Anda di halaman 1dari 40

SISTEM INTEGUMEN

DAN PERSONAL HYGIENE

Oleh:

Kelompok 3

1. Depri Entoni
2. Niko
3. Naveriana Nitsa
4. Petti Jaikha
5. Salastri
6. Sultan Doris

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN TINGKAT I-A
2012/2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas kasih dan karunianya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Walaupun ada beberapa halangan yang menggangu proses pembuatan makalah
ini, namun penulis dapat mengatasinya tentu atas campur tangan Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Penulis berharap makalah ini akan berguna bagi para mahasiswa terutama
yang berada di STIKES Eka Harap dengan memberi materi tentang “Sistem
Integumen dan Personal Hygiene” sehingga di harapkan dengan mempelajari
makalah ini mahasiswa maupun pembaca lainnya bisa mendapatkan tambahan
pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis
berharap adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini
pada masa yang akan datang. Akhir kata dari penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini
sehingga menjadi bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 13 April 2013

(Penulis)

i
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................... 2
1.5 Metode Penulisan ................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nutrisi ............................................................................... 3
2.2 Pengertian Masa Batita ....................................................................... 3
2.3 Kebutuhan Nutrisi Batita .................................................................... 4
2.4 Indikator Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Batita ................................. 7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 9
3.2 Saran .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem intergumen merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai
pelindung (proteksi), sensasi, regulasi suhu tubuh, penyimpan lemak dan air, dan
sebagai peng absorsi sinar ultraviolet dan obat – obatan dalam tubuh manusia.
Kulit juga merupakan organ tubuh terbesar yang membentuk 15 persen berat
badan total manusia.Kulit mempunyai 3 lapisan pembentuk kulit, antara lain
adalah epidermis,dermis dan jaringan subkutan atau hipodermis / subcutis.
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu: personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam
asuhan keperawatan. Bagi pasien yang mengalami gangguan kesehatan, maka
kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar pasien yang akan
terganggu. . Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis
dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena merupakan
kebutuhan yang terbesar meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi, kegiatan
seksual, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan
cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti
perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama pasien imobilisasi.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana anatomi pada sistem integumen?
2) Bagaimana fisiologi pada sistem integumen?
3) Faktor apa yang mempengaruhi personal hygiene?
4) Apa saja jenis-jenis perawatan diri?
5) Bagaimana Prosedur dalam memandikan pasien?
6) Bagaimana Prosedur dalam memotong kuku pasien?
7) Bagaimana Prosedur dalam membersihkan mulut pasien?

1
8) Bagaimana prosedur dalam membersihkan rambut pasien?

C. Tujuan Penulisan

1) Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini adalah agar perawat atau pembaca dapat
mengetahui dan memahami tentang sistem integumen dan personal hygiene
(kebersihan diri).
2) Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui anatomi pada sistem integumen.
b) Untuk mengetahui fisiologi pada sistem integumen.
c) Untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi personal hygiene.
d) Untuk mengetahui jenis-jenis perawatan diri.
e) Untuk mengetahui Prosedur dalam memandikan pasien.
f) Untuk mengetahui Prosedur dalam memotong kuku pasien.
g) Untuk mengetahui Prosedur dalam membersihkan mulut pasien.
h) Untuk mengetahui prosedur dalam membersihkan rambut pasien.
.
D. Manfaat Penulisan
Sesuai dengan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penulisan yang
hendak dicapai, maka manfaat yang dapat diharapakan dari penelitian ini adalah
1) Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang sistem integumen dan
personal hygiene(kebersihan diri).
2) Bagi Institusi Pendidikan
Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah wacana kepustakaan serta
dapat digunakan sebagai referensi bagi penulisan makalah selanjutnya.
3) Bagi Profesi
Dapat memberikan sumbangan ilmu bagi ilmu keperawatan.

E. Metode Penulisan
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan pendekatan pustaka.
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan studi pustaka yaitu

2
mengumpulkan data berdasarkan sumber-sumber tertulis tentang kebutuhan
nutrisi bayi. Data dikumpulkan dari sumber tertulis yang didapatkan dari buku-
buku yang ada diperpustakaan STIKES Eka Harap dan buku dari berbagai sumber
lainnya maupun hasil browsing dari internet.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Integumen
1) Anatomi Sistem Integumen
Integumen membentuk lapisan terluar pada tubuh. Integumen terdiri dari
kulit dan beberapa derivatif kulit terspesialisasi tertentu, antara lain rambut, kuku,
dan beberapa jenis kelenjar.
a. Komponen integumen
1. Kulit adalah organ terbesar tubuh. Beratnya kurang lebih 4,5 kgdan menutupi
area seluas 18 kaki persegi (1.67 m) pada laki-laki dengan berat badan 75 kg.
a. Epidermis adalah lapisan teratas, atau terluar yang tersusun dari jaringan epitel.
b. Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan ini mengikat
epidermis dengan struktur yang ada di bawahnya.
2. Kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah salah satu bentuk spesialisasi kulit
yang hanya ditemukan pada manusia dan primata lainnya.
3. Rambut adalah spesialisasi kulit yang menjadi karakteristik pada mamalia saja.
4. Kelenjar kulit pada manusia meliputi, kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan
kelenjar mammae, yang merupakan bentuk modifikasi dari kelenjar keringat.
b. Fungsi integumen
1. Perlindungan.
Kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, penarikan atau kehilangan
cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen melanin yang terdapat
pada kulit memberikan perlindungan selanjutnya terhadap sinar ultraviolet
matahari.
2. Pengaturan suhu tubuh.
Pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit berfungsi untuk
mempertahankan dan mengatur suhu tubuh.
3. Ekskresi.
Zat berlemak, air, dan ion-ion, seperti Na+ diekskresi melalui kelenjar-
kelenjar pada kulit.

4
4. Metabolisme.
Dengan bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultraviolet, proses sintesis
vitamin D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang. Dimulai
dari sebuah molekul prekursor (dehihidrokolesterol-7) yang ditemukan di kulit.
5. Komunikasi.
a. Semua stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor
khusus yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan,
tekanan, dan nyeri.
b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskular yang penting
dalam komunikasi.

a) Kulit
Lapisan:
1. Epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini tersusun dari jaringan epitel
skuamosa bertingkat yang mengalami keratinitas; jaringan ini tidak memiliki
pembuluh darah; dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling
tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang mengalami
stratifikasi menjadi lima lapisan berikut :
a. Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat
pada jaringan ikat dari lapisan kulit di bawahnya, dermis. Pembelahan sel yang
cepat berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru didorong masuk kelapisan
berikutnya.
b. Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk, disebut demikian
karena sel-sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina
adalah bagian penghubung intraselular yang disebut desmosom.
c. Stratum granosum terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel dengan
granula-granula keratohialin yang merupakan prekursor pembentukan keratin.
1) Keratin adalah protein keras dan resilien, anti air serta melindungi
permukaan kulit yang terbuka.
2) Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yamg berkadar
sulfur rendah, berlawanan dengan keratin yang ada pada kuku dan rambut.

5
3) Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, maka nukleus sel
berdisintegrasi, menyebabkan kematian sel.
d. Stratum lusidum adalah lapisan jernih dan tembuh cahaya dari sel-sel gepeng
tidak bernukleus yang mati atau hampir mati dengan ketebalan empat sampai
tujuh lapisan sel.
e. Stratum korneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25 sampai 30
lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan semakin gepeng saat
mendekati permukaan kulit. (Epidermis tipis yang melapisi seluruh tubuh,
kecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, tersusun hanya dari lapisan
basalis dan korneum.)
1) Permukaan terbuka dari stratum korneum mengalami proses pergantian
ulang yang konstan atau deskuamasi.
2) Ada pembaharuan yang konstan pada sel yang terdeskuamasi melalui
pembelahan sel di lapisan basalis. Sel tersebut bergerak ke atas, ke arah
permukaan, mengalami keratinisasi, dan kemudian mati. Dengan demikian,
seluruh permukaan tubuh terbuka ditutup oleh lembaran sel epidermis mati.
3) Keseluruhan lapisan epidermis akan diganti dari dasar ke atas setiap 15
sampai 30 hari.

2. Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membran dasar, atau
lamina. Membran ini tersusun dari dua lapisan jaringan ikat.
a. Lapisan papilar adalah jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel
mast, dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang
memberi nutrisi pada epidermis di atasnya.
1) Papila dermal serupa jari, yang mengandung reseptor sensorik taktil dan
pembuluh darah, menonjol ke dalam lapisan epidermis.
2) Pada telapak tangan dan telapak kaki, papila yang ada sangat banyak dan
tinggi, jumlahnya sekitar 65.000/inci persegi (10.400/cm).
3) Pola tonjolan dan guratan pada telapak tangan dan telapak kaki pada
setiap orang sangat unik dan mencerminkan pengaturan papila dermal.
Kegunaan guratan tangan adalah untuk mempermudah penggenggaman
melalui peningkatan friksi.

6
b. Lapisan retikular terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini
tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen dan serat elastik.
Sejalan dengan penambahan usia, deteriorasi normal pada simpul kolagen
dan serat elastik mengakibatkan pengeriputan kulit.

3. Lapisan subkutan atau hipodermis (fasia superfisial) mengikat kulit secara


longgar dengan organ-organ yang terdapat di bawahnya. Lapisan ini
mengandung jumlah sel lemak yang beragam, bergantung pada area tubuh dan
nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah dan ujung saraf.

a. Warna.
Perbedaan warna kulit terjadi akibat faktor berikut :
1. Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen,
melanin, yang bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat
sampai hitam.
a. Pada rentang yang terbatas, melanin melindungi kulit dari sinar
ultraviolet matahari yang merusak. Peningkatan produksi melanin
(tanning) berlangsung jika terpajan sinar matahari.
b. Jumlah melanosit (sekitar 1.000/mm sampai 2.000/mm) tidak
bervariasi antar ras, tetapi perbedaan genetik dalam besarnya
jumlah produksi melanin dan pemecahan pigmen yang lebih
melebar mengakibatkan perbedaan ras.
c. Putin susu, areola dan area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia
mayora, adalah area tempat terjadinya pigmentasi yang besar;
sedangkan telapak tangan dan telapak kaki mengandung sedikit
pigmen.
2. Darah dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis dapat
terlihat dari permukaan dan menghasilkan pewarnaan merah muda. Ini
lebih jelas terlihat pada kulit orang kulit putih (Caucasion).
3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan
pada stratum korneum, dan dalam sel lemak dermis dan hipodermis,
yang menyebabkan beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit.

7
b) Derivatif Kulit.
Kuku, rambut, kelenjar keringat serta kelenjar sebasea adalah derivatif
epidermis.
a. Kuku.
Kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah lempeng pelindung yang
berasal dari perpanjangan epidermis ke dalam dermis.
1. Kuku adalah lempeng keratin keras berlekuk yang terletak di atas dasar
kuku yang nutrisinya disuplai dari pembuluh darah.
2. Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di kulit.
Pertumbuhan kuku kira-kira 0,5 mm perminggu, lebih cepat di musim
panas daripada di musim dingin.
3. Kutikel (eponikium) adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup
akar kuku. Hiponikium adalah stratum korneum tebal di bawah ujung
lepas kuku.
4. Lunula (bulan sabit) adalah area keputihan berbentuk melengkung
dekat kutikel.
b. Rambut .
Rambut, atau pili, ada pada hampir seluruh bagian tubuh. Tetapi sebagian
besar berupa rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna, atau tersamar.
Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini tertanam
dikulit kepala, alis, dan bulu mata, ketika masa pubertas rambut ini akan
menggantikan posisi rambut vellus di area ketiak dan pubis (dan di wajah
laki-laki) sebagai bagian dari karakteristik seksual sekunder.
1. Rambut berasal dari folikel rambut yang terbentuk sebelum lahir
melalui pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis.
a. Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya,
kemudian membentuk bulbus rambut. Bulbus rambut ini kemudian
diinvaginasi suatu massa yang tersusun dari jaringan ikat renggang,
pembuluh darah, dan syaraf yang disebut papila dermal yang
memberikan nutrisi untuk pertumbuhan rambut.
b. Sel-sel bulbus rambut yang terletak tepat di atas papila disebut
matriks germinal rambut, dan analog dengan sel-sel stratum basalis

8
pada epidermis. Setelah mendapat nutrisi dari pembuluh darah
pada papila, sel-sel matriks germinal kemudian membelah dan
terdorong ke arah permukaan kulit untuk menjadi rambut yang
terkeratinisasi penuh.
2. Rambut terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam folikel dan
batang, bagian di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut
tersusun dari tiga lapisan epitelium.
a. Kutikel, adalah lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang
bersisik.
b. Korteks adalah lapisan tengah yang terkeratinisasi, membentuk
bagian utama batang rambut. Bagian ini mengandung jumlah
pigmen beragam yang menentukan warna rambut.
c. Sebuah medula atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga
lapisan sel. Pertumbuhan medula buruk bahkan sering kali tidak
terjadi, terutama pada rambut pirang.
3. Otot arektor pili adalah pita tipit otot polos yang berhubungan dengan
folikel rambut. Kontraksi otot ini menyebabkan ujung-ujung rambut
berdiri (“merinding”) dan mengakibatkan keluarnya sekresi kelenjar
sebasea. Setiap folikel rambut mengandung satu atau beberapa kelenjar
sebasea.
4. Pertumbuhan rambut bersifat siklik (siklus).
a. Ada periode pertumbuhan pasti yang diikuti dengan fase istirahat,
jika rambut telah mencapai batas pertumbuhan maksimal.
1) Selama masa istirahat, bagian dasar rambut berubah menjadi
suatu massa terkeratinisasi menyerupai pentungan yang tetap
melekat pada folikel.
2) Setelah masa istirahat, bulbus rambut yang baru terbentuk dari
bagian bawah massa yang lama. Rambut yang baru mendorong
keluar rambut yang lama, sehingga rambut lama menjadi
rontok.
3) Di suatu saat tertentu 90% rambut kepala sedang tumbuh
dengan aktif, sedangkan 10% sisanya beristirahat.

9
b. Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun dan
kemudian memasuki fase istirahat selama 3 bulan sebelum rontok.
c. Rambut di tubuh tumbuh sepanjang kurang lebih 0,05 inci/minggu.
Sedangkan, rambut pada kulit kepala membutuhkan waktu sekitar
7 minggu untuk dapat tumbuh sepanjang satu inci.
d. Kebotakan adalah suatu deteriorasi folikel yang progresif.
Prevalensinya lebih besar pada laki-laki karena memiliki
karakteristik pengaruh genetik kelamin yang hanya akan muncul
jika hormon laki-laki ada dalam tubuh.
c. Kelenjar pada kulit.
1. Kelenjar keringat (sudoriferus) terbagi menjadi dua jenis berdasarkan
struktur dan lokasinya.
a. Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar tubular simpel dan berpilin
serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini
penyebarannya meluas keseluruh tubuh, terutama pada telapak
tangan, telapak kaki, dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini (keringat)
mengandung air dan membantu pendinginan evaporatif tubuh
untuk mempertahankan suhu tubuh.
b. Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat apokrin adalah
kelenjar keringat terspelisasi yang besar dan bercabang denagn
penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini ditemukan pada aksila,
areola payudara dan regia anogenotal.
1) Kelenjar apokrin yang ditemukan dilipatan ketiak dan area
anogenital memiliki duktus yang membuka ke bagian atas
fololikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa
pubertas untuk merespons stres atau kegemberian dan
mengeluarkan semacam sekresi tidak berbau kemudian akan
berbau jika bereaksi dengan bakteri.
2) Kelenjar seruminosa pada saluran telinga menghasilkan
serumen atau getah telinga, dan kelenjar silaris Moll pada
kelompok mata juga termasuk kelenjar apokrin.

