TINJAUAN TEORI
1.1.2 Etiologi
Appendiksitis disebabkan oleh :
a. Sumbatan pada lumen appendik oleh hiperplasia folikel limfoid.
b. Fekalit (tinja yang keras), benda asing.
c. Striktur karena fibrosis peradangan sebelumnya.
d. Neoplasma.
e. Erosi mukosa appendik karena parasit (E. Histolitika).
1.1.3 Fisiologi
Appendik menghasilkan lendir 1-2 ml / hari yang bersifat basa
mengandung amilase, erepsin dan musin. Lendir itu secara normaldiarahkan
kedalam lumen dan selanjutnya mengalirke caecum. Hambatan aliran lendir
dimuara appendiks berperan pada patofisiologi appendiks.
Imunoglobulin sekretor yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated
Lympoid Tissue) yang terdapat disepanjangsaluran cerna termasuk appendiks
ialah Ig A. imunoglobulin itu sangat efektif sebagai perlindungan terhadap
infeksi tapi pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem
imunoglobulin tubuh sebab jaringan limfe kecil sekali jika dibandingkan
dengan jumlah disaluran cerna dan seluruh tubuh (R. Syamsu, 2006).
1.1.4 Kalsifikasi
a. Appendiksitis Akut
Bila mukosa mengalami bendungan karena sumbatan lumen appendik,
makin lama mukus makin banyak menyebabkan peningkatan tekanan intra
lumen sehingga menghambat aliran limfe, dan terjadi edema, diapedesis
bakteri, ulserasi mukosa.
b. Appendiksitis Supuratif
Bila sekresi mukus terus berlanjut dan tekanan terus meningkat akan terjadi
obstruksi vena, edema bertambah, abkteri, dapat menembus dinding lumen
mengakibatkan peradangan meluas dan mengenai peritoneum.
c. Appendiksitis Ganggrenosa
Bila aliran arteri terganggua akan terjadi infark dinding appendik disertai
ganggren.
d. Appendiksitis Perforasi
Bila dinding lumen yang telah rapuh itu pecah.
e. Appendiksitis Infiltrat
Bila semua proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan
akan bergerak ke appendik sehingga timbul suatu masaa lokal.
f. Appendiksitis Abses
Bila massa lokal tersebut berisi nanah atau pus.
1.1.7 Penatalaksanaan
a. Pembedahan di indikasikan jika terdiagnosa appendiksitis, lakukan
appendiktomi secepat mungkin untuk mengurangi komplikasi lebih lanjut.
b. Berikan antibiotik dan cairan IV sampai pembedahan dilakukan.
c. Analgesik dapat diberika setelah diagnosa ditegakkan.
1.1.8 Komplikasi Appendiktomi
a. Komplikasi mator adalah perforasi appendiks yang dapat mengarah pada
peritonitis atau pembentukn abses.
b. Perforasi biasanya terjadi 24 jam setelah awitan nyeri.
Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologi (mis.inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pence derakimiawi(mis.terbakar, bahankimiairitan)
3. Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkatberat, prosedur operasi, trauma, latihanfisikberlebihan)
KondisiKlinis
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom coroner akut
5. Glakoma
Definisi:
mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berinteraksi ringan hingga berat dan konstan.
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
8. Monitor efek samping penggunaan analgesik
Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS,
hipnosia, kupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitas istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemeliharaan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan penggunaan analgesik secara tepat
e) Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu.
Defisini: Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berinteraksi ringan sehingga berat dan
konstan
Ekspetasi membaik
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun meningkat
Kemampuan menuntaskan
1 2 3 4 5
aktivitas
Cukup Cukup
Meningkat Sedang menurun
meningkat menurun
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada diri sendiri 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaan depresi (tertekan) 1 2 3 4 5
Perasaan takut mengalami
1 2 3 4 5
cedera ulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasatertekan 1 2 3 4 5
Uterus teraba membulat 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Cukup
Sedang Membaik
k Memburuk Membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Proses berfikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Defisini: tindakan untuk meredakan pengalam sensorik atas emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan
Ekspetasi meningkat
Cukup
Cukup Sedan Meningka
Menurun meningka
Menurun g t
t
Melaporkan nyeri terkontrol 1 2 3 4 5
Kemampuan mengenali onset
1 2 3 4 5
nyeri
Kemampuan mengenali
1 2 3 4 5
penyebab nyeri
Kemampuan menggunakan
1 2 3 4 5
teknik non-farmakologi
Dukungan orang terdekat 1 2 3 4 5
Meningka Cukup Sedan Cukup
menurun
t meningkat g menurun
Penggunaan analgesic 1 2 3 4 5
2. Ansietas
Ansietas ( D.0080)
Definisi :
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
Tindakan untuk menghadapi ancaman
Penyebab :
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi 8. HUbungan orang tua anak tidak
3. Krisis maturasional memuaskan
4. Ancaman terhadap konsep diri 9. Faktor keturunan
5. Ancaman terhadap kematian 10. Penyalahgunaan zat
6. Kekhawatiran mengalami 11. Tepapar bahaya lingkungan
kegagalan 12. Kurang terpapar informasi
7. Disfungsi sitem keluarga
KondisiKlinis
1. Penyakit kronis progresif
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi penyakit diagnose kurang jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
SIKI
Reduksi I.09314
Definisi : meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan indivisu
melakukan Tindakan untuk mrnghadapi masalah
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi saat ansietas berubah
2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3. Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
1. Ciptakan suasana terapeuti
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan yang tenang
6. Motivasi mengidentifikasi situasi penyebab ansietas
Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang dialami
2. Informasikan secara factual mengenai diagnosis
3. Anjurkan keluarga agar tetap bersama
4. Anjurkan untuk mengungkapkan perasaannya
5. Latih Teknik relaksasi
Kalaborasi
1. Kalaborasi dalam pemberian obat antiasietsa, jika perlu
SLKI
Tingkat ansietas L.09093
Definisi: kondisi emosi dan pengalaman subjektif terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang akan terjadi
Ekspektasi: meningkat
Kriteria Hasil
Meningkat Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kebinyungan
Verbalisasi 1 2 3 4 5
khawatir
Perilaku gelisah 1 2 3 4 5
Perilaku tegang 1 2 3 4 5
Keluhan pusing 1 2 3 4 5
Palpitasi 1 2 3 4 5
anoreksia 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
pernafasan
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Tremor 1 2 3 4 5
pucat 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Sedang Cukup Meningkat
k menurun meningkat
konsentrasi 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Perasaan 1 2 3 4 5
keberdayaan
Kontak mata 1 2 3 4 5
Pola berkemih 1 2 3 4 5
orientasi 1 2 3 4 5
Obyektif
SIKI
Dukungan mobilisasi I.05173
Definisi : Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik
Tindakan
Observasi
4. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainya
5. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
6. Monitor frekuesnis jantung dan tekanan darah sesudah memulai mobilitas
7. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
7. Fasilitasi aktivitas mobilitas dengan alat bantu
8. Fasilitasi pergerakan
9. Libatkan keluarga dalam membantu pasien melakukan mobilitas
Edukasi
6. Jelaskan tujuan dan prosesdur mobilitas
7. Anjurkan melakukan mobilitas mandiri
8. Ajarkan mobilisasi sederhana
9.
SLKI
MOBILIYAS FISIK L.05042
Definisi: Kemampuan dalam gerakan fisik dari sutu atau lebih ekstremitas secara
mandiri
Ekspektasi: meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Pergerakan 1 2 3 4 5
ekstremitas
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
Rentang gerak 1 2 3 4 5
ROM
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Nyeri 1 2 3 4 5
Kecemasan 1 2 3 4 5
Kaku sendi 1 2 3 4 5
Gerakan tidak 1 2 3 4 5
terkoordinasi
Gerakan terbatas 1 2 3 4 5
Kelemahan fisik 1 2 3 4 5
DAFTAR PUSTAKA