Anda di halaman 1dari 31

CJR PROSES KATALITIK INDUSTRI

nama : Nurul Ramadhaniyah


nim : 4192510005
KELAS : PSKM 19A
1 identitas jurnal utama
Judul : Soybean Oil Transesterification for Biodiesel Production with Micro
Structured Calcium Oxide (CaO) from Natural Waste Materials as
Heterogeneous Catalyst

Penulis : Samuel Santos, Luís Nobre, João Gomes , Jaime Puna, Rosa Quinta-
Ferreira dan João Bordado
Email : samuelpsantos@tecnico.ulisboa.pt
Nama Jurnal : Juornal of Energies
Tahun Terbit : 2019
Publisher : Multidisciplinary Digital Publishing Institute
2 identitas jurnal pembanding
Judul : Alternatif Pembuatan Biodiesel Melalui Transesterifikasi Minyak Castor (Ricinus
communis) Menggunakan Katalis Campuran Cangkang Telur Ayam dan Kaolin
Penulis : Soni Setiadji, Nila Tanyela, Tety Sudiarti, Eko Prabowo H, Bebeh Wahid
Email : s.setiadji@gmail.com
Nama Jurnal : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia
Tahun Terbit : 2017
Volume/No/Hal : 3/1/1-10
Publisher : VALENSI
Saat ini, karena pertumbuhan penduduk
dunia yang terus meningkat, terdapat

Permasalahan
permintaan energi yang tinggi baik di
sektor industri maupun domestik, serta
meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang polusi. Dan penggunaan bahan
Penelitian
bakar fosil yang berlebihan.

Jurnal Utama 4
Konsumsi BBM yang cukup tinggi ini menjadi

Permasalahan
masalah bagi Indonesia. Sebagai sumber energi
tidak terbarukan, cadangan BBM Indonesia sangat
terbatas. Memperkirakan untuk beberapa tahun
berikutnya potensi cadangan energi fosil menjadi Penelitian
terbatas dan semakin menipis, pemenuhan
kebutuhan energi akan menghadapi kendala yang
besar.

Jurnal Pembanding 5
Jurnal Utama

• Dari sumber energi terbarukan yang paling umum


untuk transportasi jalan, yaitu hidrogen, gas alam,
syngas, dan biofuel, yang terakhir adalah yang paling
cocok, ramah lingkungan, dan satu-satunya. yang siap

Solusi/Hal yang
digunakan pada kendaraan yang dilengkapi dengan
internal combustion engine (ICE).

• Biodiesel adalah biofuel paling terkenal di dunia. Ini dikembangkan dalam


adalah alternatif yang lebih disukai untuk petrodiesel
(diesel dari minyak bumi) di ICE, karena manfaatnya, penlitian
seperti ketersediaannya, tidak beracun, dan angka
setana yang serupa, serta fakta bahwa itu dapat
digunakan secara langsung atau dalam campuran.
6
• Salah satu sumber energi alternatif yaitu biodiesel,
telah menjadi perhatian peneliti di seluruh dunia
hingga saat ini. Biodiesel adalah sejenis bahan bakar
yang di proses dari sumber yang dapat diperbarui
Solusi/Hal yang
dikembangkan dalam
umumnya minyak tumbuhan dan lemak hewan.

penlitian
• Keberadaan biodiesel memiliki peranan yang
sangat penting dalam upaya penghematan ataupun
sebagai subtitusi bahan bakar konvensional solar.

Jurnal Pembanding 7
Jenis Katalisi!
✗ Jenis katalis yang digunakan adalah katalis heterogen untuk
transesterifikasi kalsium oksida (CaO) merupakan katalis
yang banyak digunakan karena murah, tidak korosif,
ekonomis, dan mudah ditangani, selain memiliki kebasaan
yang tinggi dibandingkan basa homogen.

Jurnal Utama 8
Jenis Katalisi!
✗ Jenis katalis yang digunakan katalis heterogen sebagai
alternatif katalis untuk pembuatan biodiesel. Dalam penelitian
ini logam alkali oksida, seperti CaO di pilih sebagai sisi aktif
katalis untuk transesterifikasi minyak castor karena memiliki
kekuatan basa yang relatif tinggi dan dapat disintesis dari
sumber yang murah. Katalis yang diperoleh dari limbah
cangkang telur ayam atau kaolin dapat digunakan sebagai
katalis murah untuk membuat biodiesel. Cangkang telur
ayam digunakan sebagai alternatif sumber CaO hasil
dekomposisi termal CaCO3 pada suhu tinggi.

Jurnal Pembanding 9
PREKURSOR KATALIS
✗ Kulit telur Gallus gallus domesticus (ayam) digunakan
sebagai katalis dalam transesterifikasi dari minyak
kedelai.

