SEKRETARIAT JENDERAL
www.den.go.id
“
Oleh Kartika Dewi
Dampak Covid-19 dirasakan di
seluruh dunia termasuk di sektor
energi, dari bahan bakar, sektor
ketenagalistrikan hingga esiensi *Sumber Foto google.com
Beberapa arah kebijakan batubara Melalui penerapan teknologi batubara Teknologi Coal to Methanol menjadi
nasional diantaranya yaitu prioritas bersih dapat mendukung penurunan platform industri berbasis batubara di
pemanfaatan batubara sebagai sumber emisi karbon, sekaligus juga Cina karena lebih eksibel
energi, konservasi dan pertambangan meyakinkan dukungan pembiayaan menghasilkan berbagai produk
sesuai kaidah yang baik dengan terhadap proyek di sektor batubara. turunan sesuai dengan kebutuhan
memperhatikan lingkungan hidup, Dalam rangka mendorong pasar. (paparan Ditjen Minerba, 11/5/20).
peningkatan batubara dalam bauran pengembangan batubara dalam negeri
energi nasional, jaminan pasokan dan juga mengurangi terhadap Belum lama UU Minerba disahkan,
batubara untuk kebutuhan dalam ketergantungan impor, menjadikan babak baru bagi
negeri, serta peningkatan nilai tambah pengembangan hilirisasi batubara Indonesia dalam pengelolaan
batubara. berupa Coal to Methanol dapat pertambangan mineral dan batubara.
dipertimbangkan untuk industri Melalui UU tersebut, aturan
Berbagai strategi terus digalakkan berbasis batubara di Indonesia karena pelaksanaan terkait investasi hilirisasi
oleh Pemerintah terhadap kebijakan lebih eksibel menghasilkan berbagai batubara diharapkan bisa berjalan,
investasi domestik dan global untuk produk turunan sesuai dengan terjaminnya keamanan pasokan
proyek energi dan industri hilirisasi kebutuhan pasar. Berdasarkan data batubara melalui kewajban
batubara. Mendorong penerapan statistik AsiaChem Cina tahun 2015, pengutamaan pasokan batubara
teknologi Carbon Capture Storage (CCS), Cina memiliki kapasitas produksi untuk kebutuhan dalam negeri, serta
penerapan teknologi Highly Efcient methanol terbesar di dunia sebesar upaya terus mengangkat sektor
Low Emissions (HELE) berupa teknologi 65.7 juta metrik ton dari 103.2 juta pertambangan menjadi penggerak
USC dan SC pada pembangkit, metric ton kapasitas produksi Pembangunan Ekonomi Nasional.
mendorong peran pembiayaan dalam methanol secara global. Sekitar 70%
negeri untuk mendukung kerjasama methanol yang diproduksi di Cina
pembangunan proyek berbasis diperoleh dari batubara.
batubara.
livemint
DASAR
PENYUSUNAN
RENCANA
UMUM
ENERGI
DAERAH
Oleh Suharyati
Sesuai dengan PP No. 79 Tahun 2014
tentang Kebijakan Energi Nasional,
bahwa pada tahun 2025 ditargetkan
Indonesia bisa mencapai Bauran Energi
Primer EBT minimal 23%. Selanjutnya
diuraikan dalam Rencana Umum Energi
Nasional (RUEN) yang diterbitkan
berdasarkan Pepres No. 22 Tahun 2017
program dan kegiatan yang perlu
dilakukan untuk mencapai target tersebut
melalui pembangunan pembangkit
berbasis EBT sebesar 45 GW dan
pemanfaatan EBT langsung yang
mencakup penggunaan biofuel, bimasa,
biogas dan CBM seperti bagan berikut.
Sumber data : PERPRES No. 22/2017 tentang RUEN
diperlukan; atau
tanpa
mengurangi
keselamatan,
kenyamanan
dan
produktivitas.
Konservasi
SEJAK
DINI
energi bisa
dilakukan mulai
dari yang tanpa biaya
hingga butuh biaya besar.
