Oleh:
Nove K. Erliyanti, S.T., M.T
Referensi :
❖ Geankoplis, C.J., (2003), Transport Process and Separation Processes Principles, 4th
edition, Prentice Hall
❖ McCabe, W.L., (2001), Unit Operations of Chemical Engineering, 6th edition, McGraw
Hill, Inc.
❖ Mahasiswa yang berhalangan mengikuti kuliah karena izin/sakit diharapkan memberikan pemberitahuan kepada
dosen via sms/telepon/surat keterangan. Bila dosen berhalangan hadir maka dosen akan memberitahukan via
sms/telepon kepada ketua kelas, dan akan mengganti perkuliahan di hari lain.
❖ Bila dalam presentasi tugas kelompok salah satu anggota kelompok tidak hadir, maka anggota yang tidak hadir
tersebut mengerjakan tugas mandiri yang akan diberikan sesuai dengan tema presentasi.
4. Selama proses belajar mengajar di kelas, handphone dalam kondisi silent dan tidak diperbolehkan
bermain handphone.
5. Pada saat quiz, UTS, dan UAS dilarang memakai handphone, handphone dan tas dikumpulkan di
depan.
❖ Hand books, dan print out materi kuliah. Diharapkan membawa kalkulator, bukan kalkulator
handphone.
❖ Selama proses quiz, UTS, dan UAS dilarang pinjam-meminjam alat tulis. Apabila saat quiz, UTS,
dan UAS diketahui melanggar tata tertib yang telah dibuat, maka yang bersangkutan
diperkenankan meninggalkan kelas dan dianggap tidak mengikuti quiz, UTS, dan UAS.
❑ Pemisahan ini dilakukan dengan kontak antara dua fase dan perhitungan didasarkan
pada proses equilibrium stage.
❑ Konsep equilibrium stage dapat dipakai bila dua fase dibiarkan berkontak dan
kemudian dipisahkan. Karena kontak yang baik antara kedua fase ini, solute dapat
pindah dari satu fase ke fase lainnya.
2. Distilasi
3. Ekstraksi
4. Leaching
Contoh:
✓ Stripping minyak non volatile dengan steam,
dimana steam berkontak dengan minyak dan
sejumlah kecil komponen yang volatile dari minyak
ikut bersama-sama steam
✓Absorber-stripper system untuk pemisahan H2S
❑ Multiple stage process: fase-fase tersebut dicampur dalam satu stage, dipisahkan
dan kemudian dikontakkan lagi dalam stage berikutnya.
❑ Kedua metode ini dapat dilakukan dalam proses batch atau kontinyu. Metode umum
lainnya, dua fase dapat dikontakkan secara kontinyu dalam packed tower.
❑ Komponen yang diserap pada absorpsi ini memiliki kelarutan yang lebih tinggi
(dibanding komponen gas lain) dengan pelarut (absorben) tanpa melibatkan reaksi
kimia.
❑ Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau
pelarutan gas ke fase cair.
❑ Contoh: Absorpsi menggunakan pelarut shell sulfinol, SelexolTM, RectisolTM (LURGI),
flour solvent (propylene carbonate).
Absorpsi kimia
❑ Melibatkan reaksi kimia saat absorben dan absorbat berinteraksi. Reaksi yang terjadi dapat
mempercepat laju absorpsi, serta meningkatkan kapasitas pelarut untuk melarutkan
komponen terlarut.
❑ Contoh: Absorpsi yang menggunakan pelarut MEA, DEA, MDEA, Benfield Process (Kalium
Karbonat)
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju
Absorpsi
Luas permukaan kontak
Konsentrasi gas
Tekanan operasi
Kelembapan gas
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Absorpsi
Semakin besar luas permukaan kontak antara
Luas Pemukaan gas dan pelarut → semakin tinggi peluang gas
untuk berdifusi ke pelarut → laju absorpsi
semakin besar
Laju Alir Fluida Semakin kecil laju alir fluida → waktu kontak
antara gas dengan pelarut akan semakin lama →
jumlah gas yang berdifusi meningkat
Temperatur
Pengaruh temperatur pelarut hanya sedikit
Komponen Terlarut
terhadap laju absorpsi
dan Pelarut
Menyebabkan perpindahan
massa difusional dalam umpan
Terjadi kontak antar
gas dari bawah menara ke
dua fasa (fasa gas dan
dalam pelarut air sprayer yang
fasa cair) didalam
diumpankan dari bagian atas
absorber
menara.
➢ Interface bisa
mewakili setiap titik
dalam peralatan
absorpsi gas (plate
atau packing)
➢ Interface tempat
terjadinya kontak
antara gas dengan
cairan.
➢ Absorpsi gas-cair
melibatkan transfer
massa dari fasa gas ke
fasa liquid.
Dimana
Hukum Stefan berlaku • 𝑁′𝐴: laju perpindahan massa
untuk absorpsi gas yang keseluruhan (mol/unit
terdiri atas komponen A area.waktu)
yang soluble dan • 𝐷v: difusivitas fasa gas
komponen B yang • 𝑧: jarak yang searah dengan
insoluble perpindahan massa
• 𝐶𝐴,𝐶𝐵,𝐶𝑇: konsentrasi molar
A, B, dan total gas
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
Mengintegrasi ketebalan menyeluruh film
Di mana:
Persamaan ini dapat langsung digunakan dalam proses industri yang pada
umumnya ketebalan film tidak diketahui
kG : koefisien transfer film fasa gas untuk absorpsi, dengan driving force berupa
unit perbedaan tekanan parsial
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
Difusi pada Fasa Liquid
Persamaan dasar difusi fasa liquid mirip dengan persamaan untuk difusi fasa gas
Hasil integral:
Dimana :
• 𝑁′𝐴: laju perpindahan massa
KL dinyatakan: keseluruhan (mol/unit area.waktu)
• 𝐷L: difusivitas fasa liquid
• 𝑧𝐿: ketebalan film liquid dimana difusi
terjadi
• 𝐶𝐴,𝐶𝐵 : konsentrasi molar A, B
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
Perpindahan material melalui film gas akan sama dengan yang terjadi
pada film liquid dalam proses absorpsi kondisi tunak (steady state)
Dimana
P AG : tekanan parsial bulk gas
CAL : konsentrasi bulk liquid
P Ai dan C Ai : nilai konsentrasi pada
interfasa dimana kondisi
kesetimbangan diasumsikan
terjadi
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT
Koefisien Keseluruhan
Dimana:
KG : koefisien keseluruhan untuk fasa gas,
KL : koefisien keseluruhan untuk fasa liquid
Maka,
Di mana:
Maka
dan
Nove K. Erliyanti– Chem. Eng. Dept. UPNVJT