FISIKA EKSPERIMENTAL II
Percobaan M2
“Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell”
Oleh:
Adhelya Syalsabillah Nili Wijaya (081911333060)
Adinda Putri Widjaja (081911333089)
Ahmad Andi Rizqi (081911333025)
Dosen Pembimbing:
Jan Ady, S.Si., M.Si.
Dr. Siswanto, M.Si.
ABSTRAK
Metode Rockwell merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pengujian
kekerasan material, karena sederhana dan tidak menghendaki keahlian khusus. Dalam
pengerjaannya digunakan kombinasi variasi indentor dan beban untuk bahan metal dan
campuran, mulai dari bahan lunak sampai keras. Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap benda uji (spesimen) yang
berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut
serta ketebalan minimalnya (h2-h0). Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum adalah
berbagai jenis logam, yaitu kuningan, besi, aluminium, dan stainless steel, yang kemudian akan
diukur nilai kekerasannya dan seperangkat Rockwell Tester TH500. Untuk uji kekerasan
dilakukan dengan meletakkan spesimen pada papan indentor dan membuat kontak dengan
indentor sampai bahan terpenetrasi dan nilai tertentu ditunjukkan oleh jarum skala, dan
akhirnya skala-skala ini diklasifikasikan menurut tingkat kekerasannya. Selain itu, dapat dilihat
pula bahwa urutan kekerasan untuk bahan uji mulai dari yang paling keras sampai yang paling
lunak adalah besi – stainless steel – kuningan – aluminium.
Gambar 1. Proses indentasi uji Rockwell berbeda. Hal ini tidak benar, karena
keempat bahan berbeda dan memiliki H. KESIMPULAN
nilai kekerasan yang cukup berbeda Dari percobaan didapatkan bahwa
pula. Praktikan mengasumsikan Untuk TA (HR) nilai data 1 sebesar
kesalahan ini terjadi akibat indentor tipe 2.14 mm, data 2 sebesar 2.06 mm, data
B yang sudah usang, berkarat, dan bola 3 sebesar 1.84 mm, data 4 sebesar
indentornya juga sudah tidak ada. Hal 2.1284 mm, data 5 sebesar 1.82 mm,
ini membuat perhitungan kekerasan data 6 sebesar 2.02 mm, data 7 sebesar
THB untuk keempat bahan sangat tidak 1.707 mm, data 8 sebesar 2.0824 mm,
ideal. data 9 sebesar 2.08 mm, dan data 10
Kedua, untuk uji dengan indentor sebesar 2.1654 mm. Untuk TB (HR)
tipe C memberikan nilai kekerasan dan nilai data 1 sebesar 1.96 mm, data 2
ketebalan minimal yang variatif, yang sebesar 2.22 mm, data 3 sebesar 2.16
artinya indentor tipe C bekerja dengan mm, data 4 sebesar 1.98 mm, data 5
baik. sebesar 2.127 mm, data 6 sebesar
Yang terakhir, setelah 1.9154 mm, data 7 sebesar 2,1 mm, data
menganalisis data dari uji kekerasan 8 sebesar 2.1 mm, data 9 sebesar 2.06
metode Rockwell ini, praktikan dapat mm, dan data 10 sebesar 2.02 mm. Pada
mengurutkan bahan mana saja yang tipe Diamond Cone terdapat dua nilai
paling kuat hingga yang paling lunak. yaitu nilai TC (HR) dan TD (HR).
Penentuan ini berkorelasi dengan nilai Untuk menghitung kekerasan TC (HR)
(h2-h0)-nya yang sebenarnya adalah dan TD (HR) menggunakan persamaan
jarak terangkatnya indentor. Sesuai 1, sehingga dapat diperoleh masing-
dengan pembahasan diatas, makin masing data. Untuk TC (HR) nilai data
terangkat indentor, maka semakin kecil 1 sebesar 0.7086 mm, data 2 sebesar
jaraknya, dan artinya kekerasan bahan 0.6824 mm, data 3 sebesar 0.5366 mm,
lebih kuat. Sehingga, didapati bahwa data 4 sebesar 0.5444 mm, data 5
urutan bahan yang paling keras hingga sebesar 0.5934 mm, data 6 sebesar 0.68
yang paling lunak adalah besi – mm, data 7 sebesar 0.72 mm, data 8
stainless steel – kuningan – aluminium. sebesar 0.74 mm, data 9 sebesar 0.668
mm, dan data 10 sebesar 0.4554 mm.
Untuk TD (HR) nilai data 1 sebesar
0.24 mm, data 2 sebesar 0.46 mm, data mm, data 8 sebesar 0.6914 mm, data 9
3 sebesar 0.66 mm, data 4 sebesar 0.22 sebesar 0.6844 mm, dan data 10 sebesar
mm, data 5 sebesar 0.24 mm, data 6 0.44mm.
sebesar 0.44 mm, data 7 sebesar 0.3088
DAFTAR PUSTAKA
Callister, W. D., Jr. 1984. Introduction to Material Science and Engineering. John Wiley
and Sons: New York.
Ashby, Michael F. 1992. Materials Selection in Mechanical Design. Pergamon Press:
United Kingdom.
LAMPIRAN
A. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Data hasil pengamatan sekunder Rockwell pada indentor Diamond cone
6 Diamond cone 66 78
1 Ball indentor 23 32
2 Ball indentor 27 19
3 Ball indentor 38 22
9 Ball indentor 26 27
B. ANALISIS DATA
Ball Indentor
Pengujian Kekerasan TA(HR)
1. Data ke-1
( ( ))
( )
2. Data ke-2
( ( ))
( )
3. Data ke-3
( ( ))
( )
4. Data ke-4
( ( ))
( )
5. Data ke-5
( ( ))
( )
6. Data ke-6
( ( ))
( )
7. Data ke-7
( ( ))
( )
8. Data ke-8
( ( ))
( )
9. Data ke-9
( ( ))
( )
( ( ))
1. Data ke-1
( ( ))
( )
2. Data ke-2
( ( ))
( )
3. Data ke-3
( ( ))
( )
4. Data ke-4
( ( ))
( )
5. Data ke-5
( ( ))
( )
6. Data ke-6
( ( ))
( )
7. Data ke-7
( ( ))
( )
8. Data ke-8
( ( ))
( )
9. Data ke-9
( ( ))
( )
( ( ))
1. Data ke-1
( ( ))
( )
2. Data ke-2
( ( ))
( )
3. Data ke-3
( ( ))
( )
4. Data ke-4
( ( ))
( )
5. Data ke-5
( ( ))
( )
6. Data ke-6
( ( ))
( )
7. Data ke-7
( ( ))
( )
8. Data ke-8
( ( ))
( )
9. Data ke-9
( ( ))
( )
( ( ))
1. Data ke-1
( ( ))
( )
2. Data ke-2
( ( ))
( )
3. Data ke-3
( ( ))
( )
4. Data ke-4
( ( ))
( )
5. Data ke-5
( ( ))
( )
6. Data ke-6
( ( ))
( )
7. Data ke-7
( ( ))
( )
8. Data ke-8
( ( ))
( )
9. Data ke-9
( ( ))
( )
h2 - h0 (mm)
NO Nilai TA(HR) Nilai TB(HR) Nilai TC(HR) Nilai TD(HR)
Ball Indentor Diamond Cone
1 2,14 1,96 0,7086 0,24
2 2,06 2,22 0,6824 0,46
3 1,84 2,16 0,5366 0,66
4 2,128 1,98 0,544 0,22
5 1,82 2,127 0,5934 0,24
6 2,02 1,9154 0,68 0,44
7 1,707 2,1 0,72 0,3088
8 2,0824 2,1 0,74 0,6914
9 2,08 2,06 0,668 0,6844
10 2,1654 2,02 0,4554 0,44
2
h2-h0 (mm)
1,5
0,5
0
0 20 40 60 80 100
Nilai TA(HR)
2,2
2,15
h2-h0 (mm)
2,1
2,05
1,95
1,9
0 20 40 60 80 100
Nilai TB(HR)
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 20 40 60 80 100
Nilai TC(HR)
Berdasarkan hasil uji kekerasan sekunder dan grafik yang telah dibuat, sehingga dapat
disimpulkan bahwa apabila nilai T (HR) semakin besar, maka nilai (ℎ2 − ℎ0) menjadi semakin
kecil. Artinya, nilai (ℎ2 − ℎ0) semakin kecil menandakan bahwa tingkat kekerasan suatu bahan
samakin besar.