Anda di halaman 1dari 8

161

PERILAKU IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DALAM


MENGATASI EMESIS GRAVIDARUM

Ni Nyoman Hartati
Nengah Runiari
Ni Made Mali Rahayu
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Email :ninyomanhartati@yahoo.co.id

Abstract : Primigravida First Trimester Behavior In Dealing With Emesis


Gravidarum. To prevent the adverse effects that occur in the mother and fetus is
required behaviors that support. The purpose of this study is to describe the behavior of
primigravida first trimester In Overcoming morningsickness. This study used a
descriptive approach to thedesign cross-sectionalusing saturation sampling technique
on a sample of 32 respondents to the questionnaire as a data collection tool. The results
showed that the level of knowledge the majority of respondents have a level of
knowledge pretty much as 17 respondents (53%), on the attitude of the majority of
respondents have an attitude that is favorable as many as 22 respondents (69%), and on
the actions of the majority of respondents have enough action as much as 22
respondents ( 69%).

Abstrak : Perilaku Ibu Primigravida Trimester I Dalam Mengatasi Emesis


Gravidarum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan Perilaku Ibu
Primigravida Trimester I Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriftif dengan rancangan cross-sectional menggunakan
teknik sampling jenuh pada sampel sebanyak 32 responden dengan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpul data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan responden sebagian responden memiliki tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 17 responden (53%), pada sikap mayoritas responden memiliki sikap yang
favorable sebanyak 22 responden (69%), dan pada tindakan sebagian responden
memiliki tindakan yang cukup sebanyak 22 responden (69%).

Kata kunci : Perilaku, Ibu Primigravida Trimester I, Emesis Gravidarum

Kehamilan adalah kondisi yang suatu pencegahan dan perawatan (Janiwarty,


menimbulkan perubahan fisik maupun 2013).
psikososial seorang wanita karena Trimester pertama sering dianggap
pertumbuhan dan perkembangan alat sebagai periode penyesuaiaan. Pada bulan –
reproduksi dan janinnya. Banyak faktor bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan
yang mempengaruhi kehamilan dari dalam mual, hal ini mungkin dikarenakan kadar
maupun dari luar yang dapat menimbulkan estrogen yang meningkat. Setiap wanita
masalah terutama bagi wanita yang pertama hamil akan mengalami proses penyesuaian
kali hamil (Sulistyawati, 2009). Perubahan tubuh terhadap kehamilannya sesuai dengan
sistem didalam tubuh ibu terjadi dalam tahap trimester yang sedang ia jalani.
proses kehamilan yang semuanya Trimester pertama merupakan awal
membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik trimester yang menimbulkan berbagai
maupun psikologis. Di dalam proses respon pada ibu hamil. Respon yang paling
adaptasi tersebut ibu akan mengalami berpengaruh pada ibu hamil adalah mual
ketidaknyamanan yang merupakan suatu hal dan muntah. Mual dan muntah pada
yang fisiologis namun tetap perlu diberikan kehamilan disebut dengan Emesis

161
162 Jurnal Gema Keperawatan.Volume 10, Nomor 2, Desember 2017. hlm 161 - 168

Gravidarum. Emesis Gravidarum studi yang dilakukan oleh Hollyer et al


merupakan keluhan umum yang menunjukkan bahwa 50% wanita pekerja
disampaikan pada kehamilan muda yang dilaporkan mengalami penurunan efisiensi
terjadi akibat peningkatan hormon estrogen, dalam bekerja akibat mual dan muntah
progesteron, dan dikeluarkannya human selama kehamilan, sedangkan 25-66%
chorionic gonadothoropine plasenta wanita hamil lainnya berhenti bekerja akibat
(Manuaba, 2010). Gejala emesis gravidarum gejala mual dan muntah tersebut.
sering terjadi pada umur kehamilan 9-10 Apabila mual muntah tidak ditangani
minggu. Kejadian ini makin berkurang dan dengan baik maka pekerjaan sehari-hari
selanjutnya diharapkan berakhir pada usia menjadi terganggu dan keadaan umum
kehamilan 12-14 minggu. Sebagian kecil menjadi buruk sehingga terjadi mual muntah
dapat berlanjut sampai usia kehamilan 20-24 yang berlebihan (Hyperemesis Gravidarum).
minggu (Manuaba, 2008). Emesis Mual muntah yang berlebihan dapat
gravidarumterjadi pada 60%-80% menyebabkan cairan tubuh semakin
primigravida dan 40%-60% multigravida. berkurang dan terjadi hemokonsentrasi yang
Pada sebagian besar primigravida belum dapat memperlambat peredaran darah
mampu beradaptasi dengan hormon estrogen sehingga dapat mempengaruhi tumbuh
dan Human Chrorionic Gonadothropin kembang janin, dan juga dapat mengganggu
(hCG) sehingga lebih sering mengalami aktivitas kehidupan sehari-hari dan
keluhan emesis gravidarum. Pada menyebabkan kekurangan cairan,
multigravida dan grandemultigravida sudah terganggunya keseimbangan elektrolit
mampu beradaptasi dengan hormon estrogen (Wiknjosastro, 2005; Manuaba, 2010)
dan hCG karena sudah memiliki Upaya yang dapat dilakukan agar tidak
pengalaman terhadap kehamilan dan terjadi keadaan yang berbahaya bagi ibu dan
melahirkan (Wiknjosastro, 2005). Mual dan janinnya, dapat dilakuan dengan
muntah paling sering terjadi pada trimester I penanganan farmakologis dan
kehamilan, namun sekitar 12% ibu hamil nonfarmakologis. Penanganan farmakologis
masih mengalami hingga 9 bulan (Sarwono, seperti pemberian vitamin B kompleks, dan
2008). Mual biasanya terjadi pada pagi hari vitamin B6 (Manuaba, 2010). Penanganan
tetapi dapat pula timbul setiap saat pada nonfarmakologis dilakukan dengan cara
malam hari. Keluhan mual muntah pemberian penyuluhan kepada ibu dengan
merupakan hal yang fisiologis, akan tetapi tujuan dapat melakukan penanganan emesis
apabila keluhan ini tidak segera diatasi maka gravidarum dan dapat mencegah terjadinya
akan menjadi hal yang patologis. Mual dan dampak yang berkelanjutan seperti
muntah sering kali diabaikan karena hyperemesis gravidarum.
dianggap sebagai sebuah konsekuensi Berdasarkan penelitian yang dilakukan
normal diawal kehamilan tanpa mengetahui Vera (2013) Tentang Analisa Perilaku
dampak hebat yang ditimbulkan Tiran Mengatasi Neusea Vomiting Pregnancy di
(dalam Yulia dan Dewi, 2006). BPM Ika Rofiati Ds. Bancangan Kec.
Tiran (dalam Yulia & Dewi, 2006) Sambit Kab. Ponorogo tahun 2013 dengan
mengutip studi prospektif Lacroix et alpada jumlah responden 32 orang, di dapatkan
tahun 2000 yang menemukan bahwa 1,8% sebagian besar ibu mempunyai perilaku
ibu hamil mengalami mual pada pagi hari, negatif 62% dari 20 responden dan perilaku
sedangkan pada 80% penderita mual dapat positif sebesar 38% dari 12 responden. Hal
berlangsung sepanjang hari. Menurut tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
Hollyer et al (dalam Yulia & Dewi, 2006), tentang emesis gravidarum yang dalam
secara psikologis, mual dan muntah selama katagori rendah. Pengetahuan ibu
kehamilan mempengaruhi lebih dari 80% merupakan salah satu faktor yang dapat
wanita hamil serta menimbulkan efek mempengaruhi sikap dan tingkah laku
signifikan terhadap quality of life. Sebuah dalam melakukan perawatan terhadap

