Anda di halaman 1dari 17

EEAJ 7 (2) (2018)

Economic Education Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

PENGARUH PEMAHAMAN KURIKULUM, KEPEMIMPINAN KEPALA


SEKOLAH, SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KINERJA GURU

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pemahaman
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan prasarana terhadap kinerja guru di MTs N
Diterima April 2018 Pamotan Kabupaten Rembang. Lokasi penelitian di MTs N Pamotan, Kabupaten Rembang.
Disetujui Mei 2018 Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
kuisioner dan dokumentasi. Teknik pengolahan data menggunakan SPSS. Hasil penelitian
Dipublikasikan Juni
menunjukkan bahwa Pemahaman Kurikulum, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Sarana dan
2018
Prasarana berpengaruh positif terhadap Motivasi Kerja Guru di MTs N Pamotan Kabupaten
________________ Rembang. 1) Pemahaman Kurikulum berpengaruh sebesar 0.011 terhadap Motivasi Kerja Guru di
Keywords: MTS N Pamotan Kabupaten Rembang, 2) Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh sebesar
Curriculum, Facilities 0.015 terhadap Motivasi Kerja Gurudi MTs N Pamotan Kabupaten Rembang., 3) Sarana dan
and infrastructure, Prasarana berpengaruh sebesar 0.004 terhadap Motivasi Kerja Gurudi MTs N Pamotan
Leadership, Motivation Kabupaten Rembang., 4) Fakor yang paling besar dalam mempengaruhi Motivasi Kerja Guru di
_________________ MTs N Pamotan Kabupaten Rembang yaitu faktor Kepemimpinan Kepala Sekolah. Gaya
kepemimpinan kepala sekolah dianggap lebih sesuai dalam meningkatkan motivasi kerja para guru
di MTs N Pamotan Kabupaten Rembang.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study is to describe and analyze the influence of curriculum understanding,
principal leadership, facilities and infrastructure on teacher performance in MTs N Pamotan,
Rembang District. Research location at MTs N Pamotan, Rembang District. The method used is
quantitative. Data collection techniques used were questionnaires and documentation. Data
processing techniques used SPSS. The results showed that Curriculum Understanding, Principal
Leadership, Facilities and Infrastructure have a positive effect on Teacher Work Motivation in
MtsN Pamotan Rembang District. 1) Understanding Curriculum influenced by 0.011 to Teacher
Work Motivation, 2) Leadership Principal influence of 0.015 to Teacher Work Motivation, 3)
Facility and Infrastructure effect of 0.004 to Teacher Work Motivation, 4) The greatest faculty in
influencing Teacher Work Motivation in MTs N Pamotan Rembang District is Principal
Leadership Factor. Principal leadership style is considered more appropriate in improving the work
motivation of teachers in MTs N Pamotan Rembang District.

© 2018 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544


Gedung L2 Lantai 1 FE Unnes e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: messigmal@yahoo.com

744
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

PENDAHULUAN
Mengingat bahwa keberhasilan
Pendidikan merupakan salah satu pendidikan ditentukan oleh kinerja guru, maka
masalah substansial bagi negara Indonesia pada sudah seharusnya para guru mempunyai sikap
era globalisasi saat ini. Lembaga pendidikan di positif terhadap pekerjaan yang menjadi
Indonesia harus mampu mencetak sumber daya tanggung jawabnya. Sikap positif tersebut
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing misalnya disiplin, tanggung jawab, bersungguh-
secara kompetitif untuk menghadapi persaingan sungguh dan senantiasa meningkatkan kualitas
antar negara yang semakin ketat dalam berbagai dirinya. Namun kenyataan dilapangan
aktivitas kehidupan. Guru adalah elemen kunci menunjukkan bahwa belum semua guru
dalam sistem pendidikan untuk menciptakan memiliki kinerja yang baik. Dikutip dari laman
sumber daya manusia yang berkualitas. Semua website http://www.srie.org/2013/02/hasil-
komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana uka-dan-ukg-kompetensi-guru-lebih.html,nilai
prasarana, biaya dan sebagainya tidak akan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) secara online
banyak berarti apabila tidak disertai dengan yang dilakukan terhadap guru setelah
kualitas guru yang memadai. memperoleh sertifikat professional, diperoleh
Keberhasilan lembaga pendidikan untuk nilai rata-rata nasional sebesar 45,82 untuk skala
menciptakan sumber daya manusia yang nilai 0-100. Artinya nilai rata-rata nasional
berkualitas diantaranya ditentukan oleh kinerja masih dibawah angka 50, atau kurang dari
guru. Kinerja guru merupakan tingkat separuh angka ideal. Apabila dilihat dari jenjang
keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas sekolah, maka nilai tertinggi rata-rata nasional
pendidikan sesuai tanggung jawab dan diperoleh guru SMP (51,23), guru SMK (49,75),
wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang guru SMA (47,7), guru TK (45,84) dan nilai
telah ditetapkan selama periode tertentu dalam terendah diperoleh guru SD (42,05). Hasil
kerangka mencapai tujuan pendidikan (Barnawi, penilaian ini menunjukkan bahwa kinerja guru
2012: 14). di Indonesia belum bisa dikatakan baik.
Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 Berdasarkan teori kinerja yang
menjelaskan bahwa ada empat kompetensi dikemukakan oleh Gibson dan dikutip oleh
sebagai guru profesional yaitu kompetensi Supardi (2013:19) untuk mencapai kinerja yang
pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. baik ada tiga kelompok variabel yang
Kompetensi yang dimiliki guru tersebut mempengaruhi kinerja yaitu: Pertama, variabel
menunjuk pada kinerja guru. individu, kedua variabel organisasi dan ketiga
Aspek kinerja guru merupakan aspek variabel psikologis individu. Variabel individu
penting yang perlu diperhatikan, Menjaga dan meliputi: kemampuan dan keterampilan (mental
mengupayakan guru supaya memiliki kinerja fisik), latar belakang (keluarga, tingkat sosial,
yang tinggi mutlak diperlukan untuk pengalaman), dan demografis (umur, etnis, jenis
menciptakan sumber daya manusia yang kelamin). Variabel organisasi mencakup sumber
berkualitas. Upaya untuk meningkatkan kinerja daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan
guru dapat dilakukan melalui berbagai cara. desain pekerjaan. Variabel psikologis meliputi:
Misalnya pembinaan, penataran, pelatihan persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi,
ataupun pemberian kesempatan untuk belajar kepuasan kerja dan iklim kerja.
lagi guna meningkatkan kompetensi para guru. Salah satu faktor yang mempengaruhi
Selain itu perlu diadakan pula peningkatan kinerja guru adalah kemampuan dan
kedisiplinan, pemberian motivasi bahkan keterampilan mengajar guru. Dalam penelitian
pemberian insentif yang layak sehingga ini kemampuan dan keterampilan guru
memungkinkan guru merasa puas dalam bekerja diwujudkan dalam bentuk pemahaman guru
dan kinerjanya terus meningkat. terhadap kurikulum. Guru dituntut memiliki
pemahaman serta kemampuan menjabarkan,