Jurnal Utama 10
PREKURSOR KATALIS
✗ Senyawa kompleks yang digunakan yang digunakan
yaitu NaOH dan KOH

✗ Sedangkan katalis yang digunakan yaitu pencampuran


CaO, Kaolin (CaO/Kaolin) dan silika dapat digunakan
sebagai katalis murah untuk membuat biodiesel.

Jurnal Pembanding 11
Metode Sintesis Katalis
✗ Persiapan Katalis CaO ✗ Transesterifikasi Minyak Kedelai
✗ Cangkang telur dicuci beberapa kali ✗ Transesterifikasi minyak kedelai dilakukan dengan
dengan air mendidih dan dibiarkan menggunakan CaO hasil kalsinasi cangkang telur
kering semalaman pada suhu 100oC.
Setelah itu cangkang digiling dan dan penggilingan lebih lanjut sebagai katalis. Reaksi
padatan yang diperoleh diayak transesterifikasi berlangsung dalam labu 25 mL.
menjadi serbuk halus menggunakan Secara total, 5 g minyak kedelai ditimbang dan
saringan 30 Mesh (<500 m).
dipanaskan dalam penangas air untuk mencapai
suhu reaksi refluks metanol (65oC). Kemudian, 2,24 g
metanol ditimbang dan ditempatkan di dalam labu
reaksi. Jumlah metanol yang digunakan sesuai
dengan rasio molar metanol/minyak 12:1. 12
Jurnal Utama
Metode Sintesis Katalis
✗ Preparasi CaO dari Cangkang Telur ✗ Sedangkan katalis yang digunakan yaitu
Ayam dan Kaolin Teraktivasi pencampuran CaO, Kaolin (CaO/Kaolin) dan
silika kemudian dipanaskan pada suhu 900oC
Limbah cangkang telur ayam dicuci, selama 4 jam. Kaolin alam dikalsinasi pada
dikeringkan, dan dipanaskan pada suhu 800oC selama 6 jam, lalu direndam
suhu 105oC selama 24 jam. dalam larutan NaOH 0.4 M selama 6 jam
Cangkang telur ayam yang telah pada suhu 50oC dengan pengadukan.
menjadi serbuk halus Senyawa Kemudian disaring dan dibilas dengan
kompleks yang digunakan yaitu akuades hingga pH netral. Dikalsinasi kembali
NaOH dan KOH pada suhu 500 oC selama 6 jam

Jurnal Pembanding 13
Pembuatan Katalis Campuran CaO dan
Kaolin Teraktivasi Reaksi Transesterifikasi Minyak Castor
Pembuatan katalis dari campuran
menggunakan CaO/Kaolin dan KOH
prekursor CaO dan kaolin teraktivasi
dilakukan dengan metode impregnasi. Pembuatan biodiesel melalui
Dalam sistem refluks, campuran katalis di transesterifikasi minyak castor
buat dengan rasio 15 mmol CaO per 1 menggunakan CaO/kaolin pada suhu
gram kaolin teraktivasi dalam NaOH 0.02 65oC selama 8 jam dengan perbandingan
M pada suhu 70oC selama 4 jam, minyak castor:metanol:katalis (1:15:5%
didiamkan selama 24 jam dan didekantasi b/b). Kemudian reaksi transesterifikasi
sehingga diperoleh endapan. Endapan
tersebut dicuci dengan akuades hingga pH
minyak castor menggunakan KOH dengan
netral, dikeringkan selama 20 jam pada rasio minyak castor:metanol:katalis
suhu 100oC, lalu dikalsinasi pada suhu (1:9:1% b/b) selama 3 jam
900oC selama 4 jam.

Jurnal Pembanding 14
Metode Karakterisasi Katalis
Instrumentasi untuk identifikasi dan karakterisasi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

✗ Scanning Electron Microscope (SEM)

✗ Dynamic Light Scattering (DLS)

Jurnal Utama 15
Menggunakan SEM analysis
Mikrograf SEM CaO yang diperoleh dari hasil kalsinasi cangkang telur Gallus
gallus domesticus (ayam) digunakan untuk mengidentifikasi morfologi serbuk
putih yang dihasilkan

Pada gambar ini menggunakan Scanning Electron Spectroscopy (SEM), mikrostruktur CaO yang
diperoleh dari kalsinasi kulit telur . Cangkang telur di cuci dan dibiarkan kering semalaman pada suhu
100oC , kemudian dihancurkan dengan mortal dan dikalsinasi pada suhu 850oC, selama 3 jam

16
Menggunakan Dynamic Light Scattering (DLS)
Karakterisasi kalsium oksida yang diperoleh dari kalsinasi kulit telur ayam juga
dilakukan dengan menganalisis distribusi ukuran partikel. Hamburan cahaya
dinamis memungkinkan kami untuk menilai rentang distribusi ukuran, yang
ditunjukkan pada Gambar

Pada gambar ini menggunakan Analisis hamburan cahaya dinamis, kalsium


oksida yang diperoleh dari kulit telur, menunjukkan kisaran ukuran partikel
kalsium oksida

17
METODE KARAKTERISTIK KATALIS
Instrumentasi untuk identifikasi dan karakterisasi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu :

✗ X-ray Diffractometer (XRD)

✗ Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS)

✗ Scanning Electron Microscope (SEM)

✗ Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS)\

✗ Fourier Transform Infrared (FTIR

Jurnal Pembanding 18
Pada hasil SEM dan EDS katalis CaO/kaolin.
Pada Pola XRD hasil kalsinasi cangkang
telur ayam pada suhu 900 oC selama 4
memperlihatkan profil permukaan katalis
jam.
nampak tidak seragam dan terbentuk aglomerasi.
menunjukkan bahwa pembuatan katalis
Uji EDS menunjukkan keberadaan unsur-unsur
CaO/kaolin yang dikalsinasi pada 900 oC
utama pembentuk katalis CaO/kaolin yaitu Ca, Si,
selama 4 jam belum berhasil terbentuk
dan O.

19
Dari hasil analisis GC-MS

Dari hasil analisis GC-MS, metil ester yang terbentuk melalui transesterifikasi minyak castor dengan
katalis KOH dan CaO/Kaolin ditunjukkan pada gambar 1 dan 2 dirangkum pada tabel 2 . Metil ester yang
terbentuk melalui transesterifikasi minyak castor terkatalisis KOH menghasilkan komponen metil ester.
Persentase hasil metil ester terbesar yaitu metil risinoleat sebanyak 75.58%, dengan total metil ester yang
terbentuk adalah 96.26%.

20
Hasil analisis GC-MS transesterifikasi minyak castor terkatalisis CaO/kaolin.
Dalam penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi minyak castor menggunakan
katalis CaO/kaolin untuk memperoleh biodiesel.

Metil ester yang terbentuk melalui transesterifikasi minyak castor terkatalisis


CaO/kaolin menghasilkan persentase hasil metil ester terbesar yaitu metil risinoleat
sebanyak 74.75%, dengan total metil ester yang terbentuk adalah 97.36%.

21
Tabel Persentase tertinggi senyawa metil ester yang terbentuk

Pada tabel ini merangkum hasil biodiesel yang diperoleh dari aktivitas katalisis KOH
dan CaO/kaolin terhadap minyak castor. Kedua katalis tersebut menghasilkan
komponen terbesar dalam biodiesel, yaitu metil risinoleat. Reaksi transesterifikasi
minyak castor dengan menggunakan katalis dan kondisi reaksi yang berbeda,
mengakibatkan perbedaan komponen dan jumlah metil ester yang terbentuk.

22
SIFAT SIFAT PENTING KATALIS
✗ hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, dalam hal hasil
transesterifikasi, masih ada ruang untuk perbaikan menggunakan katalis ini. Nilai hasil
yang rendah dapat disebabkan oleh adanya keterbatasan perpindahan massa internal,
yang terkait dengan hambatan molekul trigliserida dalam mikropori CaO dan
karenanya, aktivitas katalitik partikel CaO agak rendah. Jika ukuran partikel CaO
direduksi menjadi material berskala nano, luas permukaannya akan lebih tinggi dari
sebelumnya, memungkinkan pengurangan efek keterbatasan perpindahan massa
internal, menghasilkan aktivitas katalitik yang lebih tinggi, hasil transesterifikasi yang
lebih tinggi, dan waktu reaksi yang lebih singkat.

Jurnal Utama 23
SIFAT SIFAT PENTING KATALIS
✗ Dalam penelitian ini dilakukan pencampuran dua prekursor tersebut yaitu CaO
dan kaolin teraktivasi dalam larutan NaOH untuk membuat katalis CaO/kaolin,
yang digunakan pada reaksi transesterifikasi minyak castor. Kemudian katalis ini
dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM dan EDS. Hasil XRD memberikan
informasi hanya terdapat dua komponen pada sampel katalis ini yaitu, silika dan
potassium aluminum silikat hidroksida. Dua komponen ini merupakan komponen
yang terdapat pada kaolin teraktivasi. Uji XRD menunjukkan bahwa pembuatan
katalis CaO/kaolin yang dikalsinasi pada 900 oC selama 4 jam belum berhasil
terbentuk

Jurnal Pembanding 24
Penelitian ini menggunakan mekanisme Reaksi
transesterifikasi pada reaksi ini menggunakan katalis
basa (katalis heterogen) karena katalis ini dapat
mempercepat reaksi. Pada tahap konversi dari
trigliserida (minyak nabati/ hewani)
ester, melalui reaksi dengan
menjadi alkyl
alkohol, dan UJI AKTIVITAS
menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di
antara alkohol-alkohol monohidrik yang menjadi KATALIS
kandidat sumber/pemasok gugus alkil, metanol
adalah yang paling umum digunakan karena
harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi
(sehingga reaksi disebut metanolisis).

Jurnal Utama 25
Jurnal Pembanding

✗ Penelitian ini menggunakan mekanisme


Reaksi transesterifikasi dimana minyak
tumbuhan menggunakan katalis basa

UJI AKTIVITAS
dapat mengubah trigliserida, digliserida
atau monogliserida menjadi ester,

KATALIS
dimana sebagian asam lemak bebas
dalam minyak castor dikonversi menjadi
metil ester yang dihasilkan dari reaksi
antara trigliserida dengan ion alkoksida
dari metanol dan hasil akhir
transesterifikasi ini yaitu campuran metil
ester dan gliserol. 26
AKTIVITAS DAN SELEKTIVITAS KATALIS
✗ Aktivitas katalitik dari CaO adalah untuk menilai kondisi reaksi yang optimal untuk
transesterifikasi minyak kedelai, lebih khusus, dengan mempertimbangkan waktu
reaksi dan pemuatan katalis.

✗ Pemuatan katalis 5% dan rasio molar metanol/minyak sebelumnya diuji dalam


kelompok penelitian ini. Ini dianggap sebagai titik awal yang baik mengenai
evaluasi penggunaan kulit telur yang dikalsinasi sebagai katalis heterogen untuk
transesterifikasi minyak kedelai. Selain itu, kelebihan metanol diperlukan, untuk
menjamin bahwa kesetimbangan bergeser ke arah produk, karena fakta bahwa
transesterifikasi asam lemak adalah reaksi reversibel. Untuk rasio molar
metanol/minyak yang sama (12:1), pemuatan katalis 5% memberikan hasil terbaik
dalam hal hasil konversi asam lemak, mencapai konversi maksimum 85,83% hanya
dalam tiga jam reaksi.

Jurnal Utama 27
AKTIVITAS DAN SELEKTIVITAS KATALIS
✗ Pada tabel yang tertera merangkum hasil biodiesel yang diperoleh dari
aktivitas katalisis KOH dan CaO/kaolin terhadap minyak castor. Kedua
katalis tersebut menghasilkan komponen terbesar dalam biodiesel, yaitu
metil risinoleat. Reaksi transesterifikasi minyak castor dengan
menggunakan katalis dan kondisi reaksi yang berbeda, mengakibatkan
perbedaan komponen dan jumlah metil ester yang terbentuk.

Jurnal Pembanding 28
KESIMPULAN JURNAL:
✗ Bahan limbah CaO memiliki potensi untuk digunakan sebagai katalis basa padat berstruktur
mikro (dan mungkin berstruktur nano) dalam transesterifikasi trigliserida untuk produksi dari
biodiesel

✗ Dalam hal hasil karakterisasi katalis, mikrograf SEM menunjukkan aglomerat padatan granular
dengan bentuk tidak teratur, yang umum untuk CaO yang berasal dari kulit telur.

✗ Analisis DLS menunjukkan distribusi ukuran partikel dalam kisaran 450 hingga 600 nm, yang
berarti padatan yang diperoleh tidak mencapai skala nano.

✗ Uji XRD menunjukkan keberadaan silika dan potassium aluminum silikat hidroksida saja dalam
sampel katalis.

✗ Berdasarkan hasil GC-MS, komponen metil ester terbesar yang terkandung dalam biodiesel yaitu
metil risinoleat, metil elaidat, metil stearat, metil linoleat, dan metil palmitat.

29
Ide/Rencana pengembangan yang dapat dilakukan
Ide yang saya dapat yaitu pembuatan biodiesel menggunakan
minyak biji kakao yang dimana minyak tersebut minyak yang bukan
pangan sehingga tidak mempengaruhi produksi minyak untuk
pangan. Dimana biji kakao adalah trigliserida yang merupakan
senyawa gliserol dan memiliki ALB sekitar 1,75% sehingga biji
tersebut dapat digunakan sebagai pembuatan biodiesel dengan
menggunakan reaksi transesterifikasi.

30
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai