PERCOBAAN FM2
TARAF INTENSITAS AMBANG DENGAR MANUSIA
Oleh :
Adhelya Syalsabillah Nili Wijaya 081911333060
Anggota Kelompok
1. Adinda Putri Widjaja 081911333089
2. Ahmad Andi Rizqi 081911333025
Dosen Pembimbing :
Prof. Suryani Dyah Astuti, S.Si., M.Si.
Nurul Fitriyah, S.Si., M.Sc.
1. LATAR BELAKANG
Gelombang bunyi sangat penting perannya dalam kehidupan manusia. Dengan adanya
gelombang bunyi manusia dapat saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Gangguan pada
gelombang bunyi dapat menyebabkan komunikasi terganggu. Biasanya disebabkan oleh
gelombang bunyi frekuensi tinggi. Bunyi dikategorikan sebagai suatu gelombang mekanik
yang merambat melalui medium udara. Gelombang bunyi adalah gelombang yang
dirambatkan sebagai gelombang mekanik longitudinal yang dapat menjalar dalam medium
padat, cair dan gas. Medium gelombang bunyi ini adalah molekul yang membentuk bahan
medium mekanik ini (Tipler, 2001).
Gelombang bunyi merupakan getaran molekul-molekul zat dan saling beradu satusama
lain namun demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta
mentransmisikan energi bahkan tidak pernah terjadi perpindahan partikel. Hubungan antara
kebisingan dengan kemungkinan timbulnya gangguan terhadap kesehatan sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu intensitas kebisingan, frekuensi kebisingan, dan lamanya seseorang
berada di tempat atau di dekat bunyi tersebut, baik dari hari ke hari ataupun seumur hidupnya.
Bunyi sering dikaitkan dengan indra pendengaran beserta fisiologi telinga dan otak.
2. TUJUAN
1. Mengenal gelombang bunyi.
2. Mengenal taraf intensitas gelombang bunyi.
3. Menggambar respon ambang dengar manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DASAR TEORI
Gelombang dibagi menjadi 2 macam, yaitu gelombang mekanik atau
gelombang elestik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang merupakan suatu
gangguan yang menjalar dengan suatu kecepatan jalar gelombang. Dalam
penjalarannya, gelombang mekanik memerlukan suatu perantara atau medium, tetapi
gelombang elektromagnetik tidak memerlukannya, sehingga gelombang
elektromagnetik dapat menjalar dalam ruang vakum.
Berdasar atas arah getaran partikel medium dan arah jalar gelombang,
gelombang mekanik dibagi menjadi 2 macam, yaitu gelombang transversal dan
longitudinal. Arah getaran partikel medium pada gelombang transversal tegak lurus
arah jalar gelombang, sedangkan arah getaran partikel medium pada gelombang
longitudinal sama atau berlawanan dengan arah jalar gelombang.
Tempat kedudukan titik-titik yang memiliki sudut fase sama besar disebut
muka gelombang (front wave). Muka gelombang pada gelombang tali berupa titik,
sedangkan pada gelombang permukaan air berupa lingkaran. Garis yang ditarik
melalui muka- muka gelombang pada gelombang tali atau garis tegak lurus muka
gelombang pada gelombang permukaan air membentuk sinar atau radiasi gelombang.
Gambar 1 menunjukkan muka dan sinar gelombang masing-masing untukgelombang
tali dan gelombang permukaan air.
Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal. Arah gerak
medium sejajar dengan arah penjalaran gelombang. Sumber gelombang berupa titik
yang digetarkan di udara terbuka memberikan muka gelombang berbentuk kulit bola.
Sinar gelombangnya berarah radial menjauhi sumber getaran.
Persamaan umum gelombang adalah :
𝜕2𝑌
𝜕2𝑌 1 ……………………………………………………………(1)
𝜕𝑥2 𝑣2 𝜕𝑡2
dengan Y adalah simpangan gelombang, v adalah kecepatan jalar gelombang, x
adalah posisi dan t adalah waktu.
Gambar 1 :
a. Pola gelombang tali yang disebabkan oleh getaran sinus
b. Muka dan sinar gelombang tali
c. Muka dan sinar gelombang permukaan air
Daerah renggangan dan rapatan ini akan menjalar sesuai dengan arah
penjalaran gelombang. Suatu tempat yang pada suatu saat berupa daerah
renggangan akan berubah menjadi daerah rapatan pada saat yang lain. Daerah
renggangan memiliki kerapatan partikel lebih kecil daripada kerapatan partikel pada
keadaan setimbang, sedangkan daerah rapatan memiliki kerapatan partikel lebih
besar daripada kerapatan partikel pada keadaan setimbang. Ini berarti tekanan gas
pada daerah renggangan lebih kecil daripada tekanan gas pada keadaan setimbang,
sedangkan daerah rapatan memiliki tekanan gas lebih besar daripada tekanan gas
dalam keadaan setimbang.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur taraf intensitas gelombang bunyi
disebut sound level meter yang berskala dB, sedangkan alat untuk menentukan
spektogram gelombang bunyi disebut audiometer.
