http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study is to describe and analyze the influence of curriculum understanding,
principal leadership, facilities and infrastructure on teacher performance in MTs N Pamotan,
Rembang District. Research location at MTs N Pamotan, Rembang District. The method used is
quantitative. Data collection techniques used were questionnaires and documentation. Data
processing techniques used SPSS. The results showed that Curriculum Understanding, Principal
Leadership, Facilities and Infrastructure have a positive effect on Teacher Work Motivation in
MtsN Pamotan Rembang District. 1) Understanding Curriculum influenced by 0.011 to Teacher
Work Motivation, 2) Leadership Principal influence of 0.015 to Teacher Work Motivation, 3)
Facility and Infrastructure effect of 0.004 to Teacher Work Motivation, 4) The greatest faculty in
influencing Teacher Work Motivation in MTs N Pamotan Rembang District is Principal
Leadership Factor. Principal leadership style is considered more appropriate in improving the work
motivation of teachers in MTs N Pamotan Rembang District.
744
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
PENDAHULUAN
Mengingat bahwa keberhasilan
Pendidikan merupakan salah satu pendidikan ditentukan oleh kinerja guru, maka
masalah substansial bagi negara Indonesia pada sudah seharusnya para guru mempunyai sikap
era globalisasi saat ini. Lembaga pendidikan di positif terhadap pekerjaan yang menjadi
Indonesia harus mampu mencetak sumber daya tanggung jawabnya. Sikap positif tersebut
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing misalnya disiplin, tanggung jawab, bersungguh-
secara kompetitif untuk menghadapi persaingan sungguh dan senantiasa meningkatkan kualitas
antar negara yang semakin ketat dalam berbagai dirinya. Namun kenyataan dilapangan
aktivitas kehidupan. Guru adalah elemen kunci menunjukkan bahwa belum semua guru
dalam sistem pendidikan untuk menciptakan memiliki kinerja yang baik. Dikutip dari laman
sumber daya manusia yang berkualitas. Semua website http://www.srie.org/2013/02/hasil-
komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana uka-dan-ukg-kompetensi-guru-lebih.html,nilai
prasarana, biaya dan sebagainya tidak akan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) secara online
banyak berarti apabila tidak disertai dengan yang dilakukan terhadap guru setelah
kualitas guru yang memadai. memperoleh sertifikat professional, diperoleh
Keberhasilan lembaga pendidikan untuk nilai rata-rata nasional sebesar 45,82 untuk skala
menciptakan sumber daya manusia yang nilai 0-100. Artinya nilai rata-rata nasional
berkualitas diantaranya ditentukan oleh kinerja masih dibawah angka 50, atau kurang dari
guru. Kinerja guru merupakan tingkat separuh angka ideal. Apabila dilihat dari jenjang
keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas sekolah, maka nilai tertinggi rata-rata nasional
pendidikan sesuai tanggung jawab dan diperoleh guru SMP (51,23), guru SMK (49,75),
wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang guru SMA (47,7), guru TK (45,84) dan nilai
telah ditetapkan selama periode tertentu dalam terendah diperoleh guru SD (42,05). Hasil
kerangka mencapai tujuan pendidikan (Barnawi, penilaian ini menunjukkan bahwa kinerja guru
2012: 14). di Indonesia belum bisa dikatakan baik.
Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 Berdasarkan teori kinerja yang
menjelaskan bahwa ada empat kompetensi dikemukakan oleh Gibson dan dikutip oleh
sebagai guru profesional yaitu kompetensi Supardi (2013:19) untuk mencapai kinerja yang
pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. baik ada tiga kelompok variabel yang
Kompetensi yang dimiliki guru tersebut mempengaruhi kinerja yaitu: Pertama, variabel
menunjuk pada kinerja guru. individu, kedua variabel organisasi dan ketiga
Aspek kinerja guru merupakan aspek variabel psikologis individu. Variabel individu
penting yang perlu diperhatikan, Menjaga dan meliputi: kemampuan dan keterampilan (mental
mengupayakan guru supaya memiliki kinerja fisik), latar belakang (keluarga, tingkat sosial,
yang tinggi mutlak diperlukan untuk pengalaman), dan demografis (umur, etnis, jenis
menciptakan sumber daya manusia yang kelamin). Variabel organisasi mencakup sumber
berkualitas. Upaya untuk meningkatkan kinerja daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan
guru dapat dilakukan melalui berbagai cara. desain pekerjaan. Variabel psikologis meliputi:
Misalnya pembinaan, penataran, pelatihan persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi,
ataupun pemberian kesempatan untuk belajar kepuasan kerja dan iklim kerja.
lagi guna meningkatkan kompetensi para guru. Salah satu faktor yang mempengaruhi
Selain itu perlu diadakan pula peningkatan kinerja guru adalah kemampuan dan
kedisiplinan, pemberian motivasi bahkan keterampilan mengajar guru. Dalam penelitian
pemberian insentif yang layak sehingga ini kemampuan dan keterampilan guru
memungkinkan guru merasa puas dalam bekerja diwujudkan dalam bentuk pemahaman guru
dan kinerjanya terus meningkat. terhadap kurikulum. Guru dituntut memiliki
pemahaman serta kemampuan menjabarkan,
745
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
746
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
747
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
Factor (VIF) kita dapat mengatahui ada atau dependen apabila nilai signifikansi lebih kecil
tidaknya multikolinearitas dalam regresi. dari α = 0,05 atau 5%.
Pertama, jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
10, maka model penelitian terbebas dari variabel penjelas/independen secara individual
Multikoliniearitas. Kedua, jika nilai Tolerance< dalam menerangkan variasi variabel dependen
0,10 dan VIF > 10, maka model penelitian (Ghozali, 2011:98). Variabel independen
tersebut terdapat multikoliniearitas. dinyatakan berpengaruh terhadap variabel
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk dependen apabila nilai signifikansi lebih kecil
dari α = 0,05 atau 5%.
menguji apakah dalam model regresi terjadi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
ketidaksamaan variance dari residualsatu mengukur seberapa jauh kemampuan model
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi dalam menjelaskan variasi variabel
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dependen. Semakin besar nilai R2 maka semakin
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk besar pula kemampuan variabel dependen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen.
menguji heteroskedastisitas dapat diketahui dari
Koefisien determinasi keseluruhan (R2)
nilai signifikan korelasi Rank Spearman antara digunakan untuk mengetahui besarnya
masing-masing variabel independen dengan sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh
residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari variabel pemahaman kurikulum, motivasi, dan
α (5%) maka tidak terdapat Heteroskedastisitas, kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru di MTS Negeri Pamotan Rembang tahun
dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka 2015 secara simultan.Koefisien determinasi
terdapat Heteroskedastisitas. parsial (r2) digunakan untuk mengetahui
Penelitian ini menggunakan persamaan besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-
regresi berganda tiga prediktor dengan variabel masing variabel X (pemahaman kurikulum,
dependen kinerja guru (Y). Persamaan regresi motivasi kerja dan kepemimpinan kepala
sekolah) terhadap Y (kinerja guru) secara
berganda ini bertujuan untuk mengetahui parsial. Uji koefisien determinasi parsial akan
seberapa besar pengaruh variabel pemahaman dilakukan melalui bantuan program SPSS
kurikulum (X1), motivasi kerja (X2) dan dengan melihat output pada tabel coefficients.
kepemimpinan kepala sekolah (X3) terhadap Cara pengukurannya yaitu dengan
kinerja guru (Y). menguadratkan nilai correlations parsial dalam
tabel kemudian diubah dalam bentuk persentase.
Rumus regresi dengan tiga variabel bebas
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(independen) adalah:
Uji Validitas
Y = α+b1X1+ b2X2+ b3X3+e Validitas merupakan derajat ketepatan
antara data terjadi pada objek penelitian dengan
Keterangan: data yang dapat dilaporkan oleh peneliti
Y = Variabel dependen
(Sugiyono 2012:363). Validitas digunakan untuk
α = Konstanta
b = Koefisien regresi mengukur sejauh mana kuesioner dapat
X = Variabel independen mewakili semua aspek. Tinggi rendahnya suatu
e = Standar error validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari
Uji F menunjukkan apakah semua
gambaran validitas yang dimaksud ( Suharsimi
variabel independen atau bebas yang
dimaksukkan dalam model mempunyai 2010:211). Uji validitas dalam penelitian ini
pengaruh secara bersama-sama terhadap menggunakan bantuan SPSS 19.0 (Statistical
variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Package for Social Science). Untuk mengukur
Pengujian simultan (Uji F) untuk mengetahui validitas, rumus korelasi dapat dipergunakan
pengaruhpemahaman kurikulum, motivasi, dan
yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal
kepemimpinan kepala sekolah secara simultan
terhadap kinerja guru di MTS Negeri Pamotan dengan rumus korelasi product moment yaitu :
Rembang tahun 2015. Variabel independen
dinyatakan berpengaruh terhadap variabel
748
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
Keterangan :
rxy : koefisien anatara variabel X dan Y
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total
∑XY : Perkalian jumlah skor item dan jumlah
skor total
2
∑X : Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total
n : Jumlah subjek atau responden
No.
Indikator Butir r Hitung r Tabel Keterangan
Pemahaman Komponen Kurikulum 1 0,453 0,3494 Valid
749
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
Reliabilitas berkenaan dengan derajat Teknik reliabilitas semacam ini disebut internal
konsistensi dan stabilitas data atau temuan. consistency. Untuk mengetahui instrumen yang
Dalam pandangan kuantitatif , suatu data kita gunakan reliabel atau tidak, digunakan alat
dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih bantu program SPSS. Dalam pengambilan
peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan keputusan, suatu instrumen dikatakan reliabel
data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70
yang berbeda menghasilkan data yang sama, (Ghozali, 2013:48).
atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua Berdasarkan hasil uji reabilitas instrumen
menunjukkan data yang tidak berbeda penelitian diperoleh nilai 0.846 untuk variabel
(Sugiyono 2012:364). Untuk reliabilitas angket Pemahaman Kurikulum, nilai 0.864 untuk
digunakan rumus alpha dalam pengujiannya variabel Kepemimpinan, nilai 0.894 untuk
(Arikunto, 2010:221) : variabel Sarana Prasarana, dan 0.782 untuk
variabel Motivasi Kerja. Hal ini berarti
instrumen kualitas anggota, kinerja karyawan,
kepuasan anggota dan loyalitas anggota
dikatakan reabel karena nilai cronbach Alpha
Keterangan : lebih dari 0.70. berikut ini rinciannya:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyakanya butir pertanyaan Tabel 2. Uji Reliabilitas
∑ :jumlah varian butir Variabel Cronbach kriteria keterangan
Alpha Cronbach
Alpha
Selanjutnya r11 dikonsultasikan dengan r dengan Pemahaman 0.846 0.70 Reliabel
jumlah N (jumlah responden) dengan taraf Kurikulum
signifikansi 5%. Dinyatakan reliabel apabila Kepemimpinan 0.864 0.70 Reliabel
harga rhitung > rtabel. Pengujian reliabilitas dalam Sarana 0.894 0.70 Reliabel
penelitian ini dilakukan dengan cara Prasarana
mencobakan instrumen sekali saja dan data Motivasi Kerja 0.782 0.70 Reliabel
yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Sumber : diolah, 2016
750
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
751
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
a. Predictors: (Constant),
X3, X1, X2
Dependent
Variable: Y
Tabel 5. Uji t
Coefficientsa
752
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
753
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
754
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
sangat menentukan bagi tinggi rendahnya yang berarti jika variabel pemahaman
motivasi guru dalam mendidik. Dalam kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah,
penelitian ini terdapat pengaruh positif terhadap sarana dan prasarana sebesar 0, maka motivasi
pemahaman kurikulum, kepemimipinan kepala kerja guru akan menjadi sebesar -22,038 poin.
sekolah dan adanya sarana dan prasarana Jika variabel pemahaman kurikulum mengalami
terhadap motivasi kerja guru Mts N Pamotan. peningkatan sebesar satu poin sementara
Kinerja guru dapat di buktikan dengan variabel bebas yang lain tetap, maka akan
kompetensi yang dimiliki guru dalam menyebabkan kenaikan motivasi kerja guru
meningkatkan pendidikan. Dalam upaya sebesar 0,518 poin. Jika variabel kepemimpinan
mewujudkan kinerja yang baik diperlukkan kepala sekolah mengalami peningkatan sebesar
proses penilaian kinerja. Penilaian kinerja sangat satu poin, sementara variabel bebas yang lain
dibutuhkan untuk mengetahui kinerja yang tetap, maka motivasi kerja guru akan mengalami
dimiliki dari seseorang dan dapat menentukan kenaikan sebesar 0,258 poin.
kinerja dari organisasi. Motivasi kinerja guru Jika variabel sarana dan prasarana
adalah dorongan baik dari dalam maupun luar mengalami peningkatan sebesar satu poin,
diri pribadi guru untuk melaksanakan pekerjaan sementara variabel bebas yang lain tetap, maka
dalam kegiatan belajar mengajar, agar tercapai motivasi kerja guru akan mengalami kenaikan
tujuan sesuai rencana. Semakin tinggi motivasi sebesar 0,344 poin.
yang dimiliki maka hasil yang dicapai akan Adanya pengaruh positif dan signifikan
maksimal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari pemahaman kurikulum, kepemimpinan
secara toritis dan empirik pemahaman kepalas sekolah terhadap motivasi kerja guru
kurikulum, kepemimpinan kepala yang ditunjukkan dari harga-harga koefisien
sekolah,sarana dan prasarana berpengaruh regresi maupun koefisien korelasi yang bertanda
terhadap motivasi kerja guru MTsN Pamotan positif.
Kabupaten Rembang.Dalam upaya Koefisien determinasi secara parsial (r2)
mewujudkan kinerja yang baik diperlukkan besarnya pengaruh pemahaman kurikulum
proses penilaian kinerja. Penilaian kinerja sangat adalah 11,8%, besarnya pengaruh
dibutuhkan untuk mengetahui kinerja yang kepemimpinan kepala sekolah adalah 10,9%,
dimiliki dari seseorang dan dapat menentukan besarnya sarana dan prasarana adalah
kinerja dari organisasi. Motivasi kinerja guru 16%.Harga koefisien determinasi simultan (R2)
adalah dorongan baik dari dalam maupun luar sebesar 52,9% dan sisanya yaitu 47,1%
diri pribadi guru untuk melaksanakan pekerjaan dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam
dalam kegiatan belajar mengajar, agar tercapai penelitian ini.
tujuan sesuai rencana. Semakin tinggi motivasi Berdasarkan hasil penelitian
yang dimiliki maka hasil yang dicapai akan menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum,
maksimal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
secara toritis dan empirik pemahaman prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja
kurikulum, kepemimpinan kepala guru baik secara parsial maupun simultan
sekolah,sarana dan prasarana berpengaruh dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang
terhadap motivasi kerja guru MTsN Pamotan memperoleh signifikansi di bawah 0,05.
Kabupaten Rembang. Adanya pengaruh paling besar dari sarana
Hasil penelitian melalui analisis regresi dan prasarana terhadap motivasi kerja guru
berganda mengenai pengaruh pemahaman disebabkan karena sarana dan prasarana
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, mempunyai kedudukan yang sangat
sarana dan prasarana, terhadap motivasi kerja menentukan bagi kinerja guru di MTs N
guru di atas dapat diketahui sebagai berikut: Pamotan Kabupaten Rembang. Guru merasa
Hasil penelitian melalui regresi berganda nyaman saat mengajar dengan didukung oleh
memperoleh angka konstanta sebesar -22,038,
755
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
sarana dan prasarana yang memadai sehingga Kepemimpinan kepala sekolahlah yang juga
motivasi kerja dapat meningkat. merupakan bagian dari pengaruh terjadinya
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara tinggi rendahnya motivasi kerja guru. Pada Uji
toritis dan empirik pemahaman kurikulum, Parsial variabel X3 (sarana prasarana) diperoleh
kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan nilai sig = 0,004 < 5% maka HO ditolak dan
prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja menerima Ha. Ini berarti variabel independen
gurus. Hasil penelitian ini dijadikan suatu (sarana prasarana) secara langsung berpengaruh
pedoman bagi MTs N Pamotan Kabupaten signifikan terhadap variabel dependen (motivasi
Rembang bahwa untuk meningkatkan kinerja kerja).