Sumber data : KEPPRES 43/1991 tentang Konservasi Energi, PP 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, PP 70/2009 tentang Konservasi Energi
Foto: Hadly V/FBA/AntaraPhoto
MENYUSUL TARGET
ENERGI TERBARUKAN DENGAN GREEN FUEL
Oleh Febrina Dyah Ratnasari
Pemerintah menetapkan kebijakan pemanfaatan Bahan Sebagai salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar
Bakar Nabati (BBN) secara bertahap pada Bahan Bakar di dunia, Indonesia dapat memanfaatkan sebagian dari
Minyak (BBM). Dalam Rencana Umum Energi Nasional produksi minyak nabati tersebut untuk keperluan green fuel
(RUEN) disebutkan bahwa pencampuran untuk walaupun pemanfaatan sumber energi nabati tidak hanya
biodiesel merupakan bagian dari langkah pencapaian terbatas pada minyak kelapa sawit. Menurut penilitian,
target bauran energi nasional. Walaupun capaian salah satu jenis green fuel, yaitu green diesel memiliki kualitas
pemanfaatan BBN jenis biodiesel sebesar 7 Juta kL pada yang mendekati diesel konvensional.
tahun 2019 telah melampaui target pemanfaatan
biodiesel sebagaimana tercantum pada RUEN, masih ada Dalam proses produksi green fuel, terdapat dua alternatif,
ruang untuk peningkatan pemanfaatan minyak nabati yakni dengan melakukan coprocessing atau dengan
dalam BBM. membangun kilang yang didedikasikan khusus (dedicated)
untuk green fuel. Proses coprocessing merupakan mekanisme
Saat ini program biodiesel mencapai pencampuran 30% pengolahan green fuel yang memodikasi kilang minyak
dengan menggunakan biodiesel berupa Fatty Acid Methyl bumi yang telah ada (eksisting) sedangkan kilang dedicated
Ester (FAME) yang berasal dari minyak kelapa sawit berupa pembangunan kilang baru untuk memproduksi
(CPO). Pencampuran sebanyak 30% FAME ke dalam green fuel. Proses coprocessing mencampurkan minyak kelapa
BBM jenis diesel merupakan upaya optimal pemanfaatan sawit (CPO) yang telah mengalami proses pemurnian atau
FAME pada BBM jenis diesel, karena secara alamiah sering disebut sebagai Rened, Bleached, and Deodorized Palm
semakin tinggi campuran FAME di dalam BBM, maka Oil (RBDPO) dengan minyak bumi sebagai bahan input
semakin besar resiko terhadap daya tahan mesin. Untuk pengolahan.
meningkatkan campuran BBN ke dalam BBM, ada
baiknya untuk mulai mempertimbangkan pilihan Dibanding dengan membangun kilang baru, cara ini relatif
teknologi green diesel yang merupakan salah satu jenis lebih cepat dan berbiaya relatif lebih rendah. Sedangkan
green fuel. dengan pembangunan kilang yang didedikasikan khusus
green fuel, CPO dapat langsung diolah tanpa treatment
Apakah green fuel itu? terlebih dahulu. Kekurangan dari pembangunan kilang
Green fuel atau bio-hidrokarbon dapat diartikan sebagai khusus green fuel adalah biaya investasi yang tinggi dan
jenis bahan bakar yang diolah dari sumber energi nabati, waktu pembangunan akan relatif lebih lama.
yang diyakini lebih ramah lingkungan. Green fuel sendiri
dapat berupa green diesel, green gasoline, green avtur, bahkan
green-LPG.
Dukungan Kebijakan
Kebutuhan akan BBM yang saat ini melebihi kapasitas
produksi kilang dalam negeri menyebabkan Indonesia
masih mengimpor BBM, terutama BBM jenis gasoline. Pada
tahun 2018, Indonesia mengimpor sekitar 9,27 Juta kL
untuk jenis gasoline dengan RON 92 saja. Program green fuel
dapat menjadi alternatif solusi dalam upaya penurunan
impor BBM ke depannya. Program green fuel juga diharapkan
dapat diselaraskan dengan program pengembangan kilang
Pemerintah telah mengakomodir program green fuel sebagai konvensional yang ada dan perlu diakomodir dalam
salah satu Program Strategis Nasional dalam RPJMN 2020 kebijakan Kementerian ESDM terkait pentahapan dan
– 2024, dimana terdapat rencana pembangunan kilang pencampuran BBN ke dalam BBM.
green fuel yang ditargetkan selesai pada 2024 dengan
kapasitas 20 MBOPD. Dengan adanya rencana Pembangunan kilang untuk green fuel tentu membutuhkan
pembangunan kilang green fuel tersebut, kontribusi EBT biaya yang tidak sedikit. Perlu dilakukan kajian
dapat berpeluang untuk meningkat. Mengingat tingginya keekonomian dan skema insentif untuk green fuel jika
porsi energi fosil, khususnya batu bara dan minyak bumi diperlukan, baik insentif skal seperti subsidi atas selisih
dalam bauran energi, green fuel dapat menjadi salah satu biaya produksi green fuel maupun non skal seperti
terobosan untuk mengakselerasi porsi EBT dalam bauran kemudahan perizinan untuk pembangunan kilang green fuel.
energi nasional. Pengolahan CPO menjadi green fuel sendiri akan
meningkatkan nilai tambah dari CPO itu sendiri dibanding
Selain pembangunan fasilitas utama, perlu didorong juga jika hanya mengekspor CPO dalam bentuk mentah.
upaya percepatan pengembangan fasilitas pendukung
seperti pabrik katalis di dalam negeri. Sampai tahun 2019 Selain pada sisi teknologi dan keekonomian, perlu
telah dikembangkan katalis untuk green fuel oleh ITB. diperhatikan juga beberapa hal yang dapat mendukung
Selain itu hingga tahun 2019, PT Pertamina (Persero) program green fuel, antara lain mengakomodir program green
telah melakukan uji coba kilang green fuel coprocessing yang fuel dalam RUEN dan kebijakan terkait serta kebijakan
dilakukan pada kilang minyak bumi eksisting, yaitu ketersediaan CPO dengan memperhatikan fungsi
kilang Plaju untuk uji coba green gasoline dan green LPG lingkungan hidup. Dalam mewujudkan program ini tentu
serta kilang Dumai untuk uji coba green diesel. tidak dapat dilakukan sendirian oleh salah satu pihak. Perlu
dukungan dari berbagai pihak antara lain Pemerintah,
Badan Usaha, dan masyarakat untuk mewujudkan energi
Indonesia yang lebih hijau.
Sumber data : Handbook of Energy and Economics Statistics of Indonesia 2018
Foto: BPPT
Dari kajian tersebut, ada beberapa program yang
KONTRIBUSI SEKTOR ENERGI potensial mempunyai dampak jangka panjang serta
DALAM RANGKA mendukung mitigasi perubahan iklim. Upaya ini
diantaranya adalah, investasi di clean infrastructure. Di
PEMULIHAN PASCA sektor energi upaya ini dapat dilakukan antara lain
PANDEMI COVID19 dengan investasi pengembangan energi terbarukan,
modernisasi jaringan ketenagalistrikan, penyimpanan
hidrogen, serta teknologi energi bersih lainnya. Sektor
Pandemi covid19 yang melanda dunia telah menyebabkan
energi lain yang potensial adalah retrotting bangunan
terganggunya sistem di berbagai titik dalam jangka
gedung. Langkah ini dapat meliputi perbaikan insulasi
waktu yang hampir bersamaan. Sebagai langkah
gedung, sistem pendinginan hemat energi, sirkulasi
pemulihan dari krisis, tahapan yang perlu segera
udara, penerangan, dan lain lain. untuk mewujudkan
dilaksanakan tentu saja terkait penyelamatan
energi Indonesia yang lebih hijau.
kebencanaan yang bersifat darurat. Hal ini sebagaimana
telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Fokus Berdasar pada kajian ini, kita dapat melihat bahwa
kepada kesehatan, antara lain dukungan terhadap rumah kebijakan pemulihan dapat memiliki dampak kepada
sakit dan pekerja kesehatan. Di sisi lain program ekonomi dan mitigasi perubahan iklim sekaligus. Disisi
diarahkan kepada pihak yang terkena dampak melalui lain, kebijakan stimulus ini juga dapat menimbulkan
bantuan secara langsung. manfaat yang lain diluar dua aspek tadi. Pelaksanaan
retrot bangunan gedung dalam rangka esiensi energy
Selain kebijakan pemulihan berjangka pendek seperti di
misalnya. Program ini memiliki dampak lain, meliputi
atas, perlu ada langkah pemulihan berjangka panjang.
penurunan biaya tagihan listrik yang berpotensi
Kebijakan jangka panjang yang berupa stimulus ekonomi
mengurangi kesenjangan sosial. Di samping itu, sistem
dapat sekaligus sebagai korektif terhadap pendekatan
sirkulasi udara yang baik juga dapat meningkatkan daya
pembangunan selama ini. Program ini seyogyanya tidak
tahan tubuh penghuni yang berimplikasi meningkatkan
hanya mengembalikan kondisi sebelum terjadinya
taraf kesehatan.
wabah, tetapi merubah orientasi arah pembangunan
menjadi lebih baik. Stimulus ekonomi jangka panjang ini Walaupun tidak ada krisis yang sama, akan tetapi ada
diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lesson learned yang bisa diambil dari pemulihan pasca
jangka panjang, kapasitas untuk meningkatakan krisis seperti di Korea Selatan. Korea mengalami dampak
resiliensi dalam rangka ketahanan terhadap potensi ekonomi yang parah pada saat krisisi 2008. Dimulai
terjadinya krisis di masa yang akan datang, serta potensi kuarter 4 tahun tersebut, krisis tersebut menyebabkan
untuk mendukung upaya pembangunan berkelanjutan konstraksi negatif pertumbuhan ekonomi menjadi minus
termasuk di dalamnya mitigasi perubahan iklim. 3 % di tahun berikutnya. Menghadapi krisis tersebut,
pemerintah Korea menganggarkan stimulus sebesar 36
Baru baru ini, sebuah penelitian yang diterbitkan pada
millar USD. Dari sisi jumlah, alokasi stimulus Korea ini
jurnal Oxford Review of Economic Policy mengupas opsi
menempati peringkat ketiga terbesar di dunia, setelah
stimulus yang dapat diambil dalam rangka pemulihan
China dan USA. Dari stimulus ini, permerintah
dari krisis Covid19. Subyek dari penelitian ini ditujukan
mentargetkan penciptaan lapangan kerja ke hampir satu
kepada pemangku kepentingan di negara G20 yang
juta penduduk Korea.
mencakup, kementerian keuangan, perbankan,
akademisi, dan pakar ekonomi.
Dari sisi proporsi, lebih dari 80% dari total stimulus yang Sektor energi dapat berkontribusi dalam pemulihan
digelontorkan oleh pemerintah Korea Selatan dapat krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid19. Upaya
dikelompokkan kepada kategori “green stimulus”. Besarnya pemulihan perlu dilaksanakan tidak hanya berorientasi
prosentase ini menempatkan korea sebagai peringkat jangka pendek tetapi perlu memperhatikan dampaknya
pertama dari sisi prosentasi “green stimulus” terhadap bagi jangka panjang. Stimulus untuk jangka panjang ini
total stimulus yang diberikan oleh pemerintah dalam dapat mengoptimalkan potensi pertumbuhan jangka
rangka keluar dari krisis 2008. Dari sisi proporsi panjang, meningkatkan resiliensi terhadap potensi
stimulus tersebut, sektor energi menempati peringkat resiko di masa datang, mendorong pembangunan
pertama. Hampir separuh dari total stimulus diberikan berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim.
kepada sektor energi. Dengan alokasi 42 %, pemerintah Berdasarkan hasil kajian dan pengalaman empiris dari
Korea menjalankan program konservasi energi antara Korea selatan, clean energy dapat mendorong upaya
lain melalui retrotting bangunan gedung, kendaraan pemulihan pasca krisis. Selain itu, Indonesia juga
hemat energi, mass rapid transportation, serta penggantian memiliki pengalaman shifting ke cleaner energy source
lampu hemat energi pada sarana umum. Di sektor melalui megaproyek konversi minyak ke LPG. Selain
pembangkitan, mereka juga mengalokasikan 5 % dari penciptaan lapangan kerja, program clean energy baik
total stimulus untuk pengembangan energi terbarukan, disektor pembangkitan maupun di pengguna ini juga
khususnya tenaga surya, angin dan biodiesel. dapat meningkatkan resiliensi, orientasi ke
pembangunan berkelanjutan dan memitigasi perubahan
Indonesia sejatinya memiliki pengalaman shifting ke iklim.
energi bersih, konversi minyak tanah ke LPG. Dengan
cakupan lebih dari lima puluh juta konversi, Bank Dunia Robi Kurniawan, PhD
bahkan menyebut program ini sebagai langkah terbesar Penulis merupakan alumni program doktoral Graduate School of
di dunia yang pernah dilakukan untuk meningkatkan Environmental Studies Tohoku University, Japan. Artikel ini
cleaner cooking fuels. Selain dapat menurunkan subsidi, merupakan pandangan pribadi dan tidak mewakili institusi.
langkah ini berdampak positif antara lain meningkatkan
Referensi
taraf kesehatan, mengurangi angka kemiskinan, serta Hepburn, C., O'Callaghan, B., Stern, N., Stiglitz, J., & Zenghelis,
berkontribusi mengurangi emisi. Program ini dapat D. (2020). Will COVID-19 scal recovery packages accelerate or
menurunkan emisi melalui peningkatan bauran energi retard progress on climate change?. Oxford Review of Economic
yang lebih bersih serta penurunan intensitas karbon di Policy, 36.
sektor rumah tangga. Pengalaman melaksanakan Kurniawan, R., Sugiawan, Y., & Managi, S. (2018). Cleaner
program masih ini dapat dijadikan salah satu referensi energy conversion and household emission decomposition
untuk program lain dalam konteks recovery yang analysis in Indonesia. Journal of Cleaner Production, 201, 334-342.
berkelanjutan pasca krisis covid19. Robins, N., Clover, R., & Singh, C. (2009). A Climate for
Recovery: The colour of stimulus goes green. HSBC Global
Research, 25, 1-45.
NEWSLETTER
DEWAN ENERGI NASIONAL
Bagian Humas dan Persidangan
Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan