A. Pengertian singkong
Secara umum tidak ada perbedaan teknik produksi tanaman ubikayu untuk
tujuan produksi benih/stek dan untuk konsumsi.Pada prinsipnya tanaman ubikayu
harus diupayakan tumbuh sehat dan bebas dari organisme pengganggu. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam produksi benih/stek ubikayu yaitu:
1. Pilih lahan yang subur dan cukup irigasi. Hindari penanaman tanaman
untuk produksi benih/stek pada lahan yang bermasalah dan tidak terdapat
irigasi (tidak memadai) serta bukan endemik hama penyakit;
2. Tanam pada saat yang tepat, sehingga pada saat stek dibutuhkan tanaman
sudah cukup umur;
3. Lakukan pemeliharaan secara optimal sehingga tanaman tumbuh normal.
Pemupukan, penyiangan serta pengairan yang dilakukan terlambat akan
menghambat pertumbuhan tanaman;
4. Disarankan menghindari penanaman tanaman untuk benih/stek pada lahan
endemik hama/penyakit utama ubikayu;
5. Lakukan panen stek sesuai dengan kebutuhan untuk menghindari
kerusakan stek;
Hasil yang tinggi dapat diperoleh bila tanaman tumbuh optimal dan
seragam dengan populasi yang penuh. Kondisi tersebut dapat dicapai bila
bibit yang digunakan memenuhi kriteria tujuh tepat, yaitu waktu, kuantitas,
kualitas, harga, tempat, dan kontinuitas. Faktor penghambat penyediaan
bibit dengan kriteria tersebut adalah: (1) varietas unggul ubikayu sulit
berkembang karena mahalnya biaya transportasi bibit; (2) tingkat
penggandaan bibit rendah sehingga insentif bagi penangkar juga rendah; (3)
daya tumbuh bibit cepat turun bila penyimpanan lama; dan (4) sebagian
besar petani belum memerlukan bibit berlabel dari penangkar benih. Untuk
mengatasai masalah tersebut diperlukan sistem penangkaran benih secara
insitu baik yang dikelola kelompok tani maupun yang dikelola petani secara
individu. (Atman,2010)
Ada beberapa jenis asal bibit cassava yang bersifat unggul dan sudah
ditanam oleh petani seperti:
1. Stek.
Bibit yang berasal dari stek batang cassava yang sudah berumur
“dewasa” artinya sekitar 10-12 BST. Awalnya, ada persilangan yang
menghasilkan produksi ubi tinggi lalu tanaman dengan produksi ubi
tinggi ini dipanen dan batangnya dipotong untuk diuji di lapang.
Berdasarkan evaluasi di lapang maka dipilih tanaman cassava yang
mampu berproduksi tinggi. Kemudian batang dipotong dengan ukuran
20-30 cm atau 3 mata tunas untuk bibit.
2. Kultur jaringan.
Biasanya tanaman cassava yang tahan penyakit dan berproduksi
ubi tinggi diambil tunas yang sangat muda (bagian ujung) untuk
diperbanyak secara mikro atau kultur jaringan. Cara ini membutuhkan
teknologi dan kondisi yang steril atau bebas mikroorganisme. Lalu
bibit yang berasal dari hasil kultur jaringan ini ditanam di lapang
untuk dievaluasi. Setelah itu, seleksi tanaman cassava yang
berproduksi tinggi dan tahan penyakit dilaksanakan untuk kemudian
ditanam secara massal di lapang.
3. Bibit Sambung.
Cara sambung antara cassava biasa dengan cassava karet yang
bisa dicoba adalah model sisip samping. Pada model ini, cassava biasa
sebagai batang bawah diambil batang yang sudah keras sementara
entres cassava karet diambil yang masih muda. Persediaan entres
muda cassava karet yang bisa menjadi kendala penerapan model
sambung ini bisa disiasati dengan penanaman beberapa tanaman
cassava karet dengan seringkali membuat perlakuan pemangkasan.
Dari hasil perlakuan pemangkasan ini, cassava karet sebagai sumber
entres akan bertambah cabang dan rimbun sehingga kekurangan entres
pucuk muda cassava karet dapat diatasi.
Dibandingkan model sambung miring dengan batang atas dan
batang bawah yang sama-sama berusia relatif muda, sambung model
ini dinilai memiliki kelebihan. Kelebihan utamanya, batang hasil
sambung lebih kuat dan tidak mudah roboh saat terkena angina
maupun hujan yang turun deras. Batang atas yang masih cukup muda
dalam pertumbuhannya dapat mencengkeram batang bawah lebih kuat
dibandingkan batang atas yang sama keras-tuanya dengan batang
bawah. Di lapangan, sambung sayat model ini biasa tanpa penutupan
dengan plastik dan sambungan tetap dapat tumbuh baik. Umumnya,
praktek ini dilakukan saat musim kemarau sehingga gangguan akibat
hujan dapat dicegah. Penutupan dengan plastik dapat dilakukan untuk
mencegah sambungan kemasukan air jika dilakukan pada saat musim
hujan.
Untuk membesar peluang hidup bibit sambung yang ditanam di
area tanam bibit-bibit cassava sambung ini dapat disemai dulu di
tempat khusus. Setelah benar-benar hidup, barulah bibit dipindahkan
ke area tanam. Metode ini dapat memperbesar persentase hidup bibit
yang ditanam di area, sehingga dapat mengurangi aktivitas
penyulaman atau tanam ulang. (Udin Hasanuddin,2017)
8. Panen Stek
Panen stek dapat dilakukan pada umur 8–12 bulan setelah tanam.
Apabila stek dipanen pada umur sebelum 8 bulan setelah tanam akan
mempengaruhi kualitas stek, stek masih muda sehingga kalau
ditanam cepat kering, selain itu stek yang dihasilkan juga masih
sedikit (3-4 stek). Demikian juga kalau dipanen pada umur di atas 12
bulan setelah tanam, kualitas stek menurun karena stek terlalu tua,
diameter stek > 3 cm. Diameter stek yang terlalu besar, akan
mempercepat transpirasi kalau stek ditanam, sehingga mempercepat
stek kering.
Tanaman ubikayu yang layak untuk diambil steknya apabila
diameter batang sudah mencapai 2-3 cm, bagian batang yang layak
untuk stek lebih kurang sudah mencapai1 m. Produksi stek
tergantung pada jenis varietas dan jarak tanam yang digunakan. Pada
varietas yang mempunyai batang yang tinggi akan menghasilkan
stek lebih banyak dibanding varietas dengan batang pendek.
Tanaman yang ditanam rapat akan menghasilkan jumlah bibit yang
lebih banyak dibanding apabila ditanam pada jarak tanam yang
normal.
Pada kegiatan produksi stek ubikayu ini selain menghasilkan stek,
umbinya juga dapat dipanen.Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa produksi stek dengan menerapkan jarak tanam rapat, di
samping menghasilkan stek dalam jumlah banyak juga menghasilkan
umbi.Hasil umbi yang dicapai tidak berbeda nyata dengan jarak
tanam normal.
9. Penyimpanan bibit/stek ubi kayu
E. Budidaya Singkong