Anda di halaman 1dari 48

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (OJL)

Kepala Sekolah memiliki peran strategis sebagai manajer di sekolah, ketika

perencanaan pendidikan dikerjakan dan struktur organisasi persekolahannyapun

disusun guna memfasilitasi perwujudan tujuan pendidikan, serta para anggota

organisasi, pegawai atau karyawan dipimpin dan dimotivasi untuk mensukseskan

pencapaian tujuan, tidak dijamin selamanya bahwa semua kegiatan akan

berlangsung sebagaimana yang direncanakan, dan dikelola dengan baik, di

antaranya adalah pengetahuan tentang manajemen. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

menetapkan 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: (1) kepribadian, (2) manajerial,

(3) kewirausahaan, (4) supervisi, dan (5) sosial. Dasar kompetensi kepribadian ini

akan sangat menentukan kompetensi lainnya, khususnya dalam melaksanakan

program pendidikan nasional, propinsi, dan kabupaten/kota. Sebagai tambahan

pengetahuan dan keilmuan dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan program

pendidikan, kepala sekolah harus mampu menunjukkan kinerjanya berdasarkan

kebijakan, perencanaan, dan program pendidikan.

Kompetensi manajerial merupakan kompetensi kepala sekolah dalam

memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik,

di antaranya adalah pengetahuan tentang manajemen.


2

Dengan kemampuan dalam mengelola ini nantinya akan dijadikan sebagai

pegangan cara berfikir, cara mengelola dan cara menganalisis sekolah dengan cara

berpikir seorang manajer.

Kepala sekolah juga harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Sebagai

salah satu cara bagaimana sekolah mampu mewujudkan kemampuan dalam

wirausahanya ini maka kepala sekolah harus mampu menunjukkan kemampuan

dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha atau donatur, serta mampu

memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha.

Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala sekolah

khususnya dalam memahami apa tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai

pemimpin sekolah. Tugas dan fungsi dari supervisi ini adalah untuk

memberdayakan sumber daya sekolah termasuk guru. Salah satunya adalah

melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan

pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

Dalam rangka meningkatkan mutu kepala sekolah/madrasah, pemerintah

mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010

tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Permendiknas ini

memuat sistem penyiapan calon kepala sekolah/ madrasah, proses pengangkatan

kepala sekolah/madrasah, masa tugas, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB), penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah, mutasi dan pemberhentian

tugas guru sebagai kepala sekolah/madrasah.

Menindaklanjuti Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan


3

Kepala Sekolah (LPPKS) mengadakan pendidikan dan latihan calon kepala

sekolah. Setelah melalui tahapan seleksi administrasi dan seleksi akademik. Diklat

tersebut dilaksanakan oleh LPPKS melalui kegiatan in service 1, On the Job

Training (OJL), dan in service 2.

Kegiatan OJL penting bagi peserta diklat calon kepala sekolah untuk

mempraktikkan kompetensi yang telah dipelajari selama kegiatan in service 1.

Dalam OJL dipraktikkan bagaimana mengkaji RKS, pengelolaan kurikulum

sekolah, pengelolaan keuangan, pembinaan tenaga administrasi sekolah,

pengelolaan peserta didik, pengelolaan sarana prasarana sekolah, pengelolaan

pendidikan dan tenaga kependidikan, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran,

sistem monitoring dan evaluasi, program supervisi guru yunior, menyusun

perangkat pembelajaran, dan pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan

berdasarkan AKPK. Kegiatan OJL dilaksanakan pada 2 sekolah magang, yaitu

pada sekolah tempat calon kepala sekolah bertugas dan sekolah lain.

Sebagai peserta Diklat calon kepala sekolah Kabupaten Pontianak, penulis

melaksanakan OJL pada SDN 01 Sungai Pinyuh (sekolah tempat penulis bertugas)

dan SDN 11 Sungai Pinyuh (sekolah magang lain). Berdasarkan petunjuk teknis

pelaksanaan OJL, maka penulis melaksanakan OJL pada SDN 01 Sungai Pinyuh

dan pada SDN 11 Sungai Pinyuh.

Berdasarkan hasil pelaksanaan OJL pada SDN 01 Sungai Pinyuh dan SDN

11 Sungai Pinyuh, penulis menyusun laporan akhir OJL. Laporan ini merupakan

salah satu tugas wajib peserta Diklat calon kepala sekolah berdasarkan kondisi

nyata di lapangan untuk meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah.


4

B. Tujuan (OJL)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi tujuan laporan OJL

ini adalah untuk mengetahui dan dapat meningkatkan:

1. Menghasilkan kepala sekolah yang mampu mengembangkan dan

meningkatkan 5 kompetensi berdasarkan Permendiknas Nomor 13 Tahun

2007, Kompetensi yang dimaksud berupa kompetensi kepribadian, manajerial,

sosial, kewirausahaan, dan supervisi.


2. Menghasilkan kepala sekolah yang dapat mengarahkan dan menggerakkan

guru untuk meningkatkan kuwalitas pembelajaran di sekolah.


3. Menghasilkan kepala sekolah yang mampu mengidentifikasi masalah yang

terkait dengan standar nasional pendidikan (SNP).


4. Menghasilkan kompetensi manajerial melalui pengkajian RKS, pengelolaan

kurikulum, pengelolaan keuangan, pembinaan tenaga administrasi sekolah,

pengelolaan peserta didik, pengelolaan sarana prasarana sekolah, pengelolaan

pendidikan dan tenaga kependidikan, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran,

dan sistem monitoring dan evaluasi pada SDN 01 Sungai Pinyuh dan SDN 11

Sungai Pinyuh.
5. Menghasilkan kepala sekoalah yang mampu melakukan supervisi akademik

kepada guru dengan teknik yang benar.


6. Menghasilkan kepala sekolah yang mampu bekerja sama dengan pihak lain

untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah.

C. Hasil yang Diharapkan (OJL)

Setelah kegiatan On The Job Learning ini dilakukan maka sebagai calon

kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk :


5

1. Mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam setiap kegiatan OJL, khususnya

pada pelaksanaan RTK.


2. Mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam setiap kegiatan OJL,

khususnya pada pelaksanaan RTK.


3. Mengintegrasikan nilai-nilai kepemimpinan yang selalu menempatkan

pembelajaran pada prioritas utama dalam pengambilan keputusan.


4. Meningkatkan kemampuan guru kelas dan mata pelajaran dalam membuat

media pembelajaran (power point).


5. Menyusun perangkat pembelajaran (RPP, bahan ajar dan evaluasi) sesuai

standar.
6. Memetakan kesenjangan sekolah sendiri dan sekolah magang lain dan

menyusun alternatif solusi untuk mengatasi kesenjangan.