Daya output mekanik loadspeaker dapat diukur melalui pengukuran daya listrik
input. Karena daya listrik merupakan fungsi kuadrat tegangan listrik maka taraf intersitas
bunyi dapat dituliskan sebagai fungsi tegangan listrik seperti berikut.
𝑉
𝛽 = 20 𝑙𝑜𝑔 ( )…………………………………………………………….(7)
dengan V adalah tegangan listrik input loadspeaker untuk frekuensi tertentu dan V0
adalah tegangan listrik input referensi untuk frekuensi 1 kHz
Tegangan listrik ini dapat berupa tegangan efektif (Veff), tegangan puncak
(Vp) atau tegangan puncak-ke-puncak (Vpp). Grafik terhadap frekuensi disebut
respon ambang dengar manusia. Di dalam ilmu elektronika, grafik log (V/V0)
terhadap frekuensi dikenal dengan nama respon frekuensi. Diagram blok
pengukuran respon ambang dengar manusia ditunjukkan oleh Gambar 4. Dalam
percobaan ini signal generator dan power amplifier digabung menjadi satu kesatuan
sebagai generator persegi digital (digital square generator/ DSG).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1. ALAT BAHAN
2. Kabel-kabel penghubung
3. Head phone
4. Osiloskop
2. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun instrumen praktikum seperti Gambar 4. Headphone dalam keadaan
tidakterpasang.
2. Kecilkan volume (amplitudo) output DSG sampai minimum dan
aturfrekuensinya pada 1 kHz.
3. Aktifkan semua peralatan yang telah disiapkan.
4. Besarkan volume output sampai terdengar bunyi.
5. Pasang headphone dan pegang tombol volume output DSG yang pada saat
awaldalam keadaan minimum. Percobaan awal dilakukan untuk satu telinga
seorangtesti (orang yang dites).
6. Naikkan volume output DSG dan hentikan setelah mendengar bunyi. Lakukan
pengamatan tegangan puncak-ke-puncak (VPP) pada osiloskop Pengaturan
tombol pada osiloskop dan pencacataan hasil percobaan dilakukan oleh partner
kerja. Kecilkan volume output DSG setelah melakukan pengamatan.
7. Lakukan percobaan untuk berbagai frekuensi mulai dari 20 Hz sampai
dengan20 kHz. Catat frekuensi pada DSG dan VPP pada osiloskop.
Pengaturan frekuensi dan volume output DSG dilakukan oleh testi, sedangkan
pengaturantombol pada osiloskop dan pencatatan hasil percobaan dilakukan
oleh partner kerja. Urutan frekuensi sesuai dengan skala logaritmis dan
fasilitas yang disediakan oleh DSG yaitu 20, 25, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 150,
200, 250, 300, 400, 600, 800, 1k, 1,2k, 1,5k, 2k, 2,5k, 3k, 4k, 6k, 8k, 10k,
12k, 15k dan 20 kHz.
