LANDASAN TEORI
lainnya adalah karena manusia dikaruniai akal yang mana tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Dengan akal pula manusia dapat memilih tindakan atau sikap apa
yang harus dia perbuat, pada akal pula terdapat kecerdasan yang ternyata
oleh individu.
1. Faktor Bawaan atau Biologis, dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang
perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
3. Faktor Pembentukan atau Lingkungan,dimana pembentukan adalah segala
inteligensi.
5. Faktor Kebebasan, hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu
kebutuhannya
3. Kemampuan visual
4. Daya ingat
5. Penalaran
6. Kecepatan perseptual
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002) emosi merujuk pada
suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh, emosi
emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena
emosi dapat menjadi motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga
terbagi atas : desire (hasrat), hate (benci), sorrow (sedih/luka), wonder (heran),
macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), rage (kemarahan), dan love (cinta).
bakti.
Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam
emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon untuk bertingkah laku
Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar,
nafsu dapat dengan dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu
(Goleman,2009).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa emosi adalah
suatu hasil stimulan dari dalam diri manusia yang dikarenakan adanya
rangsangan tertentu.
Istilah “kecerdasan emosi” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh
psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University
menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama
pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi
efektif.” (Goleman,2002).
tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain.” Dalam
mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan
keterampilan social.
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan
dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri
maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu
menjadi lebih larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri
menguasai emosi.
b. Mengelola Emosi
persaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai
keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap
yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan
e. Membina Hubungan
yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang
lain.
mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan
diri secara emosional, lebih popular, lebih mudah bergaul dan lebih peka
tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus
emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin terbuka
pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka
sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu
berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini popular dalam
dilakukannya.
dan perasaan orang lain, memahami dan mengolah serta menggunakan emosi
2.2.1.Pengertian Bimbingan
kelemahan dirinya sendiri, serta menerima secara positif dan dinamis sebagai
untuk menolong orang itu kemana ia ingin atau harus pergi, apa yang ingin atau
harus dilakukan, dan bagaimana cara yang sebaik-baiknya mencapai tujuan ini;
dunianya.
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah
mendapat latihan khusus untuk itu, dan dimaksudkan agar individu dapat
agak besar atau sangat besar (Winkel & Sri Hastuti, 2004). Ada tiga ragam
menghadapi masalah.
2. Bimbingan korektif atau kuratif (penyembuhan).
kesimpulan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan dari orang yang
ahli dibidang itu kepada orang yang membutuhkan agar orang tersebut mampu
Menurut Webster (dalam Romlah, 2001) kelompok adalah dua atau lebih
benda atau orang yang membentuk suatu pola; suatu kesatuan orang-orang atau
benda-benda yang membentuk suatu unit yang terpisah, suatu himpunan, suatu
saling berkaitan satu sama lain membentuk apa yang disebut kelompok. Definisi
yang lengkap tentang kelompok dikemukakan oleh Johson dan Johson (dalam
Romlah 2001), kelompok adalah dua orang atau lebih individu yang berinteraksi
atau lebih individu yang saling berkaitan satu sama lain dan berinteraksi satu
masalah atau kesulitan pada diri konseli (Nurihsan, 2005). Bimbingan kelompok
masalah serta tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. Perubahan sikap pada
yang dia rasakan, dan bebas untuk menyampaikan pendapatnya tentang masalah
yang sedang dibahas dalam bimbingan kelompok tersebut. Hal ini dapat
bagaimana penyelesainnya.
lingkungnya yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang disebut kelompok.
memahami diri dan lingkungannya agar dapat mencegah timbulnya masalah dan
dilakukan untuk menyelesaikan tugas, serta meraih masa depan dalam studi,
kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang) dan kelompok besar (13-20
sampai 10 orang.
singkat.
2. Dengan adanya interaksi yang intensif dan dinamis, diharapkan tujuan
nyata yang dapat dijumpai dimasyarakat, hal ini karena tiap-tiap pribadi yang
dan dapat berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah
bimbingan individual.
lain.
c. Mengambil sikap sendiri dan berani menanggung sendiri konsekuensi-
orang lain.
memahami individu atas dirinya sendiri dan lingkungannya, agar individu itu
menurut Slameto (dalam Nursalim dan Suradi, 2002) diperoleh manfaat sebagai
berikut:
a. Anak dapat mengenal dirinya melalui hidup bergaul dengan teman lain,
sebagainya.
d. Dapat mengurangi ketegangan emosional, konflik dan frustasi.
dan hati-hati.
menyebutkan:
kelompok.
tahapan, yaitu:
A. Tahap I Pembentukan
tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu
masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan
main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah
agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.
B. Tahap II Peralihan
ketiga. Ada saatnya penghubung ditempuh dengan sangat mudah dan lancar,
artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga
tahap tersebut ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok
tidak memasuki tahap kegiatan keompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga.
yang khas, membawa para anggota meniti dan menghubungkan tahap-tahap ini
dengan benar.
C. Tahap III Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang
menjadi isi dan pengantarya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut
yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur
proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara,
angket.
d. Kegiatan selingan.
masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota
mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan
bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang
telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil
sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok
yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan,
kegiatan.
Pada setiap tahapan bimbingan kelompok sangat penting dan tidak bisa