7. Melaksanakan pra-observasi, observasi dan post-observasi dalam supervisi

guru junior.
6

BAB II
KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG

A. KONDISI SEKOLAH SENDIRI (Profil SDN 01 Sungai Pinyuh)


Berdasarkan Surat penunjukan dari kepala sekolah SDN 01 Sungai Pinyuh
peserta OJL dapat melakukan pemetaan 8 standar nasional pendidikan (SNP) di
SDN 01 Sungai Pinyuh berlokasi di jalan Pendidikan Sungai Pinyuh Kelurahan
Sungai Pinyuh Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak Kalimantan
Barat yang dibangun pada tahun 1974 di atas lahan seluas 3.600 m 2 dan mulai
beroperasi tahun 1974 dengan nama Sekolah Negeri Sungai Pinyuh. Visi SDN
01 Sungai Pinyuh “Unggul Dalam Prestasi, Beriman Dan Bertaqwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Cinta Sesama, Beramal, Dan Kepedulian Serta
Berbudi Luhur”.
Misi SDN 01 Sungai Pinyuh :
1. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Berprestasi dalam segala lomba, baik ilmu pengeyahuan, olahraga,
maupun kesenian.
3. Menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif, kreatif, dan
bermutu.
4. Membimbing siswa dalam kegiatan keagamaan, agar bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
5. Suka membantu teman dalam hal kebaikan.
6. Membimbing siswa dalam kegiatan peduli terhadap keindahan
lingkungan.
7. Meningkatkan potensi fisik, menanamkan sportivitas dan selalu hidup
sehat.
8. Sopan dan bertindak santun dalam berbicara.
Tahun pelajaran 2014/2015 ini SDN 01 Sungai Pinyuh membina sebanyak
344 siswa yang terbagi ke dalam 12 rombongan belajar dengan kelas yang
paralel, setiap ruang kelas menampung rata-rata sebanyak 30 siswa.
7

SDN 01 Sungai Pinyuh memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan


sekolah yang cukup, sebanyak 18 orang PNS dan 4 orang non PNS. Sekolah
SDN 01 Sungai Pinyuh memiliki sarana dan prasana yaitu memiliki 10 ruang
belajar, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 gedung perpustakaan, 1 ruang
UKS, 7 kamar WC/jamban guru dan siswa, 2 kantin didalam lingkungan
sekolah. Prestasi siswa yang diraih SDN 01 Sungai Pinyuh empat tahun
terakhir yaitu juara II lomba gerak jalan dalam rangka memperingati hari
kemerdekaan Indonesia tahun 2014.
Kinerja SDN 01 Sungai Pinyuh dilihat dari pencapaian delapan standar
pendidikan (SNP) dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel : DATA SISWA MENURUT ROMBEL


SDN 01 Sungai Pinyuh

JENIS KELAMIN
NO. KELAS PEREMPUA JUMLAH
LAKI-LAKI
N

1. Kelas 1.A 11 19 30

2. Kelas 1.B 10 18 28

3. Kelas 2.A 16 15 31

4. Kelas 2.B 18 16 34

5. Kelas 3.A 13 18 31

6. Kelas 3.B 16 15 31

7. Kelas 4.A 13 18 31

8. Kelas 4.B 20 9 29

9. Kelas 5.A 13 12 25

10. Kelas 5.B 10 12 22

11. Kelas 6.A 10 18 28


8

12. Kelas 6.B 11 18 29

J U M LA H 165 179 344

Tabel : DATA SISWA MENURUT KELAS


SDN 01 Sungai Pinyuh

JENIS KELAMIN
NO. KELAS PEREMPUA JUMLAH
LAKI-LAKI
N

1. Kelas 1 21 38 59

2. Kelas 2 32 30 62

3. Kelas 3 29 33 62

4. Kelas 4 32 23 55

5. Kelas 5 23 24 47

6. Kelas 6 28 30 58

J U M LA H 165 179 344

Tabel : DATA SISWA MENURUT AGAMA


SDN 01 Sungai Pinyuh

DATA JUMLAH SISWA MENURUT AGAMA

N AGAM Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Tot


Jumlah
o. A 1 2 3 4 5 6 al

L P L P L P L P L P L P L P

1. 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 21
ISLAM 8 96 119
3 1 0 0 4 0 6 4 7 3 9 5

2. KATOL
2 2 2 - 3 1 1 1 1 1 4 2 13 7 20
IK

3. KRISTE - 3 2 1 1 - 4 2 - - 2 1 9 7 16
9

4. HINDU

5. BUDH 1
9 7 9 5 8 7 4 8 6 9 8 47 45 92
A 1

6. KONG
HUCH - 1 - - - - - - - - - - - 1 1
U

J U M LA 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 16 17 34
H 1 8 2 0 9 1 2 3 3 4 8 0 5 9 4

Tabel : DATA SISWA MENURUT JENIS KELAMIN


SDN 01 Sungai Pinyuh

DATA JUMLAH SISWA MENURUT


JENIS KELAMIN Jumlah
N
Jenis kelamin
o. Kelas

1 2 3 4 5 6

1. LAKI-LAKI 21 32 29 32 23 28 165

2. PEREMPUAN 38 30 33 23 24 30 179

J U M LA H 59 62 62 55 47 58 344

Tabel : DATA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


SDN 01 Sungai Pinyuh

Jenis
N Go STATUS
Nama Kelami NIP
o l GURU
n
19571011 197803 VI Kepala
1. ASYHARI AS, S.Pd L
1005 A Sekolah
19580502 IV Guru Kelas
2. NURHAYATI, S.Pd P
198103 2007 A I.A
19641022 IV Guru Kelas
3. SUMISYATI, S.Pd.SD P
198409 2001 A I.B
4. LUSMIATI P 19560505 IV Guru Kelas
10

198102 2001 A II.A


19640503 IV Guru Kelas
5. HAMISAH, S.Pd.SD P
198502 2001 A II.B
ANNY SULASTRI, 19581231 IV Guru Kelas
6. P
S.Pd 198008 2005 A III.A
19740416 200011 III Guru Kelas
7. JAINUDDIN, S.Pd.SD L
1001 C III.B
19610409 IV Guru Kelas
8. YOHANNA, S.Pd.SD P
198412 2001 A IV.A
19641231 IV Guru Kelas
9. ERNALITA, S.Pd.SD P
198504 2004 A VI.B
Rr. TRI
10 19570806 IV Guru kelas
SUHARTININGSIH, P
. 197910 2003 A V.A
S.Pd
11 19651028 III Guru Kelas
SAKNIAH, S.Pd.SD P
. 199102 2001 C V.B
12 HEPI HERDANI, 19690404 19931 III Guru Kelas
L
. S.Pd.SD 1001 D VI.A
13 SUPARDIONO, 19640204 IV Guru Kelas
L
. S.Pd.SD 198904 1003 A VI.B
14 19610328 IV Guru Agama
HADIANI, S.Pd.I P
. 198212 2001 A Islam
15 19660806 IV Guru Agama
HASNAWATI, S.Pd.I P
. 198612 2003 A Islam
16 19600302 IV Guru Agama
LIBERTA LIDIA, S.Ag P
. 198212 2001 A Katolik
17 19720510 III Guru Agama
SUWARNO, S.Ag L
. 199907 1001 C Budha
18 19641111 198601 IV Guru
JONI ISKANDAR, S.Pd L
. 1002 A Penjaskes
19
ARI PARWATI P - - GTT
.
20 Operator
IMAM MAULANA L - -
. Sekolah
21
MIA P - - Perpustakaan
.
22 Penjaga
SANDI L - -
. Sekolah
Tabel : KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KURIKULUM 2013
SDN 01 Sungai Pinyuh

ALOKASI WAKTU BELAJAR


Kegiatan Ekstrakurikuler PERMINGGU
I II III IV V VI
11

1. Kegiatan Kepramukaan (Wajib) 2 2 2 2 2 2

2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 2 2 2 2 2 2

3. Palang Merah Remaja (PMR) 2 2 2 2 2 2

Jumlah Alokasi Perminggu 6 6 6 6 6 6

Tabel : KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL ( KKBM )


SDN 01 Sungai Pinyuh

KELAS
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi
70 70 70 70 70 70
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
70 70 70 70 70 70
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70
4. Matematika 70 70 70 70 70 70
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 70 70 70
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 70 70 70
Kelompok B
1. Seni Budaya Dan Prakarya 70 70 70 70 70 70
2. Pendidikan Jasmani, Olah
70 70 70 70 70 70
Raga dan Kesehatan

Tabel : STRUKTUR KURIKULUM 2013


SDN 01 Sungai Pinyuh

ALOKASI WAKTU BELAJAR


MATA PELAJARAN PERMINGGU
I II III IV V VI
WAKTU BELAJAR
Kelompok A
PERMINGGU
12

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


4 4 4 4 4 4
.
2 Pendidikan Pancasila dan
5 5 6 4 4 4
. Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
8 9 10 7 7 7
.
4 Matematika
5 6 6 6 6 6
.
5 Ilmu Pengetahuan Alam
- - - 3 3 3
.
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
- - - 3 3 3
.
WAKTU BELAJAR
Kelompok B
PERMINGGU
1 Seni Budaya Dan Prakarya
4 4 4 5 5 5
.
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
4 4 4 4 4 4
. Kesehatan
Jumlah Alokasi Perminggu 30 32 34 36 36 36
13

1. Standar Isi

SDN 01 Sungai Pinyuh pada tahun pelajaran 2014/2015 menerapkan


kurikulum 2013 menggunakan panduan yang disusun berdasarkan standar isi
mengacu pada Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 dan Permendiknas Nomor
67 Tahun 2013 yaitu :
1. Kurikulum SDN 01 Sungai Pinyuh memuat 8 mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri.
2. Pembelajaran pada kelas I, II, IV dan V dilaksanakan melalui
pendekatan tematik, sedangkan kelas III dan VI dilaksanakan melalui
pendekatan mata pelajaran dengan sistem KTSP.
3. Alokasi waktu : 1 jam pelajaran adalah 35 menit.

Kurikulum 2013 disekolah SDN 01 Sungai Pinyuh memiliki struktur


sebagai berikut : Kelompok A terdiri mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Kelompok
B terdiri mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Jasmani, Olah
raga dan Kesehatan.

2. Standar Proses

RPP yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI),


Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan RPP kurikulum
KTSP bagi guru kelas III dan VI, bagi guru kelas I, II, IV dan V penyusunan
RPP menggunakan panduan buku guru dan buku siswa mengunakan multi
metode yang mengarah ke pendekatan saintifik. Kegiatan penyusunan dan
pengembangkan RPP dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam
pertemuan KKG sekolah ataupun KKG mata pelajaran dengan memperhatikan
lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam
masyarakat.

3. Standar Kompetensi Lulusan


14

Perolehan nilai ujian nasional tahun pelajaran 2013/2014 untuk masing-


masing mata pelajaran memenuhi Standar kelulusan. Masing-masing mata
pelajaran ujian nasional Bahasa Indonesia 7,50, Matematika 6,65, Ilmu
Pengetahuan Alam 7,00 Untuk setiap mata pelajaran dapat dikatakan bahwa
siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target
yang ditetapkan SKL, dilihat dari tingkat kelulusan siswa 100% berhasil dan
melanjutkan tingkat sekolah berikutnya.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 yang


mengisyaratkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompentensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk itu di SDN
01 Sungai Pinyuh Jumlah guru 18 orang dan dibantu sebanyak 4 orang tenaga
kependidikan sudah memenuhi standar jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan sekolah.

5. Standar Sarana dan Prasarana

SDN 01 Sungai Pinyuh memiliki luas lahan 3.600 m 2 dengan jumlah


gedung sebanyak 3 unit, Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses
belajar mengajar sebanyak 10 ruang kelas dengan ukuran masing-masing 7 x 8
m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu white
board sebagai papan tulis, satu meja dan kursi guru, satu lemari, masing-
masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa, memiliki prasaran lainnya
seperti sapu, pengepel, tempat sampah, jam dinding dan sebagainya untuk
kelengkapan ruang kelas.
Ruang guru berukuran (7 × 8) m2 memuat 18 pasang meja dan kursi guru,
1 set kursi dan meja tamu, 2 rak buku, 4 lemari buku, 1 TV, 1 set sound system
dan 1 buah jam dinding, komputer PC memiliki jaringan internet Wireless
Network yang terkoneksi dengan jaringan internet speedy schoolnet dari
jardiknas bekerjasama dengan PT Telkom.
15

Ruang perpustakaan terdiri dari satu unit bangunan dengan ukuran


(10×15) m2, meja baca berjumlah 8 dengan tempat duduk secara resehan
dilantai yang diberi tikar, 2 pasang meja kursi untuk petugas perpustakaan, 5
rak buku untuk meletakan buku-buku bacaan, judul buku lebih dari 100 judul.
Ruang kepala sekolah berukuran (4 × 5)m2 terdapat 2 lemari buku, 1
pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala, 1 set
komputer PC dilengkapi dengan jaringan internet, dan 1 pendingin udara (AC).
Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang UKS, jamban (WC)
Kepala sekolah/Guru, tamu dan siswa.

6. Standar Pengelolaan

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun


rencana kerja jangka menengah (RKJM) disosialisasikan kepada warga
sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah
(RKAS) disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah sudah melakukan
pengisian instrumen EDS sehingga RKS dan RKJM yang disusun berdasarkan
rekomendasi EDS sudah mengelompokkan ke dalam delapan standar yaitu
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,
Standar Pembiayaan Pendidikan, Standar Penilaian Pendidikan.
Kegiatan supervisi sudah dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan
sehingga mudah untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

7. Standar Pembiayaan
16

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah


berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah provinsi
Kalimantan Barat dan pemerintah Kabupaten Pontianak. Sekolah belum
mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun
kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.
Penyusunan RKAS melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun
pemangku kepentingan yang relevan, lewat rapat dewan guru, kepala sekolah,
beberapa guru dan bendahara sekolah, dengan tetap mempertimbangkan
usulan-usulannya warga sekolah.
Penggunaan dana sekolah dilaporkan ke pihak pemerintah melalui Kantor
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pontianak.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Sebagian guru sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan


kompetensi inti dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan
diinformasikan oleh guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan
menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. Guru
melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian
nasional dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yaitu objektif,
terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, dan edukatif. Penilaian melalui
ulangan harian dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh guru.
Guru kelas yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 KKM sudah
ditetapkan secara nasional yaitu 2,67. Hasil penilaian guru pada pelaksanaan
ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi
berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan
hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah. Hasil
penilaian dijadikan dasar bagi guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan
pembelajaran berikutnya.
17

Dari ke 8 standar nasional diatas, 5 standar sudah terpenuhi dan 3 standar


nasional yang terpenuhi secara maksimal. ( Data Dokumen Surat penunjukan
terlampir di halaman 48 ).

B. KONDISI SEKOLAH LAIN (Profil SDN 11 Sungai Pinyuh)

Berdasarkan Surat penunjukan dari kepala sekolah SDN 11 Sungai Pinyuh


peserta OJL dapat melakukan pemetaan 8 standar nasional pendidikan (SNP) di
SDN 11 Sungai Pinyuh berlokasi di jalan Raya Galang-Anjongan Desa Galang
Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat yang
dibangun pada tahun 1975 di atas lahan seluas 2.841 m2 dan mulai beroperasi
tahun 1975 dengan status bangunan Inpres No.10 tahun 1975 Visi SDN 11
Sungai Pinyuh “Unggul Dalam Pelayanan Meningkatkan Prestasi, Terampil,
Bertakwa, Bermoral Serta Mengembangkan Lingkungan Belajar Yang Sehat
Dan Indah”.
Misi SDN 11 Sungai Pinyuh :
1. Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
2. Berprestasi dalam segala lomba, baik ilmu pengetahuan, olahraga
maupun Kesenian.
3. Menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif, kreatif dan bermutu.
4. Membimbing siswa dalam kegiatan keagamaan,agar bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
5. Menanamkan kebiasaan berpikir positif dan menyayangi sesama.
6. Suka membantu teman dalam hal kebaikan.
7. Membimbing siswa dalam kegiatan peduli terhadap keindahan
lingkungan,
8. Meningkatkan potensi fisik, menanamkan sportivitas dan selalu hidup
sehat.
9. Sopan dalam bertindak serta santun dalam berbicara.
18

Tahun pelajaran 2014/2015 ini SDN 11 Sungai Pinyuh membina sebanyak


154 siswa yang terbagi ke dalam 6 rombongan belajar dari kelas I sampai VI,
setiap ruang kelas menampung rata-rata sebanyak 30 siswa. SDN 11 Sungai
Pinyuh memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sekolah yang
cukup, sebanyak 9 orang PNS dan 2 orang non PNS. Sekolah SDN 11 Sungai
Pinyuh memiliki sarana dan prasana yaitu memiliki 6 ruang belajar, 1 ruang
kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 5 kamar WC/jamban guru dan
siswa.
Kinerja SDN 11 Sungai Pinyuh dilihat dari pencapaian delapan standar
pendidikan (SNP) dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel : DATA SISWA MENURUT ROMBEL


SDN 11 Sungai Pinyuh

JENIS KELAMIN
NO. KELAS PEREMPUA JUMLAH
LAKI-LAKI
N

1. Kelas I 16 12 28

2. Kelas II 10 19 29

3. Kelas III 8 9 17

4. Kelas IV 13 11 24

5. Kelas V 10 18 28

6. Kelas VI 16 14 30

J U M LA H 73 83 156

Tabel : DATA SISWA MENURUT AGAMA


SDN 11 Sungai Pinyuh
19

DATA JUMLAH SISWA MENURUT AGAMA

N Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Juml


AGAMA Tot
o. 1 2 3 4 5 6 ah
al
L P L P L P L P L P L P L P

1. 1 1 1 5 4
ISLAM 5 6 5 6 8 7 6 9 6 96
3 2 3 1 5

2. KATOLIK - 1 - - - - - - - - - - - 1 1

3. KRISTEN - 1 - - - - - - 1 1 - - 1 2 3

4. HINDU

5. 2 3
BUDHA 3 5 4 7 3 3 5 4 3 8 3 8 56
1 5

6. KONG
HUCHU

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 8
J U M LA H 8 9 156
6 2 0 9 3 1 0 8 6 4 3 3

Tabel : DATA SISWA MENURUT JENIS KELAMIN


SDN 11 Sungai Pinyuh

DATA JUMLAH SISWA MENURUT JENIS


KELAMIN
No
Jenis kelamin Jumlah
. Kelas

1 2 3 4 5 6

1. LAKI-LAKI 16 10 8 13 10 16 73

2. PEREMPUAN 12 19 9 11 18 14 83

J U M LA H 28 29 17 24 28 30 156

Tabel : DATA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


SDN 11 Sungai Pinyuh
20

Jenis
N Go STATUS
Nama Kelami NIP
o l GURU
n
19601002 198305 VI Kepala
1. SABIRIN, S.Pd.SD L
1002 A Sekolah
19600618 198201 IV
2. BARJI, S.Pd.SD L Guru Kelas I
1006 A
19620310 198305 IV
3. SALMAH, S.Pd P Guru Kelas II
2011 A
19570807 198109 IV
4. SURATMI P Guru Kelas III
2003 A
EMMY
19600307 198111 IV
5. PURNAMAWATI, P Guru Kelas IV
2003 A
S.Pd.SD
19650720 198909 IV
6. HAMIDAH, S.Pd.SD P Guru kelas V
2001 A
19660712 200604 III
7. RIDUAN, S.Pd L Guru Kelas VI
1014 A
19661201 199102 IV Guru Agama
8. UMIYATI, S.Pd.I P
2003 A Islam
19590512 198402 II Penjaga
9. KARIM L
1002 C Sekolah
10
SUHERNAWATI, S.Sos L - - GTT
.
11 Operator
DIAN PUTERA, S.Pd L - -
. Sekolah

Tabel : KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KURIKULUM 2013


SDN 11 Sungai Pinyuh

ALOKASI WAKTU BELAJAR


Kegiatan Ekstrakurikuler PERMINGGU
I II III IV V VI
1
Kegiatan Kepramukaan (Wajib) 2 2 2 2 2 2
.
2
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 2 2 2 2 2 2
.
3
Palang Merah Remaja (PMR) 2 2 2 2 2 2
.
Jumlah Alokasi Perminggu 2 2 2 2 2 2

Tabel : KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL ( KKBM )


21

SDN 11 Sungai Pinyuh

KELAS
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A
Pendidikan Agama dan Budi
1. 70 70 70 70 70 70
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2. 70 70 70 70 70 70
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70
4. Matematika 65 65 65 65 65 65
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 70 70 70
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 70 70 70
Kelompok B
1. Seni Budaya Dan Prakarya 70 70 70 70 70 70
Pendidikan Jasmani, Olah
2. 70 70 70 70 70 70
Raga dan Kesehatan

Tabel : STRUKTUR KURIKULUM 2013


SDN 11 Sungai Pinyuh

ALOKASI WAKTU BELAJAR


MATA PELAJARAN PERMINGGU
I II III IV V VI
WAKTU BELAJAR
Kelompok A
PERMINGGU
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
.
2 Pendidikan Pancasila dan
5 5 6 4 4 4
. Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
.
4
Matematika 5 6 6 6 6 6
.
5
Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
.
6
Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
.
WAKTU BELAJAR
Kelompok B
PERMINGGU
1
Seni Budaya Dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
.
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
4 4 4 4 4 4
. Kesehatan
22

Jumlah Alokasi Perminggu 30 32 34 36 36 36


23

1. Standar Isi

SDN 11 Sungai Pinyuh pada tahun pelajaran 2014/2015 menerapkan


berdasarkan pada Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 dan Permendiknas
Nomor 67 Tahun 2013 yaitu :
1. Kurikulum SDN 11 Sungai Pinyuh memuat 8 mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri.
2. Pembelajaran pada kelas I, II, IV dan V dilaksanakan melalui
pendekatan tematik, sedangkan kelas III dan VI dilaksanakan melalui
pendekatan mata pelajaran dengan sistem KTSP.
3. Alokasi waktu : 1 jam pelajaran adalah 35 menit.

Kurikulum 2013 disekolah SDN 11 Sungai Pinyuh memiliki struktur


sebagai berikut : Kelompok A terdiri mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Kelompok
B terdiri mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Jasmani, Olah
raga dan Kesehatan.

2. Standar Proses

RPP yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI),


Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan RPP kurikulum
KTSP bagi guru kelas III dan VI, bagi guru kelas I, II, IV dan V penyusunan
RPP menggunakan panduan buku guru dan buku siswa mengunakan multi
metode yang mengarah ke pendekatan saintifik. Kegiatan penyusunan dan
pengembangkan RPP dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam
pertemuan KKG sekolah ataupun KKG mata pelajaran dengan memperhatikan
lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam
masyarakat.

3. Standar Kompetensi Lulusan


24

Perolehan nilai ujian nasional tahun pelajaran 2013/2014 untuk masing-


masing mata pelajaran memenuhi Standar kelulusan. Masing-masing mata
pelajaran ujian nasional Bahasa Indonesia 7,25, Matematika 6,50, Ilmu
Pengetahuan Alam 6,75 Untuk setiap mata pelajaran dapat dikatakan bahwa
siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target
yang ditetapkan SKL, dilihat dari tingkat kelulusan siswa 100% berhasil dan
melanjutkan tingkat sekolah berikutnya.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 yang


mengisyaratkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompentensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Jumlah guru 9
orang dan dibantu sebanyak 2 orang tenaga kependidikan sudah memenuhi
standar jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Standar kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan SDN 11 Sungai Pinyuh belum terukur
karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa tingkat pencapaian
kompetensi masing-masing.

5. Standar Sarana dan Prasarana

SDN 11 Sungai Pinyuh memiliki luas lahan 2.841 m2 dengan jumlah


gedung sebanyak 2 unit, Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses
belajar mengajar sebanyak 6 ruang kelas dengan ukuran masing-masing 7 x 8
m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu black
board sebagai papan tulis, satu meja dan kursi guru, satu lemari, masing-
masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa, memiliki prasarana lainnya
seperti sapu, pengepel, tempat sampah, jam dinding dan sebagainya untuk
kelengkapan ruang kelas.
25

Ruang guru berukuran (7 × 8) m2 memuat 10 pasang meja dan kursi guru,


1 set kursi dan meja tamu, 2 rak buku, 4 lemari buku, 1 TV, 1 set sound system
dan 1 buah jam dinding, komputer PC memiliki jaringan internet Wireless
Network yang terkoneksi dengan modem prabayar.
Ruang perpustakaan ukuran (5 x 6) m2 dibangun secara swadaya sekolah
bersebelahan dengan ruang kepala sekolah yang pembangunannya menyekat
ruang kepala sekolah dengan kaki lima/teras bangunan sekolah yang dijadikan
ruang perpustakaan, bangunan perpustakaan yang dari pemerintah belum ada,
meja baca 2 pasang beralaskan tikar sebagai tempat duduk, 2 lemari rak buku.
Ruang kepala sekolah berukuran (4 × 5)m2 terdapat 2 lemari buku, 1
pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala.
Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang UKS, jamban (WC)
Kepala sekolah/Guru, tamu dan siswa.

6. Standar Pengelolaan

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun


rencana kerja jangka menengah (RKJM) disosialisasikan kepada warga
sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah
(RKAS) disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah sudah melakukan
pengisian instrumen EDS sehingga RKS dan RKJM yang disusun berdasarkan
rekomendasi EDS sudah mengelompokkan ke dalam delapan standar yaitu
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,
Standar Pembiayaan Pendidikan, Standar Penilaian Pendidikan.
Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan
sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

7. Standar Pembiayaan
26

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah


berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah provinsi
Kalimantan Barat dan pemerintah Kabupaten Pontianak. Sekolah belum
mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun
kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.
Penyusunan RKAS melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun
pemangku kepentingan yang relevan, lewat rapat dewan guru, kepala sekolah,
beberapa guru dan bendahara sekolah, dengan tetap mempertimbangkan
usulan-usulannya warga sekolah.
Penggunaan dana sekolah dilaporkan ke pihak pemerintah melalui Kantor
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pontianak.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Sebagian guru sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan


kompetensi inti dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan
diinformasikan oleh guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan
menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. Guru
melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian
nasional dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yaitu objektif,
terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, dan edukatif. Penilaian melalui
ulangan harian dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh guru.
Guru kelas yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 KKM sudah
ditetapkan secara nasional yaitu 2,67. Hasil penilaian guru pada pelaksanaan
ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi
berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan
hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah. Hasil
penilaian dijadikan dasar bagi guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan
pembelajaran berikutnya.
27

Dari ke 8 standar nasional diatas, 6 standar sudah terpenuhi dan 2 standar


nasional yang terpenuhi secara maksimal. ( Data Dokumen Surat penunjukan
terlampir di halaman 49 ).
BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT ( RTL )

A. PELAKSANAAN RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN (RTK)


1) Tindakan Kepemimpinan calon kepala sekolah dengan indikator
keberhasilan antara lain :
1. Mampu menyusun program inovasi untuk meningkatkan kinerja
sekolah.
2. Mampu menyusun kerja sama dengan pihak lain baik perorangan
maupun insitusi.
3. Mampu melaksanakan evaluasi dan perbaikan terhadap program dan
pelaksanaan kerja sama.
4. Mampu melaksanakan supervisi akademik.
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan
saintifik (unsur EDS) dengan indikator keberhasilan antara lain :
1. Guru mampu menjelaskan konsep sintifik pada pembelajaran.
2. Guru merancang kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
3. Guru mampu menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik.
(Data Dokumen RTK terlampir halaman 41 ).
1. Siklus Pertama
Indikator keberhasilan RTK Mampu menyusun program inovasi untuk
meningkatkan kinerja sekolah.
a. Persiapan
a) Mengintegrasikan program pengolahan barang bekas ke dalam
proses pembelajaran.
b) Menetapkan tema dan sub tema dalam menyusun program inovasi
untuk meningkatkan kinerja sekolah yang diintergerasikan dalam
proses pembelajaran.
28

c) Membuat jadwal kegiatan.


d) Membuat materi.
e) Menetapkan bahan bekas dan peralatan.
f) Membuat lembar observasi.
g) Membagi kelompok kerja siswa.
h) Mensosialisasikan kegiatan pengolahan bahan bekas.
b. Pelaksanaan
Dilaksanakan pada satu kali pertemuan dengan waktu pertemuan 2 x
35 menit dengan urutan pelaksanaan yang di tetapkan. Dari kegiatan
ini berhasil di observasi ternyata aktivitas fisik dalam mengumpulkan
bahan baku mencapai 18 orang, yang membawa peralatan lengkap 18
orang, Aktivitas mental siswa melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk
22 orang, tepat waktu dalam bekerja 14 orang. Aktivitas emosional
siswa bergembira melaksanakan kegiatan 20 orang, semangat dalam
bekerja 16 orang dan menghargai hasil karya teman 12 orang dengan
jumlah siswa 24 orang.

c. Monev
Berdasarkan observasi hasil monev aktivitas siswa yang baru mencapai
47,5 % disebabkan karena siswa belum terbiasa mengumpulkan barang
bekas, peralatan yang tersedia kurang lengkap.

Tabel 1 Kegiatan pengolahan bahan bekas


29

N persen
Kegiatan Siklus I
o
1 Membawa bahan Baku 18 7,5 %
2 Membawa peralatan Kerja 18 7,5 %
Mengunakan Petunjuk 6,6 %
3 16
Pelaksanaan
4 Waktu selesai 14 5,8 %
5 Senang dalam bekerja 20 8,3 %
6 Semangat bekerja 16 6,6 %
7 Menghargai karya teman 12 5,0 %
Jumlah= 114/24x100=4,75 114 47,5%
30

d. Refleksi
Berdasarkan hasil monev maka kelebihan dan kekurangan pada
kegiatan pengolahan bahan bekas yang telah diketahui kendala dan
hambatannya selama proses pelaksanaan yang kemudian akan
diperbaiki pada kegiatan siklus II.

2. Siklus Kedua
Indikator keberhasilan RTK Mampu menyusun program inovasi untuk
meningkatkan kinerja sekolah.
a. Persiapan
a) Mengintegrasikan program pengolahan bahan bekas ke dalam
proses pembelajaran.
b) Menetapkan tema dan sub tema dalam menyusun program inovasi
untuk meningkatkan kinerja sekolah yang diintergerasikan dalam
proses pembelajaran.
c) Membuat jadwal kegiatan.
d) Membuat materi.
e) Menetapkan bahan bekas dan peralatan.
f) Membuat lembar observasi.
g) Membagi kelompok kerja siswa.
h) Mensosialisasikan kegiatan pengolahan bahan bekas.
b. Pelaksanaan
31

Dilaksanakan pada satu kali pertemuan dengan waktu pertemuan 2 x


35 menit dengan urutan pelaksanaan yang di tetapkan. Dari kegiatan
ini berhasil di observasi ternyata aktivitas fisik dalam mengumpulkan
bahan baku mencapai 23 orang, yang membawa peralatan lengkap 23
orang, Aktivitas mental siswa melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk
20 orang, tepat waktu dalam bekerja 18 orang. Aktivitas emosional
siswa bergembira melaksanakan kegiatan 22 orang, semangat dalam
bekerja 20 orang dan menghargai hasil karya teman 19 orang dengan
jumlah siswa 24 orang.
Tabel 2 Kegiatan pengolahan bahan bekas
N
Kegiatan Siklus I persen
o
1 Membawa bahan Baku 23 9,5 %
2 Membawa peralatan Kerja 23 9,5 %
Mengunakan Petunjuk
3 20 8,3 %
Pelaksanaan
4 Waktu selesai 18 7,5 %
5 Senang dalam bekerja 22 9,1 %
6 Semangat bekerja 20 8,3 %
7 Menghargai karya teman 19 7,9 %
Jumlah=145/24x100=6,01 145 60,1 %
32

c. Monev
Berdasarkan observasi hasil monev aktivitas siswa terjadi peningkatan
dari semua aspek aktivitas siswa, siklus I berjumlah 47,5 % menjadi
60,1 % pada siklus II.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil monev maka kelebihan dan kekurangan pada
kegiatan telah diperbaiki dalam siklus II dan hasilnya sudah
menunjukan peningkatan 12,6 % dari siklus I dan siklus II.

Tabel 3 Hasil Kegiatan pengolahan bahan bekas


N
Kegiatan Siklus I Siklus II
o
1 Membawa bahan Baku 7,5 % 9,5 %
2 Membawa peralatan Kerja 7,5 % 9,5 %
Mengunakan Petunjuk 6,6 %
3 8,3 %
Pelaksanaan
4 Waktu selesai 5,8 % 7,5 %
5 Senang dalam bekerja 8,3 % 9,1 %
6 Semangat bekerja 6,6 % 8,3 %
7 Menghargai karya teman 5,0 % 7,9 %
Jumlah persen siklus 1,2 47,5% 60,1 %
33

B. OBSERVASI GURU JUNIOR


Siklus I (pertama)
Observasi guru junior merupakan serangkaian kegiatan membantu
pendidik mengembangkan kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan colon terlebih dahulu melapor kepada kepala
sekolah tentang rencana dan tujuan observasi guru junior, kemudian kepala
sekolah menetapkan guru junior berdasarkan pertimbangan dan penilaian
kepala sekolah terhadap guru junior, bersama kepala sekolah calon
menetapkan jadwal pelaksanaan observasi, berdasarkan surat penunjukan
kepala sekolah calon kemudian menyampaikan jadwal dan maksud dari
supervisi terhadap guru junior.
(Data Dokumen surat penunjukan terlampir halaman 50 ).

2. Pelaksanaan
2.1. Pra-Observasi
Pra-Observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta OJL
sebelum melakukan observasi kelas. Tugas pengawasan pembelajaran
oleh kepala sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatan pemantauan,
supervisi, evaluasi dan pelaporan sebagaimana dinyatakan dalam
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, memperkuat Permendiknas
Nomor 13 Tahun 2007, tentang standar kepala sekolah bahwa supervisi
adalah salah satu dimensi kepala sekolah. Berdasarkan hal tersebut
maka ditetapkan bahwa guru junior yang ditunjuk untuk disupervisi
dengan alasan bahwa guru tersebut sudah dilatih kurikulum 2013 dan
melaksanakan kurikulum 2013 guru junior tersebut adalah:
Nama guru : Yohanna, S.Pd.SD,
NIP : 19610409.198412.2.001
34

Pangkat/Golongan : Pembina / IV.a


Mengajar di kelas : IV
Langkah-langkah yang dilakukan menyiapkan instrumen perencanaan
kegiatan pembelajaran (RPP), peserta ojl berkonsultasi dengan guru
junior untuk merencanakan waktu observasi, meminta RPP
pembelajaran 1 hari sebelum observasi, mengisi instrumen
perencanaan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan langkah-langkah
diatas dapat diketahui RPP sudah memuat komponen kurikulum 2013
menurut Permendiknas Nomor 81A Tahun 2013 tantang pelaksanaan
kurikulum.
( Data Pra-observasi terlampir halaman 52 ).

2.2. Observasi
Observasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati instrumen
yang digunakan berupa instrumen penilaian proses rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan penilaian melalui
instrumen hasil observasi proses pelaksanaan pembelajaran masih
perlu diperbaiki karena dalam pelaksanaan belum terpenuhi sesuai
dengan tuntutan Permendiknas Nomor 65 Tahun 2013.
( Data Observasi terlampir halaman 53 ).

2.3. Pasca Observasi


Post observasi dilaksanakan setelah selesai jam pembelajaran
instrumen yang digunakan adalah instrumen penilaian proses
pelaksanaan rencana persiapan pembelajaran, terdapat temuan-temuan
yang belum terpenuhi secara maksimal seperti penilaian, kunci
jawaban lembar kerja dan skor penilaian.
( Data Pasca Observasi terlampir halaman 55 ).

3. Tindak Lanjut
35

Proses tindak lanjut hasil siklus I dari RPP dan proses pembelajaran yang
masih kurang maksimal dapat di tindak lanjuti pada siklus II guna
perbaikan. ( Tindak lanjut terlampir halaman 58 ).
4. Hasil
Berdasarkan hasil pada siklus I maka hasil tersebut menjadi acuan pada
perencanaan siklus II, dari hasil diskusi supervisor dengan guru junior
memberikan solusi untuk perbaikan, kendala tersebut diutarakan kembali
agar dapat diperbaiki pada siklus II.
( Hasil observasi terlampir halaman 60 ).
Tabel 1. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 1
Kompetensi setelah Peningkatan
Kompetensi awal
tindakan siklus 1 kompetensi
(%)
(%) (%)
52 62 10
36

Siklus II (kedua)
1. Perencanaan
Tahapan siklus ke II dengan guru yang sama pada siklus I disepakati
jadwal pelaksanaan supervisi.
2. Pelaksanaan
a. Pra-Observasi
Peserta ojl berkonsultasi dengan guru junior untuk merencanakan
waktu observasi, meminta RPP pembelajaran 1 hari sebelum
observasi, mengisi instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran
sudah sesuai dengan instrumen RPP kurikulum 2013.
b. Observasi
Observasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati
instrumen yang digunakan berupa instrumen penilaian proses
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan penilaian
melalui instrumen hasil observasi proses Siklus II pelaksanaan
pembelajaran sudah ada peningkatan dibanding siklus I.
c. Pasca Observasi
Pasca observasi dilaksanakan setelah selesai jam pembelajaran
instrumen yang digunakan adalah instrumen penilaian proses
pelaksanaan rencana persiapan pembelajaran pada siklus II sudah
terpenuhi dilihat dari poin siklus I yang belum tercapai.
3. Tindak Lanjut
RPP dan proses pembelajaran yang masih kurang pada siklus I ternyata
sudah terpenuhi pada siklus II.
Tabel 2. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 2
Kompetensi setelah Kompetensi setelah Peningkatan
tindakan siklus 1 tindakan siklus 2 kompetensi
(%) (%) (%)
62 92 30
37

4. Hasil
Meningkatnya kwalitas proses pembelajaran yang mencakup; proses
pembelajaran di sekolah, guru mampu menyusun RPP berstandar, dan
mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Tabel 3. Rata-rata peningkatan kompetensi
Peningkatan Peningkatan Peningkatan
kompetensi siklus 1 kompetensi siklus 2 kompetensi
(%) (%) (%)
10 30 40
C. PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN (RPP)
Pembuatan perangkat pembelajaran mengacu pada Permendiknas No
65 tahun 2003 tentang standar proses, Permendiknas Nomor 81A Tahun
2013 tantang pelaksanaan kurikulum 2013 dimana dalam Permendiknas
ini memuat tentang SKL dan Isi serta kerangka RPP. Perangkat yang
disusun yaitu berupa RPP, Bahan ajar dan Instrumen penilaian.
1. RPP
Penyusunan RPP disusun secara rinci dari tema yang mengacu pada buku
guru, buku siswa dan silabus. Bahan ajar yang terdapat di buku siswa
dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa. Kemudian
penilaian yang dilakukan sebagai untuk perbaikan, suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan,
ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara. ( RPP terlampir halaman 61 ).
38

2. Bahan Ajar
Bahan ajar di ambil dari buku siswa dan buku guru Media / alat bantu dan
sumber belajar yang digunakan berupa benda- benda di kelas, lingkungan
sekolah, Media /alat bantu ini mengarah pada benda konkret .
( Bahan Ajar terlampir halaman 66 ).
3. Instrumen Penilaian
Evaluasi yaitu berupa tes lisan dan tulis yang digunakan sebagai alat ukur
keberhasilan proses dan ketercapaian indikator. Evaluasi berupa penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap melalui observasi
yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian
pengetahuan berupa tes lisan maupun tulis menggunakan lembar kerja
siswa. Penilaian keterampilan menggunakan rubric sebagai acuan dalam
penilaian. (Instrumen evaluasi terlampir halaman 69 ).

D. PENGKAJIAN ASPEK MANAGERIAL


Berdasarkan Permendiknas nomor 13 tahun 2007, tentang standar kepala
sekolah, Permendiknas nomor 28 tahun 2010, tentang penugasan guru sebagai
kepala sekolah peserta OJL melakukan kajian di SDN 01 Sungai Pinyuh dan
SDN 11 Sungai Pinyuh sebagai berikut :
(Daftar Surat Keterangan Kajian Majerial SDN 01 Sungai Pinyuh
terlampir halaman 71 ).
(Daftar Surat Keterangan Kajian Majerial SDN 11 Sungai Pinyuh
terlampir halaman 72 ).
1. Rencana Kerja Sekolah (RKS).
39

Setelah mempelajari bahan pembelajaran penyusunan rencana


kerja sekolah (RKS) kemudian mengkaji RKS dan RKJM SDN 01 Sungai
Pinyuh dan SDN 11 Sungai Pinyuh penulis mengerti dan memahami
beberapa cara penyusunan RKS dan RKJM diantaranya model
RKS/RKJM yang disusun dikembangkan berdasarkan rekomendasi EDS
mengelompokkan kegiatan-kegiatan sekolah ke dalam 8 standar : 1)
standar isi, 2) Standar proses, 3) standar kompetensi lulusan, 4) PTK, 5)
sarana dan prasarana, 6) pengelolaan, 7) pembiayaan, dan 8) penilaian.
Pengelompokan ini sejalan dengan ketentuan permendiknas nomor
19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan yang
mengamanatkan penyusunan RKS harus memuat kejelasan mengenai: 1)
kesiswaan, 2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran, 3) PTK serta
pengembangannya, 4) sarana dan prasarana, 5) keuangan dan pembiayaan,
6) budaya dan lingkungan sekolah, 7) peran serta masyarakat dan
kemitraan, dan 8) rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan
dan pengembangan mutu.
Pemahaman penulis tentang penyusunan RKS/RKJM sekolah
belum utuh dan sempurna karena belum pernah menyusun RKS/RKJM
sekolah secara lengkap. Untuk memaksimalkan penguasaan kompetensi
penulis tentang penyusunan RKS/RKJM, penulis berharap agar dalam
penyusunan RKS/RKJM sekolah pada tahun berikutnya dapat dilibatkan
secara langsung guna mempraktekkan ilmu yang telah dimiliki.
( Daftar Matrik Kajian RKS/RKJM SDN 01 Sungai Pinyuh
terlampir pada halaman 73 ).
( Daftar Matrik Kajian RKS/RKJM SDN 11 Sungai Pinyuh
terlampir pada halaman 74 ).
2. Pengelolaan Keuangan Sekolah.
40

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan keuangan


sekolah kemudian mengkaji pengelolaan keuangan sekolah tempat
magang, penulis dapat mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah serta
dapat memahami penentuan alokasi pembiayaan sekolah. Berdasarkan
undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Peraturan pemerintah nomor 19
tahun 2005 tentang Standar nasional pendidikan dalam pembiayaan
meliputi biaya personal, investasi, penyedia sarana prasarana,
pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Kompetensi
yang belum penulis kuasai adalah pengetahuan tentang bentuk laporan
pertanggung-jawaban penggunaan keuangan sekolah. Untuk
memaksimalkan penguasaan tentang pengelolaan keuangan sekolah secara
keseluruhan, penulis berharap dapat mempelajari contoh laporan
pertanggungjawaban keuangan suatu sekolah.
( Daftar Matrik Kajian Keuangan SDN 01 Sungai Pinyuh
terlampir pada halaman 75 ).
( Daftar Matrik Kajian Keuangan SDN 11 Sungai Pinyuh
terlampir pada halaman 77 ).
3. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
41

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan pendidik dan


tenaga kependidikan kemudian mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga
kependidikan sekolah tempat magang, penulis mengetahui keadaan guru
dan pegawai, kualifikasi pendidikan, serta memahami pengaturan
pembagian tugasnya masing-masing. Berdasarkan permendiknas nomor 39
tahun 2009 tentang pemenuhan beban kerja guru dan pengawas sekolah
yang mewajibkan guru mengajar 24 jam tatap muka kualifikasi pendidikan
guru memperlihatkan bahwa guru-guru sudah memenuhi standar
kualifikasi pendidikan. Untuk mengembangkan kompetensi guru-guru,
kepala sekolah mengarahkan guru untuk terlibat aktif dalam kegiatan
KKG atau ikut dalam pelatihan-pelatihan tingkat Kabupaten, Provinsi dan
Nasional. Penulis juga memahami kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan setelah mempelajari permendiknas terkait. Kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan sekolah magang sebaiknya dapat
diidentifikasi dan petakan oleh kepala sekolah untuk menjadi
pertimbangan dalam pembagian tugas dan pembinaannya secara
berkelanjutan. Untuk itu sebagai calon kepala sekolah, penulis berharap
ada penilaian atau uji kompetensi bagi guru-guru untuk mengetahui
tingkat kompetensinya.
( Daftar Matrik Kajian Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN
01 Sungai Pinyuh terlampir pada halaman 79 ).
( Daftar Matrik Kajian Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN
11 Sungai Pinyuh terlampir pada halaman 81 ).
42

4. Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah (TAS)


Setelah mempelajari bahan pembelajaran pembinaan tenaga
administrasi sekolah, permendiknas nomor 24 tahun 2008 tentang tenaga
administrasi sekolah yang dimiliki dimensi kompetensi, yaitu: (1)
kompetensi kepribadian, (2) kompetensi sosial, (3) kompetensi teknis
administrasi sekolah, dan (4) kompetensi manajerial ketatausahaan
sekolah.
Kemudian mengkaji pembinaan TAS tempat magang, penulis
mendapat pengetahuan tentang kompetensi TAS yang harus dibina oleh
kepala sekolah. Penulis juga memperoleh pengetahuan tentang model-
model pembinaan TAS. ( Daftar Matrik Kajian Tenaga Administrasi
Sekolah SDN 01 Sungai Pinyuh terlampir pada halaman 83 ).
( Daftar Matrik Kajian Tenaga Administrasi Sekolah SDN 11
Sungai Pinyuh terlampir pada halaman 84 ).
5. Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah (Sarpras)
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah kemudian mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah tempat magang, penulis mengetahui sumber daya sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah magang. Penulis juga mendapat
pemahaman tentang perencanaan pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi
dan penghapusan sarana prasarana sekolah. Standar sarana dan prasarana
sekolah menurut permendiknas nomor 24 tahun 2007 harus dijadikan
sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana
sekolah. ( Daftar Matrik Kajian Sarana Prasarana SDN 01 Sungai Pinyuh
terlampir pada halaman 85 ).
( Daftar Matrik Kajian Sarana Prasarana SDN 11 Sungai Pinyuh
terlampir pada halaman 87 ).
6. Pengelolaan Kurikulum
43

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan kurikulum


kemudian mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah tempat magang,
penulis lebih mengerti tentang pengelolaan kurikulum sekolah, proses
penyusunan kurikulum, bentuk-bentuk RPP yang memuat nilai-nilai
karakter bangsa sesuai dengan KI dan KD yang dikembangkan. RPP yang
dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan Kurikulum.
Kegiatan penyusunan dan pengembangkan RPP dilakukan secara mandiri
ataupun berkompok dalam pertemuan Kelompok Kerja Guru ( KKG )
sekolah ataupun KKG mata pelajaran. Untuk memaksimalkan kompetensi
pengelolaan kurikulum sekolah, termasuk penyusunan RPP yang memuat
nilai-nilai karakter, penulis akan lebih banyak belajar dan berusaha selalu
terlibat secara langsung dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum
sekolah. ( Daftar Matrik Kajian Kurikulum SDN 01 Sungai Pinyuh
terlampir pada halaman 89 ).
( Daftar Matrik Kajian Kurikulum SDN 11 Sungai Pinyuh
terlampir pada halaman 91 ).
7. Pengelolaan Peserta Didik
44

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan peserta didik


kemudian mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang,
penulis memiliki pemahaman tentang perencanaan dan penerimaan peserta
didik baru. Kegiatan pembinaan peserta didik sebagaimana diatur dalam
permendiknas nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan dimaksud adalah :
1) Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia; 2) Melaksanakan tata
tertib sekolah; 3) Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti
sosial); 4) Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama
pergaulan; 5) Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban
terhadap sesama; 6) Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai
warga sekolah; 7) Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, kekeluargaan, dan kedamaian ). Penulis juga
mendapat informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan
pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan bakat, minat,
kreativitas dan kemampuan siswa. Untuk mengembangkan penguasaan
kompetensi dalam pengelolaan peserta didik, penulis akan lebih banyak
membaca bahan-bahan pembelajaran terkait pengelolaan peserta didik dari
berbagai sumber. ( Daftar Matrik Kajian Peserta Didik SDN 01 Sungai
Pinyuh terlampir pada halaman 93 ).
( Daftar Matrik Kajian Peserta Didik SDN 11 Sungai Pinyuh
terlampir pada halaman 96 ).
8. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
45

Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam pembelajaran


kemudian mengkaji pemanfaatn TIK dalam pembelajaran sekolah tempat
magang, berdasarkan Permendiknas nomor 13 tahun 2007 kompetensi
manajerial memiliki kemampuan mengoperasikan hardware dan software
dalam presentasi multimedia pembelajaran dan pengaplikasian media
pembelajaran TIK, penulis mendapat informasi tentang sumber daya
sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yang masuk dalam ketegori
TIK serta mendapat gambaran kompetensi pendidik (guru) dalam
penguasaan TIK terutama komputer. ( Daftar Matrik Kajian TIK SDN 01
Sungai Pinyuh terlampir pada halaman 99 ).
( Daftar Matrik Kajian TIK SDN 11 Sungai Pinyuh terlampir pada
halaman 101 ).
9. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan evaluasi
program sekolah kemudian mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah
tempat magang, berdasarkan Permendiknas nomor 13 tahun 2007
kompetensi manajerial mencapai terget kompetensi “Melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah
dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya” Penulis
belum mendapatkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh
sekolah magang berdasarkan prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi
sehingga belum memperoleh pengetahuan yang utuh yaitu paham secara
teori dan praktek. Untuk meningkatkan penguasaan kompetensi penulis
dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi program sekolah, maka
penulis berharap agar dapat dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan
monev program-program sekolah dimasa yang akan datang. ( Daftar
Matrik Kajian Monitoring dan Evaluasi Program Sekolah SDN 01 Sungai
Pinyuh terlampir pada halaman 103 ).
( Daftar Matrik Kajian Monitoring dan Evaluasi Program Sekolah
SDN 11 Sungai Pinyuh terlampir pada halaman 104 ).
46

E. PENINGKATAN KOMPETENSI BERDASARKAN AKPK


1. Persiapan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun
2007 tentang standar kepala sekolah dan dimensi kompetensi
kewirausahaan yang dimaksud dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007
adalah sebagai berikut :
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
2. Pelaksanaan
Nilai dan semangat kewirausahaan untuk kepentingan pendidikan
yang bersifat sosial bukan untuk kepentingan komersial, yang diambil
adalah karakteristik seperti inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat,
pantang menyerah dan salalu mencari solusi dan memiliki naluri
kewirausahaan. Seorang kepala sekolah hendaknya mampu menciptakan
visi sekolah yang jelas, menjadi inspirator bagi warga sekolah, mampu
memperdayakan tim untuk bekerja cepat dan cerdas untuk mencapai visi
dalam kondisi lingkungan yang tak menentu. Memiliki karakteristik :
proaktif, inovasi, berani mengambil resiko.
47

3. Hasil
Pembelajaran kewirausahaan yang efektif untuk mengembangkan
karakteristik yang mampu bersikap dan bertindak proaktif, inovatif,
mengambil resiko dalam merancang program kewirausahaan yang mampu
membentuk kompetensi siswa berkarakter pemimpin kewirausahaan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kegiatan on the job learning meningkatkan kompetensi calon kepala

sekolah dalam bidang RKS, pengelolaan kurikulum, pendidikan dan

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan peserta didik,

pembinaan tenaga administrasi sekolah, pemanfaatan TIK, dan system

monitoring dan evaluasi.


2. Kegiatan on the job learning merupakan solusi efektif dalam penyiapan

calon kepala sekolah yang berkualitas.

B. Saran – saran

1. Mengingat banyaknya bahan kajian yang harus dipersiapkan oleh calon

kepala sekolah, maka waktu pelaksanaan on the job learning perlu waktu

yang panjang. Masalah lainnya adalah pelaksanaan OJL di sekolah lain

yang kadang mengganggu proses belajar mengajar di sekolah sendiri

karena meninggalkan tugas mengajar di sekolah. Keadaan ini sulit

dihindari karena tidak adanya guru pengganti di sekolah sendiri.


2. Diperlukan kejelasan format dalam penyusunan laporan, sehingga tidak

menimbulkan keraguan dalam penyususnan.


48

3. Saran dan keritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan dalam laporan

on the job learning (OJL).


4. Semua pihak yang membantu penulis membuat laporan akhir on the job

learning tak lupa diucapkan terima kasih. Amin.

Anda mungkin juga menyukai