Oleh :
Hilman Catur Prahanda
A1D019038
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
dengan tepat pada waktu yang ditentukan
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
2
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pertanian Pancasila....................................................................................................6
2.2 Hubungan dan penerapan sila-sila pancasila dalam pertanian......................................................7
2.3 Permasalahan dan solusi penerapan pertanian pencasila..............................................................9
BAB 3 KESIMPULAN............................................................................................................................10
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................13
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila adalah sesuatu yang asing lagi. Pancasila
terdiri dari lima sila, yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV dan di
peruntukan sebagai dasar negara serta sistem filsafat Negara Republik Indonesia.
Meskipun di dalam pembukaan UUD 1945 tidak disebutkan secara ekplisit kata
pancasila,namun sudah dikenal lua bahwa lima sila yang ada di Pancasila tersebut
merupakan dasar Negara. Sedangkan sebagai sistem filsafat negara Republik Indonesia
mengalami berbagai macam intervensi dan manipulasi politik. Karena hal tersebut
pancasila tidak lagi diletakkan sebagai sistem filsafat serta pandangan hidup bangsa
Indonesia .
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, sistem filsafat layak untuk dikaji
ulang relevansinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila hendaknya
diperlakukan secara benar dan wajar dalam konteks semua kehidupan bernegara yang
menyangkut kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, bahkan dalam kehidupan
bermasyarakat salah satunya dibidang pertanian. Karena sebagian masyarakat di
Indonesia berprofesi sebagai petani. Oleh karena itu, pertanian pancasila harus diterapkan
dengan baik dan benar.
4
1. Bagaimanakah pengertian pertanian pancasila?
2. Bagaimanakah hubungan dan penerapan sila-sila pancasila dalam petanian yang
ada di Indonesia?
3. Bagaimana permasalahan penerapan pertanian pancasila dan solusinya?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah :
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertanian Pancasila.
Pertanian adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat pemggunaan
sumberdaya hayati untuk memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan
sumber energi. Bagian terbesar penduduk dunia ini adalah bermata pencarian dalam
bidang-bidang pertanian dan pertanian juga mencakupberbagai bidang, tetapi pertanian
hanya menyumbang 4% dari pdb dunia.(Mubyarto,1989). Sedangkan menurut Mosher
(1966) pertanian alah suatu bentuk produksi yang khas, yang didasari proses
pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan merangsang pertumbuhan
tanaman dan hewan dalam suatu usaha tani, diman produksi merupakn bisnis, sehingga
pengeluaran dan pendapatan sangat penting.
6
mulai dari penanaman ,penyemprotan, pemberian pupuk dan pestisida, pasca panen dan
perawatan tanah kembali untuk lahan pertanian lagi dimasa yang akan datang dengan
melihat nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila mulai dari nilai ketuhanan,
kemanusian, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan. dengan kata lain hasil pertanian
tidak hanya dinikmati oleh satu atau dua orang saja tetapi dinikmati oleh seluruh
masyarakat Indonesia.
7
pengolahan, dan distribusi harus dipertaruhkan. Mereka “yang besar” tidak boleh
melindas dan mematikan “yang kecil”. “Yang kecil” harus berjuang dan dibantu
“yang besar” agar dapat berlomba menyediakan kebutuhan pangan bagi bangsa
ini.
3. Ketiga, persatuan sebagai bangsa agraris. Persatuan hanya bisa tercapai apabila
kita memiliki kesepahaman bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kaya
sumberdaya agrarisnya. Sebanyak 73,14 persen dari total desa di Indonesia
memiliki potensi pertanian (persawahan, perkebunan, perladangan, hortikultur,
dan lain-lain).
Untuk itu, bangsa agraris ini harus bersatu menolak impor pangan dan bersatu
memproduksi pangan, bersatu mengolah pangan, dan bersatu menata distribusi
pangannya. Persatuan tercapai apabila keadilan sosial terwujud dan adanya
kemauan bekerjasama dan bermusyawarah.
4. Keempat, kerakyatan dan permusyawaratan. Tanpa adanya keadilan sosial, maka
mustahil musyawarah tercapai. Untuk itu, pembangunan pertanian memerlukan
demokrasi ekonomi yang berbasis nilai-nilai perlombaan, bukan persaingan.
Berlomba mewujudkan kesetiakawanan dalam pembangunan pertanian. Oleh
karena itu, korporat (“yang besar”) harus mau bekerjasama dan bermusyawarah
dengan petani/organisasi tani (“yang kecil”) dalam produksi, pengolahan, dan
distribusi. Disini dibutuhkan political will dari pemerintah untuk mengatur relasi
“yang besa” dengan “yang kecil”.
5. Kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mewujudkan partisipasi
dan emansipasi petani-konsumen dalam pembangunan pertanian merupakan
keharusan. Selain membangun kesadaran diagonal petani sejahtera-konsumen
bahagia. Memperpendek value chain adalah tugas bersama. Pembiayaan dan
pengembangan inovasi yang berpihak pada petani dan organisasi tani harus
terwujud. Organisasi tani didorong sebagai jantung produksi, pengolahan, dan
pemasaran. Pendek kata, diperlukan pemerataan dan keberpihakan.
8
adalah upaya untuk mewujudkan keadilan sosial, pemerataan, dan persatuan pembangunan
di sektor pertanian
9
BAB 3 KESIMPULAN
10
11
12
Daftar Pustaka
Notonegoro. 1962. Pancasila Sebagai dasar falsafah Negara. Jakarta: cv Panijutan.
Mosher, A.T. 1968. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Jakarta:Yasaguna.
Mabyarto, 1989. Pengantar Ekonomi pertanian. Jakarta:LP3ES
13