Anda di halaman 1dari 13

Pertanian Pancasila

Oleh :
Hilman Catur Prahanda
A1D019038

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019

1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
dengan tepat pada waktu yang ditentukan

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Purwokerto, 14 Desember 2019

Penyusun

2
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pertanian Pancasila....................................................................................................6
2.2 Hubungan dan penerapan sila-sila pancasila dalam pertanian......................................................7
2.3 Permasalahan dan solusi penerapan pertanian pencasila..............................................................9
BAB 3 KESIMPULAN............................................................................................................................10
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................13

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila adalah sesuatu yang asing lagi. Pancasila
terdiri dari lima sila, yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV dan di
peruntukan sebagai dasar negara serta sistem filsafat Negara Republik Indonesia.
Meskipun di dalam pembukaan UUD 1945 tidak disebutkan secara ekplisit kata
pancasila,namun sudah dikenal lua bahwa lima sila yang ada di Pancasila tersebut
merupakan dasar Negara. Sedangkan sebagai sistem filsafat negara Republik Indonesia
mengalami berbagai macam intervensi dan manipulasi politik. Karena hal tersebut
pancasila tidak lagi diletakkan sebagai sistem filsafat serta pandangan hidup bangsa
Indonesia .

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, sistem filsafat layak untuk dikaji
ulang relevansinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila hendaknya
diperlakukan secara benar dan wajar dalam konteks semua kehidupan bernegara yang
menyangkut kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, bahkan dalam kehidupan
bermasyarakat salah satunya dibidang pertanian. Karena sebagian masyarakat di
Indonesia berprofesi sebagai petani. Oleh karena itu, pertanian pancasila harus diterapkan
dengan baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka dapat
mengambil perumusan masalah sebagai berikut :

4
1. Bagaimanakah pengertian pertanian pancasila?
2. Bagaimanakah hubungan dan penerapan sila-sila pancasila dalam petanian yang
ada di Indonesia?
3. Bagaimana permasalahan penerapan pertanian pancasila dan solusinya?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian pertanian pancasila.


2. Untuk mengetahui hubungan dan penerapan sila-sila pancasila dalam pertanian.
3. Untuk mengetahui permaslahan dan solusi penerapan pertanian pancasila.

5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertanian Pancasila.
Pertanian adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat pemggunaan
sumberdaya hayati untuk memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan
sumber energi. Bagian terbesar penduduk dunia ini adalah bermata pencarian dalam
bidang-bidang pertanian dan pertanian juga mencakupberbagai bidang, tetapi pertanian
hanya menyumbang 4% dari pdb dunia.(Mubyarto,1989). Sedangkan menurut Mosher
(1966) pertanian alah suatu bentuk produksi yang khas, yang didasari proses
pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan merangsang pertumbuhan
tanaman dan hewan dalam suatu usaha tani, diman produksi merupakn bisnis, sehingga
pengeluaran dan pendapatan sangat penting.

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sehingga dapat diambil


kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah negara dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagi pemersatu, lambang
kesatuan dan persatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan Negara Indonesia.
(Notonegoro,1995) .sedangkan menurut Ir. Soekarno, Pancasila adalah jiwa Bangsa
Indonesia secar turun-temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan barat,dengan demikian pancasila tidak saj menjadi falsafal negara,tetapi
lebih luas lagiyakni falsafah Bangsa Indonesia.

Dengan demikian, Pertanian Pancasila adalah pertanian yang mana


menggunakan sumberdaya hayati untuk memproduksi bahan ppangan dan bahan baku,

6
mulai dari penanaman ,penyemprotan, pemberian pupuk dan pestisida, pasca panen dan
perawatan tanah kembali untuk lahan pertanian lagi dimasa yang akan datang dengan
melihat nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila mulai dari nilai ketuhanan,
kemanusian, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan. dengan kata lain hasil pertanian
tidak hanya dinikmati oleh satu atau dua orang saja tetapi dinikmati oleh seluruh
masyarakat Indonesia.

2.2 Hubungan dan penerapan sila-sila pancasila dalam pertanian


Pasca reformasi 1998, sektor pertanian begitu dinamis. Harapan kesejahteraan
petani tak kunjung tercapai. Sebaliknya petani dan konsumen diperhadapkan vis a vis
terkait harga pangan yang ideal. Alhasil, impor pangan selalu menjadi pemenang yang
merugikan petani maupun konsumen. Untuk itulah, dibutuhkan konsep baru penataan
sektor pertanian ke depan yang disebut dengan pertanian pancasila. Pertanian pancasila
adalah pertanian yang menitikberatkan pada penataan sumberdaya secara berkeadilan
mulai dari hulu hingga hilir yang berlandaskan semangat sila-sila pancasila.
Sri-Edi Swasono (2017) mengungkapkan sila-sila pancasila merepresentasikan
pendekatan bottom-up yang menyesuaikan kebutuhan nyata dari rakyat dalam
pembangunan. Oleh karena itu, pertanian pancasila bertujuan mewujudkan masyarakat
(produsen-konsumen) yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan
demikian penerapan pertanian pancasila yang mengandung nilai-nilai pancasila :
1. Pertama, percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bertani adalah cara belajar
tentang kehidupan. Tanaman, tanah, dan air adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
memiliki unsur-unsur kehidupan. Seperti halnya manusia, semuanya memiliki
keterbatasan. Untuk itu, pertanian pancasila adalah pertanian ekologis yang
menjaga keberlanjutan kehidupan di masa mendatang
2. Kedua, moral kemanusiaan: adil dan beradab. Kemampuan mencukupi kebutuhan
pangan berbeda-beda dari para pelaku di sektor pertanian. Perbedaan hadir karena
adanya keterbatasan. Oleh karena itu, humanity dan humanism dalam produksi,

7
pengolahan, dan distribusi harus dipertaruhkan. Mereka “yang besar” tidak boleh
melindas dan mematikan “yang kecil”. “Yang kecil” harus berjuang dan dibantu
“yang besar” agar dapat berlomba menyediakan kebutuhan pangan bagi bangsa
ini.
3. Ketiga, persatuan sebagai bangsa agraris. Persatuan hanya bisa tercapai apabila
kita memiliki kesepahaman bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kaya
sumberdaya agrarisnya. Sebanyak 73,14 persen dari total desa di Indonesia
memiliki potensi pertanian (persawahan, perkebunan, perladangan, hortikultur,
dan lain-lain).
Untuk itu, bangsa agraris ini harus bersatu menolak impor pangan dan bersatu
memproduksi pangan, bersatu mengolah pangan, dan bersatu menata distribusi
pangannya. Persatuan tercapai apabila keadilan sosial terwujud dan adanya
kemauan bekerjasama dan bermusyawarah.
4. Keempat, kerakyatan dan permusyawaratan. Tanpa adanya keadilan sosial, maka
mustahil musyawarah tercapai. Untuk itu, pembangunan pertanian memerlukan
demokrasi ekonomi yang berbasis nilai-nilai perlombaan, bukan persaingan.
Berlomba mewujudkan kesetiakawanan dalam pembangunan pertanian. Oleh
karena itu, korporat (“yang besar”) harus mau bekerjasama dan bermusyawarah
dengan petani/organisasi tani (“yang kecil”) dalam produksi, pengolahan, dan
distribusi. Disini dibutuhkan political will dari pemerintah untuk mengatur relasi
“yang besa” dengan “yang kecil”.
5. Kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mewujudkan partisipasi
dan emansipasi petani-konsumen dalam pembangunan pertanian merupakan
keharusan. Selain membangun kesadaran diagonal petani sejahtera-konsumen
bahagia. Memperpendek value chain adalah tugas bersama. Pembiayaan dan
pengembangan inovasi yang berpihak pada petani dan organisasi tani harus
terwujud. Organisasi tani didorong sebagai jantung produksi, pengolahan, dan
pemasaran. Pendek kata, diperlukan pemerataan dan keberpihakan.

Akhirnya, perlu disadari bahwa ke depan tekanan penduduk dan kemampuan


menyediakan pangan adalah keniscayaan. Oleh karena itu, penerapan pertanian pancasila

8
adalah upaya untuk mewujudkan keadilan sosial, pemerataan, dan persatuan pembangunan
di sektor pertanian

2.3 Permasalahan dan solusi penerapan pertanian pencasila.


Penerapan Pertanian Pancasila belum sepenuhnya terjadi di Indonesia karena
masih banyak permasalahan yang ada seperti:

1. Kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada petani.


Banyak kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada petani seperti pupuk
yang disalah gunakan atau dijual kembali dengan untung yang lebih besar,
mengimpor beras dengan sekala yang banyak sehingga beras nasional atau beras
lokal hasil petani kalah bersaing dengan beras impor akhirnya beras yang ada di
bulog tidak terpakai.
2. Masi ada beberapa sektor pertanian yang masih dimonopoli oleh satu orang saja.
3. Hasil dari sektor pertanian masih belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk
pembangunan.

Untuk mengatasi hal tersebut seharusnya pemerintah lebih mengedepankan


kepentingan para petani. petani juga tadak serta merta menuntut haknya harus
dipenuhi karena pemerintah juga tidak fokus hanya dalam satu bidang. Kemudian
pemerintah lebih meratakan pembangunan pertanian di seluruh indonesia agar Sektor
pertanian menjadi sektor yang unggul dan mengurangi sekala impor komoditas
pertanian.

9
BAB 3 KESIMPULAN

Dengan demikian, Pertanian Pancasila adalah Pertanian yang mengamalkan


nilai-nilai pancasila seperti nilai ketuhanan, kemanuasian, persatuan, permusyawaratan,
dan keadilan. Penerapan pertanian pancasila merupakan tongkat kemajuan pertanian di
Indonesia apabila dierjakan dengan benar dan baik sesuai dengan sila-sila pancasila. Oleh
karena itu, Kita sebagai generasi penerus bisa menerapkan dan mengamalkan pancasila
dalam kehidupan sehari-hari kita bukan hanya dibidang pertanian tetapi juga disemua
bidang. Karena Pancasila merupakan jati diri kita sebagai warga Indonesia.

10
11
12
Daftar Pustaka
Notonegoro. 1962. Pancasila Sebagai dasar falsafah Negara. Jakarta: cv Panijutan.
Mosher, A.T. 1968. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Jakarta:Yasaguna.
Mabyarto, 1989. Pengantar Ekonomi pertanian. Jakarta:LP3ES

13

Anda mungkin juga menyukai