10
3) Kelenjar mammae adalah kelenjar apokrin termodifikasi yang
mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.
2. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke
folikel rambut. Kelenjar sebasea rambut, dan kelenjar keringat apokrin
membentuk unit pilosebasea tetepi hanya terbentuk pada rambut diarea
genetalia, bibir, puting susu, dan areola payudara.
a. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin( sel-sel sekretori
menghilang selama sekresi sebum).
b. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-
pecahan sel. Zat ini berfungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit
dan merupakan suatu zat barier terhadap evaporasi. Zat ini juga
memiliki aktivitas baktresida.
c. Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea diwajah, leher, dan
punggung yang terjadi terutama pada dekade kedua masa
kehidupan. Kelenjar sebasea ini dapat terinfeksi sehingga
menyebabkan furunkel ( bisul ).

c) Peran Kulit Dalam Termoregulasi


Panas tubuh dihasilkan dariaktivitas metabolik dan pergerakan otot. Panas
seperti ini harus dikeluarkan, atau suhu tubuh akan naik diats normal : pada
lingkungan bersuhu dingin, panas harus dipertahankan, atau suhu tubuh akan
turun dibawah normal.
a. Pengeluaran panas kulit berlangsung melalui proses evaporasi air yang
disekressi oleh kelenjar keringat dan juga melalui respirasi tak kasat mata
( difusi molekul air melalui kulit) .
1. Pada cuaca panas dan lembab, keringat sangat banyak keluar, tetapi
tingkat evaporasi sangat rendah, sehinnga mengakibatkan ras tidak
nyaman dengan demikian berkeringat sebagai salah satu mekanisme
pendinginan hanya akan efisien pada tingkat kelembaban yang lebih
rendah.
2. Pengeluaran keringat dkendalikan melalui sistem saraf yang
merespons pemanasan dan pendinginan darah secara berlebihan.

11
b. Retensi panas adalah salah satu fungsi dari kulit dan jaringan adifosa
dalam lapisan subkutan. Lemak merupakan insulator panas untuk tubuh
dan derajat insulasi bergantung pada jumlah jaringan adiposa.
c. Pembuluh darah dalam papila dermal juga dikendalikan oleh sistem saraf
.
1. Jika pembuluh darah berdilatasi, aliran darah kepermukaan kulit
meningkat, sehingga konduksi panas pada bagian eksetor dapat
terjadi.
2. Pembuluh darah berkontraksi untuk menurunkan aliran darah
kepermukaan kulit dalam upaya mempertahankan panas tubuh sentral.

2) Fisiologi Indra Kulit


Perasaan reseptor kulit berada di dalam kulit. Perasaan viseral berhubungan
dengan persepsi keadaan intern yang digolongkan sebagai perasaan viseral. Pada
organ sensorik kulit terdapat empat pertasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas,
dan rasa sakit.
Kulit mengandung berbagai ujung sensorik, termasuk ujung saraf yang tidak
bermielan (selaput). Pelebaran saraf terminal dan ujung yang berselubung
ditemukan pada jaringan fibrosa dan berakhir di sekitar folikel rambut.
Pada pemeriksaan histologi, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang
berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan
raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut
yang menimbulkan perasaan (raba taktil).
a) Peristiwa Listrik dan Ion Reseptor
Kebanyakan organ sensorik berbentuk ujung serabut saraf. Potensial
generator elektroda dapat disisipkan pada saraf sensorik di titik saraf dan
meninggalkan tekanan secara berangsur-angsur. Apabila tekanan lemah, maka
diberikan potensial depolarisasi (kemampuan bergetar) yang dapat dicatat, ini
dinamakan potensial generator (kemampuan menggerakkan) atau potensial
reseptor (kemampuan meraba).
Sumber potensial generator. Potensial ini secara elektronik mendepolarisasi
simpul renfier pertama yang mengubah energi mekanik menjadi respon. Listrik

12
yang besarnya sebanding dengan intensitas rangsangan. Potensial generator
mendepolarisasi saraf sensorik pada simpul renfier pertama pada saat titik letup
dicapai.
Bila potensial generator cukup besar maka neuron akan terus terangsang
selama potensial generator cukup besar untuk membawa potensial membran
simpul pada titik letupnya. Simpul renfier mengubah respon reseptor berangsur-
angsur meningkat menjadi potensial aksi yang frekuensinya sebanding dengan
besarnya rangsangan yang dikenakan.
b) Fungsi Kulit
Kulit manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin
kelangsungan hidup secara umum. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Fungsi proteksi: menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik
misalnya: gesekan, tarikan, dan gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan
iritasi. Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, dan infeksi dari
luar (bakteri dan jamur). Bantalan lemak dibawah kulit berperan sebagai
pelindung terhadap gangguan fisik, sedangkan melanosit melindungi kulit
dari sinar matahari.
Proteksi terhadap rangsangan kimia terjadi karena stratum korneum yang
impermeabel terhadap zat kimia dan air. Terdapat lapisan keasaman pada
kulit untuk melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Sebum menyebabkan
keasaman kulit berada antara Ph 5-5,6 yang berfungsi sebgai pelindungan
terhadap infeksi, jamur dan sel kulit yang telah mati akan melepaskan diri
secara teratur.
2. Fungsi absorpsi: kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut, tetapi
cairan yang mudah menguap akan lebih mudah diserap, begitu juga yang larut
dalam lemak. Sifat permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 , dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya suatu kulit,
hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan terjadi melalui celah antar
sel, menembus sel-sel epidermis, dan saluran kelenjar.
3. Fungsi ekskresi: kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa
metabolisme) dari dalam tubuh berupa Na, Cl, urea, asam urat, dan amonia.

13
Sebum berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum mengandung
minyak untuk melindungi kulit karena lapisan sebum mengandung minyak
untuk melindungi kulit dan menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak
menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan
keasaman pada kulit.
4. Fungsi persepsi: kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis untuk merangsang panas diterima oleh dermis dan subkutis,
sedangkan untuk rangsangan dingin terjadi di dermis. Perbedaan dirasakan
oleh papila dermis markel renfier yang terletak pada dermis, sedangkan
tekanan dirasakan oleh epidermis serabut saraf sensorik memiliki jumlah
yang lebih banyak di daerah erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh: kulit berperan mengeluarkan keringat dan
kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah
sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus
vaskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi dinding
pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi ekstra cairan sehingga kulit
bayi tampak endomentosa karena lebih banyak mengandung air dan natrium.
6. Fungsi pembentukan pigmen: terletak pada lapisan basa dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosom
dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tiroksinasi (meningkatkan
metabolisme sel), ion Cu, dan O2. Sinar matahari mempengaruhi melanosom,
pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangan-tangan dendrit, sedangkan
lapisan di bawah oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi
oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, dan
keraton.
7. Fungsi keratina: sel basal akan berpindah keatas dan berubah bentuk menjadi
sel spinosum. Makin keatas, sel ini semakingepeng dan bergranula menjadi
sel granulosum. Selanjutnya, inti sel menghilang dan keratinosit menjadi sel
tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus-menerus seumur hidup.
Keratinosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi lapisan tanduk yang
berumur 14-21 hari. Selain itu juga memberikan perlindungan kulit
terhadap infeksi secara mekanisme fisiologis.

14
8. Fungsi pembentukan vitamin D: pembentukan vitamin D berlangsung dengan
mengubah dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari, tetapi
kebutuhan vitamin D tidak cukup hanya dari proses tersebut, pemberian
vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

3) Fisiologi Indra Rasa Raba


Rasa sentuhan disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf yang berbeda-
beda pada kulit menurut ujung saraf yang dirangsang baik itu panas, dingin,
maupun sakit yang ditimbulkan karena tekanan dalam rasa dari suatu benda
misalnya mengenai otot dan tulang. Indra rasa raba terdapat pada kulit dan dapat
berfungsi sebagai pelepas panas yang ada pada tubuh. Kulit banyak memiliki
ujung-ujung saraf rasa yang menerima rangsangan dari luar dan diteruskan ke
pusat saraf di otak. Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan
jaringan ikat tubuh manusia, selain itu di dalam kulit juga terdapat tempat-tempat
tertentu yang sensitif terhadap panas dan sakit.
a. Modalitas Rasa Kulit
Rasa mekanik, suhu, dan rasa nyeri berbeda dengan alat indra lain yang
reseptornya tergabung dalam satu atau dua organ tertentu. Masing-masing
modalitas rasa ini berdiri sendiri secara terpisah dan tersebar dari seluruh bagian
tubuh. Serat aferen tidak membentuk berkas saraf di pusat. Dengan demikian,
modalitas rasa ini tidak membentuk alat indra tertentu yang khas.
b. Rasa Mekanik
Beberapa modalitas (kualitas) rasa tekan, raba, getar dan geli berada di
setiap bagian tubuh tertentu. Dengan menggunakan Aestesiometer dapat
mengetahui bagian kulit yang paling peka terhadap rangsangan pada permukaan
kulit yang peka. Titik tekan lebih padat di bandingkan dengan kulit lain, hal ini
merupakan manifestasi adanya reseptor tekan pada kulit di bawahnya.
1. Ambang diskriminasi spasial (ADS): Merupakan kemampuan untuk
membedakan dua titik berdekatan sebagai titik yang terpisah yaitu ambang
diskriminasi spasial suksesif (pengganti) dan ambang diskriminasi spasial
simultan. ADS suksesif lebih kecil dibandingkan dengan ADS simultan. Hal
ini disebabkan karena ADS suksesif dihantarkan oleh saraf yang sama,

15
sedangkan ADS simultan secara bersamaan dihantarkan oleh dua saraf yang
hubungannya dengan kortek sensoris melalui serat yang berbeda.
2. Reseptor gatal: merupakan pengindra yang memiliki kecepatan tinggi dan
terdapat pada reseptor akar rambut, bila pada punggung tangan diraba akan
timbul rasa raba. Intensitas yang ditimbulkan oleh gerakan rambut tadi
berbanding langsung dengan kecepatan gerak rambut hanya jika rambut itu
bergerak.
3. Reseptor getar: melalui ujung saraf bebas yang merupakan ujung saraf
pengindra, ambang rangsangan. Reseptor ini menghassilkan satu impuls saja
dan sangat cepat beradaptasi. Reseptor gatal ini merupakan reseptor
percepatan struktur yang mempunyai sifat sesuai dengan badan pacini.
4. Reseptor geli: melalui ujung saraf bebas yang merupakan ujung saraf
pengindra, ambang rangsangan hanya dapat mengetahui adanya rangsang
untuk reseptor. Rangsangan mekanik ringan bergerak seperti gerakan
serangga kecil di kulit. Rasa gatal ditimbulkan oleh rangsangan frekuensi
rendah yang dihasilkan oleh sesuatu yang bergerak pada kulit secara
berulang pada serabut-serabut saraf kulit. Distribusi rasa gatal terjadi pada
kulit, maka membran mukosa tertentu dan rasa nyeri biasanya terjadi
berulang-ulang.
c. Rasa Suhu
Mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor ini
berfungsi mengindra rasa dingin/panas dan refleks pengaturan suhu tubuh.
Reseptor ini dibantu oleh reesptor dalm sistem saraf pusat. Dengan pengukuran
waktu, reaksi dapat dinyatakan:kecepatan rasa dingin lebih cepat dibandingkan
kecepatan hantaran rasa panas.
1. Rasa suhu kulit tetap (statis): bila sesorang berada dalam air hangat, mula-
mula akan timbul rasa hangat akan kembali. Hal ini karena tubuh secara
penuh beradaptasi terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini hanya
terjadi pada suhu netral (suhu nyaman), rasa hangat yang mantap akan
dirasakan di atas 360C dan rasa dingin dirasakan pada suhu 170C.
2. Rasa suhu kulit yang berubah: terdapat tiga parameter tertentu yaitu suhu
awal, kecepatan perubahan suhu, dan luas kulit yang terpapar terhadap

16
rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah, ambang rasa hangat tinggi,
sedangkan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu
berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas dan dingin. Luasnya daerah
kulit yang terpapar juga berpengaruh pada timbulnya rasa panas/dingin.
3. Titik-titik rasa dingin dan panas: permukaan kulit yang peka terhadap rasa
panas dan dingin berlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa
suhu lebih rendah dibandingkan dengan tiitik rasa raba/tekan. Titik rasa
dingin lebih banyak dibandingkan rasa panas. Kulit wajah merupakan
daerah yang paling peka terhadap rasa suhu dan memilki kepadatan titik-
titik rasa dingin yang paling tinggi.
d. Sifat Reseptor Suhu
1. Selalu mengeluarkan impuls pada suhu kulit yang konstan dan frekuensinya
tergantung pada suhu kulit itu sendiri.
2. Pada penurunan/kenaikan suhu akan terjadi perubahan frekuensi impuls
3. Tidak peka terhadap rangsangan lain
4. Ambang rangsangan sesuai dengan kepekaan rasa suhu manusia terhadap
rangsangan suhu di kulit
5. Mempunyai daerah reseptif yang sempit, setiap serat eferen hanya
mempersarafi satu atau beberapa titik rasa suhu saja.
e. Rasa Propriosepsi
Berasal dari dalam tubuh disebut juga rasa dalam tubuh disebut juga rasa
dalam, tidak terdapat pada kulit tetapi bagian yang lebih dalam misalnya otot,
tendo, dan sendi. Informasi propriosepsi dihantarkan ke medula spinalis melalui
kolom dorsal dan masuk ke serebelum, sebagian berjalan ke laminikulus medial,
talamus, dan sebagian lagi ke korteks. Impuls berasal dari kumparan otot
berbentuk urat golgi, organ sensorik dalam dan sekitar sendi. Neuron dalam
korteks sensoris berespons terhadap gerakan-gerakan tertentu.
Terdapat 3 submodalitas yaitu sebagai berikut:
1. Rasa posisi: mengindrai bagian-bagian tubuh dalam ruang atau posisi ruas
sendi tubuh yang satu dengan ruas sendi yang berdekatan, rasa ini sedikit sekali
bahkan mungkin tidak beradaptasi.

