Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMENTAL II

PERCOBAAN FM2
TARAF INTENSITAS AMBANG DENGAR MANUSIA

Hari : Jum’at Tanggal : 12 November 2021 Pukul : 16.50-18.30

Oleh :
Adhelya Syalsabillah Nili Wijaya 081911333060

Anggota Kelompok
1. Adinda Putri Widjaja 081911333089
2. Ahmad Andi Rizqi 081911333025

Dosen Pembimbing :
Prof. Suryani Dyah Astuti, S.Si., M.Si.
Nurul Fitriyah, S.Si., M.Sc.

LABORATORIUM FISIKA MEDIS


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum taraf intensitas ambang dengar manusia secara online.
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengenal gelombang bunyi, mengenal taraf
intensitas gelombang bunyi, dan menggambar respon ambang dengar manusia. Mencatat
frekuensi pada DSG (Digital Square Generator) dan Vpp pada osiloskop dengan menggunakan
frekuensi 20 Hz hingga 20 KHz. Dari hasil pengukuran dan perhitungan diperoleh grafik
hubungan antara taraf intensitas bunyi dengan frekuensi gelombang bunyi. Dari hasil
perhitungan terdapat perbedaan respon ambang telinga kanan dan telinga kiri. Pada percobaan
testi 1 didapatkan hasil bahwa telinga kanan memiliki taraf intensitas lebih besar daripada telinga
telinga kiri yaitu rata-rata sebesar -32,65 dB, sedangkan telinga kiri memiliki taraf nilai taraf
intensitas rata-rata sebesar -35,06 dB. Pada percobaan testi 2 didapatkan hasil yang sama bahwa
telinga kanan memiliki nilai taraf intensitas lebih besar daripada telinga kiri yaitu rata-rata
sebesar -37,44 dB, sedangkan untuk telinga kiri rata-rata sebesar -37,88 dB.

Kata Kunci : Taraf intensitas, Ambang dengar.


BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Gelombang bunyi sangat penting perannya dalam kehidupan manusia. Dengan adanya
gelombang bunyi manusia dapat saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Gangguan pada
gelombang bunyi dapat menyebabkan komunikasi terganggu. Biasanya disebabkan oleh
gelombang bunyi frekuensi tinggi. Bunyi dikategorikan sebagai suatu gelombang mekanik
yang merambat melalui medium udara. Gelombang bunyi adalah gelombang yang
dirambatkan sebagai gelombang mekanik longitudinal yang dapat menjalar dalam medium
padat, cair dan gas. Medium gelombang bunyi ini adalah molekul yang membentuk bahan
medium mekanik ini (Tipler, 2001).

Gelombang bunyi merupakan getaran molekul-molekul zat dan saling beradu satusama
lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta
mentransmisikan energi bahkan tidak pernah terjadi perpindahan partikel. Hubungan antara
kebisingan dengan kemungkinan timbulnya gangguan terhadap kesehatan sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu intensitas kebisingan, frekuensi kebisingan, dan lamanya seseorang
berada di tempat atau di dekat bunyi tersebut, baik dari hari ke hari ataupun seumur hidupnya.
Bunyi sering dikaitkan dengan indra pendengaran beserta fisiologi telinga dan otak.

Gelombang bunyi mampu menginterpretasikan sesuatu yang datang ke telinga.


Intensitas bunyi yang dapat didengar oleh telinga hanya berkisar 20-20000 Hz. Jika terlalu
kecil atau terlalu besar, maka telinga tidak dapat menangkapnya (mendengar). Agar
penggunaan bunyi sesuai dengan daya tangkap telinga (khususnya telinga manusia), maka
diperlukan pengukuran taraf intensitas bunyi.

2. TUJUAN
1. Mengenal gelombang bunyi.
2. Mengenal taraf intensitas gelombang bunyi.
3. Menggambar respon ambang dengar manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. DASAR TEORI
Gelombang dibagi menjadi 2 macam, yaitu gelombang mekanik atau
gelombang elestik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang merupakan suatu
gangguan yang menjalar dengan suatu kecepatan jalar gelombang. Dalam
penjalarannya, gelombang mekanik memerlukan suatu perantara atau medium, tetapi
gelombang elektromagnetik tidak memerlukannya, sehingga gelombang
elektromagnetik dapat menjalar dalam ruang vakum.

Berdasar atas arah getaran partikel medium dan arah jalar gelombang,
gelombang mekanik dibagi menjadi 2 macam, yaitu gelombang transversal dan
longitudinal. Arah getaran partikel medium pada gelombang transversal tegak lurus
arah jalar gelombang, sedangkan arah getaran partikel medium pada gelombang
longitudinal sama atau berlawanan dengan arah jalar gelombang.

Medium untuk gelombang mekanik disebut medium elastis. Gelombang yang


menjalar pada tali panjang disebut gelombang tali, sedangkan gelombang yang
menjalar di atad permukaan air disebut gelombang permukaan air. Tali panjang
yangdirentangkan secara horizontal akan berfungsi sebagai medium gelombang
transversal jika salah sebuah ujungnya diberi gangguan berupa getaran vertikal.
Getaran periodik sinus yang diberikan pada ujung tali memberikan gelombang
transversal berupa sinus. Keadaan yang sama juga berlaku pada permukaan air yang
akan memberikan gelombang transversal.

Tempat kedudukan titik-titik yang memiliki sudut fase sama besar disebut
muka gelombang (front wave). Muka gelombang pada gelombang tali berupa titik,
sedangkan pada gelombang permukaan air berupa lingkaran. Garis yang ditarik
melalui muka- muka gelombang pada gelombang tali atau garis tegak lurus muka
gelombang pada gelombang permukaan air membentuk sinar atau radiasi gelombang.
Gambar 1 menunjukkan muka dan sinar gelombang masing-masing untukgelombang
tali dan gelombang permukaan air.
Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal. Arah gerak
medium sejajar dengan arah penjalaran gelombang. Sumber gelombang berupa titik
yang digetarkan di udara terbuka memberikan muka gelombang berbentuk kulit bola.
Sinar gelombangnya berarah radial menjauhi sumber getaran.
Persamaan umum gelombang adalah :
𝜕2𝑌
𝜕2𝑌 1 ……………………………………………………………(1)

𝜕𝑥2 𝑣2 𝜕𝑡2
dengan Y adalah simpangan gelombang, v adalah kecepatan jalar gelombang, x
adalah posisi dan t adalah waktu.

Gambar 1 :
a. Pola gelombang tali yang disebabkan oleh getaran sinus
b. Muka dan sinar gelombang tali
c. Muka dan sinar gelombang permukaan air

Gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yang dapat diterima dan


dimengerti oleh indera pendengaran manusia. Daerah frekuensi gelombang bunyi
adalah antara 20Hz sampai 20 kHz. Telinga manusia normal dapat menangkap
daerah frekuensi ini. Makin tua usia seseorang daerah frekuensinya semakin
menyempit.
Gelombang mekanik dengan frekuensi di atas 20 kHz disebut gelombang
ultrasonik, sedangkan yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz disebut gelombang
infrasonik.
Jika gelombang bunyi menjalar dalam suatu medium, maka partikel-partikel
medium akan bergetar. Gelombang bunyi yang menjalar horizontal akan
menyebabkan partikel-partikel medium bergetar secara horizontal di sekitar titik
kesetimbangannya. Jika mediumnya berupa gas, maka gerakan partikel-partikel gas

akan menyebabkan adanya daerah renggangan dan daerah rapatan, seperti


ditunjukkan oleh Gambar 2.

Daerah renggangan dan rapatan ini akan menjalar sesuai dengan arah
penjalaran gelombang. Suatu tempat yang pada suatu saat berupa daerah
renggangan akan berubah menjadi daerah rapatan pada saat yang lain. Daerah
renggangan memiliki kerapatan partikel lebih kecil daripada kerapatan partikel pada
keadaan setimbang, sedangkan daerah rapatan memiliki kerapatan partikel lebih
besar daripada kerapatan partikel pada keadaan setimbang. Ini berarti tekanan gas
pada daerah renggangan lebih kecil daripada tekanan gas pada keadaan setimbang,
sedangkan daerah rapatan memiliki tekanan gas lebih besar daripada tekanan gas
dalam keadaan setimbang.

Karena itu gelombang bunyi dapat dinyatakan dalam bentuk gelombang


simpangan atau gelombang tekanan. Fungsi gelombang bunyi sebagai gelombang
simpangan adalah

𝑌 = 𝑌𝑚sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) .......................................................................................................(2)

dengan Ym adalah amplitudo gelombang, k adalah bilangan gelombang dan  adalah


frekuensi sudut gelombang.
Fungsi gelombang bunyi sebagai gelombang tekanan adalah
𝑝 = −𝑣2𝜌0𝑌𝑚𝑘𝑐𝑜𝑠(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)
𝜋
𝑝 = 𝑌𝑚𝑘𝜌0𝑣 2𝑠𝑖𝑛 (𝑘𝑥 − 𝜔𝑡 − )
2
𝜋
𝑝 = 𝑝𝑚 sin (𝑘𝑥 − 𝜔𝑡 − ) ................................................................................................(3)
2

dengan pm adalah amplitudo tekanan gas


𝑝𝑚 = 𝑌𝑚𝑘𝜌0𝑣2 ………………………………………………………………..(4)
Sudut fase gelombang tekanan berbeda sebesar /2 terhadap gelombang
simpangannya.
Intensitas gelombang bunyi adalah energi yang diangkut gelombang per
satuanluas per satuan waktu.
𝐼 = 2𝜋2𝜌0𝑣 𝑌2𝑓2……………………………………………………………..(5)

Gambar 2. Posisi sebaris partikel gas

a) pada keadaan setimbang

b) pada saat dijalari gelombang bunyi

Satuan intensitas gelombang bunyi adalah Jm2 s 1 atau Wm2 . Intensitas


gelombang bunyi terlemah yang masih dapat didengar telinga manusia normal yang
berfrekuensi 1 kHz adalah sekitar 1012 W m2 . Gelombang ini memiliki amplitude
tekanan pm  2x105 Nm-2 dan Ym  1011 m. Intensitas gelombang bunyi sebesar l
Wm2 dapat mengakibatkan rasa sakit pada telinga manusia normal. Jikafrekuensinya
adalah 1 kHz, maka besar amplitudo tekanan dan simpangannya adalahpm  28 Nm2
dan Ym  105 m.

Taraf atau tingkat intensitas gelombang bunyi dilambangkan dengan .


Satuan taraf intensitas adalah bel yang berasal dari penemu telepon yaitu Alexander
GrahamBell (1847 –1922). Dalam satuan dB (1 dB = 1/10 bel), taraf intensitas ini
didefinisikan seperti berikut.
𝐼
𝛽 = 10 𝑙𝑜𝑔 ( )…………………………………………………………….(6)
𝐼0
dengan I0 = 1012 W m2 yang merupakan intensitas referensi.
Spektogran gelombang bunyi menggambarkan kepekaan telinga manusia
normal terhadap frekuensi dan taraf intensitas gelombang bunyi. Spektogram ini
ditunjukkan oleh Gambar 3. Taraf intensitas gelombang bunyi yang diberikan oleh
bunyi lalu lintas sibuk di jalan raya sekitar 70 dB. Kebisingan lingkungan dengan
taraf intensitas lebih besar dari 85 dB digolongkan sebagai polusi bunyi.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur taraf intensitas gelombang bunyi
disebut sound level meter yang berskala dB, sedangkan alat untuk menentukan
spektogram gelombang bunyi disebut audiometer.

Sumber gelombang bunyi yang praktis adalah loadspeaker. Loadspeaker


merupakan suatu jenis transduser yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik berupa getaran membran.

Gambar 3. Spektogram gelombang bunyi

Gambar 4. Diagram blok pengukuran respon ambang dengar

Daya output mekanik loadspeaker dapat diukur melalui pengukuran daya listrik
input. Karena daya listrik merupakan fungsi kuadrat tegangan listrik maka taraf intersitas
bunyi dapat dituliskan sebagai fungsi tegangan listrik seperti berikut.

𝑉
𝛽 = 20 𝑙𝑜𝑔 ( )…………………………………………………………….(7)
dengan V adalah tegangan listrik input loadspeaker untuk frekuensi tertentu dan V0
adalah tegangan listrik input referensi untuk frekuensi 1 kHz
Tegangan listrik ini dapat berupa tegangan efektif (Veff), tegangan puncak
(Vp) atau tegangan puncak-ke-puncak (Vpp). Grafik  terhadap frekuensi disebut
respon ambang dengar manusia. Di dalam ilmu elektronika, grafik log (V/V0)
terhadap frekuensi dikenal dengan nama respon frekuensi. Diagram blok
pengukuran respon ambang dengar manusia ditunjukkan oleh Gambar 4. Dalam
percobaan ini signal generator dan power amplifier digabung menjadi satu kesatuan
sebagai generator persegi digital (digital square generator/ DSG).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

1. ALAT BAHAN

1. Digital Square Generator

2. Kabel-kabel penghubung

3. Head phone

4. Osiloskop

2. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun instrumen praktikum seperti Gambar 4. Headphone dalam keadaan
tidakterpasang.
2. Kecilkan volume (amplitudo) output DSG sampai minimum dan
aturfrekuensinya pada 1 kHz.
3. Aktifkan semua peralatan yang telah disiapkan.
4. Besarkan volume output sampai terdengar bunyi.
5. Pasang headphone dan pegang tombol volume output DSG yang pada saat
awaldalam keadaan minimum. Percobaan awal dilakukan untuk satu telinga
seorangtesti (orang yang dites).
6. Naikkan volume output DSG dan hentikan setelah mendengar bunyi. Lakukan
pengamatan tegangan puncak-ke-puncak (VPP) pada osiloskop Pengaturan
tombol pada osiloskop dan pencacataan hasil percobaan dilakukan oleh partner
kerja. Kecilkan volume output DSG setelah melakukan pengamatan.
7. Lakukan percobaan untuk berbagai frekuensi mulai dari 20 Hz sampai
dengan20 kHz. Catat frekuensi pada DSG dan VPP pada osiloskop.
Pengaturan frekuensi dan volume output DSG dilakukan oleh testi, sedangkan
pengaturantombol pada osiloskop dan pencatatan hasil percobaan dilakukan
oleh partner kerja. Urutan frekuensi sesuai dengan skala logaritmis dan
fasilitas yang disediakan oleh DSG yaitu 20, 25, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 150,
200, 250, 300, 400, 600, 800, 1k, 1,2k, 1,5k, 2k, 2,5k, 3k, 4k, 6k, 8k, 10k,
12k, 15k dan 20 kHz.
8. Lakukan percobaan untuk telinga yang lain dengan cara mengubah posisi
switch pada headphone.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
1. DATA PENGAMATAN
DATA SET B

Tabel 1. Data Pengamatan Testi 1 dan Testi 2

Frekuensi Testi 1 Testi 2


(Hz) Vpp Kanan (mV) Vpp Kiri (mV) Vpp Kanan (mV) Vpp Kiri (mV)
20 108 24 8 8
25 44 24 12 12
30 24 28 12 8
40 28 12 8 12
60 12 12 8 8
80 20 12 8 8
100 16 16 12 8
120 20 12 12 12
150 16 8 8 8
200 16 8 12 8
250 24 12 8 8
300 24 12 12 8
400 16 12 12 8
600 16 12 8 8
800 12 12 8 12
1.000 12 12 12 8
1.200 12 12 8 8
1.500 12 12 8 8
2.000 12 12 12 12
2.500 12 12 8 12
3.000 16 12 8 8
4.000 12 12 8 8
6.000 8 12 8 8
8.000 8 12 8 8
10.000 12 12 8 8
12.000 8 12 8 8
15.000 56 12 8 8
20.000 84 84 324 260
2. ANALISIS DATA
 Menentukan Taraf Intensitas Gelombang Bunyi ( )
Dengan menggunakan formula :

1. Menentukan Kanan Testi 1


a. Frekuensi 20 Hz

b. Frekuensi 25 Hz

c. Frekuensi 30 Hz

d. Frekuensi 40 Hz

e. Frekuensi 60 Hz

2. Menentukan Kiri Testi 1


a. Frekuensi 20 Hz

b. Frekuensi 25 Hz

c. Frekuensi 30 Hz

d. Frekuensi 40 Hz

e. Frekuensi 60 Hz
Tabel 2. Nilai Dari Vpp Kanan dan Vpp Kiri Pada Testi 1

Frekuensi Testi 1
(Hz) Vpp Kanan Kanan Vpp Kiri Kiri
20 0,108 -17,12 0,024 -30,18
25 0,044 -24,92 0,024 -30,18
30 0,024 -30,18 0,028 -28,84
40 0,028 -28,84 0,012 -36,2
60 0,012 -36,2 0,012 -36,2
80 0,02 -31,76 0,012 -36,2
100 0,016 -33,7 0,016 -33,7
120 0,02 -31,76 0,012 -36,2
150 0,016 -33,7 0,008 -39,72
200 0,016 -33,7 0,008 -39,72
250 0,024 -30,18 0,012 -36,2
300 0,024 -30,18 0,012 -36,2
400 0,016 -33,7 0,012 -36,2
600 0,016 -33,7 0,012 -36,2
800 0,012 -36,2 0,012 -36,2
1.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
1.200 0,012 -36,2 0,012 -36,2
1.500 0,012 -36,2 0,012 -36,2
2.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
2.500 0,012 -36,2 0,012 -36,2
3.000 0,016 -33,7 0,012 -36,2
4.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
6.000 0,008 -39,72 0,012 -36,2
8.000 0,008 -39,72 0,012 -36,2
10.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
12.000 0,008 -39,72 0,012 -36,2
15.000 0,056 -22,82 0,012 -36,2
20.000 0,084 -19,3 0,084 -19,3

3. Menentukan Kanan Testi 2


a. Frekuensi 20 Hz

b. Frekuensi 25 Hz

c. Frekuensi 30 Hz

d. Frekuensi 40 Hz
e. Frekuensi 60 Hz

4. Menentukan Kiri Testi 2


a. Frekuensi 20 Hz

b. Frekuensi 25 Hz

c. Frekuensi 30 Hz

d. Frekuensi 40 Hz

e. Frekuensi 60 Hz

Tabel 3. Nilai Dari Vpp Kanan dan Vpp Kiri Pada Testi 3

Frekuensi Testi 2
(Hz) Vpp Kanan Kanan Vpp Kiri Kiri
20 0,008 -39,72 0,008 -39,72
25 0,012 -36,2 0,012 -36,2
30 0,012 -36,2 0,008 -39,72
40 0,008 -39,72 0,012 -36,2
60 0,008 -39,72 0,008 -39,72
80 0,008 -39,72 0,008 -39,72
100 0,012 -36,2 0,008 -39,72
120 0,012 -36,2 0,012 -36,2
150 0,008 -39,72 0,008 -39,72
200 0,012 -36,2 0,008 -39,72
250 0,008 -39,72 0,008 -39,72
300 0,012 -36,2 0,008 -39,72
400 0,012 -36,2 0,008 -39,72
600 0,008 -39,72 0,008 -39,72
800 0,008 -39,72 0,012 -36,2
1.000 0,012 -36,2 0,008 -39,72
1.200 0,008 -39,72 0,008 -39,72
1.500 0,008 -39,72 0,008 -39,72
2.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
2.500 0,008 -39,72 0,012 -36,2
3.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
4.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
6.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
8.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
10.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
12.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
15.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
20.000 0,324 -7,57 0,26 -9,5

Grafik Hubungan Frekuensi Dengan Taraf Intensitas Bunyi Pada


Testi 1
0
0 5000 10000 15000 20000 25000
-5
Taraf Intensitas Bunyi (dB)

-10

-15

-20 20.000; -19,3

-25

-30 Testi 1 Kanan


Testi 1 Kiri
-35

-40

-45
Frekeunsi (Hz)

Grafik 1. Hubungan Frekuensi Dengan Taraf Intensitas Bunyi Pada Testi 1


Grafik Hubungan Frekuensi Dengan Taraf Intensitas Bunyi Testi 2
0
0 5000 10000 15000 20000 25000
-5
20.000; -7,57
Taraf Intensitas Bunyi (dB)

-10 20.000; -9,5

-15

-20
Testi 2 Kanan
-25
Testi 2 Kiri
-30

-35

-40

-45
Frekuensi (Hz)

Grafik 2. Hubungan Frekuensi Dengan Taraf Intensitas Bunyi Pada Testi 2


BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum mengenai “Taraf Intensitas Ambang Dengar Manusia” bertujuan untuk
mengenal gelombang bunyi, mengena taraf intensitas gelombang bunyi, menggambar respon
ambang dengar manusia. Pada praktikum ini menggunakan frekuensi dari 20 Hz hingga 20
KHz yang merupakan jangkauan pendengaran manusia yaitu -45 -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -
5 0 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000. Sehingga terdapat 28 data yang dianalisis .

Dari hasi praktikum dan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh taraf intensitas
bunyi pada frekuensi yang ada pada testi 1 dan testi 2 yang ada di atas. Kemudian dari hasil
tersebut dibuat grafik dari hubungan frekuensi dengan taraf intensitas bunyi yang dapat dilihat
di atas. Grafik 1 dapat menunjukkan bahwa respon telinga kaan lebih baik karena terhubung
langsung dengan otak kiri dan memiliki kepekaan yang lebih baik untuk mendengar,
sedangkan telinga kiri memiliki fungsi lebih untuk memproses permintaan apa yang akan
dilakukan. Grafik 2 dapat menunjukkan ketidakstabilan di awal namun setelahnya keduanya
(kanan dan kiri) naik drastic. Respon ambang dengar telinga kanan stabil dan lebih baik
daripada telinga kiri. Hal tersebut dikarenakan telinga kanan memiliki fungsi memiliki fungsi
untuk mendengar, sedangkan telinga kiri memiliki fungsi untuk memproses permintaan.

Menurut teori, telinga kanan manusia memiliki respon ambang dengar lebih baik
daripada telinga kiri. Dari kedua grafik yang telah diperoleh, didapatkan kesimpulan bahwa
taraf intensitas pendengaran manusia yang dilakukan pada testi 1 dan testi 2 pada frekuensi 20
Hz hingga 20 KHz berkisar antara -39,72 dB hingga -7,57 dB. Manusia memiliki ambang
batas pendengaran minimal 0 hingga 10 dB dan batas maksimal nya 140 dB. Pada telinga
manusia normal dapat menangkap frekuensi gelombang bunyi antara 20 Hz hingga 20 KHz.
Manusia juga memiliki respon pendengaran yang berbeda-beda disebabakan oleh beberapa
factor salah satunya yaitu usia, dimana semakin bertambahnya umur manusia maka daerah
frekuensi pendengarannya semakin sempit.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :

1. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal. Dimana


gelombang ini memerlukan medium dalam perambatannya dan arah rambatnya
sejajar dengan arah getarnya. Gelombang bunyi yang dapat didengar oleh manusia
memiliki frekuensi antara 20 Hz hingga 20 KHz yang disebut dengan audiosonik.
2. Gelombang bunyi memiliki intensitas yang berbanding lurus dengan energinya dan
berbanding terbalik dengan luasan dan waktu rambatnya. Taraf intensitas bunyi
merupakan ukuran seberapa bising suara tersebut dengan rentang 0 dB hingga 120
dB untuk manusia. Taraf intensitas bunyi bergantung pada intensitas bunyi secara
logaritmik.
3. Dari grafik respon ambang dengar manusia dapat disimpulkan bahwa kemampuan
telinga kanan dalam menangkap suatu pendengaran lebih tinggi daripada telinga
kiri manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Tipler. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid Dua Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

PJMK Fisika Eksperimental 2. 2021. Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimental 2. Surabaya :


Jurusan Fisika FST UNAIR.

Anda mungkin juga menyukai