2, tahun 2008
Imran SL Tobing
Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta
ABSTRAK
Tobing, ISL 63
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008
Tobing, ISL 64
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008
dikelola dan hasil akhir yang diharapkan, ada satu jawaban yang tidak memungkin-
sehingga menjadi spesifik dan dijadikan kan maka tujuan (target) pengelolaan tidak-
sebagai arah dalam pengelolaan. Manaje- lah feasibel, sehingga pengelolaan sebaik-
men yang baik adalah yang berorientasi nya tidak usah dilaksanakan.
pada tujuan; dan tujuan yang telah Berdasarkan jawaban atas pertanya-
ditetapkan (untuk memecahkan masalah) an-pertanyaan tersebut; rumuskan kembali
harus dapat dicapai. Oleh karena itu, tujuan dan aktivitas-aktivitas yang akan
sebelum melaksanakan pengelolaan, tujuan dilaksanakan dalam pengelolaan. Rumusan
dan kehendak (keinginan) yang telah tujuan harus nyata dan merupakan fakta
ditetapkan dikaji (review) kembali untuk secara ekologis serta dapat tercapai pada
meyakinkan apakah tujuan tersebut me- selang waktu yang sudah tertentu
rupakan sesuatu yang memung-kinkan Berhasil atau tidaknya pengelolaan
untuk dicapai (feasibel). dapat dinilai dengan membandingkan
Pengkajian tentang fisibilitas tujuan outcome (hasil yang diperoleh) dengan
atau kehendak dapat dilakukan dengan tujuan. Kriteria keberhasilan / kegagalan
mengidentifikasi jawab-an atas pertanyaan harus telah ditentukan dalam perencanaan
berikut, dengan menetapkan target-target yang akan
1. Apa hasil yang diharapkan. Hasil-hasil dicapai secara nyata (kuantitatif). Bila
(output) apa (saja) yang diinginkan tidak ada kriteria untuk penilaian, maka
untuk dicapai dalam proyek yang akan pengelolaan yang dilakukan seolah-olah
dilaksanakan ? selalu berhasil; dan bila tidak berhasil
2. Bagaimana caranya (yang terbaik). (gagal) pun selalu dicari alasan yang
Cara / metode apa saja yang dapat menjadi penyebab (umumnya penduduk)
diterapkan untuk memperoleh hasil- tidak tercapainya tujuan.
hasil yang diinginkan tersebut. Pilih
(tetapkan) cara terbaik (yang paling
memungkinkan) untuk diterapkan. MANAJEMEN KEANEKA-
3. Berapa lama akan tercapai. Tetapkan RAGAMAN HAYATI
target waktu yang diperlukan untuk
memperoleh hasil yang diinginkan.
A. Tujuan
4. Apa saja kendala. Kendala-kendala apa
saja yang kemungkinan akan mengham-
Manajemen keanekaragaman hayati
bat (mem-perlambat) tercapainya hasil.
secara umum bertujuan untuk memelihara
Identifikasi berbagai cara untuk meng-
dan mempertahankan sumberdaya alam
hilangkan kendala-kendala tersebut.
hayati agar dapat s dimanfaatkan secara
5. Apakah keuntungan melebihi kerugian.
terus menerus.
Perhitungkan keun-tungan-keuntungan
dan kerugian kerugian yang akan timbul
dengan pelaksanaan proyek. Suatu B. Tindakan
proyek dapat dilaksanakan bila keun-
tungan lebih besar dari kerugian. 1. Perlindungan kawasan
Keuntungan dan keru-gian tidak hanya Penetapan kawasan-kawasan perlin-
ditinjau dari aspek ekonomi saja tetapi dungan (seperti Cagar Alam, Suaka
juga dari aspek ekologi. Margasatwa, Taman Nasional, dll.) dimak-
sudkan tidak hanya untuk melindungi
Pertanyaan-pertanyaan tersebut ada- sumberdaya alam tetapi juga melindungi
lah saling tergantung satu sama lain; bila ekosistem secara keseluruhan. Status
Tobing, ISL 65
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008
Tobing, ISL 66
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008
Tobing, ISL 67
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008
Tobing, ISL 68
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008
Alikodra HS. Pengembangan kawasan Cagar Grumbine RE. Ghost Bears : Exploring the
Alam Gunung Halimun Jawa Barat. h. 12- biodiversity crisiss. Washing-ton DC,
19 In : B. Ryadisoetrisno (Ed). Konservasi Island Press. 1992.
dan Masyarakat. Diskusi dan rumusan
workshop Keanekara-gaman hayati TNGH, Grumbine RE. What is ecosystem management
Jabar. BScC, CUSO. 1992. ? Conservation Biology 8 (1): 27–38.
1994.
Alikodra HS. Pengelolaan Satwaliar. Jilid II. Harmon D. Coordinating Research and
Diperbanyak oleh Pusat Antar Universitas Management to Enhance Protected Areas.
Institut Pertanian Bogor, bekerja sama Published by IUCN – The World
dengan Lembaga Sumberdaya Informasi. Conservation Union in Collaboration with
Institut Pertanian Bogor. 1993. The George Wright Society Science and
Management of Protected Areas
Bailey JA. Principles of Wildlife Management. Association Commission of the European
John Wiley & Sons. New York. 1994. Union. 1994.
Caughley G and ARE Sinclair. Wildlife Johns AD. Species conservation in managed
Ecology and Management. Blackwell tropical forests, h. 16-53. In: Whitmore TC
Science. Cambridge. 1994. and JA Sayer (Eds.). Tropical
Deforestation and Species Extinction.
Chivers DJ. Feeding and ranging in Gibbons : Chapman and Hall. London. 1992.
A Summary. h. 267-281. In: H Preuschoft,
DJ Chivers, WY Brockelman and N Creel Johns AD and JP Skorupa. Responses of rain-
(Eds,). The Lesser Apes. Evolutionary and forest primates to habitat disturbance: A
Behavioural Biology. Edinburgh University Review. Internat. Journal of Primatology,
Press. 1984. 8 (2) : 157-187. 1987.
Dawkins MS. Unravelling Animal Behaviour. Norton B. A new paradigm for environ-mental
Second Edition. Longman Scientific & management. h. 23 – 41. In : Costanza . et
Technical. Produced by Longman al (Eds.). Ecosystem Health. Washington
Singapore Publishers (Pte) Ltd. Printed in DC, Island Press. 1992.
Singapore. 1995.
Tobing, ISL 69
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 2, tahun 2008
Tobing, ISL 70