A. KONSEP TEORITIS
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih (Kemenkes,
2018). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg.
Pengukuran tekanan darah dilakukan sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selama
4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah
diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi.
Hipertensi darurat adalah suatu kondisi dimana diperlukan penurunan tekanan
darah dengan segera (tidak selalu diturunkan sampai batas normal), untuk
mencegah atau membatasi kerusakan organ (Mansjoer dkk, 2017). Hipertensi
adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada
tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia,
sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun, secara
umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih
tinggi daripada 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik (ditulis 140/90)
(Corwin, 2016).
2. Anatomi Fisiologi
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran
limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara
peredaran melalui saluran tubuh. Arteri membawa darah dari jantung sedangkan
Vena membawa darah ke jantung. Kapiler menggabungkan arteri dan vena,
terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan
buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau
intershil. Saluran limfe mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke
dalam limfenya yang dikeluarkan melalui dinding kapiler halus untuk
membersihkan jaringan. Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian
sistem peredaran. Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila
darah dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis
3. Etiologi
Menurut Corwin (2016), penyebab peningkatan tekanan darah ada tiga hal yaitu:
a. Peningkatan Kecepatan Denyut Jantung
Dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf dan hormon pada nodus serabut
arikinji (SA). Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik
sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Peningkatan kecepatan denyut jantung
biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup sehingga tidak
menimbulkan hipertensi.
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
5. ManifestasiKlinik
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi, Menurut Tjokronegoro, (2016) :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu, Menurut Crowin (2016):
Aterosklerosis dan
elastisitas pembuluh Hipertensi
darah menurun
Kerusakan vaskuler
Pembuluh darah
Perubahan struktur
Pembuluh darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Edema Intoleransi
aktifitas
8. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Cara mencegah hipertensi adalah dengan menghindari faktor yang dapat
meningkatkan risiko terserang penyakit ini. Menurut Mansjoer (2016), Beberapa cara
efektif yang dapat dilakukan adalah:
1) Raih dan pertahankan berat badan ideal.
2) Lakukan olahraga rutin, seperti jalan cepat atau bersepeda 2–3 jam setiap minggu.
3) Konsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, seperti buah dan sayuran.
4) Batasi jumlah garam dalam makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh per hari.
5) Hindari konsumsi minuman beralkohol.
6) Batasi konsumsi minuman berkafein.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan Curah Jantung
b. Nyeri akut
c. Intoleran aktivitas
d. Kurang pengetahuan
e. Resiko Injury
3. Intervensi
a. Penurunan Curah Jantung
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
Penurunan curah NOC : NIC :
jantung b/d Cardiac Pump Evaluasi adanya nyeri dada
gangguan irama effectiveness Catat adanya disritmia jantung
jantung, stroke Circulation Status Catat adanya tanda dan gejala
volume, pre load Vital Sign Status penurunan cardiac putput
dan afterload, Tissue perfusion: Monitor status pernafasan yang
kontraktilitas perifer menandakan gagal jantung
jantung. Setelah dilakukan Monitor balance cairan
asuhan selama……… Monitor respon pasien terhadap efek
DO/DS: penurunan kardiak pengobatan antiaritmia
- Aritmia, output klien teratasi Atur periode latihan dan istirahat
takikardia, dengan kriteria hasil: untuk menghindari kelelahan
bradikardia Tanda Vital dalam Monitor toleransi aktivitas pasien
- Palpitasi, oedem rentang normal Monitor adanya dyspneu, fatigue,
- Kelelahan (Tekanan darah, tekipneu dan ortopneu
- Peningkatan/penur Nadi, respirasi) Anjurkan untuk menurunkan stress
unan JVP Dapat Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Saver Rayzal Badaruddin, S.Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
- Distensi vena mentoleransi Monitor VS saat pasien berbaring,
jugularis aktivitas, tidak ada duduk, atau berdiri
- Kulit dingin dan kelelahan Auskultasi TD pada kedua lengan
lembab Tidak ada edema dan bandingkan
- Penurunan denyut paru, perifer, dan Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
nadi perifer tidak ada asites selama, dan setelah aktivitas
- Oliguria, kaplari Tidak ada Monitor jumlah, bunyi dan irama
refill lambat penurunan jantung
- Nafas pendek/ kesadaran Monitor frekuensi dan irama
sesak nafas AGD dalam batas pernapasan
- Perubahan warna normal Monitor pola pernapasan abnormal
kulit Tidak ada distensi Monitor suhu, warna, dan
- Batuk, bunyi vena leher kelembaban kulit