8. Lakukan percobaan untuk telinga yang lain dengan cara mengubah posisi
switch pada headphone.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
1. DATA PENGAMATAN
DATA SET B
b. Frekuensi 25 Hz
c. Frekuensi 30 Hz
d. Frekuensi 40 Hz
e. Frekuensi 60 Hz
b. Frekuensi 25 Hz
c. Frekuensi 30 Hz
d. Frekuensi 40 Hz
e. Frekuensi 60 Hz
Tabel 2. Nilai Dari Vpp Kanan dan Vpp Kiri Pada Testi 1
Frekuensi Testi 1
(Hz) Vpp Kanan Kanan Vpp Kiri Kiri
20 0,108 -17,12 0,024 -30,18
25 0,044 -24,92 0,024 -30,18
30 0,024 -30,18 0,028 -28,84
40 0,028 -28,84 0,012 -36,2
60 0,012 -36,2 0,012 -36,2
80 0,02 -31,76 0,012 -36,2
100 0,016 -33,7 0,016 -33,7
120 0,02 -31,76 0,012 -36,2
150 0,016 -33,7 0,008 -39,72
200 0,016 -33,7 0,008 -39,72
250 0,024 -30,18 0,012 -36,2
300 0,024 -30,18 0,012 -36,2
400 0,016 -33,7 0,012 -36,2
600 0,016 -33,7 0,012 -36,2
800 0,012 -36,2 0,012 -36,2
1.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
1.200 0,012 -36,2 0,012 -36,2
1.500 0,012 -36,2 0,012 -36,2
2.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
2.500 0,012 -36,2 0,012 -36,2
3.000 0,016 -33,7 0,012 -36,2
4.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
6.000 0,008 -39,72 0,012 -36,2
8.000 0,008 -39,72 0,012 -36,2
10.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
12.000 0,008 -39,72 0,012 -36,2
15.000 0,056 -22,82 0,012 -36,2
20.000 0,084 -19,3 0,084 -19,3
b. Frekuensi 25 Hz
c. Frekuensi 30 Hz
d. Frekuensi 40 Hz
e. Frekuensi 60 Hz
b. Frekuensi 25 Hz
c. Frekuensi 30 Hz
d. Frekuensi 40 Hz
e. Frekuensi 60 Hz
Tabel 3. Nilai Dari Vpp Kanan dan Vpp Kiri Pada Testi 3
Frekuensi Testi 2
(Hz) Vpp Kanan Kanan Vpp Kiri Kiri
20 0,008 -39,72 0,008 -39,72
25 0,012 -36,2 0,012 -36,2
30 0,012 -36,2 0,008 -39,72
40 0,008 -39,72 0,012 -36,2
60 0,008 -39,72 0,008 -39,72
80 0,008 -39,72 0,008 -39,72
100 0,012 -36,2 0,008 -39,72
120 0,012 -36,2 0,012 -36,2
150 0,008 -39,72 0,008 -39,72
200 0,012 -36,2 0,008 -39,72
250 0,008 -39,72 0,008 -39,72
300 0,012 -36,2 0,008 -39,72
400 0,012 -36,2 0,008 -39,72
600 0,008 -39,72 0,008 -39,72
800 0,008 -39,72 0,012 -36,2
1.000 0,012 -36,2 0,008 -39,72
1.200 0,008 -39,72 0,008 -39,72
1.500 0,008 -39,72 0,008 -39,72
2.000 0,012 -36,2 0,012 -36,2
2.500 0,008 -39,72 0,012 -36,2
3.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
4.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
6.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
8.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
10.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
12.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
15.000 0,008 -39,72 0,008 -39,72
20.000 0,324 -7,57 0,26 -9,5
-10
-15
-25
-40
-45
Frekeunsi (Hz)
-15
-20
Testi 2 Kanan
-25
Testi 2 Kiri
-30
-35
-40
-45
Frekuensi (Hz)
Dari hasi praktikum dan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh taraf intensitas
bunyi pada frekuensi yang ada pada testi 1 dan testi 2 yang ada di atas. Kemudian dari hasil
tersebut dibuat grafik dari hubungan frekuensi dengan taraf intensitas bunyi yang dapat dilihat
di atas. Grafik 1 dapat menunjukkan bahwa respon telinga kaan lebih baik karena terhubung
langsung dengan otak kiri dan memiliki kepekaan yang lebih baik untuk mendengar,
sedangkan telinga kiri memiliki fungsi lebih untuk memproses permintaan apa yang akan
dilakukan. Grafik 2 dapat menunjukkan ketidakstabilan di awal namun setelahnya keduanya
(kanan dan kiri) naik drastic. Respon ambang dengar telinga kanan stabil dan lebih baik
daripada telinga kiri. Hal tersebut dikarenakan telinga kanan memiliki fungsi memiliki fungsi
untuk mendengar, sedangkan telinga kiri memiliki fungsi untuk memproses permintaan.
Menurut teori, telinga kanan manusia memiliki respon ambang dengar lebih baik
daripada telinga kiri. Dari kedua grafik yang telah diperoleh, didapatkan kesimpulan bahwa
taraf intensitas pendengaran manusia yang dilakukan pada testi 1 dan testi 2 pada frekuensi 20
Hz hingga 20 KHz berkisar antara -39,72 dB hingga -7,57 dB. Manusia memiliki ambang
batas pendengaran minimal 0 hingga 10 dB dan batas maksimal nya 140 dB. Pada telinga
manusia normal dapat menangkap frekuensi gelombang bunyi antara 20 Hz hingga 20 KHz.
Manusia juga memiliki respon pendengaran yang berbeda-beda disebabakan oleh beberapa
factor salah satunya yaitu usia, dimana semakin bertambahnya umur manusia maka daerah
frekuensi pendengarannya semakin sempit.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :