Anda di halaman 1dari 11

DEWAN ENERGI NASIONAL

SEKRETARIAT JENDERAL

VOLUME 2 - APRIL JUNI 2020


Newsletter
DEWAN ENERGI NASIONAL

www.den.go.id

Oleh Kartika Dewi
Dampak Covid-19 dirasakan di
seluruh dunia termasuk di sektor
energi, dari bahan bakar, sektor
ketenagalistrikan hingga esiensi *Sumber Foto google.com

energi, dengan implikasi serius bagi


keamanan pasokan energi dan transisi Rendahnya konsumsi energi akibat perlu diantisipasi dalam industri
energi bersih. pandemi berdampak juga pada pertambangan batubara adalah
konsumsi batubara yang melemah. masalah lingkungan atau emisi gas
Berdasarkan laporan the International Kebijakan ketat karantina wilayah karbon. Beberapa perbankan Amerika
Energy Agency's World Energy Investment (lockdown) menjadi pemicu utama Serikat sudah mulai menyetop
2020, pandemi Covid-19 jatuhnya harga batubara. Selain itu, dukungan pendanaan untuk proyek
mengakibatkan penurunan terbesar perlambatan ekonomi membuat batu bara dalam rangka mendukung
investasi energi dalam sejarah, baik permintaan batubara anjlok, terutama kelestarian lingkungan mengurangi
energi fosil, energi terbarukan hingga dari konsumen utama di kawasan emisi karbon. Disamping itu,
energi esiensi. Pada awal tahun 2020, Asia, seperti Cina, Korea Selatan, pembiayaan lokal (bank lokal) di
pertumbuhan investasi energi sekitar India, dan Jepang. Indonesia mendukung pembiayaan
2%, yang merupakan kenaikan PLTU Batubara tetapi secara selektif
tahunan terbesar dalam 6 tahun. Apabila pandemi ini terus berlanjut dengan persyaratan menerapkan
Namun akibat Covid-19, maka permintaan batubara di teknologi ramah lingkungan berupa
mengakibatkan sebagian besar pertengahan tahun 2020 diperkirakan Teknologi Boiler Ultra Super Critical
perekonomian dunia terhenti dalam akan mengalami penurunan kembali (USC) dan teknologi Super Critical (SC).
hitungan bulan, investasi global dan tentunya akan mempengaruhi
diperkirakan anjlok hingga 20% atau ekspor batubara Indonesia. Sementara Indonesia merupakan salah satu
hampir sekitar US $ 400 miliar, itu, Cina sudah terlebih dahulu negara kaya sumber daya alam yang
dibandingkan tahun lalu. mengumumkan akan mengurangi tidak terbarukan seperti minyak dan
(worldcoal.com, 2/5/20). impor di tahun 2020 ini. (Bisnis.com, gas bumi serta mineral dan batubara,
2/1/20). Kemungkinan akan berlaku oleh sebab itu Pemerintah terus
pula bagi negara lainnya. Selain itu, berupaya mendorong pemanfaatan
salah satu tantangan yang batubara untuk kebutuhan domestik.
DAPATKAH
INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
BERTAHAN AKIBAT COVID-19?
*Sumber Foto google.com

Sumber: IHS Markit, paparan APBI-ICMA, 11/05/2020

Beberapa arah kebijakan batubara Melalui penerapan teknologi batubara Teknologi Coal to Methanol menjadi
nasional diantaranya yaitu prioritas bersih dapat mendukung penurunan platform industri berbasis batubara di
pemanfaatan batubara sebagai sumber emisi karbon, sekaligus juga Cina karena lebih eksibel
energi, konservasi dan pertambangan meyakinkan dukungan pembiayaan menghasilkan berbagai produk
sesuai kaidah yang baik dengan terhadap proyek di sektor batubara. turunan sesuai dengan kebutuhan
memperhatikan lingkungan hidup, Dalam rangka mendorong pasar. (paparan Ditjen Minerba, 11/5/20).
peningkatan batubara dalam bauran pengembangan batubara dalam negeri
energi nasional, jaminan pasokan dan juga mengurangi terhadap Belum lama UU Minerba disahkan,
batubara untuk kebutuhan dalam ketergantungan impor, menjadikan babak baru bagi
negeri, serta peningkatan nilai tambah pengembangan hilirisasi batubara Indonesia dalam pengelolaan
batubara. berupa Coal to Methanol dapat pertambangan mineral dan batubara.
dipertimbangkan untuk industri Melalui UU tersebut, aturan
Berbagai strategi terus digalakkan berbasis batubara di Indonesia karena pelaksanaan terkait investasi hilirisasi
oleh Pemerintah terhadap kebijakan lebih eksibel menghasilkan berbagai batubara diharapkan bisa berjalan,
investasi domestik dan global untuk produk turunan sesuai dengan terjaminnya keamanan pasokan
proyek energi dan industri hilirisasi kebutuhan pasar. Berdasarkan data batubara melalui kewajban
batubara. Mendorong penerapan statistik AsiaChem Cina tahun 2015, pengutamaan pasokan batubara
teknologi Carbon Capture Storage (CCS), Cina memiliki kapasitas produksi untuk kebutuhan dalam negeri, serta
penerapan teknologi Highly Efcient methanol terbesar di dunia sebesar upaya terus mengangkat sektor
Low Emissions (HELE) berupa teknologi 65.7 juta metrik ton dari 103.2 juta pertambangan menjadi penggerak
USC dan SC pada pembangkit, metric ton kapasitas produksi Pembangunan Ekonomi Nasional.
mendorong peran pembiayaan dalam methanol secara global. Sekitar 70%
negeri untuk mendukung kerjasama methanol yang diproduksi di Cina
pembangunan proyek berbasis diperoleh dari batubara.
batubara.

livemint
DASAR
PENYUSUNAN
RENCANA
UMUM
ENERGI
DAERAH

Oleh Thoriq Ramadani


Peranan energi sangat penting bagi peningkatan kegiatan pedoman dan penerapan kebijakan Konservasi Energi
ekonomi dan ketahanan nasional, sehingga pengelolaan khususnya di bidang hemat Energi”.
energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan, dan Sedangkan, pada Pasal 22, “Pemerintah dan Pemerintah
pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, Daerah memberikan insentif skal dan nonskal untuk
berkelanjutan, rasional, optimal, dan terpadu. mendorong program diversikasi Sumber Energi dan
Rencana Umum Energi Daerah atau RUED adalah kebijakan pengembangan Energi Terbarukan.” Pasal 26, “Pemerintah
Pemerintah Provinsi mengenai rencana pengelolaan energi dan/ atau Pemerintah Daerah melakukan penguatan
tingkat Provinsi yang merupakan penjabaran dan rencana kelembagaan untuk memastikan tercapainya tujuan dan
pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 sasaran Penyediaan Energi dan Pemanfaatan Energi.”
tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang Ketiga, Peraturan Presiden No. 1 Tahun 2014 tentang
bersifat lintas sektor untuk mencapai sasaran RUEN. Pedoman Penyusunan RUEN, Pasal 16, Ayat (1) yang
RUED sendiri memiliki dasar sebagai landasan hukum berbunyi “Pemerintah Provinsi menyusun rancangan RUED
penyusunannya. Berikut ini dasar dalam penyusunan Provinsi dengan mengacu pada RUEN”.
RUED:
Lebih lanjut, dalam Pasal 17, Ayat (1), yang berbunyi “RUED
Pertama, Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Provinsi ditetapkan paling lambat satu tahun setelah RUEN
Energi, Pasal 18, Ayat (1) yang berbunyi, “Pemerintah Daerah ditetapkan”. Yang keempat, Peraturan Presiden No. 22
menyusun RUED dengan mengacu pada RUEN Tahun 2017 tentang RUEN, Pasal 3, Ayat (2) RUEN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)”. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berfungsi sebagai
Yang kedua, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun pedoman bagi Pemerintah Provinsi untuk menyusun RUED
2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Ada beberapa Pasal Provinsi.
pada PP Nomor 79 Tahun 2014, antara lain pada Pasal 12
berbunyi, ”Pemanfaatan Sumber Daya Energi nasional Dengan dibuatnya RUED, diharapkan daerah dapat
dilaksanakan oleh Pemerintah dan/ atau Pemerintah menjamin ketahanan energi masing-masing dengan cara
Daerah” yang mengacu pada beberapa strategi. menyiapkan pasokan energi berdasarkan proyeksi demand
Pada Pasal 17 berbunyi, “Pemerintah dan/ atau Pemerintah energi hingga tahun 2050.
Daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan
MENUJU TARGET 23% DI TAHUN 2025

Oleh Suharyati
Sesuai dengan PP No. 79 Tahun 2014
tentang Kebijakan Energi Nasional,
bahwa pada tahun 2025 ditargetkan
Indonesia bisa mencapai Bauran Energi
Primer EBT minimal 23%. Selanjutnya
diuraikan dalam Rencana Umum Energi
Nasional (RUEN) yang diterbitkan
berdasarkan Pepres No. 22 Tahun 2017
program dan kegiatan yang perlu
dilakukan untuk mencapai target tersebut
melalui pembangunan pembangkit
berbasis EBT sebesar 45 GW dan
pemanfaatan EBT langsung yang
mencakup penggunaan biofuel, bimasa,
biogas dan CBM seperti bagan berikut.
Sumber data : PERPRES No. 22/2017 tentang RUEN

Pada tahun 2025 RUEN memproyeksikan Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga


pembangunan pembangkit EBT antara Listrik,
lain PLTP sebesar 7.239 MW, PLTA
termasuk PLTMH sebesar 20.960 MW, Hingga akhir tahun 2019 pembangkit EBT
Solar 6.379 MW dan Bayu 1.807 MW serta yang telah dibangun baru mencapai 10
Pembangkit Bioenergi (Biomasa, BBN dan GW sehingga masih diperlukan 35 GW
Sampah) sebesar 5.500 MW. atau ada tambahan pembangkit EBT rata-
rata sebesar 7 GW per tahun untuk
Sejak RUEN ditetapkan tahun 2017, telah mencapai target RUEN. Target tersebut
dikeluarkan berbagai kebijakan untuk kemungkinan sulit tercapai karena rata-
mendorong pemanfaatan EBT antara lain rata penambahan kapasitas pembangkit
Permen ESDM No 5 / 2018 tentang Tata EBT dalam 5 tahun terakhir hanya sekitar
Cara Penyediaan LTSHE bagi Masyarakat 4% per tahun sehingga apabila mengikuti
yang Belum Mendapatkan Akses Listrik, kondisi BaU maka pada tahun 2025
Permen ESDM No 41/2018 tentang pembangkit EBT akan mencapai 12,6 GW,
Penyediaan dan Pemanfaatan BBN Jenis kecuali terdapat kebijakan khusus yng
Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan bersifat masif.
Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Perbandingan kapasitas pembangkit EBT
Kelapa Sawit dan yang baru saja di tahun 2019 dan target RUEN adalah
dipublikasikan pada bulan Mei 2020 sebagai berikut :
adalah Permen ESDM No. 4 tahun 2020
tentang Pemanfaatan Sumber Energi

Sedangkan untuk pemanfaatan biofuel hingga tahun


2019 hanya dapat diimplementaikan penggunaan
biodiesel dengan campuran 30 % komponen FAME ke
bahan bakar solar atau dikenal B-30, sementara
pemanfaatan bioetanol belum berjalan karena
menyangkut masalah harga. Secara total pemanfaatan
EBT dalam Bauran Energi Primer saat ini baru mencapai
9 %. Dengan demikian masih diperlukan upaya yang kuat
agar target EBT 23 % dapat tercapai dalam 5 tahun
mendatang.
Oleh Agung Mandala
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi
Nasional, konservasi energi didenisikan sebagai
PENTINGNYA
upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna
melestarikan sumber daya energi dalam negeri
serta meningkatkan esiensi pemanfaatannya.
Peraturan ini juga mengatur mengenai
KONSERVASI
pengaturan konservasi energi harus dilakukan
baik dari sisi hulu sampai hilir, meliputi
pengelolaan Sumber Daya Energi dan seluruh
tahapan eksplorasi, produksi, transportasi,
distribusi, dan pemanfaatan Energi dan Sumber
ENERGI
Energi.

