Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU HAMIL DENGAN


KISTA
Disusun oleh:
Kelompok 9
~ Nurul Adha ( 220015 )
A. Konsep Medis

1. Definisi
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air,
dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb,
2007).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding
tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi
pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus
oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium
(Agusfarly, 2008).
2. Anatomi fisiologi

Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di


belakang tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada
tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus, yang
memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira
setinggi spina illiaka anterior superior, dan ligamentum ovarii
propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,ovarium
dapat digerakkan.Ovarium memiliki asal yang sama (homolog)
dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai
sebuah almond berukuran besar.
3. Etiologi

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab


inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara
beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista
yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh
karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel
adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium.
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada
beberapa factor pemicu yaitu :
1. Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Merokok dan konsumsi alkohol
e. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f. Sering stress
g. Zat polutan
2. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi
memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu
sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen
, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi,
protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen
pemicu kanker.
4. Klasifikasi

1. Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda
sebagian akibat folikel de graft yang matang karena tidak dapat
meyerap cairan setelah ovulsi.kista ini bisanya asimptomotik keculi
jika robek.dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri pada
panggul.jika kista tidak robek,bisanya meyusut setelah 2-3 siklus
menstrusi.
2. Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari
progesterone akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum
ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari, keterlambatan
mens dan siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang.
Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal.
Biasanya kista corpus luteum hilang dengan selama 1-2 siklus
menstruasi.
3. Syndroma rolycystik ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari
estrogen yang terlalu tinggi, testosoron dan luteinizing hormone
dan penurunan sekresi fsh. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas,
hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur,
infertelitas.
4. Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang
akibat lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik
gonadotropine( HCG ).
5. Patofisiologi

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-
kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat
terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih.
6. Tanda Dan Gejala

Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari :


1. Gejala akibat pertumbuhan
a) Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
b) Mengganggu miksi atau defekasi
c) Tekanan tumor dapat menimbulkan konstipasi atau edema pada tungkai
bawah
2. Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila
berhubungan dengan tumor menimbulkan gangguan menstruasi, tumor sel
granulase
3. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
a) Perdarahan ke dalam kista (intra tumor)
Bila terjadi perdarahan dalam jumlah yang banyak dapat
menimbulkan nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan
cepat.
b) Robek dinding kista
Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga
isi kista tumpah ke dalam ruang abdomen.
c) Degenerasi ganas kista ovarium
Keganasan kista ovarium sering dijumpai :
a. Kista pada usia sebelum menarche
b. Kista pada usia diatas 48 tahun
d) Sindrome Meigs
Sindrom yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat
fibroma ovari, acites dan hidrothorak dengan tindakan operasi
fibroma ovari maka sindroma akan menghilang dengan sendirinya.
Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista
ovarium :
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air
kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat
menyebar ke punggung bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti
pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan
penanganan kesehatan segera:
1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah
7. Komplikasi

1. Perdarahan intra tumor


Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak
dan memerlukan tindakan yang cepat.
2. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen,
mengganggu aktifitas sehari-hari.
4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi
kista tumpah kedalam rungan abdomen.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia
diatas 45 tahun.
8. Pemeriksaan penunjang

1. Ultrasonografi ( USG )
2. Laparoskopi
3. Hitung darah lengkap
4. Foto Rontgen
9. Penatalaksanaan Medis

1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui


tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat
kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan
abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen
yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat.
4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien
tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan
analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang
perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi,
perawatan insisi luka operasi.
B. Konsep Keperawatan

PENGAKAJIAN
1. Data biografi klien
2. Aktivitas/Istirahat
Kelemahan atau keletihan. Perubahan pola istirahat dan jam
kebisaan tidur, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
misal : nyeri, ansietas, keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan
latihan.
3. Sirkulasi
Palpitasi, nyeri dada, perubahan pada TD
4. Integritas ego
Faktor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang
perubahan dalam penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak
berdaya, putus asa,depresi,menarik diri.
5. Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi misal:darah pada feces,nyeri pada
defekasi, perubahan eliminasi urinarius misalnya: nyeri,
perubahan pada bising usus.
6. Makanan/cairan
Anoreksia, mual / muntah.intoleransi makanan, perubahan
pada berat badan penurunan BB, perubahan pada kelembaban /
turgor kulit, edema.
7. Neurosensori
Pusing, sinkop
8. Nyeri / kenyamanan
Tidak ada nyeri / derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan
ringan sampai nyeri berat ( dihubungkan dengan proses penyakit ).
9. Pernapasan
Merokok, pemajanan abses
10. Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari
lama, berlebihan, demam, ruam kulit / ulserasi.
11. Seksualitas
Perubahan pada tingkat kepuasan
12. Interaksi social
Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung, riwayat
perkawinan, masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.
13. Penyuluhan / pembelajaran
Riwayat penyakit pada kelurga, riwayat pengobatan, pengobatan
sebelumnya atau operasi.
2. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan


dengan insisi pada abdomen
2. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan
perawatan luka operasi yg kurang adequat.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
pengangakatan bedah kulit.( jaringan, perubahan sirkulasi).
4. Gangguan eliminasi urine (retensio)berhubungan dengan
penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada daerah
sekitarnya, gangguan sensorik/motorik.
5. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
6. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan
perdarahan pervaginam berlebihan.
7. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran
tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam
masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual.
3. Intervensi

Diagnosa I
Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan
insisi pada abdomen.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil : skala nyeri 0, pasien mengungkapkan berkurangnya
rasa nyeri, tanda-tanda vital normal.
Diagnosa II
Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi yg
kurang adequat.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada
peningkatan leukosit).
Diagnosa III
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah kulit.
( jaringan, perubahan sirkulasi).
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan kulit yang berat.
Kriteria hasil : kulit tidak terlihat berwarna merah.
Diagnosa IV
Ganguan eliminasi urine (retensio)berhubungan dengan penekanan oleh
massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnya, gangguan
sensorik/motorik.
Tujuan : pola eliminasi urine kembali normal
Kriteria hasil :
Klien memehami terjadinya retensi urine
Klien bersedia melakukan tindakan untuk mengurangi retensi urine.
Diagnosa V
Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
Tujuan : Pasien mengetahui tentang efek sawing dari
operasinya.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan memahami tentang kondisinya.
Diagnosa VI
Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan
pervaginam berlebihan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak
terjadi kekurangan volume cairan tubuh.
Kriteria hasil :
Tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan cairan.
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Diagnosa VII
Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang
ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah
kewanitaan, akibat pada hubungan seksual.
Tujuan : tidak terjadi gangguan konsep diri.
Kriteria hasil :
Klien dapat menerima kondisinya
Klien tenang.
4. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan langkah keempat dalam


tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi
keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan.
5. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan


dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai