Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nikmatul Laili Agustina

NIM : 041910285
Kelas : 5F
Tugas : UTS Implementasi Renstra Bidang MSDM

ARTIKEL KONSEPTUAL

KETERKAITAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN

A. Pendahuluan

Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan utama bagi perusahaan untuk
tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam
setiap kegiatan perusahaan. Sumber daya manusia manusia memiliki posisi sangat strategis
dalam organisasi, artinya unsur manusia memegang peranan penting dalam melakukan
aktivitas untuk mencapai tujuan. Keberadaan karyawan atau pegawai didalam sebuah
organisasi atau perusahaan juga sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
semua proses kegiatan perusahaan baik itu prusahaan yang menghasilkan produk
(Manufacturer) maupun perusahaan yang bergerak disektor jasa termasuk perusahaan yang
bergerak disektor perbankan.
Menurut Setiyawan dan Waridin (2006:126) kinerja karyawan merupakan hasil atau
prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar
kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal,
yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi pelaku aktif dari setiap kegiatan
organisasi. Setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan perusahaan
dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam program peningkatan kinerja
karyawan. Kinerja karyawan ditentukan oleh seberapa baik pengetahuan yang dimiliki
karyawan. Lebih lanjut untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan
membutuhkan sistem yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada
melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung yaitu sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia merupakan usaha untuk mengerahkan dan mengelola
sumber daya manusia di dalam organisasi agar mampu berpikir dan bertindak sebagaimana
yang diinginkan oleh organisasi. Untuk memperoleh kemajuan dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, suatu perusahaan perlu menggerakkan serta memantau pegawainya agar
dapat menerapkan kedisiplinan dalam bekerja.

Disiplin adalah salah satu jalan yang efektif adalah membuat aturan. Meski tidak
ada jamin tercapainya tujuan, namun upaya harus tetap dilakukan. Rasa percaya diri tersebut
tertuang dalam berbagai kebijakan dan prosedur, bahkan termasuk mengatur sikap dan
perilaku karyawan. Disiplin kerja merupakan bagian dari ketaatan karyawan pada semua
peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Perilaku karyawan dapat dikendalikan atau tidak,
tercermin dari serangkaian tingkah laku taat tidaknya pada peraturan. Pegawai atau karyawan
yang tidak mentaati peraturan jelas merupakan perilaku yang kurang baik dan harus segera
diberikan arahan agar dapat berubah. Bentuk arahan dapat saja dengan cara teguran, surat
peringatan. Penerapan disiplin dalam bekerja menjadi penting mengingat disiplin kerja akan
memiliki pengaruh pada kinerja perusahaan.

Selain itu, untuk memastikan tujuan tercapai adalah hal-hal yang dapat
meningkatkan semangat kerja karyawan, misalnya kompensasi, dukungan moral, hukuman
jika melakukan kesalahan, dan lain sebagainya. Akan sulit menerapkan disiplin kerja jika
infrastrukturnya tidak ada, dan bagi manusia infrastruktur yang dimaksud adalah stimulus
eksternal yang dapat membangkitkan motivasi internal.

Motivasi atau dorongan karyawan dalam menjalankan kewajibannya menjadi


pertaruhan yang juga sangat penting dalam sebuah organisasi. Motivasi menggambarkan
keinginan pribadi Karyawan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Hubungan motivasi
dengan kinerja, sebagaimana yang dikemukakan oleh GibSon, Ivancevich dan Donnely
(2012) dalam kesimpulannya tentang motivasi mengemukakan bahwa motivasi terkait erat
denganperilaku dan prestasi kerja. Selain itu, dinyatakan bahwa motivasi dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi diduga kuat berhubungan erat dengan kinerja.
Motivasi diberikan kepada pegawai agar pegawai mengerahkan seluruh kemampuan, tenaga
dan wak-tunya untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dan menunaikan kewajiban dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Motivasi sangat penting dalam setiap perusahaan, karyawan yang mempunyai


motivasi kerja yang tinggi akan dapat mendorong karyawan tersebut bekerja lebih semangat
serta dapat memberikan kontribusi positif terhadap pekerjaan yang telah menjadi tanggung
jawabnya. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja
atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Tanpa motivasi, seorang karyawan tidak
dapat memenuhi pekerjaannya sesuai standar atau melampui standar karena apa yang menjadi
motivasi dalam bekerja tidak terpenuhi. Sekalipun seorang karyawan yang memiliki
kemampuan dalam bekerja tinggi tetapi tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikan
tugasnya maka hasil akhir dalam pekerjaannya tidak akan memuaskan.

B. Kajian Pustaka
1. Disiplin Kerja
Setiap perusahaan dan organisasi dalam pencapaian tujuan harus
memperhatikan disiplin kerja karyawan karena dengan disiplin kerja yang tinggi maka
semua kegiatan yang dilakukan dapat selesai tepat waktu. Disiplin yang baik
mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang atas tugas yang diberikan
kepadanya. Ini mendorong semangat kerja dan terwujudnya tujuan perusahaan.
Menurut Zainal et al (2015) alat yang digunakan manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawannya sehingga mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku dan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan seseorang
untuk mematuhi semua aturan dan norma sosial yang berlaku.
Menurut Sutrisno (2016) mendefinisikan “Disiplin adalah perilaku seseorang
sesuai dengan aturan yang ada, tata cara kerja atau sikap dan perilaku serta tindakan
yang sesuai dengan aturan organisasi baik tertulis maupun tidak tertulis”. Dalam
penelitian ini indikatornya yang digunakan antara lain: mematuhi aturan waktu,
mematuhi aturan organisasi, mematuhi aturan perilaku dalam bekerja, mematuhi
peraturan lainnya.
Menurut Rivai (2011) Disiplin Kerja merupakan alat yang digunakan
manajer untuk berkomunikasi dengankaryawan agar mau merubah perilaku dan
sebagai upaya peningkatankesadaran dan kesediaan untuk mentaati segala peraturan
perusahaan dan sosial yang berlakunorma. Misalnya, beberapa karyawan terbiasa
terlambat bekerja, mengabaikanprosedur keselamatan, mengabaikan detail pekerjaan
yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, berperilaku kasarkepada pelanggan, atau
terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin karyawan membutuhkanalat
komunikasi, terutama pada peringatan yang khusus untuk karyawan yang tidak ingin
mengubah sifat dan perilakunya.
Menurut Hasibuan (2010) menyatakan disiplin kerja adalah kesadaran dan
kemauan seseorang untuk mentaati segala peraturan perusahaan dan sosial yang
berlaku norma. Pada dasarnya ada banyak indikator yang mempengaruhi tingkat
disiplin pegawai dalam suatu organisasi meliputi 1) tujuan dan kemampuan; 2)
kepemimpinan teladan; 3) Layanan pembayaran kembali; 4) Keadilan; 5) Waskat; 6)
Sanksi penalti; 7) Ketegasan; 8) Hubungan kemanusiaan.
Disiplin kerja adalah sikap atau perilaku seseorang yang sesuai dengan
kaidah-kaidah organisasi tempat dia bekerja. Disiplin kerja yang baik mencerminkan
perasaan seseorang tanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini
mendorong semangat kerja dan realisasi tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat.

Disiplin kerja dapat dipengaruhi oleh semangat kerja karyawan, tingkat


kompensasi disediakan, dan kepuasan kerja karyawan. Dimana karyawan dengan
semangat kerja yang tinggi cenderung bekerja lebih baik, tepat waktu, dan tidak
pernah membolos. Karyawan akan bersemangat untuk pergi bekerja sehingga agar
disiplin kerja mereka menjadi tinggi. Berdasarkan aspek di atas, pekerjaan disiplin
akan berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan. Ketika tingkat pekerjaan disiplin
suatu perusahaan tinggi, diharapkan karyawan akan bekerja lebih baik, sehingga
produktivitas perusahaan meningkat. Selain itu, disiplin kerja yang baik akan
meningkatkan kerja efisiensi semaksimal mungkin, tidak menghabiskan banyak
waktu untuk perusahaan hanya untuk reformasi disiplin, dan waktu dapat digunakan
untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan salah satu unsur utama dalam perilaku seseorang.
Motivasi adalah proses psikologis. Namun demikian, bukan berarti motivasi
merupakan satu-satunya unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Ada
banyak unsur lain yang dapat menjelaskan terjadinya perilaku, dimana persepsi,
kepribadian, dan merupakan unsur lain yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku
(Thoha, 2003). Motivasi Kerja adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan
memberikan energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, untuk memberikan
kepuasan atau untuk mengurangi ketidakseimbangan. Pendapat ini dapat disimpulkan
bahwa motivasi dalam pengertian ini menekankan pada kondisi mental manusia
sehingga dapat mendorong aktivitas dan juga memberikan kekuatan sehingga
bergerak ke arah yang diharapkan.

Menurut Samsudin (2006) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan


terhadap motivasi atau semangat kerja. Motivasi menggerakkan orang untuk
menampilkan perilaku menuju pencapaian suatu tujuan tertentu. Apa yang tampak
dari luar hanyalah perilaku manusia, yang dapat didasarkan pada berbagai motivasi
dalam dirinya. Peran dari motivasi kerja dalam menggerakkan fungsi manajemen
sumber daya manusia adalah menjadikan orang bertindak atau berperilaku dengan
cara memindahkan arah tertentu ke tenaga kerja ke tujuan yang ditentukan.

Hasibuan, motivasi mempertanyakan bagaimana mengarahkan kekuatan dan


potensi diri bawahan agar mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi bisa datang dari dalam diri
seseorang berupa kesadaran akan pentingnya manfaat dari pekerjaan yang
dilakukannya. Tanpa motivasi dari karyawan untuk bekerja sama untuk kepentingan
perusahaan, tujuan yang telah ditetapkan akan tidak tercapai. Jika ada motivasi yang
tinggi dari karyawan, hal ini dapat menjamin keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuannya.

Menurut Maslow dalam Sutrisno (2017) menyatakan bahwa motivasi adalah


bekal mengemudi kekuatan yang menimbulkan kegairahan kerja seseorang, sehingga
mau bekerja sama, bekerja secara efektif dan berintegrasi dengan segala upayanya
untuk mencapai kepuasan dalam bekerja.

Sedangkan Rivai (2011) menyatakan motivasi adalah rangkaian sikap dan


nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal-hal tertentu sesuai dengan
tujuan individu. Sedangkan Robbins (2010) adalah kemauan untuk melakukan upaya
tingkat tinggi untuk mencapai tujuan organisasi, yang dibutuhkan oleh kemampuan
bisnis untuk memenuhi individu.

Menurut Winardi (2004), motivasi merupakan konsep penting dalam


mempelajari prestasi kerja individu. Dengan kata lain motivasi adalah hal yang
penting penentu kinerja individu. Jelas bahwa itu bukan satu-satunya penentu, karena
masih ada variabel lain yang mempengaruhinya seperti 1) Usaha (kerja) adalah
dimobilisasi; 2) Kemampuan yang bersangkutan; 3) pengalaman kerja. Lebih-lebih
lagi, Wiludjen (2007) berpendapat bahwa motivasi adalah proses psikologis yang
mendasar dan merupakan salah satu penentu tercapainya tujuan organisasi.

3. Kinerja Karyawan

Kinerja pada dasarnya memiliki banyak arti berdasarkan sudut pandang atau
pendapat para ahli menurut Gibson (2008) kinerja merupakan catatan outcome yang
dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode
waktu tertentu. Sedang kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah
(rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan. Pengertian
kinerja disini tidak bermaksud menilai karakteristik individu tetapi mengacu pada
serangkaian hasil yang diperoleh selama periode waktu tertentu (Rosidah dan
Sulistiyani, 2003). Kinerja seseorang merupakan kombinasi dan kemampuan, usaha
dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Kinerja adalah suatu hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
(Hasibuan, 2009). Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas,
kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan
standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai seseorang, baik
kuantitas maupun kualitas.

Wibowo (2012) mengemukakan “Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang


mempunyai hubungan kuat strategis organisasi, kepuasan kenosumen dan
memberikan kontribusi ekonomi”. Sedangkan menurut Ratundo dan Sacket (2012)
mendefinisikan “Kinerja adalah kegiatan yang mencakup semua tindakan atau
perilaku yang dikontrol oleh individu dan memberi kontribusi pada pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan”. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Hariandja (2013)
yang mengemukakan “Kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan
atau pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam
organisasi. Mathis (2014) berpendapat “Kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan oleh karyawan”.

Pentingnya penilaian kinerja karyawan Menurut Mathis dan Jackson (2012)


berpendapat “Penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik
karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat
standar, dan kemudian mengomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan”.
Sedangkan menurut Thomas dan Scott (2013:28) berpendapat “Penilaian kinerja
adalah penilaian dari kinerja jabatan seseorang karyawan, dimana merupakan salah
satu tanggung jawab paling penting yang ada pada seorang manajer”. Menurut Elya
(2010) “Penilaian kinerja berguna untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan
datang, memberikan nilai umpan balik tentang kualitas kerja untuk kemudian
mempelajari kemajuan perbaikan yang dikehendaki dalam kinerja”. Windy dan
Gunasti (2012) berpendapat serupa bahwa “Penilaian kiinerja karyawan merupakan
sarana untuk memperbaiki karyawan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik dan
membuat karyawan mengetahui posisi dan perannya dalam menciptakan tercapainya
tujuan perusahaan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas disimpulkan bahwa sangat penting


sebuah perusahaan melakukan penilaian kinerja karyawannya karena pada dasarnya
merupakan penentuan secara periodic efektivitas operasional suatu organisasi dan
personilnya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pengukuran kinerja pegawai perlu dilakuManagement, mengetahui
apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah
ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan,
atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Sulila, Ismet. (2019). The Effect of Discipline and Work Motivation on Employee
Performance, BTPN Gorontalo. International Journal of Applied Business & International
Management, 4(3).
Tupti, Zulaspan., Arif, Muhammad. (2018). The Influence of Discipline and Motivation on
Employee Performance. International Journal of Economic, Technology and Social Sciences,
1(1), 61-69.
Maryani, Yani., Entang, M., & Tukiran, Martinus. (2019). The Relationship between Work
Motivation, Work Discipline and Employee Performance at the Regional Secretariat of
Bogor City. Internasional Journal of Social and Management Studies (IJOSMAS), 2(2).
Sunarsi, Denok., Jasmani., & Salam, Rudi. (2021). Effect of Motivation and Discipline on
Employee Performance in Yogyakarta Tourism Office. The First International Conference on
Government Education Management and Tourism (ICoGEMT).
Maswani., Nofiar. (2021). ANALYSIS OF THE EFFECT OF WORK DISCIPLINE, WORK
ENVIRONMENT, AND WORK MOTIVATION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PT.
BAYUTAMA TEKNIK. Dinasty Internasional Journal of Exonomics, Finance & Accounting,
1(6).
Wahyudi. (2019). PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN. SCIENTIFIC JOURNAL OF REFLECTION Economic, Accounting,
Management and Business. 2(3).
Djudi, M., Mayowan, Y., & Purnomo, Chandra. (2017). PENGARUH MOTIVASI KERJA
DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan Tetap
PT Karoseri Tentrem Sejahtera Kota Malang). Administrasi Bisnis ( JAB), 48(1).
Pratiwi, Annisa., Darmastuti., Ismi. (2014). PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Wilayah
Telkom Pekalongan). Diponegoro Journal of Management.
Tusholihah, Mardhiyah., Novitasari, Astri. (2019). PENGARUH MOTIVASI DAN
DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN OUTSOURCING. E-Journal
Equilibrium Manajemen, 5(2).
Astria, Kenny. (2018). PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PAMULANG.
JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi. 2(1).

Anda mungkin juga menyukai