OLEH:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
BAB III..............................................................................................................................9
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................................9
C. Prosedur Kerja........................................................................................................9
BAB IV............................................................................................................................11
PEMBAHASAN..............................................................................................................11
BAB V.............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon).
Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak
lama sejak jaman dahulu. Fermentasi merupakan proses untuk mengubah substrat
menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan dari
mikroba. Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian besar merupakan proses
produksi barang dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang
menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan minuman
seperti, keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dan
lain-lain yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (Nurcahyo, 2011).
Fermentasi memiliki pengertian yakni, merupakan aplikasi metabolisme
dari mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai
lebih tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan
biopolimer. Fermentasi merupakan proses yang relatif murah, karena pada
hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional
dengan produk-produknya yang sudah biasa dimakan orang bahkan sampai
sekarang, seperti tempe, oncom, tapai, dan lain-lain (Nurhayani, 2001).
Ragi tape atau yang sering disebut sebagai “ragi” adalah starter untuk
membuat tape ketan atau tape singkong. Di dalam ragi ini terdapat
mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana
(glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Bberapa jenis
mikroorganisme yang terdapat dalam ragi adalah Chlamydomucor oryzae,
Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp., Saccharomyces cerevicae,
Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain. Pada dasarnya pembuatan ragi
merupakan teknik dalam memperbanyak mikroorganisme yangberperan dalam
pembuatan tape. Perbanyakan ini dilakukan dalam suatu medium tertentu dan
setelah cukup banyak mikroba yang tumbuh, pertumbuhannya dihentikan serta
dibuat dalam keadaan istirahat, baik dalam bentuk sel maupun dalam bentuk
sporanya. Penghentian pertumbuahn mikroba tersebut dilakukan dengan cara
mengeringkan medium tumbuhnya ( Rochintaniawati, 2008).
Ragi tape merupakan salah satu faktor penentu dalam pembuatannya harus
memperhatikan beberapa kisaran pH yang optimal bagi pertumbuhan mikrobia
khamir dan kapang. Selain itu khamir dan kapang juga membutuhkan media
tumbuh yang mengandung banyak karbohidrat. Oleh karena itu dapat digunakan
tepung beras sebagai nutrisi atau media tumbuh kedua jenis mikroba tersebut.
Ragi tape merupakan populasi campuran suatu kumpulan mikrobia yang berperan
dalam pembuatan tape. Mikrobia yang terdapat pada ragi tersebut diperoleh dari
alam melalui proses penangkapan dengan menggunakan media tumbuh. Kapang
adalah jasad renik yang berbentuk benang multiseluler, tidak berklorofil dan
belum mempunyai deferensiasi dalam jaringan. Kapang yang menguntungkan
dapat digunakan dalam pembuatan makanan fermentasi mikroba. Mikrobia
kapang mampu merubah amilum menjadi gula sederhana. Mikroba yang terdapat
pada ragi tape adalah Rhizopus Sp. Mikrobia tersebut bersama-sama secara
sinergis melakukan perombakan kompnen kimia kompleks pada substrat menjadi
komponen yang lebih sederhana ( Djumingin, 2011).
Ada beberapa faktor (baik faktor fisik maupun faktor fisiologi dan
biokimia) yang mempengaruhi pertumbuhan suatu mikroorganisme, sehingga
menyebabkan suatu mikroorganisme, sehingga menyebabkan suatu
mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak pada suatu bahan atau
sediaan tertentu. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka dapat diatur
pertumbuhan mikroorganisme di dalam suatu sediaan atau makanan/ minuman
dan sebagainya. Sehingga pertumbuhan suatu mikroorganisme dapat diatur
dengan tujuan menstimulir pertumbuhannya seperti pada proses fermentasi
(Djide, 2006).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Siapkan Semua Bahan
2. Kupas singkong dan kikis kulit arinya hingga kesat
3. Cuci Bersih singkong dan tiriskan
4. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam
panci/dandang sampai terisi kurang lebih seperempat, lalu panaskan
hingga airnya mendidih
5. Setelah air mendidih, masukkan singkong ke dalam panci kukus yang
sudah disiapkan tadi. Kemudian kukus hingga singkong 3/4 matang,
kira-kira daging singkong sudah bisa di tusuk dengan garpu.