Denisi lainnya dalam bahasa sederhana


konservasi energi diartikan sebagai any behavior
that results in the use of less energy, atau setiap
perilaku yang pada akhirnya mengkonsumsi
energi lebih sedikit. Konservasi energi
difokuskan pada perilaku manusia pengguna
energi. Namun, pengurangan konsumsi energi itu
harus dilakukan dengan cara-cara rasional tanpa
mengurangi penggunaan
energi yang memang
benar-benar https://environment-indonesia.com/konservasi-energi/

diperlukan; atau
tanpa
mengurangi
keselamatan,
kenyamanan

dan
produktivitas.
Konservasi
SEJAK
DINI
energi bisa
dilakukan mulai
dari yang tanpa biaya
hingga butuh biaya besar.

Konservasi energi itu terkait Tujuan konservasi energi adalah untuk


dengan perubahan perilaku. Perilaku sederhana memelihara kelestarian suber daya alam yang
dalam rangka konservasi energi dapat disingkat berupa sumber energi melalui kebijakan
dengan 3M, yaitu: mematikan, mencabut dan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi
mengatur. secara esien, rasional dan bijaksana untuk
mewujudkan kemampuan penyediaan energi,
Konservasi energi juga diartikan sebagai sikap penggunaan energi secara esien dan merata
atau prilaku untuk memakai lebih sedikit energi serta kelestarian sumber-sumber energi.
namun tetap rasional. Sedangkan esiensi energi
terkait dengan penggunaan energi yang lebih Dengan mengetahui denisi, contoh dan tujuan
sedikit untuk mendapatkan manfaat yang sama dari konservasi energi diharapkan pembaca lebih
atau bahkan lebih, atau menggunakan energi bijaksana dan bertanggung jawab dalam
yang sama namun menghasilkan manfaat yang pemanfaatan energi untuk tidak berlebihan serta
lebih. memikirkan kelestarian untuk masa depan.

Sumber data : KEPPRES 43/1991 tentang Konservasi Energi, PP 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, PP 70/2009 tentang Konservasi Energi
Foto: Hadly V/FBA/AntaraPhoto

MENYUSUL TARGET
ENERGI TERBARUKAN DENGAN GREEN FUEL
Oleh Febrina Dyah Ratnasari
Pemerintah menetapkan kebijakan pemanfaatan Bahan Sebagai salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar
Bakar Nabati (BBN) secara bertahap pada Bahan Bakar di dunia, Indonesia dapat memanfaatkan sebagian dari
Minyak (BBM). Dalam Rencana Umum Energi Nasional produksi minyak nabati tersebut untuk keperluan green fuel
(RUEN) disebutkan bahwa pencampuran untuk walaupun pemanfaatan sumber energi nabati tidak hanya
biodiesel merupakan bagian dari langkah pencapaian terbatas pada minyak kelapa sawit. Menurut penilitian,
target bauran energi nasional. Walaupun capaian salah satu jenis green fuel, yaitu green diesel memiliki kualitas
pemanfaatan BBN jenis biodiesel sebesar 7 Juta kL pada yang mendekati diesel konvensional.
tahun 2019 telah melampaui target pemanfaatan
biodiesel sebagaimana tercantum pada RUEN, masih ada Dalam proses produksi green fuel, terdapat dua alternatif,
ruang untuk peningkatan pemanfaatan minyak nabati yakni dengan melakukan coprocessing atau dengan
dalam BBM. membangun kilang yang didedikasikan khusus (dedicated)
untuk green fuel. Proses coprocessing merupakan mekanisme
Saat ini program biodiesel mencapai pencampuran 30% pengolahan green fuel yang memodikasi kilang minyak
dengan menggunakan biodiesel berupa Fatty Acid Methyl bumi yang telah ada (eksisting) sedangkan kilang dedicated
Ester (FAME) yang berasal dari minyak kelapa sawit berupa pembangunan kilang baru untuk memproduksi
(CPO). Pencampuran sebanyak 30% FAME ke dalam green fuel. Proses coprocessing mencampurkan minyak kelapa
BBM jenis diesel merupakan upaya optimal pemanfaatan sawit (CPO) yang telah mengalami proses pemurnian atau
FAME pada BBM jenis diesel, karena secara alamiah sering disebut sebagai Rened, Bleached, and Deodorized Palm
semakin tinggi campuran FAME di dalam BBM, maka Oil (RBDPO) dengan minyak bumi sebagai bahan input
semakin besar resiko terhadap daya tahan mesin. Untuk pengolahan.
meningkatkan campuran BBN ke dalam BBM, ada
baiknya untuk mulai mempertimbangkan pilihan Dibanding dengan membangun kilang baru, cara ini relatif
teknologi green diesel yang merupakan salah satu jenis lebih cepat dan berbiaya relatif lebih rendah. Sedangkan
green fuel. dengan pembangunan kilang yang didedikasikan khusus
green fuel, CPO dapat langsung diolah tanpa treatment
Apakah green fuel itu? terlebih dahulu. Kekurangan dari pembangunan kilang
Green fuel atau bio-hidrokarbon dapat diartikan sebagai khusus green fuel adalah biaya investasi yang tinggi dan
jenis bahan bakar yang diolah dari sumber energi nabati, waktu pembangunan akan relatif lebih lama.
yang diyakini lebih ramah lingkungan. Green fuel sendiri
dapat berupa green diesel, green gasoline, green avtur, bahkan
green-LPG.
Dukungan Kebijakan
Kebutuhan akan BBM yang saat ini melebihi kapasitas
produksi kilang dalam negeri menyebabkan Indonesia
masih mengimpor BBM, terutama BBM jenis gasoline. Pada
tahun 2018, Indonesia mengimpor sekitar 9,27 Juta kL
untuk jenis gasoline dengan RON 92 saja. Program green fuel
dapat menjadi alternatif solusi dalam upaya penurunan
impor BBM ke depannya. Program green fuel juga diharapkan
dapat diselaraskan dengan program pengembangan kilang
Pemerintah telah mengakomodir program green fuel sebagai konvensional yang ada dan perlu diakomodir dalam
salah satu Program Strategis Nasional dalam RPJMN 2020 kebijakan Kementerian ESDM terkait pentahapan dan
– 2024, dimana terdapat rencana pembangunan kilang pencampuran BBN ke dalam BBM.
green fuel yang ditargetkan selesai pada 2024 dengan
kapasitas 20 MBOPD. Dengan adanya rencana Pembangunan kilang untuk green fuel tentu membutuhkan
pembangunan kilang green fuel tersebut, kontribusi EBT biaya yang tidak sedikit. Perlu dilakukan kajian
dapat berpeluang untuk meningkat. Mengingat tingginya keekonomian dan skema insentif untuk green fuel jika
porsi energi fosil, khususnya batu bara dan minyak bumi diperlukan, baik insentif skal seperti subsidi atas selisih
dalam bauran energi, green fuel dapat menjadi salah satu biaya produksi green fuel maupun non skal seperti
terobosan untuk mengakselerasi porsi EBT dalam bauran kemudahan perizinan untuk pembangunan kilang green fuel.
energi nasional. Pengolahan CPO menjadi green fuel sendiri akan
meningkatkan nilai tambah dari CPO itu sendiri dibanding
Selain pembangunan fasilitas utama, perlu didorong juga jika hanya mengekspor CPO dalam bentuk mentah.
upaya percepatan pengembangan fasilitas pendukung
seperti pabrik katalis di dalam negeri. Sampai tahun 2019 Selain pada sisi teknologi dan keekonomian, perlu
telah dikembangkan katalis untuk green fuel oleh ITB. diperhatikan juga beberapa hal yang dapat mendukung
Selain itu hingga tahun 2019, PT Pertamina (Persero) program green fuel, antara lain mengakomodir program green
telah melakukan uji coba kilang green fuel coprocessing yang fuel dalam RUEN dan kebijakan terkait serta kebijakan
dilakukan pada kilang minyak bumi eksisting, yaitu ketersediaan CPO dengan memperhatikan fungsi
kilang Plaju untuk uji coba green gasoline dan green LPG lingkungan hidup. Dalam mewujudkan program ini tentu
serta kilang Dumai untuk uji coba green diesel. tidak dapat dilakukan sendirian oleh salah satu pihak. Perlu
dukungan dari berbagai pihak antara lain Pemerintah,
Badan Usaha, dan masyarakat untuk mewujudkan energi
Indonesia yang lebih hijau.
Sumber data : Handbook of Energy and Economics Statistics of Indonesia 2018

Foto: BPPT
Dari kajian tersebut, ada beberapa program yang
KONTRIBUSI SEKTOR ENERGI potensial mempunyai dampak jangka panjang serta
DALAM RANGKA mendukung mitigasi perubahan iklim. Upaya ini
diantaranya adalah, investasi di clean infrastructure. Di
PEMULIHAN PASCA sektor energi upaya ini dapat dilakukan antara lain
PANDEMI COVID19 dengan investasi pengembangan energi terbarukan,
modernisasi jaringan ketenagalistrikan, penyimpanan
hidrogen, serta teknologi energi bersih lainnya. Sektor
Pandemi covid19 yang melanda dunia telah menyebabkan
energi lain yang potensial adalah retrotting bangunan
terganggunya sistem di berbagai titik dalam jangka
gedung. Langkah ini dapat meliputi perbaikan insulasi
waktu yang hampir bersamaan. Sebagai langkah
gedung, sistem pendinginan hemat energi, sirkulasi
pemulihan dari krisis, tahapan yang perlu segera
udara, penerangan, dan lain lain. untuk mewujudkan
dilaksanakan tentu saja terkait penyelamatan
energi Indonesia yang lebih hijau.
kebencanaan yang bersifat darurat. Hal ini sebagaimana
telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Fokus Berdasar pada kajian ini, kita dapat melihat bahwa
kepada kesehatan, antara lain dukungan terhadap rumah kebijakan pemulihan dapat memiliki dampak kepada
sakit dan pekerja kesehatan. Di sisi lain program ekonomi dan mitigasi perubahan iklim sekaligus. Disisi
diarahkan kepada pihak yang terkena dampak melalui lain, kebijakan stimulus ini juga dapat menimbulkan
bantuan secara langsung. manfaat yang lain diluar dua aspek tadi. Pelaksanaan
retrot bangunan gedung dalam rangka esiensi energy
Selain kebijakan pemulihan berjangka pendek seperti di
misalnya. Program ini memiliki dampak lain, meliputi
atas, perlu ada langkah pemulihan berjangka panjang.
penurunan biaya tagihan listrik yang berpotensi
Kebijakan jangka panjang yang berupa stimulus ekonomi
mengurangi kesenjangan sosial. Di samping itu, sistem
dapat sekaligus sebagai korektif terhadap pendekatan
sirkulasi udara yang baik juga dapat meningkatkan daya
pembangunan selama ini. Program ini seyogyanya tidak
tahan tubuh penghuni yang berimplikasi meningkatkan
hanya mengembalikan kondisi sebelum terjadinya
taraf kesehatan.
wabah, tetapi merubah orientasi arah pembangunan
menjadi lebih baik. Stimulus ekonomi jangka panjang ini Walaupun tidak ada krisis yang sama, akan tetapi ada
diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lesson learned yang bisa diambil dari pemulihan pasca
jangka panjang, kapasitas untuk meningkatakan krisis seperti di Korea Selatan. Korea mengalami dampak
resiliensi dalam rangka ketahanan terhadap potensi ekonomi yang parah pada saat krisisi 2008. Dimulai
terjadinya krisis di masa yang akan datang, serta potensi kuarter 4 tahun tersebut, krisis tersebut menyebabkan
untuk mendukung upaya pembangunan berkelanjutan konstraksi negatif pertumbuhan ekonomi menjadi minus
termasuk di dalamnya mitigasi perubahan iklim. 3 % di tahun berikutnya. Menghadapi krisis tersebut,
pemerintah Korea menganggarkan stimulus sebesar 36
Baru baru ini, sebuah penelitian yang diterbitkan pada
millar USD. Dari sisi jumlah, alokasi stimulus Korea ini
jurnal Oxford Review of Economic Policy mengupas opsi
menempati peringkat ketiga terbesar di dunia, setelah
stimulus yang dapat diambil dalam rangka pemulihan
China dan USA. Dari stimulus ini, permerintah
dari krisis Covid19. Subyek dari penelitian ini ditujukan
mentargetkan penciptaan lapangan kerja ke hampir satu
kepada pemangku kepentingan di negara G20 yang
juta penduduk Korea.
mencakup, kementerian keuangan, perbankan,
akademisi, dan pakar ekonomi.
Dari sisi proporsi, lebih dari 80% dari total stimulus yang Sektor energi dapat berkontribusi dalam pemulihan
digelontorkan oleh pemerintah Korea Selatan dapat krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid19. Upaya
dikelompokkan kepada kategori “green stimulus”. Besarnya pemulihan perlu dilaksanakan tidak hanya berorientasi
prosentase ini menempatkan korea sebagai peringkat jangka pendek tetapi perlu memperhatikan dampaknya
pertama dari sisi prosentasi “green stimulus” terhadap bagi jangka panjang. Stimulus untuk jangka panjang ini
total stimulus yang diberikan oleh pemerintah dalam dapat mengoptimalkan potensi pertumbuhan jangka
rangka keluar dari krisis 2008. Dari sisi proporsi panjang, meningkatkan resiliensi terhadap potensi
stimulus tersebut, sektor energi menempati peringkat resiko di masa datang, mendorong pembangunan
pertama. Hampir separuh dari total stimulus diberikan berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim.
kepada sektor energi. Dengan alokasi 42 %, pemerintah Berdasarkan hasil kajian dan pengalaman empiris dari
Korea menjalankan program konservasi energi antara Korea selatan, clean energy dapat mendorong upaya
lain melalui retrotting bangunan gedung, kendaraan pemulihan pasca krisis. Selain itu, Indonesia juga
hemat energi, mass rapid transportation, serta penggantian memiliki pengalaman shifting ke cleaner energy source
lampu hemat energi pada sarana umum. Di sektor melalui megaproyek konversi minyak ke LPG. Selain
pembangkitan, mereka juga mengalokasikan 5 % dari penciptaan lapangan kerja, program clean energy baik
total stimulus untuk pengembangan energi terbarukan, disektor pembangkitan maupun di pengguna ini juga
khususnya tenaga surya, angin dan biodiesel. dapat meningkatkan resiliensi, orientasi ke
pembangunan berkelanjutan dan memitigasi perubahan
Indonesia sejatinya memiliki pengalaman shifting ke iklim.
energi bersih, konversi minyak tanah ke LPG. Dengan
cakupan lebih dari lima puluh juta konversi, Bank Dunia Robi Kurniawan, PhD
bahkan menyebut program ini sebagai langkah terbesar Penulis merupakan alumni program doktoral Graduate School of
di dunia yang pernah dilakukan untuk meningkatkan Environmental Studies Tohoku University, Japan. Artikel ini
cleaner cooking fuels. Selain dapat menurunkan subsidi, merupakan pandangan pribadi dan tidak mewakili institusi.
langkah ini berdampak positif antara lain meningkatkan
Referensi
taraf kesehatan, mengurangi angka kemiskinan, serta Hepburn, C., O'Callaghan, B., Stern, N., Stiglitz, J., & Zenghelis,
berkontribusi mengurangi emisi. Program ini dapat D. (2020). Will COVID-19 scal recovery packages accelerate or
menurunkan emisi melalui peningkatan bauran energi retard progress on climate change?. Oxford Review of Economic
yang lebih bersih serta penurunan intensitas karbon di Policy, 36.
sektor rumah tangga. Pengalaman melaksanakan Kurniawan, R., Sugiawan, Y., & Managi, S. (2018). Cleaner
program masih ini dapat dijadikan salah satu referensi energy conversion and household emission decomposition
untuk program lain dalam konteks recovery yang analysis in Indonesia. Journal of Cleaner Production, 201, 334-342.
berkelanjutan pasca krisis covid19. Robins, N., Clover, R., & Singh, C. (2009). A Climate for
Recovery: The colour of stimulus goes green. HSBC Global
Research, 25, 1-45.

NEWSLETTER
DEWAN ENERGI NASIONAL
Bagian Humas dan Persidangan
Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan

www.den.go.id VOLUME 2 - APRIL JUNI 2020

Anda mungkin juga menyukai