745
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

mengembangkan dan mengimplementasikan dalam pencapaian kinerja guru yang masih


kurikulum. Pemahaman kurikulum adalah kurang baik. Beberapa hal yang membuktikan
kemampuan membedakan, memperluas, bahwa masih terdapat guru yang kinerjannya
menerangkan, menyimpulkan, memberi contoh, kurang baik antara lain: guru mengajar secara
mengklasifikasikan konsep-konsep kurikulum monoton, tanpa persiapan yang matang dan
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh kurang memperhatikan pergantian kurikulum.
masing-masing satuan pendidikan. Pemahaman Guru tidak membuat Rencana Pelaksanaan
guru dalam implementasi kurikulum di Pembelajaran (RPP) sebelum mengajar karena
Indonesia mutlak diperlukan untuk mencapai merasa RPP hanya untuk memenuhi tugas
kinerja sesuai dengan harapan dan standar yang administrasi. Tidak jarang RPP tersebut disusun
telah ditentukan (Supardi, 2013: 12). dengan mencontoh RPP tahun sebelumnya
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja sehingga kurang sesuai dengan perkembangan
guru adalah motivasi kerja. Motivasi adalah dinamika kehidupan masyarakat. Guru kurang
perubahan energi dalam diri seseorang yang konsisten dalam implementasi skenario RPP
ditandai dengan munculnya feeling dan yang telah dipersiapkan terutama dalam hal
didahului dengan tanggapan terhadap adanya langkah-langkah pelaksanaan dan metode
tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman, 2011: 73). pembelajaran. Kurikulum yang diterapkan oleh
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu sekolah belum sepenuhnya dipahami oleh
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sebagian guru sehingga guru tersebut belum
sehingga akan berlanjut dengan persoalan gejala dapat mengembangkan dan mengaplikasikanya
kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. baik, keberangkatan dan kepulangan guru tidak
Semua ini didorong karena adanya tujuan, sesuai dengan jam yang telah dijadwalkan
kebutuhan dan keinginan (Sardiman, 2011: 74). bahkan terkadang guru mengabaikan tugas dan
Motivasi kerja yang tinggi akan mendorong guru tanggung jawabnya untuk mengajar karena
untuk lebih giat bekerja sehingga hasil yang mementingkan kepentingan pribadi.
diperolehpun menjadi lebih baik. Hasil pengamatan peneliti terhadap cara
Sukses tidaknya pendidikan dan mengajar guru menunjukkan kondisi yang
pembelajaran di sekolah juga dipengaruhi oleh berbeda disaat hadirnya Kepala Sekolah dengan
kemampuan kepala sekolah dalam mengelola saat tidak hadirnya Kepala Sekolah. Guru
setiap komponen sekolah (who is behind the cenderung lebih santai dan kurang fokus saat
school). Kemampuan kepala sekolah tersebut Kepala Sekolah tidak hadir karena merasa tidak
terutama berkaitan dengan pengetahuan dan sedang diawasi. Hal ini menyebabkan peneliti
pemahaman mereka terhadap manajemen menduga bahwa kepemimpinan kepala sekolah
kepemimpinan, serta tugas yang dibebankan mempengaruhi kinerja guru.
kepadanya, karena tidak jarang kegagalan Tujuan penelitian ini adalah untuk
pendidikan dan pembelajaran di sekolah mengetahui pengaruh pemahaman kurikulum,
disebabkan oleh kurangnya pemahaman kepala kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
sekolah terhadap tugas-tugas yang harus prasarana terhadap motivasi kerja di MTS
dilaksanakannya. Dalam prosesnya, interaksi Negeri Pamotan Rembang, Untuk mengetahui
berkualitas yang dinamis antara kepala sekolah, pengaruh pemahaman kurikulum terhadap
guru, tenaga administrasi dan peserta didik motivasi kerja di MTS Negeri Pamotan
memainkan peran sangat penting, terutama Rembang,Untuk mengetahui pengaruh
dalam penyesuaian berbagai aktivitas sekolah kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi
dengan tuntutan globalisasi (Mulyasa, 2013: 5). kerja di MTS Negeri Pamotan Rembang, Untuk
Kondisi di lapangan tentang kinerja guru mengetahui pengaruh sarana dan prasarana
di MTs N Pamotan Rembang menunjukkan organisasi terhadap motivasi kerja di MTS
bahwa masih terdapat kendala atau persoalan Negeri Pamotan Rembang

746
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

METODE kuesioner mampu untuk mengungkapkan


Penelitian ini merupakan penelitian sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
kuantitatif untuk mengetahui pengaruh karena tersebut. Cara menghitung validitas instrumen
adanya hubungan sebab akibat.Jadi disini ada dalam penelitian ini dilakukan
variabel independen (variabel yang denganmenggunakan alat bantu SPSS for
mempengaruhi) dan dependen atau yang Windows release versi 19.Apabila hasil skor butir
dipengaruhi (Sugiyono, 2011:62). Adapun pernyataan dalam instrumen berkorelasi positif
desain penelitian yang digunakan adalah dengan skor kontruk maka instrumen dapat
deskriptif kuantitatif, karena pengujian variabel dikatakan valid atau hasil tabel Correlations
yang akan dilakukan menekankan pada menunjukkan signifikansi < 0,05.
pengujian teori melalui pengukuran variabel Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa
dengan angka dan analisis data yang dipakai suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
menggunakan prosedur statistik dengan bantuan digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
SPSS.Populasi dari penelitian ini adalah seluruh yang sama, akan menghasilkan data yang sama
guru di MTs Negeri Pamotan Rembang yang (Sugiyono, 2011: 168).Ghozali (2011:47)
berjumlah 64 orang. Sampel yang digunakan menyatakan bahwa suatu kuesioner dikatakan
adalah keseluruhan dari populasi untuk reliabel atau handal jika jawaban seseorang
menghindari kesalahan yang relatif kecil atau terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
disebut dengan sampling jenuh. Sampling jenuh dari waktu ke waktu.Reliabilitas dihitung
adalah teknik penentuan sampel bila semua dengan menggunakan uji statistik Cronbach
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal Alpha.Menurut Nunnaly dalam Imam Ghozali
ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif (2011:48), instrumen dikatakan reliabel jika
kecil, kurang dari 64 orang, atau penelitian yang memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70.
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan Analisis uji persyaratan dilakukan dengan
yang sangat kecil (Sugiyono, 2011:126). tujuan untuk mengetahuiapakah data yang
Penelitian ini terdiri atas tiga variabel bebas dikumpulkan memenuhi persyaratan untuk
yaitu pemahaman kurikulum (X1), motivasi dianalisis dengan teknik yang telah
kerja (X2) dan kepemimpinan kepala sekolah direncanakan. Uji persyaratan ini meliputi,Uji
(X3) serta satu variabel terikat yaitu kinerja guru normalitas bertujuan untuk menguji apakah
(Y). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam model regresi, variabel residual memiliki
dalam penelitian ini adalah penyebaran distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
kuesioner yakni teknik pengumpulan data yang dalam penelitian ini menggunakan uji
dilakukan dengan cara memberi seperangkat Kolmogorov-smirnov dengan kriteria nilai
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, taraf alpha (α) 0,05 atau 5%. Jika nilai signifikan
2011:192).Teknik pengumpulan data ini dinilai lebih besar dari α = 5% maka data berdistribusi
cukup efektif untuk mengumpulkan data normal dan sebaliknya jika lebih kecil dari α =
mengenai variabel pemahaman kurikulum, 5%data tidak berdistribusi normal.
motivasi kerja, kepemimpinan kepala sekolah Uji linearitas digunakan untuk melihat
serta kinerja guru. apakah spesifikasi model yang digunakan sudah
Jenis kuesioner yang digunakan dalam benar atau belum. Dengan uji linearitas akan
penelitian ini adalah kuesioner tertutup, diperoleh informasi apakah model empiris
sehingga responden hanya memilih jawaban sebaiknya linear, kuadrat atau kubik.Uji
yang telah disediakan oleh peneliti.Untuk Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui
pengukurannya digunakan skala likertlima poin. apakah terjadi korelasi yang kuat di antara
Uji validitas digunakan untuk mengukur variabel-variabel independen yang
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu diikutsertakan dalam pembentukan
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada model.Dilihat dariTolerance dan Variance Inflation

747
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

Factor (VIF) kita dapat mengatahui ada atau dependen apabila nilai signifikansi lebih kecil
tidaknya multikolinearitas dalam regresi. dari α = 0,05 atau 5%.
Pertama, jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
10, maka model penelitian terbebas dari variabel penjelas/independen secara individual
Multikoliniearitas. Kedua, jika nilai Tolerance< dalam menerangkan variasi variabel dependen
0,10 dan VIF > 10, maka model penelitian (Ghozali, 2011:98). Variabel independen
tersebut terdapat multikoliniearitas. dinyatakan berpengaruh terhadap variabel
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk dependen apabila nilai signifikansi lebih kecil
dari α = 0,05 atau 5%.
menguji apakah dalam model regresi terjadi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
ketidaksamaan variance dari residualsatu mengukur seberapa jauh kemampuan model
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi dalam menjelaskan variasi variabel
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dependen. Semakin besar nilai R2 maka semakin
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk besar pula kemampuan variabel dependen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen.
menguji heteroskedastisitas dapat diketahui dari
Koefisien determinasi keseluruhan (R2)
nilai signifikan korelasi Rank Spearman antara digunakan untuk mengetahui besarnya
masing-masing variabel independen dengan sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh
residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari variabel pemahaman kurikulum, motivasi, dan
α (5%) maka tidak terdapat Heteroskedastisitas, kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru di MTS Negeri Pamotan Rembang tahun
dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka 2015 secara simultan.Koefisien determinasi
terdapat Heteroskedastisitas. parsial (r2) digunakan untuk mengetahui
Penelitian ini menggunakan persamaan besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-
regresi berganda tiga prediktor dengan variabel masing variabel X (pemahaman kurikulum,
dependen kinerja guru (Y). Persamaan regresi motivasi kerja dan kepemimpinan kepala
sekolah) terhadap Y (kinerja guru) secara
berganda ini bertujuan untuk mengetahui parsial. Uji koefisien determinasi parsial akan
seberapa besar pengaruh variabel pemahaman dilakukan melalui bantuan program SPSS
kurikulum (X1), motivasi kerja (X2) dan dengan melihat output pada tabel coefficients.
kepemimpinan kepala sekolah (X3) terhadap Cara pengukurannya yaitu dengan
kinerja guru (Y). menguadratkan nilai correlations parsial dalam
tabel kemudian diubah dalam bentuk persentase.
Rumus regresi dengan tiga variabel bebas
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(independen) adalah:
Uji Validitas
Y = α+b1X1+ b2X2+ b3X3+e Validitas merupakan derajat ketepatan
antara data terjadi pada objek penelitian dengan
Keterangan: data yang dapat dilaporkan oleh peneliti
Y = Variabel dependen
(Sugiyono 2012:363). Validitas digunakan untuk
α = Konstanta
b = Koefisien regresi mengukur sejauh mana kuesioner dapat
X = Variabel independen mewakili semua aspek. Tinggi rendahnya suatu
e = Standar error validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari
Uji F menunjukkan apakah semua
gambaran validitas yang dimaksud ( Suharsimi
variabel independen atau bebas yang
dimaksukkan dalam model mempunyai 2010:211). Uji validitas dalam penelitian ini
pengaruh secara bersama-sama terhadap menggunakan bantuan SPSS 19.0 (Statistical
variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Package for Social Science). Untuk mengukur
Pengujian simultan (Uji F) untuk mengetahui validitas, rumus korelasi dapat dipergunakan
pengaruhpemahaman kurikulum, motivasi, dan
yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal
kepemimpinan kepala sekolah secara simultan
terhadap kinerja guru di MTS Negeri Pamotan dengan rumus korelasi product moment yaitu :
Rembang tahun 2015. Variabel independen
dinyatakan berpengaruh terhadap variabel

748
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

Keterangan :
rxy : koefisien anatara variabel X dan Y
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total
∑XY : Perkalian jumlah skor item dan jumlah
skor total
2
∑X : Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total
n : Jumlah subjek atau responden

Tabel 1. Uji Validitas

No.
Indikator Butir r Hitung r Tabel Keterangan
Pemahaman Komponen Kurikulum 1 0,453 0,3494 Valid

Pemahaman Konsep Pembelajaran 2 0,234 0,3494 Tidak Valid


Pemahaman Standar Kompensasi 3 0,220 0,3494 Tidak Valid
Pemahaman Kegiatan Pengembangan Siswa 4 0,371 0,3494 Valid
Pengembangan Kurikulum 5 0,489 0,3494 Valid
Pengembangan Silabus 6 0,308 0,3494 Tidak Valid
Penyampaian Tujuan Pembelajaran 7 0,316 0,3494 Tidak Valid
Penentuan Penilaian 8 0,488 0,3494 Valid
Respon Terhadap Siswa 9 0,453 0,3494 Valid
Implementasi Pembelajaran 10 0,368 0,3494 Valid
Penentuan Hasil Belajar 11 0,355 0,3494 Valid
Pelaksanaan Ulangan 12 0,493 0,3494 Valid
Kepribadian 13 0,544 0,3494 Valid
Bersifat Terbuka 14 0,492 0,3494 Valid
Pengambilan Keputusan 15 0,289 0,3494 Tidak Valid
Kedudukan manajerial 16 0,288 0,3494 Tidak Valid
Kepemimpinan dan Sikap 17 0,220 0,3494 Tidak Valid
Perencanaan Organisasi sekolah 18 0,486 0,3494 Valid
Sikap dan Perilaku 19 0,519 0,3494 Valid
Kepemimpinan dan Perilaku 20 0,366 0,3494 Valid
Motivasi 21 0,289 0,3494 Tidak Valid
Tanggung Jawab 22 0,483 0,3494 Valid
Pelaksanaan Kegiatan 23 0,594 0,3494 Valid
Pendelegasian 24 0,567 0,3494 Valid
Bekerjasama dengan Pihak lain 25 0,489 0,3494 Valid
Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial 26 0,316 0,3494 Tidak Valid
Sifat Kepekaan Sosial 27 0,492 0,3494 Valid

749
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

Kelengkapan 28 0,538 0,3494 Valid


Penyediaan Peralatan 29 0,601 0,3494 Valid
Masa Waktu Penggunaan 30 0,540 0,3494 Valid
Kelengkapan 31 0,371 0,3494 Valid
Peralatan Penunjang 32 0,591 0,3494 Valid
Kondisi ruangan 33 0,446 0,3494 Valid
Pencahayaan Ruangan 34 0,524 0,3494 Valid
Ruangan Perpustakaan 35 0,341 0,3494 Valid
Ruangan UKS 36 0,442 0,3494 Valid
Kondisi Perpustakaan 37 0,355 0,3494 Valid
Kemampuan Bersaing 38 0,531 0,3494 Valid

Karakteristik Kepribadian 39 0,519 0,3494 Valid


Motivasi dalam Mempengaruhi 40 0,461 0,3494 Valid
Karakter dalam Mengembangkan Ide 41 0,421 0,3494 Valid
Hubungan Kepribadian 42 0,366 0,3494 Valid
Refleksi Hubungan 43 0,374 0,3494 Valid
Interasi Sosial 44 0,501 0,3494 Valid

Reliabilitas berkenaan dengan derajat Teknik reliabilitas semacam ini disebut internal
konsistensi dan stabilitas data atau temuan. consistency. Untuk mengetahui instrumen yang
Dalam pandangan kuantitatif , suatu data kita gunakan reliabel atau tidak, digunakan alat
dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih bantu program SPSS. Dalam pengambilan
peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan keputusan, suatu instrumen dikatakan reliabel
data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70
yang berbeda menghasilkan data yang sama, (Ghozali, 2013:48).
atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua Berdasarkan hasil uji reabilitas instrumen
menunjukkan data yang tidak berbeda penelitian diperoleh nilai 0.846 untuk variabel
(Sugiyono 2012:364). Untuk reliabilitas angket Pemahaman Kurikulum, nilai 0.864 untuk
digunakan rumus alpha dalam pengujiannya variabel Kepemimpinan, nilai 0.894 untuk
(Arikunto, 2010:221) : variabel Sarana Prasarana, dan 0.782 untuk
variabel Motivasi Kerja. Hal ini berarti
instrumen kualitas anggota, kinerja karyawan,
kepuasan anggota dan loyalitas anggota
dikatakan reabel karena nilai cronbach Alpha
Keterangan : lebih dari 0.70. berikut ini rinciannya:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyakanya butir pertanyaan Tabel 2. Uji Reliabilitas
∑ :jumlah varian butir Variabel Cronbach kriteria keterangan
Alpha Cronbach
Alpha
Selanjutnya r11 dikonsultasikan dengan r dengan Pemahaman 0.846 0.70 Reliabel
jumlah N (jumlah responden) dengan taraf Kurikulum
signifikansi 5%. Dinyatakan reliabel apabila Kepemimpinan 0.864 0.70 Reliabel
harga rhitung > rtabel. Pengujian reliabilitas dalam Sarana 0.894 0.70 Reliabel
penelitian ini dilakukan dengan cara Prasarana
mencobakan instrumen sekali saja dan data Motivasi Kerja 0.782 0.70 Reliabel
yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Sumber : diolah, 2016

750
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

Uji Persyaratan dependen kinerja guru (Y). Persamaan regresi


Analisis uji persyaratan dilakukan berganda ini bertujuan untuk mengetahui
dengan tujuan untuk mengetahuiapakah data seberapa besar pengaruh variabel pemahaman
yang dikumpulkan memenuhi persyaratan untuk kurikulum (X1), motivasi kerja (X2) dan
dianalisis dengan teknik yang telah kepemimpinan kepala sekolah (X3) terhadap
direncanakan. Uji persyaratan ini meliputi : kinerja guru (Y).
Uji Normalitas Rumus regresi dengan tiga variabel bebas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji (independen) adalah:
apakah dalam model regresi, variabel residual
memiliki distribusi normal atau tidak. Uji Y = α+b1X1+ b2X2+ b3X3+e
normalitas dalam penelitian ini menggunakan
uji Kolmogorov-smirnov dengan kriteria nilai
signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari
taraf alpha (α) 0,05 atau 5%. Jika nilai signifikan Keterangan:
lebih besar dari α = 5% maka data berdistribusi Y = Variabel dependen
normal dan sebaliknya jika lebih kecil dari α = α = Konstanta
5%data tidak berdistribusi normal. b = Koefisien regresi
X = Variabel independen
Tabel 3.Uji Normalitas e = Standar error

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Uji F menunjukkan apakah semua
Unstandardi variabel independen atau bebas yang
zed dimaksukkan dalam model mempunyai
Residual pengaruh secara bersama-sama terhadap
N 33 variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
Normal Parametersa Mean .0000000 Pengujian simultan (Uji F) untuk mengetahui
pengaruhpemahaman kurikulum, motivasi, dan
Std.
2.54366387 kepemimpinan kepala sekolah secara simultan
Deviation
terhadap kinerja guru di MTS Negeri Pamotan
Most Extreme Absolute .083 Rembang tahun 2015. Variabel independen
Differences Positive .080 dinyatakan berpengaruh terhadap variabel
Negative -.083 dependen apabila nilai signifikansi lebih kecil
dari α = 0,05 atau 5%.
Kolmogorov-Smirnov Z .477
Berdasarkan perhitungan pada tabel
Asymp. Sig. (2-tailed) .977
dibawah ini, dapat dilihat bahwa secara
Test distribution is Normal simultan besarnya F hitung untuk model regresi ini
adalah 10,854 dengan harga signifikansi sebesar
Uji Linearitas 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F yang
Uji linearitas digunakan untuk melihat diperoleh tersebut signifikan karena harga
apakah spesifikasi model yang digunakan sudah signifikansinya yang diperoleh kurang dari 0,05
benar atau belum. Dengan uji linearitas akan yang berarti bahwa Ho ditolak dan menerima
diperoleh informasi apakah model empiris Ha. Dengan diterimanya Ha, berarti ada
sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. pengaruh yang signifikan antara pemahaman
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah,
Analisis Regresi Berganda sarana dan prasarana secara simultan terhadap
Penelitian ini menggunakan persamaan motivasi kerja guru MTs N Pamotan Rembang.
regresi berganda tiga prediktor dengan variabel

751
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

Tabel 4. Uji F Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)


ANOVA b Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel
Sum of Mean
penjelas/independen secara individual dalam
Model Squares Df Square F Sig.
menerangkan variasi variabel dependen
1 Regres 10.8
232.468 3 77.489 .000a (Ghozali, 2011:98). Variabel independen
sion 54
dinyatakan berpengaruh terhadap variabel
Resid dependen apabila nilai signifikansi lebih kecil
207.047 29 7.140
ual dari α = 0,05 atau 5%.
Total 439.515 32

a. Predictors: (Constant),
X3, X1, X2
Dependent
Variable: Y

Tabel 5. Uji t
Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -22.038 8.402 -2.623 .014
X1 .518 .192 .363 2.699 .011
X2 .258 .100 .351 2.594 .015
X3 .344 .110 .402 3.135 .004
a. Dependent Variable: Y

Hasil pengujian statistik dengan SPSS Koefisien Determinasi


pada variabel X1 (Pemahaman Kurikulum) Koefisien Determinasi Simultan (R2)
diperoleh nilai sig = 0,011 < 5% maka HO Koefisien determinasi (R2) pada intinya
ditolak dan menerima Ha. Ini berarti variabel mengukur seberapa jauh kemampuan model
pemahaman kurikulum secara langsung regresi dalam menjelaskan variasi variabel
berpengaruh terhadap variabel dependen dependen. Semakin besar nilai R2 maka semakin
(Motivasi Kerja Guru). Pada variabel X2 besar pula kemampuan variabel dependen dalam
(Kepemimpinan Kepala Sekolah) diperoleh nilai menjelaskan variasi variabel dependen.
sig = 0,015 < 5% maka HO ditolak dan Koefisien determinasi keseluruhan (R2)
menerima Ha. Ini berarti variabel digunakan untuk mengetahui besarnya
kepemimpinan kepala sekolah secara langsung sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh
berpengaruh signifikan terhadap variabel variabel pemahaman kurikulum, motivasi, dan
dependen (Motivasi Kerja Guru). Pada variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
X3 (Sarana Prasarana) diperoleh nilai sig = guru di MTs Negeri Pamotan Rembang tahun
0,004 < 5% maka HO ditolak dan menerima Ha. 2015 secara simultan.
Ini berarti variabel sarana dan prasarana secara
langsung berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (Motivasi Kerja Guru).

752
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

Tabel 6. Koefisien Determinasi Simultan oleh masing-masing variabel X (pemahaman


Model Summary kurikulum, motivasi kerja dan kepemimpinan
kepala sekolah) terhadap Y (kinerja guru) secara
Std. Error
parsial. Uji koefisien determinasi parsial akan
Mod R Adjusted R of the
dilakukan melalui bantuan program SPSS
el R Square Square Estimate
dengan melihat output pada tabel coefficients.
1 .727a .529 .480 2.67200 Cara pengukurannya yaitu dengan
a. Predictors: (Constant), X3, X1, menguadratkan nilai correlations parsial dalam
X2 tabel kemudian diubah dalam bentuk persentase.
Besarnya pengaruh pemahaman
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, Analisis Koefisien Determinasi Parsial (r 2)
sarana dan prasarana terhadap motivasi kerja Koefisien determinasi parsial (r2)
guru dapat diketahui dari koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya
secara simultan (R square) yaitu sebesar 0,529 kontribusi yang diberikan oleh masing-masing
atau 52,9%. Dengan demikian, pemahaman variabel X (pemahaman kurikulum, motivasi
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, kerja dan kepemimpinan kepala sekolah)
sarana dan prasarana secara bersama-sama terhadap Y (kinerja guru) secara parsial. Uji
mempengaruhi motivasi kerja guru MTsN koefisien determinasi parsial akan dilakukan
Pamotan Rembang sebesar 52,9% dan sisanya melalui bantuan program SPSS dengan melihat
sebesar 47,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang output pada tabel coefficients. Cara
tidak dikaji dalam penelitian ini.Analisis pengukurannya yaitu dengan menguadratkan
Koefisien Determinasi Parsial (r2)Koefisien nilai correlations parsial dalam tabel kemudian
determinasi parsial (r2) digunakan untuk diubah dalam bentuk persentase.
mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan Hasil penelitian melalui analisis regresi
oleh masing-masing variabel X (pemahaman berganda mengenai pengaruh pemahaman
kurikulum, motivasi kerja dan kepemimpinan kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah,
kepala sekolah) terhadap Y (kinerja guru) secara sarana dan prasarana, terhadap motivasi kerja
parsial. Uji koefisien determinasi parsial akan guru di atas dapat diketahui sebagai berikut:
dilakukan melalui bantuan program SPSS Hasil penelitian melalui regresi berganda
dengan melihat output pada tabel coefficients. memperoleh angka konstanta sebesar -22,038,
Cara pengukurannya yaitu dengan yang berarti jika variabel pemahaman
menguadratkan nilai correlations parsial dalam kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah,
tabel kemudian diubah dalam bentuk sarana dan prasarana sebesar 0, maka motivasi
persentase.Besarnya pengaruh pemahaman kerja guru akan menjadi sebesar -22,038 poin.
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, Jika variabel pemahaman kurikulum mengalami
sarana dan prasarana terhadap motivasi kerja peningkatan sebesar satu poin sementara
guru dapat diketahui dari koefisien determinasi variabel bebas yang lain tetap, maka akan
secara simultan (R square) yaitu sebesar 0,529 menyebabkan kenaikan motivasi kerja guru
atau 52,9%. Dengan demikian, pemahaman sebesar 0,518 poin. Jika variabel kepemimpinan
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, kepala sekolah mengalami peningkatan sebesar
sarana dan prasarana secara bersama-sama satu poin, sementara variabel bebas yang lain
mempengaruhi motivasi kerja guru MTsN tetap, maka motivasi kerja guru akan mengalami
Pamotan Rembang sebesar 52,9% dan sisanya kenaikan sebesar 0,258 poin. Jika variabel
sebesar 47,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang sarana dan prasarana mengalami peningkatan
tidak dikaji dalam penelitian ini.Analisis sebesar satu poin, sementara variabel bebas yang
Koefisien Determinasi Parsial (r2)Koefisien lain tetap, maka motivasi kerja guru akan
determinasi parsial (r2) digunakan untuk mengalami kenaikan sebesar 0,344 poin.
mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan

753
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

Adanya pengaruh positif dan signifikan guru). Pemahaman kurikulum sangat


dari pemahaman kurikulum, kepemimpinan mempengaruhi motivasi kerja guru. Dengan
kepalas sekolah terhadap motivasi kerja guru memahami kurikulum, maka seorang guru akan
yang ditunjukkan dari harga-harga koefisien memahami langkah-langkah dalam melakukan
regresi maupun koefisien korelasi yang bertanda kegiatan belajar mengajar dan akan lebih kreatif
positif. dalam berfikir. Memahami kurikulum juga
Koefisien determinasi secara parsial (r2) merupakan sesuatu yang harus dapat dilakukan
besarnya pengaruh pemahaman kurikulum oleh seorang guru. Karena materi yang diterima
adalah 11,8%, besarnya pengaruh oleh murid tergantung oleh cara yang
kepemimpinan kepala sekolah adalah 10,9%, disampaikan oleh pendidiknya.
besarnya sarana dan prasarana adalah Pada analisis Uji Parsial variabel X2
16%.Harga koefisien determinasi simultan (R2) (kepemimpinan kepala sekolah) diperoleh nilai
sebesar 52,9% dan sisanya yaitu 47,1% sig = 0,015 < 5% maka HO ditolak dan
dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam menerima Ha. Ini berarti variabel independen
penelitian ini. (kepemimpinan kepala sekolah) secara langsung
Berdasarkan hasil penelitian berpengaruh signifikan terhadap variabel
menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum, dependen (motivasi kerja guru).
kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan Gaya kepemimpinan kepala sekolah
prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja sangat mempengaruhi motivasi kerja guru. Hal
guru baik secara parsial maupun simultan ini juga di kemukakan oleh Wibowo (2011:80)
dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang yang menyatakan bahwa kepemimpinan dan
memperoleh signifikansi di bawah 0,05. gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat
Adanya pengaruh paling besar dari sarana berperan dalam mempengaruhi kinerja
dan prasarana terhadap motivasi kerja guru karyawan, karena cara menjalin hubungan
disebabkan karena sarana dan prasarana dengan pekerja. Dengan gaya kepemimpinan
mempunyai kedudukan yang sangat yang baik dan didukung oleh guru-guru, maka
menentukan bagi kinerja guru di MTs N motivasi dalam bekerja para guru juga
Pamotan Kabupaten Rembang. Guru merasa meningkat, karena antara pemimpin dan yang
nyaman saat mengajar dengan didukung oleh dipimpin terjalin hubungan yang harmonis.
sarana dan prasarana yang memadai sehingga Kepemimpinan kepala sekolahlah yang juga
motivasi kerja dapat meningkat. merupakan bagian dari pengaruh terjadinya
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara tinggi rendahnya motivasi kerja guru. Pada Uji
toritis dan empirik pemahaman kurikulum, Parsial variabel X3 (sarana prasarana) diperoleh
kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan nilai sig = 0,004 < 5% maka HO ditolak dan
prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja menerima Ha. Ini berarti variabel independen
gurus. Hasil penelitian ini dijadikan suatu (sarana prasarana) secara langsung berpengaruh
pedoman bagi MTs N Pamotan Kabupaten signifikan terhadap variabel dependen (motivasi
Rembang bahwa untuk meningkatkan kinerja kerja).
guru maka harus juga diimbangi dengan Berdasarkan hasil penelitian
realisasi dari adanya pemahaman kurikulum menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum,
dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
adanya sarana dan prasarana yang mendukung. prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja
Hasil Uji Parsial variabel X1 guru baik secara parsial maupun simultan
(Pemahaman Kurikulum) diperoleh nilai sig = dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang
0,011 < 5% maka HO ditolak dan menerima Ha. memperoleh signifikansi di bawah 0,05. Adanya
Ini berarti variabel independen (pemahaman pengaruh paling besar dari sarana prasarana
kurikulum) secara langsung berpengaruh terhadap motivasi kerja guru disebabkan karena
terhadap variabel dependen (motivasi kerja sarana prasarana mempunyai kedudukan yang

754
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

sangat menentukan bagi tinggi rendahnya yang berarti jika variabel pemahaman
motivasi guru dalam mendidik. Dalam kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah,
penelitian ini terdapat pengaruh positif terhadap sarana dan prasarana sebesar 0, maka motivasi
pemahaman kurikulum, kepemimipinan kepala kerja guru akan menjadi sebesar -22,038 poin.
sekolah dan adanya sarana dan prasarana Jika variabel pemahaman kurikulum mengalami
terhadap motivasi kerja guru Mts N Pamotan. peningkatan sebesar satu poin sementara
Kinerja guru dapat di buktikan dengan variabel bebas yang lain tetap, maka akan
kompetensi yang dimiliki guru dalam menyebabkan kenaikan motivasi kerja guru
meningkatkan pendidikan. Dalam upaya sebesar 0,518 poin. Jika variabel kepemimpinan
mewujudkan kinerja yang baik diperlukkan kepala sekolah mengalami peningkatan sebesar
proses penilaian kinerja. Penilaian kinerja sangat satu poin, sementara variabel bebas yang lain
dibutuhkan untuk mengetahui kinerja yang tetap, maka motivasi kerja guru akan mengalami
dimiliki dari seseorang dan dapat menentukan kenaikan sebesar 0,258 poin.
kinerja dari organisasi. Motivasi kinerja guru Jika variabel sarana dan prasarana
adalah dorongan baik dari dalam maupun luar mengalami peningkatan sebesar satu poin,
diri pribadi guru untuk melaksanakan pekerjaan sementara variabel bebas yang lain tetap, maka
dalam kegiatan belajar mengajar, agar tercapai motivasi kerja guru akan mengalami kenaikan
tujuan sesuai rencana. Semakin tinggi motivasi sebesar 0,344 poin.
yang dimiliki maka hasil yang dicapai akan Adanya pengaruh positif dan signifikan
maksimal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari pemahaman kurikulum, kepemimpinan
secara toritis dan empirik pemahaman kepalas sekolah terhadap motivasi kerja guru
kurikulum, kepemimpinan kepala yang ditunjukkan dari harga-harga koefisien
sekolah,sarana dan prasarana berpengaruh regresi maupun koefisien korelasi yang bertanda
terhadap motivasi kerja guru MTsN Pamotan positif.
Kabupaten Rembang.Dalam upaya Koefisien determinasi secara parsial (r2)
mewujudkan kinerja yang baik diperlukkan besarnya pengaruh pemahaman kurikulum
proses penilaian kinerja. Penilaian kinerja sangat adalah 11,8%, besarnya pengaruh
dibutuhkan untuk mengetahui kinerja yang kepemimpinan kepala sekolah adalah 10,9%,
dimiliki dari seseorang dan dapat menentukan besarnya sarana dan prasarana adalah
kinerja dari organisasi. Motivasi kinerja guru 16%.Harga koefisien determinasi simultan (R2)
adalah dorongan baik dari dalam maupun luar sebesar 52,9% dan sisanya yaitu 47,1%
diri pribadi guru untuk melaksanakan pekerjaan dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam
dalam kegiatan belajar mengajar, agar tercapai penelitian ini.
tujuan sesuai rencana. Semakin tinggi motivasi Berdasarkan hasil penelitian
yang dimiliki maka hasil yang dicapai akan menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum,
maksimal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
secara toritis dan empirik pemahaman prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja
kurikulum, kepemimpinan kepala guru baik secara parsial maupun simultan
sekolah,sarana dan prasarana berpengaruh dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang
terhadap motivasi kerja guru MTsN Pamotan memperoleh signifikansi di bawah 0,05.
Kabupaten Rembang. Adanya pengaruh paling besar dari sarana
Hasil penelitian melalui analisis regresi dan prasarana terhadap motivasi kerja guru
berganda mengenai pengaruh pemahaman disebabkan karena sarana dan prasarana
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, mempunyai kedudukan yang sangat
sarana dan prasarana, terhadap motivasi kerja menentukan bagi kinerja guru di MTs N
guru di atas dapat diketahui sebagai berikut: Pamotan Kabupaten Rembang. Guru merasa
Hasil penelitian melalui regresi berganda nyaman saat mengajar dengan didukung oleh
memperoleh angka konstanta sebesar -22,038,

755
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

sarana dan prasarana yang memadai sehingga Kepemimpinan kepala sekolahlah yang juga
motivasi kerja dapat meningkat. merupakan bagian dari pengaruh terjadinya
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara tinggi rendahnya motivasi kerja guru. Pada Uji
toritis dan empirik pemahaman kurikulum, Parsial variabel X3 (sarana prasarana) diperoleh
kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan nilai sig = 0,004 < 5% maka HO ditolak dan
prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja menerima Ha. Ini berarti variabel independen
gurus. Hasil penelitian ini dijadikan suatu (sarana prasarana) secara langsung berpengaruh
pedoman bagi MTs N Pamotan Kabupaten signifikan terhadap variabel dependen (motivasi
Rembang bahwa untuk meningkatkan kinerja kerja).
guru maka harus juga diimbangi dengan Berdasarkan hasil penelitian
realisasi dari adanya pemahaman kurikulum menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum,
dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
adanya sarana dan prasarana yang mendukung. prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja
Hasil Uji Parsial variabel X1 guru baik secara parsial maupun simultan
(Pemahaman Kurikulum) diperoleh nilai sig = dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang
0,011 < 5% maka HO ditolak dan menerima Ha. memperoleh signifikansi di bawah 0,05. Adanya
Ini berarti variabel independen (pemahaman pengaruh paling besar dari sarana prasarana
kurikulum) secara langsung berpengaruh terhadap motivasi kerja guru disebabkan karena
terhadap variabel dependen (motivasi kerja sarana prasarana mempunyai kedudukan yang
guru). Pemahaman kurikulum sangat sangat menentukan bagi tinggi rendahnya
mempengaruhi motivasi kerja guru. Dengan motivasi guru dalam mendidik. Dalam
memahami kurikulum, maka seorang guru akan penelitian ini terdapat pengaruh positif terhadap
memahami langkah-langkah dalam melakukan pemahaman kurikulum, kepemimipinan kepala
kegiatan belajar mengajar dan akan lebih kreatif sekolah dan adanya sarana dan prasarana
dalam berfikir. Memahami kurikulum juga terhadap motivasi kerja guru Mts N Pamotan.
merupakan sesuatu yang harus dapat dilakukan Kinerja guru dapat di buktikan dengan
oleh seorang guru. Karena materi yang diterima kompetensi yang dimiliki guru dalam
oleh murid tergantung oleh cara yang meningkatkan pendidikan. Dalam upaya
disampaikan oleh pendidiknya. mewujudkan kinerja yang baik diperlukkan
Pada analisis Uji Parsial variabel X2 proses penilaian kinerja.
(kepemimpinan kepala sekolah) diperoleh nilai Penilaian kinerja sangat dibutuhkan untuk
sig = 0,015 < 5% maka HO ditolak dan mengetahui kinerja yang dimiliki dari seseorang
menerima Ha. Ini berarti variabel independen dan dapat menentukan kinerja dari organisasi.
(kepemimpinan kepala sekolah) secara langsung Motivasi kinerja guru adalah dorongan baik dari
berpengaruh signifikan terhadap variabel dalam maupun luar diri pribadi guru untuk
dependen (motivasi kerja guru). melaksanakan pekerjaan dalam kegiatan belajar
Gaya kepemimpinan kepala sekolah mengajar, agar tercapai tujuan sesuai rencana.
sangat mempengaruhi motivasi kerja guru. Hal Semakin tinggi motivasi yang dimiliki maka
ini juga di kemukakan oleh Wibowo (2011:80) hasil yang dicapai akan maksimal. Sehingga
yang menyatakan bahwa kepemimpinan dan dapat disimpulkan bahwa secara toritis dan
gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat empirik pemahaman kurikulum, kepemimpinan
berperan dalam mempengaruhi kinerja kepala sekolah,sarana dan prasarana
karyawan, karena cara menjalin hubungan berpengaruh terhadap motivasi kerja guru
dengan pekerja. Dengan gaya kepemimpinan MTsN Pamotan Kabupaten Rembang.Dalam
yang baik dan didukung oleh guru-guru, maka upaya mewujudkan kinerja yang baik
motivasi dalam bekerja para guru juga diperlukkan proses penilaian kinerja. Penilaian
meningkat, karena antara pemimpin dan yang kinerja sangat dibutuhkan untuk mengetahui
dipimpin terjalin hubungan yang harmonis. kinerja yang dimiliki dari seseorang dan dapat

756
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

menentukan kinerja dari organisasi. Motivasi sebesar 52,9% dan sisanya yaitu 47,1%
kinerja guru adalah dorongan baik dari dalam dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam
maupun luar diri pribadi guru untuk penelitian ini.
melaksanakan pekerjaan dalam kegiatan belajar Berdasarkan hasil penelitian
mengajar, agar tercapai tujuan sesuai rencana. menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum,
Semakin tinggi motivasi yang dimiliki maka kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
hasil yang dicapai akan maksimal. Sehingga prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja
dapat disimpulkan bahwa secara toritis dan guru baik secara parsial maupun simultan
empirik pemahaman kurikulum, kepemimpinan dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang
kepala sekolah,sarana dan prasarana memperoleh signifikansi di bawah 0,05.
berpengaruh terhadap motivasi kerja guru Adanya pengaruh paling besar dari sarana
MTsN Pamotan Kabupaten Rembang. dan prasarana terhadap motivasi kerja guru
Hasil penelitian melalui analisis regresi disebabkan karena sarana dan prasarana
berganda mengenai pengaruh pemahaman mempunyai kedudukan yang sangat
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, menentukan bagi kinerja guru di MTs N
sarana dan prasarana, terhadap motivasi kerja Pamotan Kabupaten Rembang. Guru merasa
guru di atas dapat diketahui sebagai berikut: nyaman saat mengajar dengan didukung oleh
Hasil penelitian melalui regresi berganda sarana dan prasarana yang memadai sehingga
memperoleh angka konstanta sebesar -22,038, motivasi kerja dapat meningkat.
yang berarti jika variabel pemahaman Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah, toritis dan empirik pemahaman kurikulum,
sarana dan prasarana sebesar 0, maka motivasi kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan
kerja guru akan menjadi sebesar -22,038 poin. prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja
Jika variabel pemahaman kurikulum mengalami gurus. Hasil penelitian ini dijadikan suatu
peningkatan sebesar satu poin sementara pedoman bagi MTs N Pamotan Kabupaten
variabel bebas yang lain tetap, maka akan Rembang bahwa untuk meningkatkan kinerja
menyebabkan kenaikan motivasi kerja guru guru maka harus juga diimbangi dengan
sebesar 0,518 poin. Jika variabel kepemimpinan realisasi dari adanya pemahaman kurikulum
kepala sekolah mengalami peningkatan sebesar dan kepemimpinan kepala sekolah dengan
satu poin, sementara variabel bebas yang lain adanya sarana dan prasarana yang mendukung.
tetap, maka motivasi kerja guru akan mengalami Hasil Uji Parsial variabel X1
kenaikan sebesar 0,258 poin. Jika variabel (Pemahaman Kurikulum) diperoleh nilai sig =
sarana dan prasarana mengalami peningkatan 0,011 < 5% maka HO ditolak dan menerima Ha.
sebesar satu poin, sementara variabel bebas yang Ini berarti variabel independen (pemahaman
lain tetap, maka motivasi kerja guru akan kurikulum) secara langsung berpengaruh
mengalami kenaikan sebesar 0,344 poin. terhadap variabel dependen (motivasi kerja
Adanya pengaruh positif dan signifikan guru). Pemahaman kurikulum sangat
dari pemahaman kurikulum, kepemimpinan mempengaruhi motivasi kerja guru. Dengan
kepalas sekolah terhadap motivasi kerja guru memahami kurikulum, maka seorang guru akan
yang ditunjukkan dari harga-harga koefisien memahami langkah-langkah dalam melakukan
regresi maupun koefisien korelasi yang bertanda kegiatan belajar mengajar dan akan lebih kreatif
positif. dalam berfikir. Memahami kurikulum juga
Koefisien determinasi secara parsial (r2) merupakan sesuatu yang harus dapat dilakukan
besarnya pengaruh pemahaman kurikulum oleh seorang guru. Karena materi yang diterima
adalah 11,8%, besarnya pengaruh oleh murid tergantung oleh cara yang
kepemimpinan kepala sekolah adalah 10,9%, disampaikan oleh pendidiknya.
besarnya sarana dan prasarana adalah Pada analisis Uji Parsial variabel X2
16%.Harga koefisien determinasi simultan (R2) (kepemimpinan kepala sekolah) diperoleh nilai

757
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

sig = 0,015 < 5% maka HO ditolak dan Penilaian kinerja sangat dibutuhkan untuk
menerima Ha. Ini berarti variabel independen mengetahui kinerja yang dimiliki dari seseorang
(kepemimpinan kepala sekolah) secara langsung dan dapat menentukan kinerja dari organisasi.
berpengaruh signifikan terhadap variabel Motivasi kinerja guru adalah dorongan baik dari
dependen (motivasi kerja guru). dalam maupun luar diri pribadi guru untuk
Gaya kepemimpinan kepala sekolah melaksanakan pekerjaan dalam kegiatan belajar
sangat mempengaruhi motivasi kerja guru. Hal mengajar, agar tercapai tujuan sesuai rencana.
ini juga di kemukakan oleh Wibowo (2011:80) Semakin tinggi motivasi yang dimiliki maka
yang menyatakan bahwa kepemimpinan dan hasil yang dicapai akan maksimal. Sehingga
gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat dapat disimpulkan bahwa secara toritis dan
berperan dalam mempengaruhi kinerja empirik pemahaman kurikulum, kepemimpinan
karyawan, karena cara menjalin hubungan kepala sekolah,sarana dan prasarana
dengan pekerja. Dengan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja guru
yang baik dan didukung oleh guru-guru, maka MTsN Pamotan Kabupaten Rembang.
motivasi dalam bekerja para guru juga Dalam upaya mewujudkan kinerja yang
meningkat, karena antara pemimpin dan yang baik diperlukkan proses penilaian kinerja.
dipimpin terjalin hubungan yang harmonis. Penilaian kinerja sangat dibutuhkan untuk
Kepemimpinan kepala sekolahlah yang juga mengetahui kinerja yang dimiliki dari seseorang
merupakan bagian dari pengaruh terjadinya dan dapat menentukan kinerja dari organisasi.
tinggi rendahnya motivasi kerja guru. Pada Uji Motivasi kinerja guru adalah dorongan baik dari
Parsial variabel X3 (sarana prasarana) diperoleh dalam maupun luar diri pribadi guru untuk
nilai sig = 0,004 < 5% maka HO ditolak dan melaksanakan pekerjaan dalam kegiatan belajar
menerima Ha. Ini berarti variabel independen mengajar, agar tercapai tujuan sesuai rencana.
(sarana prasarana) secara langsung berpengaruh Semakin tinggi motivasi yang dimiliki maka
signifikan terhadap variabel dependen (motivasi hasil yang dicapai akan maksimal. Sehingga
kerja). dapat disimpulkan bahwa secara toritis dan
Berdasarkan hasil penelitian empirik pemahaman kurikulum, kepemimpinan
menunjukkan bahwa pemahaman kurikulum, kepala sekolah,sarana dan prasarana
kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan berpengaruh terhadap motivasi kerja guru
prasarana berpengaruh terhadap motivasi kerja MTsN Pamotan Kabupaten Rembang.
guru baik secara parsial maupun simultan
dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang SIMPULAN
memperoleh signifikansi di bawah 0,05. Adanya Berdasarkan hasil penelitian dan
pengaruh paling besar dari sarana prasarana pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat
terhadap motivasi kerja guru disebabkan karena ditarik simpulan sebagai berikut :
sarana prasarana mempunyai kedudukan yang Faktor pemahaman kurikulum
sangat menentukan bagi tinggi rendahnya berpengaruh positif secara simultan terhadap
motivasi guru dalam mendidik. Dalam motivasi kerja guru di MTs N Pamotan
penelitian ini terdapat pengaruh positif terhadap Rembang sebesar 0,011. Hal tersebut
pemahaman kurikulum, kepemimipinan kepala dikarenakan motivasi seorang guru dalam
sekolah dan adanya sarana dan prasarana melaksanakan pembelajaran dapat dipengaruhi
terhadap motivasi kerja guru Mts N Pamotan. oleh seberapa pemahaman mereka terhadap
Kinerja guru dapat di buktikan dengan kurikulum.
kompetensi yang dimiliki guru dalam Faktor kepemimpinan kepala sekolah
meningkatkan pendidikan. Dalam upaya berpengaruh positif secara simultan terhadap
mewujudkan kinerja yang baik diperlukkan motivasi kerja guru MTs N pamotan Rembang
proses penilaian kinerja. sebesar 0,015. Gaya kepemimpinan seorang
kepala sekolah dalam memimpin di dalam

758
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

sekolahan dapat mempengaruhi kinerja para Kepala sekolah sebagai panutan di


guru. Karena kepala sekolah berperan penting sekolah hendaknya memberikan teladan,
dalam menentukan sikap dan keputusan yang mengembangkan kompetensi yang dimiliki dan
dapat meningkatkan kualitas mutu sekolah. senantiasa memberdayakan guru secara terus
Faktor sarana dan prasarana berpengaruh menerus agar kinerja guru semakin baik.
positif secara simultan terhadap motivasi kerja Penyediaan sarana dan prasarana perlu di
guru MTs N pamotan Rembang sebesar 0,004. tingkatkan untuk memaju kembangkan sekolah
Sarana dan prasarana yang disediakan oleh MTs di dalam meningkatkan mutu sekolah. Seorang
N Pamotan Rembang sudah mampu guru tentunya akan meningkatkan kinerja jika
memberikan pengaruh positif terhadap motivasi sarana dan prasarana sekolah memenuhi untuk
kerja guru. Bagainanapun sarana dan prasarana kebutuhan dalam mengajar.Bagi peneliti
merupakan penunjang dalam kegiatan belajar sebaiknya melakukan pengukuran kinerja guru
mengajar. berdasarkan penilaian yang di lakukan oleh
Faktor sarana dan prasarana berpengaruh kepala sekolah ataupun peserta didik, karena
positif secara simultan terhadap motivasi kerja penelitian sebelumnya mayoritas mengukur
guru MTs N pamotan Rembang sebesar 0,004. kinerja guru secara self assesment (penilaian diri
Sarana dan prasarana yang disediakan oleh MTs sendiri) sehingga nilai yang diperoleh cenderung
N Pamotan Rembang sudah mampu tinggi. Padahal nilai tersebut belum
memberikan pengaruh positif terhadap motivasi mencerminkan kinerja guru yang sesungguhnya.
kerja guru. Bagainanapun sarana dan prasarana Bagi peneliti sebaiknya melakukan
merupakan penunjang dalam kegiatan belajar pengukuran kinerja guru berdasarkan penilaian
mengajar. yang di lakukan oleh kepala sekolah ataupun
Faktor pemahaman kurikulum, peserta didik, karena penelitian sebelumnya
kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan mayoritas mengukur kinerja guru secara self
prasarana secara bersama-sama berpengaruh assesment (penilaian diri sendiri) sehingga nilai
positif secara simultan terhadap motivasi kerja yang diperoleh cenderung tinggi. Padahal nilai
guru di MTs N Pamotan Rembang. tersebut belum mencerminkan kinerja guru yang
Diantara variabel pemahaman kurikulum, sesungguhnya.
kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan Berdasarkan hasil penelitian pembahasan,
prasarana yang paling besar pengaruhnya diperoleh ada kelemahan-kelemahan pada aspek
terhadap motivasi kerja guru yaitu variabel Hasil analisis statistik deskriptif menunjukan
kepemimpinan kepala sekolah. Dalam hal ini bahwa kemampuan guru dalam hal kreatifitas
kepemimpinan kepala sekolah memegang dan dedikasi terhadap pekerjaan masih rendah,
peranan penting dalam mempengaruhi motivasi sehingga guru hendaknya melakukan upaya
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya untuk mengasah kreatifitas dan meningkatkan
sebagai seorang pendidik. dedikasi terhadap pekerjaan, sehingga motivasi
Berdasarkan hasil penelitian pembahasan, kerja guru meningkat hingga akhirnya kinerja
diperoleh ada kelemahan-kelemahan pada aspek guru juga meningkat.
: Kepala sekolah sebagai panutan di
Hasil analisis statistik deskriptif sekolah hendaknya memberikan teladan,
menunjukan bahwa kemampuan guru dalam hal mengembangkan kompetensi yang dimiliki dan
kreatifitas dan dedikasi terhadap pekerjaan senantiasa memberdayakan guru secara terus
masih rendah, sehingga guru hendaknya menerus agar kinerja guru semakin baik.
melakukan upaya untuk mengasah kreatifitas Penyediaan sarana dan prasarana perlu di
dan meningkatkan dedikasi terhadap pekerjaan, tingkatkan untuk memaju kembangkan sekolah
sehingga motivasi kerja guru meningkat hingga di dalam meningkatkan mutu sekolah. Seorang
akhirnya kinerja guru juga meningkat. guru tentunya akan meningkatkan kinerja jika
sarana dan prasarana sekolah memenuhi untuk

759
SigmaAdhaAstianto/Economic Education Analysis Journal 7 (2) 2018

kebutuhan dalam mengajar.Bagi peneliti Mulyasa. 2013. Manajemen & Kepemimpinan


sebaiknya melakukan pengukuran kinerja guru Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
berdasarkan penilaian yang di lakukan oleh Pratiwi, Suryani Dewi. 2013. Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah
kepala sekolah ataupun peserta didik, karena
Menurut Persepsi Guru, dan Iklim Sekolah
penelitian sebelumnya mayoritas mengukur
Terhadap Kinerja Guru Ekonomi SMP Negeri di
kinerja guru secara self assesment (penilaian diri Kabupaten Wonogiri.
sendiri) sehingga nilai yang diperoleh cenderung Komariah, Aan et. Al. 2004. Visonary Leadership
tinggi. Padahal nilai tersebut belum Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: P.T Bumi
mencerminkan kinerja guru yang sesungguhnya. Aksara
Bagi peneliti sebaiknya melakukan Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2004. Profesi Keguruan.
pengukuran kinerja guru berdasarkan penilaian Jakarta : PT Asdi Mahasatya
yang di lakukan oleh kepala sekolah ataupun Rachmawati, Tutik dan Daryanto.2013. Penilaian
Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya.
peserta didik, karena penelitian sebelumnya
Yogyakarta: Gava Media.
mayoritas mengukur kinerja guru secara self
Rivai, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku
assesment (penilaian diri sendiri) sehingga nilai Organisasi Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja
yang diperoleh cenderung tinggi. Padahal nilai Grafindo Persada.
tersebut belum mencerminkan kinerja guru yang Robbins, S.P dan Judge. 2002. Perilaku Organisasi.
sesungguhnya. Jakarta: Salemba Empat.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar
DAFTAR PUSTAKA Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Arifin, H Muhammad. The Influence of Competence, Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Motivation, and Organisational Culture to High Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
School Teacher Job Satisfaction and Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Performance.Jurnal.ProQuest. Bandung: PT. Alfabeta.
Barnawi dan Mohammad Arifin. 2012. Kinerja Guru _______. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung:
Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Alfabeta.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Sukmadinata, NS. 2013. Pengembangan Kurikulum
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Teori dan Praktek .Bandung :Remaja
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Rosdakarya.
dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Sutriyantono, et all. The Relationship Between Teacher
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Professional Attitude, Work Motivation, Along
Jakarta: Bumi Aksara. With Organizational Culture Towards Teacher
Handoko, Hani. 2010. Manajemen Personalia & Sumber Performance.Jurnal.Pro Quest.
Daya Manusia Edis iKedua. Yogyakarta: BPFE- Sutomo, dkk. 2010. Manajemen Sekolah. Semarang:
Yogyakarta. UPT Unnes Press
Ivancevich, John M. et all. 2006. Perilaku dan
Manajemen Organisasi Edisi Ketujuh.
Terjemahan Dharma Yuwono. Jakarta:
Erlangga.
Kaliri.2008. Pengaruh Disiplin dan Motivasi Kerja
Terhadap Motivasi kerja Guru pada SMA Negeri
di Kabupaten Pemalang.Tesis. Program
Magister Manajemen Pendidikan Unnes.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Makmun, AbinSyamsuddin. 2012. Psikologi
Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran
Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

760

Anda mungkin juga menyukai