Anda di halaman 1dari 3

Scarcity

Dalam ekonomi scarcity atau kelangkaan berarti tidak didapatkan secara


cuma-cuma. Suatu barang menjadi langka jika barang tersebut diinginkan dan
berharga. Dan berharga berarti ada ongkos yang perlu dikeluarkan untuk
mendapatkannya. Terbatas dalam jumlah juga tidak benar-benar berarti
jumlah yang sedikit. Terbatas berarti tidak mencukupi permintaan atau
kebutuhan pada suatu waktu atau tempat. Meski sebenarnya jumlah barang
tersebut banyak
Sebagai gambaran, saat ini sampah termasuk sebagai barang yang langka.
Ini disebabkan ada yang menginginkannya dan rela mengeluarkan biaya
untuk mendapatkannya. Hal ini terlepas dari jumlahnya yang berlimpah atau
terbatas. Di lain sisi, udara tidak dianggap langka karena untuk
mendapatkannya tidak ada biaya yang perlu dikeluarkan. Setiap orang di
manapun, kapanpun serta dalam jumlah berapapun bisa mendapatkan udara.
Namun, udara dapat menjadi langka jika terdapat biaya untuk
mendapatkannya. Seperti oksigen yang ada di rumah sakit. Saat itu, oksigen
menjadi langka karena memiliki harga meski sebenarnya jumlahnya
berlimpah.
Contoh lain adalah air. Air dapat menjadi langka meski berlimpah. Di desa
setiap rumah memiliki sumber air dari sumur masing-masing. Tetapi, saat
dikemas dan dijual di tempat tertentu air menjadi barang yang langka. Saat itu
air memiliki harga dan karena itu menjadi langka. Dengan kata lain, faktor
utama penentu suatu barang menjadi langka atau scarce ada
dua. Pertama, adanya pihak yang menginginkannya
dan kedua, adanya cost atau biaya yang rela untuk dikeluarkan.

Choice
Timbulnya membuat orang, perusahaan, dan masyarakat bisa mendapatkan
semua yang mereka butuhkan sehingga mereka harus membuat pilihan
contohnya: apa yang akan kita makan.
Dalam kehidupan sehari hari sering kita temui seperti ;
Kenyamanan atau pekerjaan. Anda harus memutuskan apakah akan
menghabiskan lebih banyak waktu luang untuk bersenang-senang atau bekerja. Jika
Anda memiliki lebih banyak waktu untuk bersenang-senang, Anda mengorbankan
peluang untuk mendapatkan lebih banyak uang. Tapi kamu lebih bahagia.

Dan, jika Anda bekerja lebih banyak, Anda memiliki lebih sedikit waktu luang. Anda
tidak bahagia dan bahkan stres dengan menjadi pecandu kerja. Tetapi, lebih banyak
pekerjaan berarti lebih banyak uang yang Anda dapatkan.
Situasi seperti itu juga berlaku untuk waktu yang Anda habiskan bekerja atau belajar.
Perguruan tinggi tidak membawa uang, bahkan Anda harus menanggung biayanya.
Tetapi, dengan mengambilnya, keterampilan dan pengetahuan Anda meningkat.

-Decision making-
pengambilan keputusan (Decision Making) merupakan pemilihan keputusan atau
kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau
lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan
yang akan diambil.

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran


dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia contohnya bagaimana
kita akan memanfaatkan ada yang tersedia

1. Dalam kehidupan sehari hari, kita perlu menggunakan teori ini untuk pekerjaan jika ada problem
dengan mengacu kepada :
Identifikasi masalah. Dalam hal ini diharapkan mampu mengidentifikasi masalah
yang ada di dalam suatu keadaan. 
2. Pengumpulan dan penganalisis data. Pengambil keputusan diharapkan dapat
mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan
masalah yang ada. 
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan. Setelah masalah dirinci dengan tepat
dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik. Pemilihan satu alternatif yang dianggap
paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar
pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif
dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai
akan berhasil atau sebaliknya.
5. Pelaksanaan keputusan. Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang
pengambil keputusan harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif.
Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai
alternatif yang lain. 
6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan. Setelah keputusan
dijalankan seharusnya seseorang dapat mengukur dampak dari keputusan yang
telah dibuat.

Sumber :
- Materi Inisiasi 1
- Modul ESPA 4110
- www2.academia-ilmu pengantar ekonomi

Anda mungkin juga menyukai