162
Ni Nyoman Hartati, Perilaku Ibu Primigravida Trimester I Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum 163

kehamilannya. Hal ini didukung oleh keluhan itu datang, mereka hanya
penelitian yang dilakukan (Jojor, 2011) membiarkannya dan tetap melakukan
Tentang Perilaku Primigravida dalam aktivitasnya. Dalam upaya mencegah
Mengatasi Mual Muntah Pada Masa dampak buruk pada masa kehamilan, seperti
Kehamilan di Klinik Bersalin Citra II hyperemesis gravidarum, diperlukan
Medan Tahun 2011, dengan jumlah populasi perilaku yang mendukung menuju
sebanyak 85 orang, yaitu di dapatkan tingkat perubahan yang lebih baik, khususnya bagi
pengetahuan baik sebesar 37,7%, ibu primigravida (Manuaba 2008). Perilaku
pengetahuan sedang 54,1%, tingkat adalah tindakan atau perubahan suatu
pengetahuan kurang sebesar 8,2%, penilaian organisme yang dapat diamati dan bahkan
sikap positif sebesar 80%, sikap negatif dapat dipelajari. Oleh sebab itu, perilaku ibu
sebesar 20%, sedangkan untuk tindakan baik dalam mengatasi emesis gravidarum perlu
sebesar 23,6%, tindakan sedang sebesar diketahui mengingat pentingnya hal tersebut
75,3%, dan tindakan kurang kurang sebesar antara lain untuk mencegah atau
1,1%. mengurangi komplikasi yang terjadi pada
saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
untuk mengetahui Perilaku Ibu Primigravida
yang dilakukan pada tanggal 14 Januari
Trimester I Dalam Mengatasi Emesis
2017 di Puskesmas IV Denpasar Selatan,
Gravidarum.
jumlah kunjungan ibu hamil pada tahun
2016 sebanyak 1868 orang. Jumlah
kunjungan ibu hamil setiap bulannya rata- METODE
Desain penelitian ini yang digunakan
rata sebanyak 155 orang. Berdasarkan data
yaitu deskriptif observasional dengan
sekunder yang diperoleh dari kunjungan ibu
pendekatan cross sectional. Sampel
hamil tahun 2016 ditemukan sebagian besar
berjumlah 32 orang ibu primigravida
ibu hamil 76,95% mengeluh mengalami
trimester I yang berkunjung ke Puskesmas
mual muntah, baik pada ibu primigravida
IV Denpasar Selatan. Sampel didapatkan
maupun ibu multigravida. Dari beberapa ibu
dengan menggunakan teknik sampel jenuh
hamil yang mengalami keluhan mual
yaitu teknik penentu sampel bila semua
muntah terdapat data ibu hamil yang
anggota populasi digunakan sebagai sampel
mengalami mual muntah yang berlebihan
(Setiadi, 2013). Penelitian ini dilaksanakan
(hyperemesis gravidarum) pada tahun 2016
yang dirawat inap di Puskesmas IV di Puskesmas IV Denpasar Selatan,
berdasarkan atas pertimbangan jumlah ibu
Denpasar Selatan, yaitu sebanyak 7 orang
hamil yang berkunjung cukup banyak yaitu
(0,37%). Dari lima orang ibu primigravida
berjumlah 1868 orang pada tahun 2016,
dengan keluhan mual muntah yang berhasil
dengan rata-rata perbulan 155 orang.
diwawancarai selama dua hari, yaitu pada
Pengambilan data dilakukan pada bulan
tanggal 14 dan 15 Januari 2017, lima orang
April sampai dengan bulan Mei 2017
ibu mengatakan kurang tahu tentang
dengan menggunakan kuesioner. Data
pengertian, penyebab, gejala, dan akibat dari
dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu
emesis gravidarum, selain itu ibu juga
dengan persentase tingkat pengetahuan,
memiliki sikap yang kurang mendukung
sikap dan tindakan ibu primigravida
dalam mengatasi mual muntah. Tindakan
trimester I dalam mengatasi emesis
yang ibu lakukan dalam mengatasi mual dan
gravidarum.
muntahnya, yaitu dengan meminum air
putih dan menghentikan aktivitasnya jika
sudah mengganggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Didinkaem (dalam Jojor, 2011)
Wanita hamil yang mengalami mual muntah Hasil penelitian tentang karakteristik
kebanyakan tidak mengetahui cara subyek penelitian didapatkan sebagai
mengatasi keluhan mual muntah. Saat berikut :

163
164 Jurnal Gema Keperawatan.Volume 10, Nomor 2, Desember 2017. hlm 161 - 168

Tabel1. Distribusi Responden Berdasarkan


Usia, Pendidikan, Pekerjaan

No Karakteristik Frekuensi Persentase


(%)
(f)
1 Usia
a. <20 2 6%
b. 20-35 30 94% Gambar 1. Tingkat Pengetahuan Responden
Total 32 100% Tentang Emesis Gravidarum
2 Pendidikan Berdasarkan data pada gambar satu
terakhir tersebut, dari 32 responden didapatkan
a. SD bahwa sebagian responden memiliki tingkat
3 9%
pengatahuan cukup yaitu sebanyak 17
b. SMP 8 25% responden (53%).
c. SMA 17 53%
d. PT 4 13%
Total 32 100%
3 Pekerjaan
a. Tidak 12 37%
bekerja
b. PNS 1 3%
c. Pegawai 14 44% Gambar 2. Sikap Responden Tentang
swasta
Emesis Gravidarum
d. Wiraswasta
5 16%
Berdasarkan data pada gambar dua di
Total 32 100% atas, dari 32 responden didapatkan bahwa
mayoritas responden memiliki sikap
favorable tentang emesis gravidarum
Berdasarkan pada tabel diatas sebanyak 22 responden (69%).
menunjukkan bahwa dari 32 responden
didapatkan hampir seluruh responden pada
rentang usia 20 – 35 tahun yaitu sebanyak
30 responden (94%). Dilihat dari
karakteristik pendidikannya hampir
sebagian responden dengan pendidikan
akhir SMA sebanyak 17 responden (53%)
dan sebagian responden sebagai pegawai
swasta yaitu sebanyak 14 responden (44%).

Gambar 3. Tindakan Responden Dalam


Mengatasi Emesis Gravidarum

164
Ni Nyoman Hartati, Perilaku Ibu Primigravida Trimester I Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum 165

Berdasarkan data pada gambar tiga di semakin mudah menerima informasi. Hal ini
atas, dari 32 responden didapatkan bahwa sejalan dengan pendapat Wawan dan Dewi
sebagian responden memiliki tindakan (2010), dimana pendidikan dapat
cukup yaitu sebanyak 22 responden (69%). mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku seseorang akan pola hidup terutama
dalam motivasi untuk sikap berperan serta
Tingkat pengetahuan ibu primigravida
dalam pembangunan.
trimester I tentang emesis gravidararum
Sementara itu jika dilihat dari segi
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32
pekerjaan, sebagian besar responden sebagai
responden ibu primigravida trimester I
pegawai swasta (44%). Dengan bekerja ibu
didapatkan bahwa tingkat pengetahuan
akan dapat memperoleh pengetahuan yang
responden sebagian memiliki tingkat
lebih luas dan mampu mencermati informasi
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 17
yang diterima termasuk juga informasi
responden (53%), tingkat pengetahuan
tentang mual muntah pada masa kehamilan.
kurang sebanyak enam responden (19%)
Hal ini sejalan dengan pendapat Wawan dan
dan tingkat pengetahuan baik sebanyak
Dewi (2010) dimana disebutkan lingkungan
sembilan responden (28%). Hasil penelitian
pekerjaan dapat membuat seseorang
ini menunjukkan hasil yang serupa dengan
memperoleh pengalaman dan pengetahuan
penelitian yang dilakukan Rosiana (2012)
baik secara langsung maupun tidak
dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu
langsung.
Hamil Trimester I Tentang Emesis
Gravidarum Di Bps Mitra Ibu Karanganyar Berdasarkan data hasil penelitian
Sragen. Pada hasil penelitiannya mengenai tingkat pengetahuan tentang
menunjukkan sebagian besar ibu hamil emesis gravidarum di Puskesmas IV
trimester I memiliki tingkat pengetahuan Denpasar Selatan, di dapatkan bahwa
cukup sebanyak 19 responden (63,3%), tingkat pengetahuan responden tentang
tingkat pengetahuan baik sebanyak enam emesis gravidarum sebagian responden
responden (20%), dan tingkat pengetahuan memiliki tingkat pengetahuan yang cukup
kurang sebanyak lima responden (16,7%). yaitu sebanyak 17 responden (53%) dari 32
responden. Hal ini disebabkan karena dilihat
Wawan dan Dewi (2010)
dari program KIA sudah dilakukan
mengungkapkan terdapat dua faktor yang
penyuluhan tentang emesis gravidarum
dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu
tetapi sifatnya individu dan perlu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
ditingkatkan dengan menggunakan media,
internal yang mempengaruhi pengetahuan
seperti pemberian leaflet, karena melihat
meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.
masih ada enam responden (19%) memiliki
Jika dilihat dari segi usia, mayoritas
tingkat pengetahuan yang kurang. Menurut
responden pada rentang usia 20 – 35 tahun
Notoatmodjo (2007) pengetahuan
pada penelitian ini yang berjumlah 30
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
responden (94%). Semakin tinggi usia
setelah orang melakukan pengindraan
seseorang maka semakin tinggi pula tingkat
terhadap suatu obyek tertentu. Dari
pengetahuannya. Hal ini terkait dengan
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
pendapat Mubarak (2007) yang mengatakan
perilaku yang didasari oleh pengetahuan
bahwa semakin dewasa seseorang maka
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
pengalaman hidupnya juga semakin
tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut
bertambah.
Mubarak (2007) Perbedaan tingkat
Dilihat dari segi pendidikan, hampir pengetahuan responden sangat bervariasi.
sebagian responden (53%) dengan Hal ini didukung oleh faktor yang
pendidikan terakhir SMA. Pada umumnya mempengarhuinya yaitu pendidikan,
semakin tinggi pendidikan seseorang maka pekerjaan, umur, minat dan sumber

165
166 Jurnal Gema Keperawatan.Volume 10, Nomor 2, Desember 2017. hlm 161 - 168

informasi. Dari hal tersebut pemberian yang dapat mempengaruhi sikap yaitu
informasi tentang emesis gravidarum oleh pendidikan dan akses informasi. Dilihat dari
petugas kesehatan kepada ibu hamil segi pendidikan mayoritas responden
khususnya ibu primigravida sangat berpendidikan SMA 17 responden (53%)
diperlukan guna untuk mencegah dampak dan terdapat responden yang berpendidikan
yang ditimbulkan seperti hyperemesis terakhir perguruan tinggi 4 responden (13%)
gravidarum. sehingga hal ini dapat mendukung sikap ibu
yang favorable. Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh responden
Sikap ibu primigravida trimester I
maka pengetahuannya akan semakin baik,
tentang emesis gravidarum
selain itu semakin banyak informasi yang di
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap dapat oleh responden maka pengetahuannya
32 responden ibu primigravida didapatkan akan semakin luas pula, sehingga akan
bahwa sikap responden terdiri dari dua terbentuk sikap yang favorable (Wawan dan
katagori yaitu sikap favorable, dan sikap Dewi, 2010).
unfavorable. Menurut hasil yang didapatkan
Sikap merupakan kesiapan atau
mayoritas responden memiliki sikap
kesediaan untuk bertindak dan bukan
favorable sebanyak 22 responden (69%),
merupakan pelaksanaan motif tertentu.
sedangkan yang memiliki sikap unfavorable
Dalam kata lain, fungsi sikap belum
sebanyak 10 responden (31%).Hasil
merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau
penelitian ini serupa dengan penelitian yang
aktivitas, akan tetapi merupakan
dilakukan Riva (2016) dengan judul
predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi
Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester I
(tertutup) (Notoatmodjo 2007). Sikap ibu
Dalam Menghadapi Emesis Gravidarum Di
yang mendukung (favorable) diharapkan
Wilayah Kerja Puskesmas Kalasan
menjadi motivasi yang kuat dalam
Yogyakarta. Pada hasil penelitiannya
mengatasi keluhan mual muntah (emesis
menunjukkan mayoritas ibu memiliki sikap
gravidarum). Berdasarkan penilaian sikap
yang favorable sebanyak 21 responden
ditunjukkan oleh ibu primigravida, dapat di
(53,8%), sedangkan yang memiliki sikap
tarik kesimpulan bahwa mayoritas
unfavorable sebanyak 18 responden
responden memiliki sikap yang mendukung
(46,2%).
(favorable).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Tindakan ibu primigravida trimester I
Dilihat dari variabel pengetahuan yang dalam mengatasi emesis gravidarum
mana persentase tingkat pengetahuan ibu Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32
primigravida yang cukup 53%, dan baik responden ibu primigravida didapatkan
28%, dapat mendukung sikap ibu bahwa tindakan responden terdiri dari tiga
primigravida terhadap emesis gravidarum. katagori yaitu tindakan baik, tindakan cukup
Persentase tingkat pengetahuan yang kurang dan tindakan kurang. Sebagian responden
juga berpengaruh terhadap sikap ibu
memiliki tindakan cukup yaitu sebanyak 22
primigravida yang tidak mendukung responden (69%), tindakan baik sebanyak
(unfavorable). Hal ini sesuai dengan empat responden (12%) dan tindakan
pendapat Notoatmodjo (2007) yang kurang sebanyak enam responden (19%).
mengatakan bahwa dalam menentukan sikap Berdasarkan hasil penelitian tersebut
seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan, menunjukkan sebagian ibu primigravida
pikiran, keyakinan dan emosi. Selain itu memiliki tindakan cukup dalam mengatasi
terbentuknya sikap responden juga dapat emesis gravidarum. Hal ini disebabkan
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti karena ibu belum berpengalaman dalam
yang dikemukakan Azwar (2008) faktor

166
Ni Nyoman Hartati, Perilaku Ibu Primigravida Trimester I Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum 167

mengatasi emesis gravidarum. Selain itu kriteria inklusi sebanyak 32 responden,


informasi tentang emesis gravidarum dapat disimpulkan bahwa gambaran perilaku
kepada petugas kesehatan perlu ditingkatkan ibu primigravida trimester I dalam
sehingga ibu dapat mengatasi emesis mengatasi emesis gravidarum di Puskesmas
gravidarum dengan baik. IV Denpasar Selatan Tahun 2017 sebagai
berikut : Sebagian responden memiliki
Pemberian KIE tentang emesis
tingkat pengetahuan cukup tentang emesis
gravidarum sangat berguna bagi ibu agar
gravidarum yaitu sejumlah 17 responden
ibu dapat mengatasi mual dan muntahnya
(53%). Dilihat dari sikap, didapatkan hasil
dengan baik. Hal ini sejalan dengan
penelitian bahwa mayoritas responden
pendapat Tiran (dalam Jojor, 2011) yang
memiliki sikap favorable atau sikap yang
menyatakan dimana penyuluhan tentang
mendukung yaitu sejumlah 22 responden
mual muntah pada masa kehamilan sangat
(69%). Dilihat dari tindakan ibu
berhubungan dengan tindakan yang
primigravida trimester I dalam mengatasi
dilakukan ibu dalam mengatasi mual dan
emesis gravidarum di dapatkan sebagian
muntahnya. Selain itu karakteristik ibu yang
besar ibu mempunyai tindakan yang cukup
meliputi usia, pendidikan dan pekerjaan juga
yaitu 22 responden (69%)
dapat mempengaruhi tindakan ibu dalam
mengatasi emesis gravidarum. Hal ini sesuai DAFTAR RUJUKAN
dengan penelitian yang dilakukan oleh Azwar Saifpuddin, 2008. Sikap Manusia
Zaerotun dan Rejeki (2014) dengan judul Teori dan Pengukurannya,
Hubungan Karakteristik, Paritas dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pengetahuan Dengan Upaya Mengatasi Iqbal Mubarak., Wahit dkk, 2007. Promosi
Mual Muntah Pada Kehamilan Trimester I Kesehatan : Sebuah Pengantar
Dengan Hyperemesis Gravidarum Di RS Proses Belajar Mengajar dalam
PKU Muhammadiyah Gubug Kabupaten Pendidikan, Yogyakarta: Graha
Grobogan berdasarkan hasil penelitiannya Ilmu.
menunjukkan terdapat hubungan yang Janiwarty, B., 2013. Pendidikan Psikologi
bermakna antara umur, pendidikan dan Untuk Bidan, Jakarta: Andi
pekerjaan dengan upaya mengatasi mual Publiser.
muntah. Jojor, 2011. Perilaku Primigravida Dalam
Suatu sikap belum otomatis terwujud Mengatasi Mual Muntah Pada
dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan Masa Kehamilan Di Klinik
Bersalin Citra II Medan, Available
sikap menjadi suatu perbuatan nyata at:
diperlukan faktor pendukung atau suatu http://respository.usu.ac.id/handle/1
kondisi yang memungkinkan, antara lain 23456789/24663. diakses pada
fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga tanggal 14 Januari 2017
diperlukan faktor pendukung (support) Manuaba, I.B., 2008. Buku Ajar Patologi
(Notoatmodjo 2007). Jadi dapat disimpulkan Obstetri Untuk Mahasiswa
dilihat dari faktor yang mempengaruhi Kebidanan, Jakarta: EGC.
tindakan support dari suami atau keluarga Manuaba, I.B., 2010. Ilmu Kebidanan,
sangat diperlukan ibu dalam mengatasi Penyakit Kandungan, dan KB,
emesis gravidarum. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan
& Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka
SIMPULAN Cipta.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Riva, F., 2016. Gambaran Sikap Ibu Hamil
dilakukan di Puskesmas IV Denpasar Trimester I Dalam Menghadapi
Selatan dengan subyek penelitian ibu Emesis Gravidarum di Wilayah
primigravida trimester I yang memenuhi Kerja Puskesmas Kalasan

167
168 Jurnal Gema Keperawatan.Volume 10, Nomor 2, Desember 2017. hlm 161 - 168

Yogyakarta. Available at:


http://repository.stikesayaniyk.ac.id
/494/ . diakse pada tanggal 20
Januari 2017
Rosiana, H., 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Trimester I Tentang Emesis
Gravidarum di BPS Mitra Ibu
Karanganyar Sragen. Available at:
http://digilib.stikeskusumahusada.a
c.id/files/disk1/2/01-gdl-hestyrosia-
90-1-hestyro-i.pdf . diakses pada
tanggal 20 Januari 2017
Sarwono, P., 2008. Ilmu Kebidanan, Jakarta:
FKUI.
Setiadi, 2013. Konsep dan Praktik
Penulisan Riset Keperawatan Edisi
Kedua., Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyawati, A., 2009. Asuhan kebidanan
pada masa kehamilan, Jakarta:
Selemba Medika.
Vera, B., 2013. Analisa Perilaku Mengatasi
Neusea Vomiting Pregnancy.
Available at:
http://eprints.umpo.ac.id/2110/1/jk
ptumpo-gdl-verabeutyd-502-1-
abstrac,-y.pdf. diakses pada tanggal
10 Januari 2017
Wawan, A. dan Dewi M., 2010. Teori Dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Manusia, Yogyakarta:
Nuha Medika.
Wiknjosastro, H., 2005. Ilmu Kebidanan,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiharjo.
Yulia, S. & Dewi, I., 2006. EFEKTIFITAS
Minuman Jahe d a l a m
Mengurangi Emesis. , pp.1–10.
Available at:
http://download.portalgaruda.org/ar
ticle.php?article=32276&val =
2290. diakses pada tanggal 20
Januari 2017
Zaerotun dan Rejeki, 2014. Hubungan
Karakteristik, Paritas Dan
Pengetahuan Dengan Upaya
Mengatasi Mual Muntah Pada
Kehamilan Trimester I Dengan
Hyperemesis Gravidarum Di RS
PKU Muhammadiyah Gubug
Kabupaten Grobogan. Available at:
digilib.unimus.ac.id. diakses pada
tanggal 23 Juni 2017

168

Anda mungkin juga menyukai