guru maka harus juga diimbangi dengan Berdasarkan hasil penelitian
realisasi dari adanya pemahaman kurikulum menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum,
dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
adanya sarana dan prasarana yang mendukung. prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja
Hasil Uji Parsial variabel X1 guru baik secara parsial maupun simultan
(Pemahaman Kurikulum) diperoleh nilai sig = dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang
0,011 < 5% maka HO ditolak dan menerima Ha. memperoleh signifikansi di bawah 0,05. Adanya
Ini berarti variabel independen (pemahaman pengaruh paling besar dari sarana prasarana
kurikulum) secara langsung berpengaruh terhadap motivasi kerja guru disebabkan karena
terhadap variabel dependen (motivasi kerja sarana prasarana mempunyai kedudukan yang
guru). Pemahaman kurikulum sangat sangat menentukan bagi tinggi rendahnya
mempengaruhi motivasi kerja guru. Dengan motivasi guru dalam mendidik. Dalam
memahami kurikulum, maka seorang guru akan penelitian ini terdapat pengaruh positif terhadap
memahami langkah-langkah dalam melakukan pemahaman kurikulum, kepemimipinan kepala
kegiatan belajar mengajar dan akan lebih kreatif sekolah dan adanya sarana dan prasarana
dalam berfikir. Memahami kurikulum juga terhadap motivasi kerja guru Mts N Pamotan.
merupakan sesuatu yang harus dapat dilakukan Kinerja guru dapat di buktikan dengan
oleh seorang guru. Karena materi yang diterima kompetensi yang dimiliki guru dalam
oleh murid tergantung oleh cara yang meningkatkan pendidikan. Dalam upaya
disampaikan oleh pendidiknya. mewujudkan kinerja yang baik diperlukkan
Pada analisis Uji Parsial variabel X2 proses penilaian kinerja.
(kepemimpinan kepala sekolah) diperoleh nilai Penilaian kinerja sangat dibutuhkan untuk
sig = 0,015 < 5% maka HO ditolak dan mengetahui kinerja yang dimiliki dari seseorang
menerima Ha. Ini berarti variabel independen dan dapat menentukan kinerja dari organisasi.
(kepemimpinan kepala sekolah) secara langsung Motivasi kinerja guru adalah dorongan baik dari
berpengaruh signifikan terhadap variabel dalam maupun luar diri pribadi guru untuk
dependen (motivasi kerja guru). melaksanakan pekerjaan dalam kegiatan belajar
Gaya kepemimpinan kepala sekolah mengajar, agar tercapai tujuan sesuai rencana.
sangat mempengaruhi motivasi kerja guru. Hal Semakin tinggi motivasi yang dimiliki maka
ini juga di kemukakan oleh Wibowo (2011:80) hasil yang dicapai akan maksimal. Sehingga
yang menyatakan bahwa kepemimpinan dan dapat disimpulkan bahwa secara toritis dan
gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat empirik pemahaman kurikulum, kepemimpinan
berperan dalam mempengaruhi kinerja kepala sekolah,sarana dan prasarana
karyawan, karena cara menjalin hubungan berpengaruh terhadap motivasi kerja guru
dengan pekerja. Dengan gaya kepemimpinan MTsN Pamotan Kabupaten Rembang.Dalam
yang baik dan didukung oleh guru-guru, maka upaya mewujudkan kinerja yang baik
motivasi dalam bekerja para guru juga diperlukkan proses penilaian kinerja. Penilaian
meningkat, karena antara pemimpin dan yang kinerja sangat dibutuhkan untuk mengetahui
dipimpin terjalin hubungan yang harmonis. kinerja yang dimiliki dari seseorang dan dapat
756
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
menentukan kinerja dari organisasi. Motivasi sebesar 52,9% dan sisanya yaitu 47,1%
kinerja guru adalah dorongan baik dari dalam dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam
maupun luar diri pribadi guru untuk penelitian ini.