6. Jika sudah matang, angkat singkong yang telah 3/4 masak lalu taruh di
nampan atau tampah kemudian tunggu hingga dingin.
7. Setelah singkong benar-benar dingin, taburi dengan ragi yang telah
dihaluskan.
8. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian dibungkus dengan daun
pisang.
9. Kemudian dimasukkan ke wadah yang sudah dilapisi daun pisang
kemudian tutup rapat selama 2 malam.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penjabarannya:
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang
terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari
tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan
bermacam-macam bergantung produk akhir yang dihasilkan.
Penggunaan alat dan bahan pada praktikum ini mempunyai tujuan dan
fungsinya yang yang sama pada pembuatan tapai pada umumnya. Pada praktikum
ini, singkong yang digunakan sebagai bahan dasar dan nantinya sebagi substrat
bagi khamir Saccharomyces cerevisiae dalam proses fermentasi. Ragi disini
berfungsi dalam mempercepat fermentasi tape singkong karena pada ragi
terkandung khamir Saccharomyces cerevisiae. Kemudian daun pisang digunakan
karena memberikan suasana yang cocok untuk mikrobia fermentator berperan
aktif dalam proses fermentasi karbohidrat menjadi etanol. Seperti menurut
literature, pada umumnya pembuatan tapai setelah ditaburi ragi, akan ditutup
dengan rapat agar tidak ada udara yang masuk ke dalam wadah penyimpanan. Ini
disebabkan karena pada pembutan tapai singkong memanfaatkan bakteri anaerob,
yaitu bakteri yang tidak memerlukan udara dalam proses fermentasinya.
Tapai mempunyai rasa yang spesifik yaitu manis, alkoholis dan kadang-
kadang asam. Hal ini karena terjadi perubahan pada bahan dasar menjadi tapai.
Mula-mula pati yang ada dalam bahan dipecah oleh enzim menjadi dekstrin dan
gula-gula sederhana. Gula-gula yang terbentuk selanjutnya dihidrolisis menjadi
alkohol, pada fermentasi lebih lanjut alkohol dioksidasi menjadi asan-asam
organik antara lain asam asetat, asam suksinat dan asam malat. Asam-asam
organik dan alkohol membentuk ester yang merupakan komponen cita rasa.
Dalam pembuatan tapai ini ada 2 jenis jamur yang berperan yaitu
Endomycopsis fibullgera untuk mengubah pati menjadi gula sehingga tape berasa
manis dan Saccaromyces cereviceae/Rhizopus oryzae yang mengubah gula
menjadi alkohol. Jika proses ini berlangsung terus dan tidak diatur sehingga gula
yang ada langsung diubah menjadi asam organik, sehingga tape akan berasa manis
dan alkoholik serta sedikit asam. Tetapi ada juga yang menggunakan ragi tapai
dari campuran populasi Aspergillus, Saccaromyces, Candida, Hansenulla, Bakteri
Acetobacter untuk hidup secara sinergis. Aspergillus untuk menyederhanakan
amilum. Saccaromyces, candida, dan Hansenulla berfungsi untuk mengurai gula
menjadi alkohol dan asam-asam organik selama fermentasi terus berlanjut. Dan
Acetobacter berfungsi untuk mengubah alkohol menjadi asam cuka.
BAB V
PENUTUP
- Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur
Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah
karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida.
- Fermentasi yang terjadi pada tape ketan dan singkong terjadi selama 3-4 hari.
Selain itu, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-hal yang harus diperhatikan
supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna. Selama proses
fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada
ketan yang tertutup rapat lebih cepat dibandingkan dengan ketan/singkong yang
diletakkan di tempat terbuka.
Djumingin & Ernawati Dyah. 2011. Pengaruh Kadar Tepung Beras dan Kadar
Air Jeruk Terhadap Mutu Ragi Tape. FTP Unwidha Klaten. Makassar. Di
akses pada tanggal 19 November 2012.