17
2. Rasa gerakan: timbulnya menghindari gerak pada setiap sendi dan berapa besar
perubahan sudut dan kecepatan gerak pada sendi yang bergerak
3. Rasa kekuatan: seberapa besar kekuatan atau tahanan yang dikerahkan untuk
gerak otot.
Integrasi Sentral. Dalam kehidupan sehari-hari alat indra ini tidak bekerja
sendiri-sendiri, mereka bekerja secara terpadu dalam mengindrai suatu benda
terhadap rasa raba, rasa suhu, dan rasa propriosepsi. Semua berperan dan
diperlukan oleh fungsi sistem saraf pusat.
f. Rasa Nyeri
Ditimbulkan oleh rangsangan yang merusak. Rasa ini berfungsi melindungi
dan mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Modalitas rasa
nyeri terdiri atas submodalitas nyeri somatik yaitu nyeri permukaan, nyeri dalam,
dan nyeri viseral. Zat kimia pada kadar tertentu dapat menimbulkan nyeri
misalnya asetilkolin, seratokinin, dan histamin yang juga menimbulkan rasa gatal.
Pada otot jantung yang mengalami iskemia, nosiseptor (reseptor rasa nyeri)
akan terangsang untuk menimbulkan rasa nyeri yang disebut angina pektoris. Alat
dalam yang mengandung reseptor nyeri misalnya usus, uretra, dan empedu.
Reseptor nyeri peka terhadap rangsangan yang kuat sehingga terjadi nyeri viseral
yang disebut kolik.
Rasa nyeri terdiri atas bagian-bagian berikut ini.
1. Nyeri proyeksi : nyeri yang timbul bila rangsangan bukan pada
reseptornya, tetapi langsung pada serat saraf di salah satu tempat dalam
perjalanan sarafnya. Rasa nyeri tidak pada tempat rangsangan, tetapi
pada proyeksi perifer (ujung) saraf yang bersangkutan.
2. Nyeri alih: rasa nyeri berasal dari sufat dalam, serat saraf yang
terangsang di ala+ dalam dan serat saraf dari kulit atau segmen dengan
alat dalam serta bersinaps pada satu neuron yang sama yang
menimbulkan eksitasi(rangsangan) sehingga impuls diteruskan ke SSP.
Rasa nyeri yang timbul dan diinterprestasikan dating dari kulit.
3. Hiperalgesia: salah satu bentuk nyeri khusus dialami seseorang adalah
saat kulit terkena rangsangan nosissptif misalnya terik matahari dan
luka bakar.

18
4. Hipoalgesia: menurunnya rasa nyeri akibat kerusakan saraf atau
tindakan analgesia dengan obat atau tusuk jarum. Hal ini bisa disertai
dengan hilangnya modalitas rasa.
5. Nyeri Kronis: suatu perubahan pada system saraf pusat dalam
pengolahan rasa nyerinya belum diketahui sebabnya. Salah satu organ
tubuh yang diamputasi dapat mengalami rasa nyeri yang dirasakan
seperti berasal dari bagian tubuh yang telah dibuang.
g. Rasa Gatal
Merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi
perangsangan tertentu. Semakin kuat rangsangan suatu rasa, rasa gatal yang
timbul akan diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangan mencapai intensitas yang
tinggi, maka rasa gatal yang dialami dapat hilang. Pada jaras spinotalmik, yang
sedang dilewati rasa gatal dilewati juga oleh rasa nyeri dengan cara tertentu jika
titik gatal sesuai dengan titik nyeri. Reseptor gatal terletak pada bagian kulit
permukaan, sedangkan reseptor nyeri terdapat lebih dalam dari kulit.
h. Sirkulasi pada kulit
Jumlah panas yang hilang dalam tubuh dalam batas-batas yang luas diatur
oleh perubahan jumlah darah yang mengalir melalui kulit. Aliran darah
diakibatkan adanya perangsangan persarafan anastomosis yang berhubungan
dengan arteri dan venolus.
1. Reaksi putih: bila ujung suatu objek ditekan, maka perlahan-perlahan pada
garis tekan menjadi pucat(reaksi putih). Rangsangan mekanik
menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan darah yang akan terlihat
sekitar 15 detik.
2. Tripel respons: bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing,
maka pada bagian reaksi putih terdapat kemerahan yang diikuti oleh
pembengkakan dan bintik kemerahan di sekitar luka yang disebabkan
dilatasi kapiler terhadap tekanan.
3. Hipermia aktif: kelainan jumlah dalam suatu daerah yang dihidupkan
kembali setelah periode penyumabatan atau tekanan. Respons pembuluh
darah yang terjadi pada organ dalam kulit adalah darah mengalir dalam

19
pembuluh darah yang melebar sehingga membuat kulit menjadi sangat
merah karena efek local hipoksia yang dipengaruhi oleh zat kimia.
i. Sirkulasi di Bawah kulit
Aliran darah dalam kulit melayani dua fungsi utama. Kondisi panas dari
struktur interal tubuh ke kulit sehingga panas dapat dikeluarkan dari dalam tubuh.
Pleksus venosus subkutis yang luas mengandung sejumlah besar darah yang dapat
memanaskan permukaan kulit. Anastomosis arteriovenosa merupakan hubungan
vascular yang besar, langsung diantara arteri dan pleksus venosus. Dinding
anastomosis ini mempunyai lapisan otot yang kuat dan dipersarafi oleh serabut
vasokonstruktor simpatis yang menyekresi norepinefrin, bila berkontraksi akan
mengurangi aliran darah.
Kecepatan aliran darah melalui kulit berubah-ubah dalam tubuh karena
diperlukan untuk mengatur suhu tbuh. Hal ini terjai sebagai reaksi terhadap
kecepatan kegiatan metabolism tubuh dan sekitarnya. Pada suhu kulit biasa,
jumlah darah yang mengalir melalui pembuluh darah kulit untuk melayani
pengaturan panas beberapa kali lebih banyak daripada yang diperlukan untuk
memberikan kebutuhan gizi jaringan tersebut.
Bila kulit terpapar dengan suhu dingin yang luar biasa, aliran darah semakin
sedikit sehingga nutrisi mulai terganggu, selain itu pertumbuhan kuku akan lebih
lambat pada suhu yang semakin dingin. Bila kulit dipanaskan sampai terjadi
vasodilatasi maksimum, aliran darah semakin besar pada kulit sehingga
menyebaban aliran curah jantung yang besar. Pada orang payah jantung akan
mengalami kegagalan jantung yang berat pada cuaca panas kemudian membaik
kembali pada cuaca sejuk.
j. Pengaturan Aliran Darah di dalam Kulit
1. Pengaturan Saraf
Pengaturan aliran darah melalui kulit adalah untuk mengatur suhu tubuh.
Aliran darah melalui kulit diatur oleh mekanisme saraf bukan oleh pengaturan
setempat. Pusat pengaturan suhu di hipotalamus anterior merupakan pusat saraf
yang dapat mengatur suhu tubuh. Pemanasan daerah ini menyebakan
vasolidilatasi semua pembuluh darah kulit menyebabkan berkeringat, sedangkan

20
pendinginan menyebabkan vasokonstraksi dan menyebabkan berhentinya
pengeluaran berkeringat.
2. Mekanisme Vasokonstriksi
Kulit di seluruh tubuh dipersarafi oleh serabut vasokonstriktor simpatis
yang menyekresikan norepinefrin pada ujung-ujungnya. System ini sangat kuat
dalam kaki, tangan, bibir, hidung, dan telinga yang merupakan daerah paling
terpapar dengan cuaca sangat dingin serta ditemukan sejumlah anastomosis
anteriosvenosa. Pada suhu tubuh normal, di bagian saraf vasokonstriksi, factor
simpatis akan mempertahankan anastomosis ini hamper tertutup, tetapi bila tubuh
dipanasi secara berlebihan jumlah simpul simpatis sangat berkurang sehingga
anatomosis tersebut berdilatasi sehingga sejumlah besar darah hangat mengalir
dalam pleksus venosus tersebut, dengan demikian dapat meningkatkan
pengeluaran panas.
Pada bagian tubuh lainnya misalnya permukaan lengan, tungkai, dan batang tubuh
hamper tidak terdapat anatomosis arteriovenosa. Pengaturan vasokonstruktor
terhadap pembuluh darah nutritive masih dapat menyebabkan perubahan besar
dalam aliran darah. Bila tubuh dipanaskan secara berlebihan, impuls
vasokonstruktor berhenti dan aliran darah ke pembuluh darah kulit meningkat dua
kali lipat. Efek langsung pada konstruktor simpatis adalah kulit menjadi sangat
peka terhadap norepinefrin dan epinefrin yang bersirkulasi dalam daerah kulit.
Kehilangan persarafan simpatis dapat menyebabkan vasokonstriksi yang hebat
dan dapat merusak kulit, keadaan ini disebut raynaud.
3. Mekanisme Vasodilatasi
Bila suhu berlebihan dan keringat mulai keluar, aliran darah kulit lengan
bawah dan batang tubuh bertambah tiga kali lipat akibat vasodilatasi aktif. Serabut
simpatis yang menyekresi asetikolin mengaktifkan kelenjar keringat sehingga
terjadi vasodilatasi sekunder dan menyebabkan kelenjar ini melepaskan enzim
kalekrin yang sebaliknya memecah polipeptida bradikinin dari globulin di dalam
cairan interstisial. Inhibisi bradikinin tidak menghalangi peningkatan aliran darah
yang menyertai pengeluaran keringat.

21
4. Efek dingin terhadap sirkulasi
Bila benda dingin ditempatkan langsung pada kulit, pembuluh darah akin
berkonstraksi sampai suhu 15’C. Saat titik mencapai derajat konstriksi maksimum
pembuluh darah mulai berdilatasi. Dilatasi ini disebabkan oleh efek langsung
pendinginan setempat terhadap pembuluh itu sendiri. Mekanisme konstraksi
dingin membuat hambatan impuls saraf dating ke pembuluh tersebut pada suhu
mendekati suhu 0’C sehingga pembuluh darah mencapai vasodilatasi maksimum.
Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh yang terkena terutama tangan
dan telinga.
5. Pengaturan Aliran Darah Setempat
Mempunyai peranan kecil untuk pengaturan aliran darah kulit, bila orang
duduk selama lebih 30 menit kemudian berdiri akan mengalami kemerahan yang
hebat pada daerah kulit yang terkena. Proses ini disebut juga hyperemia reaktif
karena berkurangnya penyediaan bahan gizi untuk jaringan selama periode
penekanan.

B. PERSONAL HYGIENE
Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang
dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara
fisik maupun mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya dilihat dari
penampilan yang bersih dan rapi serta upaya yang dilakukan seseorang untuk
menjaga kebersihandan kerapian tubuhnya setiap hari. Kabersihan diri seorang
meliputi beberapa hal, antara lain kulit, kuku, rambut, gigi dan mulut, mata
hidung telinga, serta perineum.

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene


Perilaku kebersihan diri dapat di pengaruhi oleh beberapa factor, antara lain
sebagai berikut
1. Kebiasaan
Kebiasaan seseorang berpengaruh dalam kebersihan diri. Contohnya
setiap individu memiliki kebiasaan tersendiri kapan akan memotong
rambut, menggunting kuku, mencuci rambut, dan bahkan kebiasaan

22
stersendiri untuk mandi dua kali sehari, satu kali sehari, untuk tidak
mandi. Kebiasaan juga berkaitan dengan pengguna produk-priduk
tertentu dalam melakukan keperawatan diri, misalnya menggunakan
sabun padat atau sabun cair .

2. Budaya
Budaya memengaruhi kebersihan diri seseorang. Contohnya adalah
terdapat mitos yang mengatakan bahwa menggunting kuku pada
malam hari akan menyebabkan kesialan. Hal ini menyebabkan
beberapa orang menunda menggunting kuku sehingga keesokan hari.

3. Tingkat pengetahian
Tingkat pengetahuan seseorang memengaruhi cara orang tersebut
merawat diri. Contohnya adalah untuk menjaga kebersihan gigi, kita
sebaiknya menggosok gigi dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan
sebelum tidur.

4. Status sosial ekonomi


Status social ekonomi memengaruhi kemampuan seseorang untuk
memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kebersihan diri. Contohnya adalah kondisi keuangan
seseorang memengaruhi antara lain jenis sabun mandi, sampo, atau
sokat gigi yang mampu ia beli.

5. Status kesehatan serta kondisi fisik dan mental


Orang yang sedang sakit atau yang mengalami cacat fisik dan
gangguan mental akan terhambat kemampuanya untuk merawat diri
secara mandiri.

23
b) JENIS-JENIS PERAWATAN DIRI
Tindakan yang dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit meliputi
hal-hal sebagai berikut.
1. Perawatan kulit
Kulit merupakan salah satu benteng pertahanan tubug dari kuman
penyakit dan trauma. Oleh sebab itu , kulit perlu dirawat agar dapat
menjalankan fungsinya.
a. Prinsip personal hygiene.
Salah satu cara untuk membersihkan kulit adalah mandi. Hal-hal
yang perlu diperhatikan tentanga mandi antara lain:
1) Membiasakan mandi dua kali sehari atau setelah beraktivitas.
2) Menggunakan sabun yang tidak ititatif. Jangan menggunakan
sabun mandi untuk mencuci muka.
3) Menyabuni seluruh tubuh, terutama daerah lipatan kulit,
misalnya sela-sela jari, ketiak dan belakang telinga.
4) Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut segera
setelah mandi.

1. Memandikan pasien dalam posisi berbaring


Sebelum memandikan pasien, bantu pasien menyika gigi dan
tawarkan pasien untuk buang air kecil atau buang air besar
Alat dan bahan :
 Satu buah baskom berisi air
 Dua buah sarung tangan pengusap badan(waslap)
 Dua buah handuk
 Sabun
 Pakaian bersih
 Tempat untuk pakayan kotor

Prosedur kerja :

 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.


 Cuci tangan

24
 Tutup pintu dan jendela, serta pasang sampiran
 Atur posisi pasien
 Bentangkan handukdi bawah kepala
 Bersihkan muka, telinga dan leher dengan mengunakan waslap
keringkan dengan handuk
 Lepas pakaian bagian atas
 Angkat kedua lengan pasien dan pindahkan handuk didada
pasien kemudian bentangkan handuk tersebut
 Kembalikan kedua tangan keposisi awal diatsas handuk.
Bersihkan lengan dan ketiak dengan mengunakan waslap.
Keringkan dengan handuk.
 Angkat kedua lengan pasien dan pindahkan handuk disamping
pasien. Bersihkan dada dan perut dengan mengunakan waslap.
Keringkan dengan handuk.
 Tutup bagian depan tubuh dengan handuk.
 Miringkan pasien kekiri. Bentangkan handuk dibawah
punggung hingga bokong
 Bersihkan punggung dengan waslap untuk tubuh bagian atas .
basuh paha dan bokong dengan waslap untuk tubuh bagian
bawah.
 Keringkan punggung dengan handuk tubuh bagian atas.
Keringkan paha dan bokong dengan handuk untuk tubuh
bagian bawah.
 Miringkan pasien kekanan. Basuh punggung, paha, dan bokong
sebelah kiri (terakhir anus) dengan cara yang sanma seperti
sebelumnya
 Kembalikan pasien pada posisi telentang dan pasangkan
pakayan bagisan atas dengan rapi.
 Bentangkan handuk memanjang dibawah kaki.
 Bersihkan paha dan kaki dengan waslap untuk tubuh bagian
bawah.
 Tanggalkan pakaian bagian bawah

25
 Letakkan handuk melintang dbawah bokong, separuh menutupi
bagan atas.
 Berihkan daerah lipatan paha dan genitalia dengan waslap
untuk tubuh bagian bawah
 Keringkan dengan handuk bawah
 Pasangkan pakaian bawah yang baru dengan rapi
 Sisir rambut pasien
 Bereskan peralatan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan hasil.

2. memandikan pasien dalam posisi duduk

Sebelum memandikan pasien, bantu pasien menyikat gigi


an tawarkan pasien untuk buang air kecil atau buang air besar.

Alat dan bahan:

 Satu buah baskom berisi air bersih


 Dua buah sarung tangan pengusap badan (waslap)
 Dua buah handulk
 Sabun
 Pakaian bersih
 Tempat untuk pakaian kotor
 Kursi
Prosedur kerja:
 Jelaskan posedur yang akan dilakukan pada pasien
 Cuci tangan
 Tutup pintu dan pasang sampiran
 Tutup bagian kaki tempat tidur dengan selimut
 Bantu pasien duduk ditepi tempat tidur dan bantu pasien
meletakkan kedua kaki diatas kursi
 Bentangkan handuk atas dan bawah menyilang dipangkuan
pasien

26
 Berikan penjelasan pad pasien fungsi baskom, waslap, dan
handuk
 Bantu pasien membersihkan bagian tubuh yang tidak bisa ia
bersihkan sendiri.
 Perbaiki posisi pasien
 Bereskan alat dan cuci tangan

Evaluasi keperawatan
Evaluasi secara umum untuk perawatan pada deficit perawatan diri
mandi/ hygiene dapat dinilai dari kemampuan dalam.
a). Mempertahankan kebersihan kulit secara efektif. Terlihat
kemampuan dalam menjaga kebersihan kulit seperti adanya warna,
kelembaban, turgor, tekstur, hilangnya lesi dan lain-lain.
b). mempertahankan sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat
tubuh merasa nyaman. Hal ini dapat dilihat dari adanya kemampuan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan terlihat segar.

2. Perawatan kuku
Kuku merupakan lempengan keratin transparan yang berasal dari
invaginasi epidermis. Secara anatomis, kuku terdiri atas dasar kuku ,
badan kuku, dinding kuku, kantung kuku,akar kuku, dan lunula. Kuku
yang normal akan terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan
dan dasar kuku berwarna merah muda. Kebersikhan kuku merupakan
salah satu aspek penting dalam perawatan diri.
a. Masalah atau gangguan pada kuku
1) Tinea pedis: terdapat guratan kekuningan pada lempengan
kuku yang pada akhirnya menyebabkan seluruh kuku
menjadi tebal,berubah warna dan rapuh. Penyakit ini
disebakan oleh infeksi jamur Epidermophyton,
Trichophyton, Microsporum, dan C. albicans di kaki..

27
2) Ingrown nail: kuku tangan tidak tumbuh dan terasa sakit di
bagian tersebut.
3) Paronychia:radang di jaringan sekitar kuku.
4) Ram’s horn nail: pertumbuhan kuku lambat dan terdapat
kerusakan didasar kuku atau infeksi.
5) Bau tidak sedap: reaksi mikroorganisme pada kuku atau
kaki yang menyebabkan bau tidak sedap.

Tindakan keperawatan
Perawatan kuku dilakukan pada pasien yang tidak mampu merawat
kuku sendiri. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan kuku
dan mencegah infeksi atau luka akibat garukan dari kuku.salahsatu
tindakan yang dilakukan adalah menggunting kuku.

Alat dan bahan:


 Gunting atau pemotong kuku
 Handuk
 Baskom berisi air hangat
 Bengkok atau neirbekken
 Sabun
 Kapas
 Sikat kuku
 Aseton(jika perlu)

Prosedur kerja
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.
 Cuci tangan.
 Atur posisi pasien.
 Rendam tangan dengan air hangat sekitar 1-2 menit untuk
melunakkan kuku. Untuk memotong kaki, rendam kaki dengan
air hangat sekitar 2-3 menit karena kuku kaki lebih tebal.

28
 Jika kuku sangat kotor, sikat dengan sikat kaki dan sabun.
Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan handuk.
 Letakkan tangan di atas bengkok (berisi Lysol 2%) agar
potongan kuku tidak berserakkan.
 Potong kuku sesuai dengan lengkungan kuku.
 Atur kembali posisi pasien.
 Rapikan peralatan dan cuci tangan.

Evaluasi keperawatan
Evaluasi secara umum dapat dinilai dari terdapatnya
kemampuan untuk menjaga kebersihan kuku yang dapat dilihat
dengan keadaan kuku yang bersih, tidak ada tanda radang di
sekitar kuku, pertumbuhan kuku baik, dan tidak ada bau kuku
yang tidak enak.

3. Perawatan Mulut dan Gigi


Mulut dan gigi merupakan bagian pertama dari system pencernaan
makanan. Rongga mulut merupakan bagian tambahan dari system
pernapasan. Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, kelenjar ludah
(sublingualis, submandibularis, dan parotis), tonsil dan uvula. Rongga
mulut merupakan rongga yang penuh dengan kuman sehingga haru
selalu dibersihkan.

a. Masalah atau gangguan pada mulut dan gigi


1) Karies gigi: lubang akibat kerusakan gigi yang
berhubungan denhgan kekurangan kalsium.
2) Halitosis: bau napas tidak sedap yang disebabkan antara
lain oleh asupan makanan tertentu, infeksi kuman, dan
kondisi sistemik akibat penyakit liver dan diabetes.
3) Plak: suatu lapisan transparan yang sangat tipis dan terdiri
atas mucus dan bakteri yang menyelimuti permukaan gigi.
Plak dapat menyebabkan karies (lubang gigi), kalkulus

29
(karang gigi), gunguvitis (radang pada gusi), dan
periodontitis (radang pada jaaringan penyangga gigi).
4) Penyakit periodontal (periodontal disease): gusi mudah
berdarah dan bengkak.
5) Stomatitis (sariawan): dapat disebabkan oleh defisiensi
vitamin, infeksi bakteri atau virus, dan kemoterapi.
6) Glositis: peradangan pada lidah.
7) Kilosis: bibir yang pecah-pecah. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh produksi salviasi yang berlebihan, napas
mulut, dan defisiensi riboflavin.

Alat dan bahan :


a. Handuk dan kain pengalas
b. Gelas kumur berisi air masak atau NaC1 0,9%
c. Boraks gliserin
d. Gentian violet (jika perlu)
e. Bengkok
f. Spatel dan kasa bersih
g. Sikat gigi dan pasta gigi
h. Kapas lidi

Prosedur Kerja:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.
b. Cuci tangan.
c. Atur posisi pasien.
d. Pasang pengalas di bawah dagu dan pipi pasien.
e. Sikat gigi pasien dengan cara sebagai berikut.
 Basahi sikat gigi dengan air. Bubuhkan pasta gigi.
 Letakan bengkok di bawah pipi pasien.
 Berikan air untuk berkumur dan tampung air bekas berkumur
ke dalam bengkok.
 Sikat gigi bagian luar dan bagian dalam.

30
 Berikan air untuk berkumur dan tampung air bekas berkumur
kedalam mangkuk.
f. Bersihkan mulut dengan cara berikut.
 Miringkan kepala pasien di atas pinggiran bantal.
 Letakkan bengkok dibawah pipi atau dagu pasien.
 Ambil kasa tebal yang telah dilembabkan degan NaC1 0,9%
atau air garam.
 Tekan lidah dengan spatel yang telah dibungkus dengan kaca
bersih hingga mulut terbuka (jika pasien apatis/koma) atau
minta pasien untuk membuka mulut.
 Bersihkan dinding rongga mulut, gigi, dan lidah dengan
menggunakan kasa basah yang telah dililitkan pada spatel.
 Keringkan bibir dengan tisu.
 Oleskan boraks gliserin atau gentian violet ke bibir dan mukosa
mulut.
g. Rapikan peralatan dan cuci tangan
h. Dokumentasikan hasil.

Evaluasi keperawatan.
Evaluasi yang dilakukan perawat secara umum adalah menilai kemampuan untuk
mempertahankan kebersihan gigi dan mulut serta kemampuan untuk
mempertahankan status nutrisi. Kemampuan tersebut dapat dilihat melalui
keadaan mulut dan gigi yang bersih, tanpa radang, dan asupan nutrisi yang
adekuat.

4. Perawatan rambut.
Rambut termasuk dalam struktur kulit. Struktur ini memiliki kantung
didermis kulit dan kemudian menembus permukaan kulit. Secara
anatomis, rambut terdiri atas bagian batang, akar rambut, sarung akar,
folikel rambut, dan kelenjar sebasea. Fungsi utama rambut adalah
melindungi kepala dari panas. Rambut yang sehat akan terlihat

31
mengkilap, tidak kering dan tidak terlalu berminyak, tidak bercabang,
serta tidak mudah patah.

a. Masalah dan gangguan pada rambut


Beberapa masalah dan gangguan yang terdapat pada rambut
adalah:
1) Ketombe, yaitu pelepasan kulit kepala yang disertai dengan
rasa gatal.
2) Kutu, misalnya pediculotis capitis. Kutu ini mengisap darah
dan menyebabkan rasa gatal.
3) Alopecia ( kehilangan rambut): dapat disebabkan oleh
penggunaan alat pelurus atau pengeriting rambut, pengikatan
rambut yang terlalu ketat, dan pemakaian produk perawatan
rambut yang tidak cocok.
4) Radang pada kulit yang ditumbuhi rambut (saborrbeic
dermatitis).

Alat dan bahan :


 Handuk
 Perlak atau pengalas
 Ember berisi air hangat dan gayung
 Ember kosong
 Sampo atau sabun
 Kasa dan kapas
 Sisir
 Bengkok

Prosedur kerja
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
 Cuci tangan.
 Tutup pintu dan pasanga sampiran.
 Pasang pengalas di bawah kepala di pinggir tempat tidur.

32
 Pasanga talang dan arahkan ke ember kosong.
 Tutup telinga dengan kapas.
 Alasi dada dengan handuk sampai keleher.
 Basahi rambut dangan air hangat.
 Cuci rambut dengan sampoatau sabun sambil pijat kulit kepala.
 Bilas beberapa kali danga air hangat.
 Keringkan rambut dengan handuk.
 Keringkan telinga, leher, dan muka dengan handuk.
 Bantu pasien menyisir rambutnya.
 Bereska alat, ganti alat tenun yang basah, dan rapikan tempat tidur.
 Cuci tangan

5) Evaluasi keperawatan.
Evaluasi yang dilakukan perawat sacara umum adalah menilai
kamampuan untuk mempertahankan kebersihan rambut. Hal ini dapat
dilihat dari keadaan rambut yang segar dan tidak rontok, tidak ada
radang pada kulit kepala, dan pertumbuhan rambut yang baik.

c) Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan pasien, khususnya tempat tidur, akan memberikan
kenyamanan bagi pasien. Jika pasien merasa nyaman, pasien akan dapat tidur
tanpa gangguan sehingga dapat membantu proses penyembuhan. Tempat tidur
pasien perlu dirancang untuk memenuhi keamanan, kenyamanan, dan kemampuan
adaptasi untuk mengubah posisi. Tempat tidur juga perlu dilengkapi dengan
sejumlah alat pengaman, misalnya kunci pada roda dan side rails di kedua tepi
tempat tidur.
1. Cara Menyiapkan Tempat Tidur
Alat dan bahan:
a. Tempat tidur, kasur, dan bantal
b. Laken
c. Stick laken
d. Sarung bantal

33
e. Perlak
f. Selimut
Prosedur kerja:
a. Cuci tangan
b. Pasang laken dengan garis tengah lipatan tepat di tengah kasur/tempat
tidur
c. Atur sisi kedua samping laken atau tempat tidur dengan sudut 900,
kemudian masukkan ke bawah kasur
d. Pasang perlak, kemudian pasang stick laken di tengah tempat tidur
e. Lipat selimut menjadi empat secara terbalik dan pasang bagian bawah.
Masukkan ujung selimut ke bawah kasur.
f. Pasang sarung bantal.
g. Cuci tangan.
2. Cara merapikan tempat tidur dengan pasien di atasnya
Prosedur kerja:
a. Mencuci tangan.
b. Rapikan tempat tidur sebelah kanan dengan cara sebagai berikut.
1) Miringkan pasien ke kiri
2) Gulung stick laken hingga batas punggung pasien.
3) Bersihkan dan rapikan laken.
c. Rapikan tempat tidur sebelah kiri dengan cara sebagai berikut.
1) Miringkan pasien ke kanan
2) Rapikan dengan cara yang sama seperti sebelah kanan.
d. Susun bantal dan baringkan pasien pada posisi yang tepat.
e. Pasang selimut
f. Cuci tangan.
3. Cara Mengganti Alat Tenun dengan Pasien di Atasnya
Prosedur kerja:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
c. Tutup pintu dan pasang sampiran
d. Bantu pasien memiringkan tubuh (menjauhi perawat)

34
e. Gulung laken, perlak, dan stick laken ke arah punggung pasien dengan
bagian kotor berada dalam gulungan.
f. Pasang alat tenun bersih setengah bagian dengan sisanya tergulung di
belakang punggung pasien.
g. Bantu pasien untuk membalik posisi ke hadapan perawat dengan
melewati gulungan alat tenun tersebut.
h. Angkat semua gulungan kotor
i. Buka gulungan alat tenun yang bersih dan rapi.
j. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
k. Pasang selimut yang bersih
l. Lepaskan bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala pasien
m. Lepaskan sarung bantal yang kotor dan ganti dengan yang bersih
n. Susun bantal dan bantu pasien tidur dengan posisi yang nyaman
o. Rapikan peralatan dan cuci tangan.

35
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Sistem intergumen merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai
pelindung (proteksi), sensasi, regulasi suhu tubuh, penyimpan lemak dan air, dan
sebagai peng absorsi sinar ultraviolet dan obat – obatan dalam tubuh manusia.
Kulit juga merupakan organ tubuh terbesar yang membentuk 15 persen berat
badan total manusia.Kulit mempunyai 3 lapisan pembentuk kulit, antara lain
adalah epidermis,dermis dan jaringan subkutan atau hipodermis / subcutis.
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan
psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu
dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,
sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan
perawatan sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama
yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara
lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala,
rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.

B. Saran
Setelah membaca dan memahami isi makalah ini, diharapkan
perawat,mahasiswa calon perawat atau para pembaca bisa mempelajari dan
mengetahui bagaimana Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan Sehingga bisa
menjadi acuan untuk pembelajaran selanjutnya dalam keperawatan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Tangerang


selatan:Binarupa aksara
Mubarak,wahit iqbal dan Ns. Nurul chayatin. 2007. Buku ajaran kebutuhan dasar
manusia:teori dan aplikasi dalam praktek. Jakarta:EGC.
Hidayat, A Aziz. 2008. Pengantar kebutuhan dasar manusia,aplikasi konsep dan
proses keperawatan. buku 1. Jakarta:salemba medika..
Bandiyah,siti. 2009. Keterampilan dasar praktek klinik keperawatan dan
kebidanan. Yogyakarta:Nuha medika

37

Anda mungkin juga menyukai