melaksanakan pekerjaan dalam kegiatan belajar Berdasarkan hasil penelitian
mengajar, agar tercapai tujuan sesuai rencana. menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum,
Semakin tinggi motivasi yang dimiliki maka kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
hasil yang dicapai akan maksimal. Sehingga prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja
dapat disimpulkan bahwa secara toritis dan guru baik secara parsial maupun simultan
empirik pemahaman kurikulum, kepemimpinan dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang
kepala sekolah,sarana dan prasarana memperoleh signifikansi di bawah 0,05.
berpengaruh terhadap motivasi kerja guru Adanya pengaruh paling besar dari sarana
MTsN Pamotan Kabupaten Rembang. dan prasarana terhadap motivasi kerja guru
Hasil penelitian melalui analisis regresi disebabkan karena sarana dan prasarana
berganda mengenai pengaruh pemahaman mempunyai kedudukan yang sangat
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, menentukan bagi kinerja guru di MTs N
sarana dan prasarana, terhadap motivasi kerja Pamotan Kabupaten Rembang. Guru merasa
guru di atas dapat diketahui sebagai berikut: nyaman saat mengajar dengan didukung oleh
Hasil penelitian melalui regresi berganda sarana dan prasarana yang memadai sehingga
memperoleh angka konstanta sebesar -22,038, motivasi kerja dapat meningkat.
yang berarti jika variabel pemahaman Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, toritis dan empirik pemahaman kurikulum,
sarana dan prasarana sebesar 0, maka motivasi kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
kerja guru akan menjadi sebesar -22,038 poin. prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja
Jika variabel pemahaman kurikulum mengalami gurus. Hasil penelitian ini dijadikan suatu
peningkatan sebesar satu poin sementara pedoman bagi MTs N Pamotan Kabupaten
variabel bebas yang lain tetap, maka akan Rembang bahwa untuk meningkatkan kinerja
menyebabkan kenaikan motivasi kerja guru guru maka harus juga diimbangi dengan
sebesar 0,518 poin. Jika variabel kepemimpinan realisasi dari adanya pemahaman kurikulum
kepala sekolah mengalami peningkatan sebesar dan kepemimpinan kepala sekolah dengan
satu poin, sementara variabel bebas yang lain adanya sarana dan prasarana yang mendukung.
tetap, maka motivasi kerja guru akan mengalami Hasil Uji Parsial variabel X1
kenaikan sebesar 0,258 poin. Jika variabel (Pemahaman Kurikulum) diperoleh nilai sig =
sarana dan prasarana mengalami peningkatan 0,011 < 5% maka HO ditolak dan menerima Ha.
sebesar satu poin, sementara variabel bebas yang Ini berarti variabel independen (pemahaman
lain tetap, maka motivasi kerja guru akan kurikulum) secara langsung berpengaruh
mengalami kenaikan sebesar 0,344 poin. terhadap variabel dependen (motivasi kerja
Adanya pengaruh positif dan signifikan guru). Pemahaman kurikulum sangat
dari pemahaman kurikulum, kepemimpinan mempengaruhi motivasi kerja guru. Dengan
kepalas sekolah terhadap motivasi kerja guru memahami kurikulum, maka seorang guru akan
yang ditunjukkan dari harga-harga koefisien memahami langkah-langkah dalam melakukan
regresi maupun koefisien korelasi yang bertanda kegiatan belajar mengajar dan akan lebih kreatif
positif. dalam berfikir. Memahami kurikulum juga
Koefisien determinasi secara parsial (r2) merupakan sesuatu yang harus dapat dilakukan
besarnya pengaruh pemahaman kurikulum oleh seorang guru. Karena materi yang diterima
adalah 11,8%, besarnya pengaruh oleh murid tergantung oleh cara yang
kepemimpinan kepala sekolah adalah 10,9%, disampaikan oleh pendidiknya.
besarnya sarana dan prasarana adalah Pada analisis Uji Parsial variabel X2
16%.Harga koefisien determinasi simultan (R2) (kepemimpinan kepala sekolah) diperoleh nilai
757
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
sig = 0,015 < 5% maka HO ditolak dan Penilaian kinerja sangat dibutuhkan untuk
menerima Ha. Ini berarti variabel independen mengetahui kinerja yang dimiliki dari seseorang
(kepemimpinan kepala sekolah) secara langsung dan dapat menentukan kinerja dari organisasi.
berpengaruh signifikan terhadap variabel Motivasi kinerja guru adalah dorongan baik dari
dependen (motivasi kerja guru). dalam maupun luar diri pribadi guru untuk
Gaya kepemimpinan kepala sekolah melaksanakan pekerjaan dalam kegiatan belajar
sangat mempengaruhi motivasi kerja guru. Hal mengajar, agar tercapai tujuan sesuai rencana.
ini juga di kemukakan oleh Wibowo (2011:80) Semakin tinggi motivasi yang dimiliki maka
yang menyatakan bahwa kepemimpinan dan hasil yang dicapai akan maksimal. Sehingga
gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat dapat disimpulkan bahwa secara toritis dan
berperan dalam mempengaruhi kinerja empirik pemahaman kurikulum, kepemimpinan
karyawan, karena cara menjalin hubungan kepala sekolah,sarana dan prasarana
dengan pekerja. Dengan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja guru
yang baik dan didukung oleh guru-guru, maka MTsN Pamotan Kabupaten Rembang.
motivasi dalam bekerja para guru juga Dalam upaya mewujudkan kinerja yang
meningkat, karena antara pemimpin dan yang baik diperlukkan proses penilaian kinerja.
dipimpin terjalin hubungan yang harmonis. Penilaian kinerja sangat dibutuhkan untuk
Kepemimpinan kepala sekolahlah yang juga mengetahui kinerja yang dimiliki dari seseorang
merupakan bagian dari pengaruh terjadinya dan dapat menentukan kinerja dari organisasi.
tinggi rendahnya motivasi kerja guru. Pada Uji Motivasi kinerja guru adalah dorongan baik dari
Parsial variabel X3 (sarana prasarana) diperoleh dalam maupun luar diri pribadi guru untuk
nilai sig = 0,004 < 5% maka HO ditolak dan melaksanakan pekerjaan dalam kegiatan belajar
menerima Ha. Ini berarti variabel independen mengajar, agar tercapai tujuan sesuai rencana.
(sarana prasarana) secara langsung berpengaruh Semakin tinggi motivasi yang dimiliki maka
signifikan terhadap variabel dependen (motivasi hasil yang dicapai akan maksimal. Sehingga
kerja). dapat disimpulkan bahwa secara toritis dan
Berdasarkan hasil penelitian empirik pemahaman kurikulum, kepemimpinan
menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum, kepala sekolah,sarana dan prasarana
kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan berpengaruh terhadap motivasi kerja guru
prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja MTsN Pamotan Kabupaten Rembang.
guru baik secara parsial maupun simultan
dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang SIMPULAN
memperoleh signifikansi di bawah 0,05. Adanya Berdasarkan hasil penelitian dan
pengaruh paling besar dari sarana prasarana pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat
terhadap motivasi kerja guru disebabkan karena ditarik simpulan sebagai berikut :
sarana prasarana mempunyai kedudukan yang Faktor pemahaman kurikulum
sangat menentukan bagi tinggi rendahnya berpengaruh positif secara simultan terhadap
motivasi guru dalam mendidik. Dalam motivasi kerja guru di MTs N Pamotan
penelitian ini terdapat pengaruh positif terhadap Rembang sebesar 0,011. Hal tersebut
pemahaman kurikulum, kepemimipinan kepala dikarenakan motivasi seorang guru dalam
sekolah dan adanya sarana dan prasarana melaksanakan pembelajaran dapat dipengaruhi
terhadap motivasi kerja guru Mts N Pamotan. oleh seberapa pemahaman mereka terhadap
Kinerja guru dapat di buktikan dengan kurikulum.
kompetensi yang dimiliki guru dalam Faktor kepemimpinan kepala sekolah
meningkatkan pendidikan. Dalam upaya berpengaruh positif secara simultan terhadap
mewujudkan kinerja yang baik diperlukkan motivasi kerja guru MTs N pamotan Rembang
proses penilaian kinerja. sebesar 0,015. Gaya kepemimpinan seorang
kepala sekolah dalam memimpin di dalam
758
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
759
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018
760