Anda di halaman 1dari 4

Hal : GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Kepada yang terhormat.

Bapak Ketua Pengadila Negeri Serang

Di – Serang

Dengan hormat yang bertanda dibawah ini :

ACHMAD BACHRUL EL ASHOR, SH. ARI BINTARA. SH. MH,


SUHAEDI, SH. INDAH PURNAMA NASUTION. SH. Kesemuanya
adalah ADVOKAT/PENASEHAT HUKUM, PADA LAW FIRM
“ANFAIS & CO”. beralamat di Jl. Seneja No. 150 Kel. Sukmajaya Kec.
Jombang Kota Cilegon.

Dalam hal ini, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 1 November


2021 baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, untuk dan atas
nama :

- INDRA TJAHJONO/ANDRIAN, Tempat Tgl. Lahir : Purwokerto, 02-12-1971


Pekerjaan, Wirausaha. Beralamat di, Jl. Gading Kusuma VI GK 10 RT 005/021
Kel. Kelapa Gading Timur Kec. Kelapa Gading Kota Jakarta Utara.

Selanjutnya disebut sebagai : PENGGUGAT

MELAWAN

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA, PEMERINTAH KAB.


SERANG, Beralamat jalan Ki Tapa No. 1, Serang.

Selanjutnya disebut sebagai : TERGUGAT

1
1) Dasar Hukum GUGATAN :
1. Bahwa Indonesia adalah Negara demokrasi yang menunjung tinggi hukum
dan Hak Asasi Manusia (HAM) sehingga azas hukum Praduga Tidak
Bersalah atau azas Praduga tak bersalah menjadi penjelasan atas
pengakuan tersebut. Bukan hanya kita,, Negarapun telah menuangkan itu
ke dalam Konstitusinya (UUD 1945 pasal 1 ayat (3) yang berbunyi Negara
Indonesia adalah Negara Hukum, Artinya kita semua tunduk pada hukum
dan HAM serta mesti terejawantakan dalam kehidupan berbangsa
bernegara kita termasuk dalam proses penegakan hukum, jika ada hal yang
kemudian menyampingkan hukum dan Hak Azasi Manusia tersebut. Maka
Negara wajib turun tangan melalui perangkat-perangkat hukumnya untuk
menyelesaikan.
2. Bahwa dalam Hukum Administrasi Negara Badan/Pejabat Tata Usaha
Negara dilarang melakukan penyalahgunaan wewenang yang dimaksudkan
penyalahgunaan berwenang melampui otoritas, mencampuradukan otoritas
dan bertindak sewenang-wenang. Melampui berwenang adalah melakukan
tindakan diluar berwenang yang ditentukan berdasarkan Undang-undang
tertentu. Mencampurkadukan kewenangan dimana saat tersebut
memeberikan petunjuk bahwa “Pejabat pemerintah atau alat Administrasi
Negara tidak boleh bertindak atas sesuatu yang bukan merupakan
wewenangnya atau berwenang menjadi pejabat atau badan lain”. Sjachran
Basah “Abus De Droit” (tindakan sewenang-wenang), yaitu pejabat yang
tidak sesuai dengan tujuan di luar ketentuan Perundang-undangan.
Pendapat ini mengandung pengertian bahwa tidak menilai ada tidaknya
berwenang dengan melakukan pengujian dengan bagaimana tujuan dari
otoritas yang berwenang (asas spesialitas diberikan).
3. Bahwa bertindak sewenang-wenang juga dapat diartikan menggunakan
otoritas (hak dan kekuasaan untuk bertindak) melebihi apa yang
sepatutnya dilakukan sehingga tindakan bertentangan dengan ketentuan
peraturan Perundang-undangan. Penyalahgunaan berwenang juga telah
diatur dalam pasal 17 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi pemerintahan. Selain itu, dalam pasal 52 Undang-undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan disebutkan
tentang syarat sahnya keputusan, yakni meliputi :
- Ditetapkan oleh pejabat yang menempati
- Dibuat sesuai prosedur, dan
- Subtansi yang sesuai dengan objek keputusan

2). ALASAN GUGATAN

Alasan-alasan dan dasar Hukum secara rinci akan diuraikan dibawah ini :

I. TERGUGAT TELAH MELAKUKAN TINDAKAN DAN UPAYA PAKSA


YANG TIDAK SAH MENURUT HUKUM :
1. Bahwa pada tanggal 21 Oktober 2021 Tergugat telah membongkar
KWH Listrik di Ruko Bangunan milik penggugat sebagaimana
terbukti dari sertifikat hak milik atas tanah No.1149 Desa Serdang
Kec. Kramatwatu Kab. Serang dan juga telah memiliki surat ijin
mendirikan bangunan yang dikeluarkan oleh Badan Perijinan
Terpadu dan Penanaman Modal Kab. Serangm, tertanggal 9 April
2012.

2
2. Bahwa Penggugat baru mengetahui terkait dengan adanya
pembongkaran KWH sehari setelah peristiwa pencabutan/
pembongkaran KWH yang di laksanakan oleh PLN Cabang Cilegon
atas perintah Tergugat.
3. Bahwa Penggugat tidak pernah menunggak pembayaran listrik
kepada PLN akan tetapi KWH dicabut tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu atau surat teguran kepada Penggugat selaku pemilik Gedung
Ruko
4. Bahwa kemudian pada hari Selasa 9 November 2021 tergugat juga
telah mengasih tanda (mengecat) dengan pilok di bangunan milik
penggugat, bahwa penggugat tersebut akan dilaksanakan
pembongkaran, jelas dalam hal ini sangat amat merasa dirugikan
oleh perbuatan Tergugat yang tidak sesuai dengan SOP dan
ketentuan hukum acara Perdata maupun Pidana.

II. TIDAK PERNAH ADA PENYELIDIKAN ATAS DIRI PENGGUGAT


1. Bahwa PENGGUGAT belum pernah diperiksa oleh TERGUGAT
terkait pengosongan gedung milik PENGGUGAT dan PENGGUGAT
belum pernah disidik oleh TERGUGAT.
2. Bahwa PENGGUGAT tidak mengetahui dan tidak mengerti
kesalahan apa atau pasal berapa yang disangkakan terhadap diri
PENGGUGAT.
3. Bahwa tindakan TERGUGAT yang meminta untuk mengosongkan
gedung milik PENGGUGAT tersebut adalah tindakan kesewenang-
wenangan ataupun tindakan arogansi dari TERGUGAT selaku
Penyidik Pegawai Negeri Sipil.
4. Bahwa tindakan TERGUGAT yang telah membongkar KWH PLN
dan telah melakukan penyitaan terhadap KWH milik PENGGUGAT,
tidak sesuai dengan ketentuan pasal 33, pasal 34, pasal 38 dan pasal
39 KUHAP. Akibat perbuatan TERGUGAT yang tidak sejalan
dengan Azas Negara Hukum dan memberikan perlindungan dan
kepastian Hukum kepada masyarakat, telah membuat PENGGUGAT
hak-haknya dirugikan.
5. Bahwa Negara kita menganut Azas PRESUMPTION OF
INNOCENT (Azas Praduga Tak Bersalah) dan PENGGUGAT belum
pernah diproses secara hukum baik secara Pidana maupun perdata,
dan dinyatakan bersalah terkait kepimilikkan bangunan milik
PENGGUGAT.
6. Bahwa Penggugat telah dirugikan oleh perbuatan Tergugat tersebut
diatas baik kerugian materi maupun inmaterial, kerugian mana dapat
tergugat rinci sebagai berikut :
- Bahwa penggugat tidak bisa memanfaatkan menggunakan Gedung
tersebut sejak tanggal 21 Oktober 2021 penghasilan sehari
sebesar Rp.5.000.000 (Lima juta rupiah) sampai dengan perkara
ini mempunyai kekuatan hukum yang pasti.
- Kerugian inmaterial sebesar Rp. 1 miyard rupiah

III. PETITUM

3
Berdasarkan argumentasi Yuridis tersebut diatas, PENGGUGAT memohon
kepada yang terhormat Bapak Ketua Pengadilan Negeri Serang berkenan
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara ini sebagai berikut :
1) Menyatakn menerima dan mengabulkan Gugatan PENGGUGAT ini
untuk seluruhnya.
2) Menyatakan menurut hukum pembongkaran KWH dan penyitaannya,
yang dilakukan TERGUGAT adalah melawan hukum.
3) Menyatakan tidak sah segala keputusan dan penetapan yang
dikeluarkan lebih lanjut oleh TERGUGAT yang berkenaan dengan
bangunan dan ruko milik PENGGUGAT .
4) Memerintahkan kepada TERGUGAT ntuk mengembalikan barang yang
telah disita oleh TERGUGAT.
5) Menyatakan secara hukum, TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan
hukum.
6) Menghukum TERGUGAT untuk membayar ganti rugi sebesar kerugian materi
sebesar Rp. 5.000.000 perhari terhitung sejak tanggal 21 Oktober 2021 sampai
dengan perkara ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
7) Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian inmaterial sebesar Rp.1 Miyard
rupiah.

Atau

Apabila Pengadilan Negeri Serang berpendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya ( ex


aequo at bono).

Cilegon, 9 November 2021

Hormat kami PENGGUGAT,

1. ACHMAD BACHRUL EL ASHOR. SH

2. ARI BINTARA. SH. MH

3. SUHAEDI. SH.

4. INDAH PURNAMA NASUTION . SH.

Anda mungkin juga menyukai