya tentang
penyakit hipertensi.
Jangka panjang
Tn. A mengatakan bahwa keluarganya hidup pas-pasan dan kebutuhan semakin
tinggi dengan anaknya yang bertambah besar. Tn. A juga mengatakan kadang
kerepotan mengurus kedua anaknya sendiri tanpa adanya seorang istri, tapi anak-
anaknya belum membolehkan ia untuk menikah lagi.
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Tn. A mengatakan jika dalam keadaan stres hanya memasrahkan pada Tuhan.
c. Strategi koping yang digunakan
Tn. A mengatakan bahwa apabila sedang stres, mengatasinya dengan beroda dan
lebih mendekatkan diri dengan Tuhan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. A mengatakan tidak mempunyai strategi yang ampuh yang dilakukaan jika
dalam menghadapi masalah

7. PEMERIKSAAN FISIK
BB TD N R
No Nama S ºC Keterangan keluhan
Kg Mm/Hg x/’ x/’
1. Tn. A 70 150/90 88 22 36,2 -
2. Ank. A 9 - 88 24 36,1 -
3. Ank. A 6 - 94 24 36,4 -

8. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA


a. Persepsi terhadap masalah
Tn. A mengatakan pasrah Tuhan dan selalu berdoa agar masalah yang dihadapi
mendapatkan solusi
b. Harapan terhadap masalah
Tn. A berharap penyakitnya bisa sembuh dan tidak menimbulkan keluhan lagi.

Blitar, 7 April 2018


Perawat yang mengkaji,

Indah Neila Sari


NIM. 1612060
B. ANALISA DATA KEPERAWATAN KELUARGA
N DATA PENYEBAB MASALAH
O
1. DS :
- Tn. A mengatakan penyebab Kurang pengetahuan Ketidakefektifan
penyakit darah tingginya adalah tentang program manajemen
pola makannya yang tidak terapeutik kesehatan keluarga
berpantang.
- Tn. A mengatakan jarang kontrol
dan tidak rutin minum obat, hanya
bila ada keluhan
- Tn. A mengatakan tidak
mempunyai pantangan makanan.
DO :
- TD : 150/90 mmhg
- Tn. A terlihat bingung saat ditanya
tentang penyakit hipertensi
2 DS : Orang tua tunggal Resiko
- Tn. A mengatakan tugas yang ketidakmampuan
belum terpenuhi dalam kebutuhan menjadi orang tua
keluarga adalah dalam hal
merawat anak-anaknya sendiri dan
membiayai kebutuhan sehari-hari
anaknya, karena dia seorang duda
- An. A mengatakan bahwa kadang
baju seragamnya tidak disetrika,
kadang juga jarang sarapan karena
bapaknya kalau pagi jarang
membuatkan sarapan
DO :
- Keadaan lingkungan keluarga Tn.
A cukup bersih tapi terlihat
mainan dan buku anak-anaknya
berserakan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


NO DX DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1 Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga b/d kurang pengetahuan
tentang program terapeutik
2 Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua b/d orang tua tunggal
Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga b/d kurang pengetahuan tentang program
terapeutik
Kriteria Bobot Pembenaran
Sifat masalah 2/3 x 1= 2/3 Bila tidak ditangani menimbulkan
Ancaman kesehatan masalah terhadap kesehatan
Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2= 1 Berkaitan dengan kemampuan Tn.
diubah A mentaati diet makanan sementara
sebagian Tn. A tiap hari membeli masakan
matang
Potensial masalah dapat dicegah 2/3 x 1 = 2/3 Kemampuan keluarga cukup
cukup memadai, walaupun tidak
berlebihan
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Bila tidak segera ditangani dapat
Masalah berat, harus segera menimbulkan masalah kesehatan
ditangani

Jumlah 3 1/3

Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua b/d orang tua tunggal


Kriteria Bobot Pembenaran
Sifat masalah 1/3 x 1= 1/3 Bila tidak ditangani tidak
keadaan sejahtera menimbulkan masalah terhadap
kesehatan
Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2= 1 Berkaitan dengan kesediaan anak
diubah untuk si ayah menikah lagi, atau
sebagian ketrampilan anak membantu
mengerjakan pekerjaan rumah
tangga
Potensial masalah dapat dicegah 2/3 x 1 = 2/3 Kemampuan keluarga cukup
cukup memadai, walaupun tidak
berlebihan
Menonjolnya masalah 1/2 x 1 = 1/2 Bila tidak ditangani tidak
Ada masalah, tetapi tidak perlu menimbulkan masalah kesehatan
ditangani

Jumlah 2 1/2

No Tanggal Diagnosa
Dx. Keperawata Tujuan Kriteria Hasil
n
1. Sabtu, 07 Ketidakefek Setelah dilakukan NOC: NIC:
April 2018 tifan kunjungan keluarga 1. Setelah dilakukan intervensi Setelah
manajemen 3X pertemuan keluarga mampu mengenal keperawatan,
kesehatan diharapkan klien masalah : masalah :
dalam dapat mengetahui • Pengetahuan proses Pengajaran pro
keluarga tentang penyakit 1. Kaji tingk
1. Penyakit darah • Pengetahuan terkait den
tinggi dengan pengobatan spesifik
mendetail • Pengetahuan prosedur 2. Beri info
2. Mau rutin kontrol pengobatan mengenai p
dan minum obat • Pengetahuan 3. Berikan pe
3. Mau menghindari manajemen hipertensi pengajaran
makanan yang • Pengetahuan
dipantang pencegahan hipertensi
2. Keluarga mampu Dukungan pen
memutuskan perawatan 1. Berikan inf
kesehatan klien
2. Bantu ke
pandangan-p
alternatif de
mendukung
3. Keluarga mampu merawat : Peningkatan ke
• Perilaku patuh terhadap 1. dorong an
pengobatan menjaga
• Perilaku kepatuhan : diet hubungan ke
yang dianjurkan 2. monitor stru
• Penyesuaian psikososial : Latihan fisik :
perubahan hidup 1. bantu keluar
fisik (ROM
4. Keluarga mampu memodifikasi Keluarga
lingkungan: lingkungannya
komunikasi,pengambilan Pengajaran : pr
keputusan, proses informasi 1. Informasikan
mengenai la
2. Jelaskan tuj
akan dilakuk
5. Keluarga mampu Rujukan :
memanfaatkan fasilitas 1. Tentukan ap
pelayanan kesehatan : yang tepat te
• Pengetahuan tentang 2. Identifikasi p
sumber-sumber kesehatan 3. Berikan pa
• Perilaku mencari pelayanan informasi ru
kesehatan 4. Bantu un
• Partisipasi keluarga dalam transportasi
perawatan keluarga

2 Sabtu, 07 Resiko Setelah dilakukan NOC : NIC :


April 2018 ketidakmam tindakan 1. Knowledge : Parenting 1. Parenting Pro
puan keperawatan 1 x 24  Pertumbuhan dan  Melakukan k
menjadi jam selama 6 bulan perkembangan anak normal  Mendampin
orang tua orang tua mampu  Tingkah laku anak normal mendapatka
b/d orang membuat,  Kebutuhan keamanan anak perkembang
tua tunggal mempertahankan,  Pencegahan cedera anak
dan meningkatkan  Kebutuhan emosional  Dengarkan
lingkungan yang  Kebutuhan psikologi jangan meny
optimal untuk  Kebutuhan perawatan fisik  Ajarkan ora
pertumbuhan dan tingkah laku
perkembangan 2. Parenting Pro
anak 2. Parenting Performance  Mendampin
1. Mengenal masalah  Mengekspresikan transisi dan u
terkait pertumbuhan pengharapan yang realistis masalah per
dan perkembangan dari peran sebagai orang tua perkembang
anak  Mengekspresikan harga diri  Diskusikan st
2. Dapat mengambil secara positif laku
keputusan yang  Berinteraksi secara positif  Mendukung
tepat untuk dengan anak anak
mengatasi masalah  Menggunakan managemen  Mendampin
3. Melakukan tindakan tingkah laku mengemban
yang tepat dalam  Mempertahankan dan menggu
memberikan komunikasi secara terbuka 3. Abuse Protec
lingkungan yang 3. Abuse Protection  Identifikasi k
optimal untuk anak  Rencana untuk tidak memungkinka
4. Memodifikasi melakukan kekerasan  Identifikasi ke
lingkungan untuk  Implementasi dari rencana (ex: ketidakm
mendukung untuk tidak melakukan anak)
pertumbuhan dan kekerasan  Diskusikan str
perkembangan anak  Dukungan sosial laku
5. Memanfaatkan  Mendukung i
pelayanan anak
kesehatan  Mendamping
mengembang
menggunakan
 Monitor inter
selama obser
 Ajarkan orang
hukuman unt
4. Role Performance 4. Role Enhance
 Performa dari peran keluarga  Mendamping
 Performa dari peran orang mengidentifik
tua  Mendamping
 Melaporkan kenyamanan mengidentifik
dengan pengharapan secara spesifi
 Melaporkan kenyamanan ketidakmamp
dengan perubahan peran  Fasilitasi keun
pengharapan melaksanakan
 Melaporkan kenyamanan  Mendukung k
dengan perubahan peran mengidentifik
pengharapan perubahan pe
5. Knowledge : Health Resource 5. Health Care In
 Strategi untuk mengakses  Mendeskripsi
layanan kesehatan yang akan dii
 Rencana untuk follow-up  Membagi info
keperawatan mengenai pen
kesehatan lai
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO Hari/Tangga Diagnosa Implementasi
l
1. Minggu, Ketidakefektifa 1. membina hubungan saling percaya S: klien/
8 April 2018 n manajemen 2. mengkaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan perna
Pukul 16.00 kesehatan dalam proses penyakit yang spesifik tenta
WIB keluarga 3. memberi informasi kepada keluarga mengenai sebel
perkembangan klien O:
4. memberikan pendidikan kesehatan tentang proses  klie
penyakit me
5. memberikan pengetahuan tentang tanda dan gejala yan
hipertensi yang biasa muncul tep
6. mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya  klie
hipertensi pada klien den
7. mem berikan pengetahuan tentang cara mengontrol A : masa
hipertensi P : lanjut

NO Hari/Tangga Diagnosa Implementasi


l
2. Senin, Ketidakefektifan 1. membina hubungan saling percaya S: kelua
9 April 2018 manajemen 2. mengkaji kembali pengetahuan klien/keluarga tentang darah
Pukul 16.00 kesehatan dalam informasi yang diberikan pada pertemuan ketur
WIB keluarga sebelumnya asin.
3. menjelaskan kembali tentang proses penyakit, nyeri
penyebab, tanda serta gejala penyakit hipertensi O:
4. menghindari jaminan yang kosong semisal bahwa  K
penyakit hipertensi bisa sembuh h
5. mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin A : masa
diperlukan untuk mengontrol penyakit dan mencegah P : lanjut
komplikasi
6. mendiskusikan pilihan terapi atau penanganan
7. mendorong anggota keluarga untuk menjaga atau
mempertahankan hubungan keluarga yang sesuai
8. menginstruksikan pasien mengenal tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatanmenjelaskan tujuan dari perawatan yang
akan dilakukan

NO Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi


3. Kamis, Resiko 1. mendengarkan masalah orang tua dan jangan S: Tn. A
12 April 2018 ketidakmampuan menyalahkan dia a
Pukul 16.00 menjadi orang 2. mendampingi orang tua untuk mendapatkan sema
WIB tua b/d orang tua harapan terkait perkembangan & level kemampuan anak
tunggal anak meng
3. mendiskusikan strategi managemen tingkah laku naka
anak mem
4. mendukung interaksi orang tua dan anak main
O : Klien
men
men
A : masa
P : lanjut
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. TOPIK PENYULUHAN : Keperawatan Keluarga


2. POKOK BAHASAN : Hipertensi
3. SUB POKOK BAHASAN : Pemahaman tentang penyakit
4. WAKTU PERTEMUAN :
HARI : Minggu
TANGGAL : 8 April 2018
PUKUL : 16.00 s/d selesai WIB

A. Tujuan
 Tujuan intruksional umum : Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi,
diharapkan keluarga mampu mengerti, memahami penyebab, tanda dan gejala,
cara mengontrol hipertensi serta makanan yang dianurkan dan harus dihindari
 Tujuan khusus :
 Klien mengetahui tentang pengertian dari penyakit hipertensi.
 Klien mengetahui penyebab dari penyakit hipertensi.
 Klien mengetahui tanda dan gejala dari hipertensi.
 Klien mengetahui cara mengontrol hipertensi
 Klien mengetahui makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari
B. .Sasaran
Anggota keluarga Tn. A
C. Materi penyuluhan
Terlampir
D. Metode
 Ceramah dan demonstrasi
 Tanya jawab dan diskusi
E. Media dan alat
Leaflet dan SAP
F. Kegiatan penyuluhan
Tahap Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Pembukaan Pembukaan : Mendengarkan Ceramah /
(5 menit) Salam pembuka keterangan leaflet
Memperkenalkan diri penyaji
Menjelaskan maksud dan tujuan
Membagikan leaflet
Penyajian Pelaksanaan : Memperhatikan Ceramah
( 15 menit ) Menyampaikan materi : dan
1. Menjelaskan mendengarkan
pengertian hipertensi keterangan
2. Menjelaskan penyaji
penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan
gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang cara
mengontrol hipertensi
5. Menjelaskan makanan yang
dianjurkan dan yang harus
dihindari
Evaluasi Evaluasi : Mendengarkan Ceramah
( 10 menit ) Melakukan tanya jawab dan bertanya
Menutup pertemuan
Penutup Terminasi : Mendengarkan Ceramah
(2 menit ) Salam penutup dan ucapan dan menjawab
terima kasih
G. Evaluasi
 Prosedur : tanya jawab
 Bentuk soal : lisan
 Jumlah soal : 3 pertanyaan yang dilakukan secara lisan diakhir pernyuluhan

Buku Sumber
1. Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI
2. S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC
3. Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
MATERI

1. Pengertian hipertensi
Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Hypertensi didefinisikan sebagai suatu
peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg.

2. Penyebab hipertensi
Penyebab hipertensi antara lain adalah :
 Stres,
 Usia,
 Merokok,
 Obesitas (kegemukan),
 Alkohol,
 Faktor keturunan,
 Faktor lingkungan (gaduh/bising)
 Pola makan tinggi garam (natrium)

3. Tanda dan gejala hipertensi


Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
 Pusing
 Rasa berat di tengkuk
 Mudah marah
 Telinga berdenging
 Sukar tidur
 Sesak nafas
 Mudah lelah
 Mata berkunang-kunang
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala :
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Mual
 Sesak nafas
 Gelisah
 Pandangan kabur karena kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal

4. Cara mengontrol hipertensi


 Kontrol teratur
 Minum obat teratur
 Mengurangi asupan garam dan lemak
 Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
 Berhenti merokok bagi yang merokok
 Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
 Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
 Menghindari ketegangan
 Istirahat cukup
 Hidup tenang

5. Makanan yang dianjurkan dan harus dihindari


Makanan yang dianjurkan, antara lain :
 Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya
 Buah-buahan kecuali buah durian
 Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna
 Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan putih
telurnya saja
 Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung lemak)
Makanan yang harus dihindari, antara lain :
 Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman kaleng
 Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
 Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin
 Mata berkunang-
HIPERTENS
kunang
I
Cara mengontrol

hipertensi

 Kontrol teratur
 Minum obat teratur
 Mengurangi asupan
garam dan lemak
 Mengurangi atau
Penyebab
menghilangkan
Hipertensi:
kebiasaan minum
 Stres,
alkohol
 Usia,
 Berhenti merokok
Oleh :  Merokok,
bagi yang merokok
 Obesitas
 Menurunkan berta
Indah Neila Sari (kegemukan),
1612060 badan bagi yang
 Alkohol,
kegemukan
 Faktor keturunan,
 Olah raga teratur
 Faktor lingkungan
seperti joging, jalan
Sekolah Tinggi Ilmu (gaduh/bising)
cepat, bersepeda,
Kesehatan Patria  Pola makan tinggi
berenang
Husada Blitar garam (natrium)
 Menghindari
Tahun 2018 ketegangan
 Istirahat cukup
 Hidup tenang