jantung S3/S4 Warna kulit Monitor sianosis perifer
- Kecemasan normal Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
Jelaskan pada pasien tujuan dari
pemberian oksigen
Sediakan informasi untuk
mengurangi stress
Kelola pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator untuk mempertahankan
kontraktilitas jantung
Kelola pemberian antikoagulan
untuk mencegah trombus perifer
Minimalkan stress lingkungan
2. Nyeri akut
Rencana Keperawatan
Saver Rayzal Badaruddin, S.Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
SDiagnosa
Tujuan dan Kriteria
Keperawatan/ Intervensi
Hasil
Masalah Kolaborasi
Nyeriakut b/d NOC : NIC :
peningkatan Pain level Lakukan pengkajian nyeri secara
tekanan vaskuler Pain control komprehensif termasuk lokasi,
serebral dan Comfotr level karateristik, Lokasi, frekuensi,
iskemia. Setelah dilakukan kualitas dan faktor presipitasi
asuhan selama……… Observasi reaksi non verbal dari
DO/DS: nyeri akut klien ketidak nyamanan
- Perubahanseleram teratasi dengan Gunakan tehnik komunikasit
akan kriteria hasil: erapeutik untuk mengetahui
- Perubahantekanan Mampu pengalaman nyeri pasien
darah mengontrol Kaji kultur yang mempengaruhi
- Perubahanfrekuen nyeri(tahu respon nyeri
sijantung penyebab Evaluasi pengalaman nyeri masa
- Perubahanfrekuen nyeri,mampumeng lampau
sipernapasan gunakan tehnik Kontrol lingkungan yang dapat
non farmakologi mempengaruhi nyeri seperti suhu
untuk ruangan,pencahayaan,dan kebisingan
menmgurangi Kaji tipe dan sumber nyeriu ntuk
nyeri, mencari menentukan intervensi
bantuan) Ajarkan tehnik non farmakologi
Melaporkan bahwa Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri berkurang nyeri
denganmenggunak Evaluasi keefektifan control nyeri
an manajemen Tingkatkan istirahat
nyeri Kolaborasi dengan dokter jika ada
Mampu mengenali keluhan dan tindakan nyeri tidak
nyeri berhasil
(skalaintensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
3. Intoleran Aktivitas
4. Defisit Pengetahuan
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
DefisitPengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan Kowlwdge : Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
dengan : disease process keluarga
keterbatasan Kowledge : health Jelaskan patofisiologi dari penyakit
kognitif, interpretasi Behavior dan bagaimana hal ini berhubungan
terhadap informasi Setelah dilakukan dengan anatomi dan fisiologi,
yang salah, tindakan keperawatan dengan cara yang tepat.
kurangnya selama …. pasien Gambarkan tanda dan gejala yang
keinginan untuk menunjukkan biasa muncul pada penyakit, dengan
mencari informasi, pengetahuan tentang cara yang tepat
tidak mengetahui proses penyakit Gambarkan proses penyakit, dengan
sumber-sumber dengan kriteria hasil: cara yang tepat
informasi. Pasien dan Identifikasi kemungkinan penyebab,
keluarga dengan cara yang tepat
menyatakan Sediakan informasi pada pasien
DS: Menyatakan pemahaman tentang kondisi, dengan cara yang
secara verbal adanya tentang penyakit, tepat
masalah kondisi, prognosis
Sediakan bagi keluarga informasi
DO: ketidakakuratan dan program
tentang kemajuan pasien dengan
mengikuti pengobatan
cara yang tepat
instruksi, Pasien dan
Diskusikan pilihan terapi atau
perilaku tidak keluarga mampu
penanganan
sesuai melaksanakan
Dukung pasien untuk
prosedur yang
mengeksplorasi atau mendapatkan
dijelaskan secara
second opinion dengan cara yang
benar
tepat atau diindikasikan
Pasien dan
Eksplorasi kemungkinan sumber
Saver Rayzal Badaruddin, S.Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
keluarga mampu atau dukungan, dengan cara yang
menjelaskan tepat
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
5. Resiko Injury
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
Risiko Injury NOC : NIC : Environment Management
Faktor-faktor risiko : Risk Kontrol (Manajemen lingkungan)
Eksternal Immune status Sediakan lingkungan yang aman
- Fisik (contoh : Safety Behavior untuk pasien
rancangan struktur Setelah dilakukan Identifikasi kebutuhan keamanan
dan arahan tindakan keperawatan pasien, sesuai dengan kondisi fisik
masyarakat, selama…. Klien tidak dan fungsi kognitif pasien dan
bangunan dan atau mengalami injury riwayat penyakit terdahulu pasien
perlengkapan; dengan kriterian hasil: Menghindarkan lingkungan yang
mode transpor Klien terbebas dari berbahaya (misalnya memindahkan
atau cara cedera perabotan)
perpindahan; Klien mampu Memasang side rail tempat tidur
Manusia atau menjelaskan Menyediakan tempat tidur yang
penyedia cara/metode nyaman dan bersih
pelayanan) untukmencegah Menempatkan saklar lampu ditempat
- Biologikal injury/cedera yang mudah dijangkau pasien.
( contoh : tingkat Klien mampu Membatasi pengunjung
imunisasi dalam menjelaskan factor Memberikan penerangan yang cukup
masyarakat, risiko dari Menganjurkan keluarga untuk
mikroorganisme) lingkungan/perilaku menemani pasien.
- Kimia (obat- personal Mengontrol lingkungan dari
obatan:agen Mampumemodifikas kebisingan
farmasi, alkohol, i gaya hidup Memindahkan barang-barang yang
kafein, nikotin, untukmencegah dapat membahayakan
bahan pengawet, injury Berikan penjelasan pada pasien dan
kosmetik; nutrien: Menggunakan keluarga atau pengunjung adanya
vitamin, jenis fasilitas kesehatan perubahan status kesehatan dan
makanan; racun; yang ada penyebab penyakit.