Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN PACASILA

(Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Filsafat)

Dosen Pengampu:

Disusun oleh:
Dian Ananta Isrovi (2113053061)
Putri Hairunisa (2113053281)
Vinka Berliana Kusumawijaya (2153053022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021/2022
A. Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pada era pemerintahan Soekarno, pancasila sebagai sisitem filsafat dikenal
dengan istilah “Philosofische Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan
perenungan filosofis Soekarno atas rencana berdirinya Negara Indonesia
merdeka. Ide tersebut dimaksudkan sebagai dasar kerohanian bagi
penyelenggaraan kehidupan bernegara. Ide tersebut ternyata mendapat
sambutan positif dari berbagai kalangan, terutama dalam sidang BPUPKI
pertama, yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 1945. Namun, ide tentang
Philosofische Grondslag belum diuraikan secara rinci, lebih merupakan
agaium politik untuk menarik perhatian anggota sidang dan bersifat
teoritis. Pada saat itu, Soekarno lebih menekankan bahwa Pancasila
merupakan filsafat asli Indonesia yang diangkat dari akulturasi budaya
bangsa Indonesia. Pada era Soekarno, kedudukan pancasila sebagai system
filsafat yang berkembang ke arah yang lebih praktis. Artinya, filsafat
pancasila tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan,
tetapi digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari. pada era reformasi,
pancasila sebagai sistem filsafat masih kurang terdengar resionisnya,
pancasila sebagai sistem filsafat yang bergema dalam wacana akademik,
kritik dan renungan yang dilontarkan oleh Habibie dalam pidato. Habibi
menyatakan bahwa “Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran
sejarah tidak lagi relevan untuk disertakan dialetika reformasi.

B. Tantangan pancasila sebagai sistem filsafat


Tantangan sistem pancasila sebagai sistem filsafat muncul dengan bentuk
sebagai berikut.
Yang pertama yaitu, kapitalisme yang berarti aliran yang dapat meyakini
bahwa kebebasan individual pemilik modal untuk mengembangkan usaha
dalam rangka meraih keuntungan besar untuk berupaya mensejahterakan
masyarakat. Tantangan kapitalisme terhadap pancasila sebagai sistem
filsafat ialah meletakkan kebebasan individual secara berlebihan.
Kedua, komunisme ialah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas
perkembangan masyarakat liberal. Komunisme yaitu aliran yang meyakini
kepemilikan modal dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat dengan
secara merata. Salah satu tantangan komunisme terhadap pancasila sebagai
sistem filsafat ialah dominan negara yang berlebihan sehingga
menghilangkan peran rakyat dalam bernegara.
Hakikat (esensi) pancasila sebagai sistem filsafat terletak pada hal berikut:
Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia
sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk yang berarti
semua mahluk hidup, termasuk warga negara harus memiliki kesadaran
yang otonom di satu pihak, dan berkesadaran sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa yang akan dimintai pertanggung jawaban atas semua
tindakan yang dilakukan.
Kedua, hakikat sila kemanusiaan monopluralis, terdiri atas 3 monodualis,
yaitu susunan kodrat, sifat kodrat, dam kedudukan kodrat.
Ketiga, terkait sila persamaan terkait dengan kebangsaan rasa kebangsaan
terwujud dalam benuk cinta tanah air.
Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah
artinya, keputusan yang diambil lebih didasarkan musyawarah dan
mufakat.
Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam 3 aspek yaitu keadilan
distributif, legal, dan komutatif.

Urgensi pancasila sebagai sistem filsafat:


Hal penting yang sangat urgen untuk perkembangan pancasila sebagai
sistem filsafat meliputi hal sebagai berikut.
Pertama, meletakkan pancasila sebagai sistem filsafat dan memulihkan
harga diri Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik,
yuridis, dan juga merdeka dalam mengumukakan ide-ide pemikiran untuk
kemajuan Bangsa Indonesia.
Kedua, pancasila sebagai sistem filsafat membangun pemikiran alam yang
berakar dan nilai nilai budaya Bangsa Indonesia sendiri hingga mampu
mengatasi ideologi di berbagai dunia.
Ketiga, pancasila sebagai pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi
yang dapat melunturkan dan melemahkan sendi-sendi perekonomian.
Keempat, bangsa indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi
antara tindakan dan pemikiran.

Anda mungkin juga menyukai