Tanda dan gejala


hipertensi
Apa Hipertensi itu ?
 Pusing
peninggian yang
 Rasa berat di
menetap daripada
tengkuk
tekanan darah sistolik
 Mudah marah
di atas 140 mmHg dan
 Telinga berdenging
tekanan diastolik di
 Sukar tidur
atas 90 mmHg
 Sesak nafas
 Mudah lelah
Makanan yang harus
dihindari :
 Makanan yang di
awetkan seperti
makanan kaleng, mie
instant, minuman
kaleng
 Daging merah segar
seperti hati ayam,
sosis sapi, daging
Makanan yang
kambing
dianjurkan :  Makanan berlemak

 Sayur-sayuran hijau dan bersantan tinggi

(kecuali daun serta makanan yang

singkong, daun terlalu asin

melinjo dan
melinjonya)
 Buah-buahan
(kecuali buah
durian)
 Ikan laut tidak asin
terutama ikan laut
air dalam seperti
kakap dan tuna
 Telur boleh
dikonsumsi maksimal
2 butir dalam 1
minggu dan
diutamakan putih
telurnya saja
 Daging ayam
(kecuali kulit,
jerohan dan otak
karena banyak
mengandung lemak)
RESUME KEPERAWATAN KELUARGA
Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Profesi Ners Keperawatan Keluarga
Dibimbing oleh : Ns. Bisepta Prayogi S.Kep.M.Kep
INDAH NEILA SARI
NIM. 1612060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA BLITAR
2018
RESUME KELUARGA
IDENTIFIKASI DATA
I. IDENTITAS
Nama : Ny. R
Umur : 53 th
Diangnosa medis : Gastritis
Tanggal pengkajian : 7 April 2018

II. Pengkajian
Data subjektif
Ny. R mengatakan sudah 10 tahun menderita penyakit maag. Pola makan keluarga
kadang tidak teratur, pagi jarang sarapan. Ny. R dan keluarga mempunyai kebiasaan
makan makanan pedas karena kalau tidak pedas terasa tidak enak. Ny. R jarang
periksa bila maagnya kambuh, hanya membeli obat yang dijual di warung atau
apotek. Akhir-akhir ini Nn. I juga sering mengeluh ulu hati perih dan sering
kembung.
Data objektif
TD : 120/80mmhg
Nyeri tekan epigastric

III. Diagnosa keperawatan


Ketidakmampuan koping keluarga b/d merawat anggota keluarga yang sakit

IV. Rencana intervensi keperawatan keluarga


Setelah dilakukan intervensi diharapkan keluarga mampu mengenal masalah
pencegahan kambuhnya penyakit maag :
 Berikan penjelasan pada keluarga tentang cara mengurangi/mencegah
terjadinya maag
 Berikan penjelasan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita
maag/gastritis yaitu diet tidak pedas atau asam
 Anjurkan kepada keluarga untuk menyiapkan makanan sesuai dengan diet
maag untuk Ny. R dan Nn. I
 Anjurkan kepada keluarga untuk makan secara teratur dan usahakan agar
pagi selalu sarapan
 Anjurkan pada keluarga memeriksakan Ny. R dan Nn. I bila timbul keluhan
ke pelayanan kesehatan terdekat
V. Implementasi ( Hari Senin, 9 April 2018 )
 Membina hubungan saling percaya
 Memberikan penjelasan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan
penderita maag/gastritis yaitu diet tidak pedas atau asam
 Menganjurkan kepada keluarga untuk menyiapkan makanan sesuai dengan
diet maag untuk Ny. R dan Nn. I
 Menganjurkan kepada keluarga untuk makan secara teratur dan usahakan
agar pagi selalu sarapan
 Menganjurkan pada keluarga memeriksakan Ny. R bila timbul keluhan ke
pelayanan kesehatan terdekat
Evaluasi
S:
 keluarga dan Ny. R mengatakan telah mengerti tentang apa yang
disampaikan
 keluarga dan Ny. R mengatakan akan berusaha untuk mengurangi makanan
pedas dan asam, dan juga akan makan secara teratur, dan akan
mengusahakan untuk selalu sarapan
 Ny. R dan Nn. I juga mengatakan akan memeriksakan diri ke palayanan
kesehatan terdekat jika ada keluhan
O:
 keadaan umum Ny. R cukup baik
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

VI. Implementasi ( Hari Kamis, 12 April 2018 )


 Membina hubungan saling percaya
 Mereview/mengkaji kembali pengetahuan keluarga tentang diet yang sesuai
dengan penderita maag/gastritis
 Mengkaji kembali cara keluarga menyiapkan makanan sesuai dengan diet
maag untuk Ny. R dan Nn. I
 Mengingatkan kembali kepada keluarga untuk makan secara teratur dan
usahakan agar pagi selalu sarapan
 Mengingatkankan kembali pada keluarga untuk memeriksakan Ny. R bila
timbul keluhan ke pelayanan kesehatan terdekat
Evaluasi
S:
 Keluarga dan Ny. R mengatakan kalau sakit maag gak boleh makan pedas
dan kecut
 keluarga dan Ny. R mengatakan akan berusaha untuk mengurangi makanan
pedas dan asam, dan juga akan makan secara teratur, dan akan
mengusahakan untuk selalu sarapan
 Ny. R dan Nn. I juga mengatakan akan memeriksakan diri ke palayanan
kesehatan terdekat jika ada keluhan
O:
 keadaan umum Ny. R cukup baik
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
RESUME KELUARGA

IDENTIFIKASI DATA
I. IDENTITAS
Nama : Tn. An
Umur : 49 th
Diagnosa medis :-
Tanggal pengkajian : 8 April 2018

II. Pengkajian
Data subjektif
Keluarga mengatakan bahwa memelihara sapi sudah lama dan tidak mempunyai
pembuangan khusus untuk kotoran sapi.
Data objektif
Terlihat kandang sapi di sebelah sumur dengan kotoran terlihat menggunung dan
dikerubuti lalat. Kandang ini bersebelahan dengan dapur.
Tampak anak Tn. An yang masih berumur 2 tahun bermain-main di lantai dapur.

III. Diagnosa keperawatan


Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan perkembangan anggota keluarga berhubungan dengan ketidak tahuan
pentingnya sanitasi lingkungan.

IV. Rencana intervensi keperawatan keluarga


Setelah dilakukan intervensi keluarga diharapkan mampu mengenal masalah sanitasi
yang sehat:
 Tanyakan kepada keluarga apakah keluarga mengerti tentang pentingnya
kesehatan lingkungan
 Berikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang pentingnya kesehatan
 Jelaskan kepada keluarga mengenai akibat-akibat yang akan timbul akibat sanitasi
lingkungan yang buruk
 Berikan motivasi kepada keluarga untuk selalu membersihkan kotoran ternak, dan
usahakan limbah ternak bisa dibuang di tempat yang jauh dari sumber air
 Tanyakan kembali apakah keluarga mengerti tentang penjelasan yang telah
diberikan
V. Implementasi ( Selasa, 10 April 2018 )
 Menanyakan kepada keluarga apakah keluarga mengerti tentang pentingnya
kesehatan lingkungan
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang pentingnya
kesehatan
 Menjelaskan kepada keluarga mengenai akibat-akibat yang akan timbul akibat
sanitasi lingkungan yang buruk
 Memberikan motivasi kepada keluarga untuk selalu membersihkan kotoran
ternak, dan usahakan limbah ternak bisa dibuang di tempat yang jauh dari
sumber air
 Menanyakan kembali apakah keluarga mengerti tentang penjelasan yang telah
diberikan

Evaluasi
S:
 Tn. An dan keluarga mengatakan telah mengerti tentang apa yang
disampaikan, namun belum bisa untuk segera melaksanakan dengan alasan
keterbatasan lahan dan juga biaya
O:
 Tn. An dan keluarga tampak memahami
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

VI. Implementasi ( Kamis, 12 April 2018 )


 Menanyakan kembali kepada keluarga tentang pentingnya kesehatan lingkungan
 Menanyakan kembali mengenai akibat-akibat yang akan timbul akibat sanitasi
lingkungan yang buruk
 Memberikan motivasi kepada keluarga untuk selalu membersihkan kotoran
ternak, dan usahakan limbah ternak bisa dibuang di tempat yang jauh dari
sumber air

Evaluasi
S:
 Tn. An dan keluarga mengatakan bahwa lingkungan yang buruk bisa
mendatangkan bermacam penyakit, lingkungan yang sehat bisa membuat badan
tetap sehat
O:
 Tn. An dan keluarga tampak memahami dan bisa menjelaskan
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai