Anda di halaman 1dari 6

Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan

Volume 3, Nomor 1, Januari 2010 (13-18)


ISSN 1979-5645

Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Bersubsidi Di


Puskesmas Salo Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang

Andi Ardiana Islamia Poetri (Mahasiswa Ilmu Pemerintahan


Universitas Hasanuddin)
Muh. Tamar (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)
Abd. Salam Muchtar (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)
Email: aardianaislamia@gmail.com

Abstract
The aim of this research was to know and to analize how far public perceptions of subsidized
health care policy implementation (Jamkesda) in Public Health Center (Puskesmas) Salo Watang
Sawitto Distric Pinrang Regency and the factors that affect its. In terms of academic research is
expected benefit to the development of the science of government. The results showed that the
public perception of subsidized health care (Jamkesda) policy implementation has gone well, it's
based on the average scores of each variable are: the rate of experience, of feelings, of needs.
Subsidized health care policy implementation was supported by several factors: 1) resources, 2)
Disposition, 3) Bureaucracy structure. Based on the results of linear regression showed that the
public perception influence 76.8% against subsidized health care policy (Jamkesda) implementa-
tion.
Keywords: policy, implementation, public service

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana persepsi masyarakat terhadap imple-
mentasi kebijakan pelayanan kesehatan bersubsidi (Jamkesda) di Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Salo Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang serta faktor-faktor yang me-
mengaruhinya. Dari segi akademik penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkem-
bangan Ilmu pemerintahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat ter-
hadap implementasi kebijakan pelayanan kesehatan bersubsidi telah berjalan dengan baik, hal
ini didasarkan pada skor rata-rata masing-masing variabel yakni: pengalaman, perasaan, kebu-
tuhan. Implementasi kebijakan pelayanan kesehatan bersubsidi didukung oleh beberapa faktor
yaitu: 1) Sumber daya, 2) Disposisi, 3) Struktur birokrasi. Berdasarkan hasil regresi linear
menunjukkan bahwa persepsi masyarakat berpengaruh sebesar 76,8% terhadap implementasi
kebijakan pelayanan kesehatan bersubsidi.
Kata kunci: kebijakan, implementasi, pelayanan publik

PENDAHULUAN memajukan kesejahteraan umum, mencer-


daskan kehidupan bangsa dan ikut melak-
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar sanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
1945 tercantum jelas cita-cita bangsa Indone- kemerdekaan perdamaian abadi serta keadi-
sia yang sekaligus merupakan tujuan nasional lan sosial.
bangsa Indonesia. Tujuan nasional tersebut Untuk mencapai tujuan nasional tersebut
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia diselenggarakanlah upaya pembangunan ya-
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan ng berkesinambungan yang merupakan suatu

13
Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Y
(Andi Ardiana Islamia Poetri, Muh. Tamar, Abd. Salam Muchtar)

rangkaian pembangunan yang menyeluruh pelayanan kesehatan gratis dan hanya


terarah dan terpadu, termasuk di antaranya menggunakan Jaminan Pelayanan Kesehatan
pembangunan kesehatan. Kesehatan meru- Bersubsidi yang dikenal dengan jaminan kese-
pakan hak asasi manusia dan salah satu unsur hatan daerah (Jamkesda). Jaminan pelayanan
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai kesehatan bersubsidi ini hanya menanggung
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebaga- pelayanan dasar dan obat generik selebihnya
imana yang dimaksud dalam Pancasila dan masyarakat harus membayar biaya lain yang
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara tidak ditanggung oleh jaminan kesehatan
Republik Indonesia Tahun 1945. Tujuan pem- bersubsidi ini sehingga membuat masyarakat
bangunan kesehatan sebagai komitmen na- utamanya masyarakat miskin dan kurang ma-
sional yaitu untuk meningkatkan kesadaran, mpu sulit untuk membiayai biaya berobat
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi baik untuk berobat di Puskesmas apalagi un-
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan tuk rujukan ke Rumah Sakit.
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai Kebijakan kesehatan bersubsidi di Kabu-
investasi bagi pembangunan sumber daya paten Pinrang merupakan bagian dari visi
manusia yang produktif secara sosial dan dan misi Gubernur Sulawesi Selatan yaitu
ekonomis. meningkatkan kualitas pelayanan untuk pe-
Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah menuhan hak dasar masyarakat. Alokasi ang-
untuk mengatasi persoalan pelayanan kese- garan pelayanan kesehatan bersubsidi ini di-
hatan diantaranya adalah dengan membuat peroleh dari 40% APBD Provinsi dan 60%
regulasi yang salah satunya Undang-Undang APBD Kabupaten.
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Realitas pelaksanaan pelayanan Jamkesda
Selain itu dalam rangka pemerataan pela- tergambar jelas dengan adanya perbedaan
yanan kesehatan, Pemerintah mulai mengga- profesionalitas para aparatur terhadap pela-
lakkan program-program yang diarahkan ke- yanan antara pengguna jamkesda dengan
pada masyarakat kurang mampu sehingga pengguna jasa kesehatan lainnya misalnya
semua masyarakat dapat menikmati pelaya- kurangnya pengetahuan masyarakat menge-
nan kesehatan secara adil dan merata. Salah nai jamkesda yang membuat masyarakat sulit
satu program pelayanan kesehatan yang da- mendapatkan kartu jamkesda, proses pela-
pat dinikmati oleh masyarakat miskin yaitu yanan yang lama dibandingkan dengan peng-
jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). guna jasa pelayanan kesehatan lainnya hing-
Jamkesmas adalah sebuah program asuransi ga hal ini cenderung menyulitkan masyarakat.
kesehatan untuk warga Indonesia, program Selain profesionalitas dari petugas yang ku-
ini dijalankan oleh Departemen Kesehatan rang baik terdapat petugas informasi yang
sejak tahun 2004. kurang ramah, kenyamanan ruang tunggu mi-
Di Indonesia masih banyak masyarakat nim dan harga obat yang mahal membuat
miskin yang tidak dapat menyentuh pela- masyarakat kesulitan dan tidak mau berobat
yanan kesehatan gratis dan bahkan mereka ke Puskesmas. Sehingga membuat masyara-
juga tidak mampu membayar biaya untuk kat lebih cenderung atau senang untuk ber-
berobat ke Puskesmas. Di Kecamatan Watang obat ke Mantri atau Dukun .
Dawitto Kabupaten Pinrang tercatat 6.884 Dalam pelaksanaan program pelayanan
masyarakat miskin pengguna pelayanan kese- kesehatan bersubsidi ini juga terjadi ketim-
hatan Jamkesmas dari 8.890 jumlah kese- pangan antara kebijakan dengan pelaksana-
luruhan masyarakat miskin di Kecamatan ter- annya yakni alokasi dana Jamkesda terkadang
sebut. Dari jumlah tersebut terdapat 2.006 terlambat diberikan kepada Puskesmas-pus-
Masyarakat miskin yang tidak bisa mengakses kesmas yang ada di Kabupaten Pinrang. Ta-

14
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2010

hun 2009, Direktur RSUD Lasinrang Kabupat- Agar upaya penyelenggaraan kesehatan
en Pinrang drg.Hj.Siti Hasnah Syam, MARS dapat berjalan dan terlaksana dengan baik,
u vPµvPl ‰l v ZÁ ^<]š u vP o u] perlu kiranya didukung oleh sarana dan
kekurangan atau defisit dana pelayanan prasarana yang berupa sumberdaya kese-
kesehatan gratis sel]š Œ ôìì iµš _ X W v ]Œ v hatan, sumberdaya kesehatan sebagai pen-
dana kesehatan bersubsidi dilakukan apabila dukung penyelenggaraan upaya kesehatan,
Puskesmas mengajukan klaim dan mem- sumber daya kesehatan sebagai pendukung
berikan laporan pertanggungjawabannya ke upaya kesehatan yang tetap melaksanakan
Dinas Kesehatan dan dana tersebut akan fungsi dan wewenang tanggung jawab sosial
diberikan langsung kepihak Puskesmas, tentu dengan pengertian bahwa sarana pelayanan
saja hal ini bertolak belakang dengan pasal 22 kesehatan harus memperhatikan semua go-
Peraturan Bupati Pinrang Nomor 16 tahun longan masyarakat terutama yang berpeng-
2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Pela- hasilan rendah yang terkadang tidak tersen-
yanan kesehatan bersubsidi pada Dinas tuh pelayanan kesehatan yang disebabkan
Kesehatan dan jaringannya di Kabupaten Pin- karena kurang atau tidak adanya biaya untuk
rang yang berbunyi: 1) Dana untuk pelayanan berobat dan sebagainya, dengan kata lain
kesehatan di Puskesmas dan jaringannya bahwa pelayanan kesehatan dan sarana pela-
disalurkan langsung dari Kas daerah Peme- yanan harus tersedia sehingga mudah diakses
rintah Kabupaten ke Puskesmas melalui re- oleh masyarakat.
kening masing-masing unit pelayanan keseha- Pelaksanaan kebijakan pelayanan Jam-
tan; 2) Penyaluran dana sebagaimana dimak- kesda merupakan tanggung jawab Peme-
sud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap ( rintah dalam merencanakan, mengatur, me-
periode triwulan ) dan disalurkan pada awal nyelenggarakan, membina dan mengawasi
bulan. penyelenggaraan upaya kesehatan yang me-
Permasalahan ini membuat pelaksanaan rata dan terjangkau untuk masyarakat. Juga
kebijakan pelayanan kesehatan bersubsidi se- sumberdaya dibidang kesehatan yang adil
makin sulit untuk mencapai hasil yang dan merata bagi seluruh masyarakat untuk
maksimal dalam memberikan pelayanan ke- memeperoleh derajat kesehatan yang seting-
pada masyarakat demi tercapainya derajat gi-tingginya. Pemerintah bertanggungjawab
kesehatan. Sebab, keberhasilan implementasi atas pelaksanaan jaminan kesehatan masya-
kebijakan tidak hanya tergantung dari ke- rakat melalui sistem jaminan sosial Nasional
mampuan memanfaatkan sumberdaya yang bagi upaya kesehatan perseorangan.
tersedia. Pemerintah serta aparat yang Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terkait langsung didalamnya merupakan sum- pada bidang kesehatan, Pemerintah Kabu-
ber daya yang terpenting dalam menentukan paten Pinrang membentuk sebuah kebijakan
suatu keberhasilan proses implementasi. Te- yaitu Peraturan Bupati Pinrang nomor 16 ta-
tapi diluar sumberdaya manusia, sum- hun 2009 tentang pedoman pelaksanaan
berdaya-sumberdaya lain yang perlu diperhi- program pelayanan kesehatan bersubsidi pa-
tungkan juga ialah sumberdaya finansial dan da Dinas Kesehatan dan Jaringannya. Dari
sumberdaya waktu. Karena mau tidak mau, berbagai permasalahan yang terjadi terha-
ketika sumberdaya manusia yang kompeten dap implementasi kebijakan jamkesda diten-
dan kapabel telah tersedia sedangkan kucu- gah-tengah masyarakat dalam mengakses
ran dana melalui anggaran tidak tersedia, pelayanan kesehatan serta ketimpangan yang
memang menjadi masalah pelik untuk mere- terjadi antara Kebijakan pelayanan kesehatan
alisasikan apa yang hendak dituju oleh tujuan bersubsidi dengan pelaksanaannya. Peneliti
kebijakan. menganggap perlu untuk mengakaji menge-

15
Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Y
(Andi Ardiana Islamia Poetri, Muh. Tamar, Abd. Salam Muchtar)

nai pelaksanaan kebijakan kesehatan besub- mengembangkan kerangka analisis tentang


sidi tersebut serta penerapannya ditengah- studi implementasi.
tengah Masyarakat. Berdasarkan atas pemi- Dalam pendekatan top down, implemen-
kiran-pemikiran diatas maka penulis menga- tasi kebijakan yang dilakukan tersentralisir
iµl v ‰ v o]š] v vP v iµ µo ^/u‰o u vš •] dan dimulai dari aktor tingkat pusat, dan
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Bersubsidi di keputusannya juga diambil dari tingkat pusat.
Puskesmas Salo Kecamatan Watang Sawitto Pendekatan top down bertitik tolak dari per-
< µ‰ š v W]vŒ vP_U Ç vP ]Z Œ ‰l v ‰ š spektif bahwa keputusan-keputusan politik
menjadi sumbangan pemikiran bagi para (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pem-
pihak yang peduli pada pencapaian pelaksa- buat kebijakan harus dilaksanakan oleh ad-
naan kebijakan kesehatan demi tercapainya ministratur-administratur atau birokrat-
derajat kesehatan yang merata untuk birokrat pada level bawahnya. Jadi inti dari
masyarakat. pendekatan top down adalah sejauh mana
tindakan para pelaksana (administratur dan
METODE PENELITIAN birokrat) sesuai dengan prosedur serta tujuan
yang telah digariskan oleh para pembuat ke-
Tipe penelitian yang akan digunakan ada- bijakan di tingkat pusat.
lah tipe penelitian deskriptif. Dasar penelitian Dalam mengukur keberhasilan pelaksa-
yang dilakukan adalah survey yaitu penelitian naan pelayanan kesehatan bersubsidi di Pus-
dengan mengumpulkan dan menganalisis kemas Salo Kecamatan Watang Sawitto
suatu peristiwa. digunakan teori yang dikemukakan oleh
George C. Edward III yang merupakan salah
HASIL DAN PEMBAHASAN satu model pendekatan top down. Edward III
mengemukakan terdapat empat variabel
Tingkat pendidikan memiliki kaitan dengan yang sangat mempengaruhi Implementasi
tingkat penilaian terhadap implementasi ke- suatu kebijakan yaitu: komunikasi, sumber
bijakan jaminan pelayanan kesehatan ber- daya, disposisi, struktur birokrasi.
subsidi, hal ini didasarkan pada asumsi bahwa Masyarakat merupakan sasaran utama
responden yang memiliki pendidikan tinggi dari pencapaian tujuan kebijakan pelayanan
akan mampu memahami dan menilai persoa- kesehatan bersubsidi sehingga persepsi ma-
lan pelaksanaan dan faktor-faktor yang me- syarakat berperan penting dalam mengukur
mengaruhi kebijakan jaminan kesehatan ber- keberhasilan implementasi kebijakan pela-
subsidi. yanan kesehatan bersubsidi. Berdasarkan
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Imple- hasil penelitian di atas, terdapat hubungan
mentasi Kebijakan Jamkesda yang signifikan antara persepsi masyarakat
Terdapat dua pendekatan dalam me- terhadap implementasi kebijakan pelayanan
mahami studi implementasi yaitu yaitu pen- kesehatan bersubsdi di Puskesmas Salo
dekatan top down dan bottom up. Pendeka- Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pin-
tan top down dapat disebut sebagai pendeka- rang. Pengaruh persepsi masyarakat ter-
tan yang mendominasi awal perkembangan hadap implementasi kebijakan Jamkesda sa-
studi implementasi kebijakan, walaupun dike- ngat besar, berdasarkan dari hasil regresi lin-
mudian hari diantara pengikut pendekatan ini ear antara persepsi masyarakat dengan im-
terdapat perbedaan-perbedaan, sehingga plemetasi kebijakan jamkesda diketahui
menelurkan pendekatan bottom up, namun bahwa persepsi masyarakat berpengaruh
pada dasarnya mereka bertitik-tolak pada sebesar 76,8 % terhadap pelaksanaan ke-
asumsi-asumsi yang sama dalam bentuk bijakan Jamkesda.

16
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2010

Masyarakat mempersepsi kebijakan pela- yang tergolong pada kategori kurang baik.
yanan Jamkesda berdasarkan pengetahuan, Hasil penelitian memperlihatkan sangat ku-
perasaan, kebutuhan, pengalaman dan hara- rang masyarakat yang mengetahui tentang
pan mereka terhadap implementasi kebijakan jamkesda terutama prosedur serta batasan-
tersebut. Dari hasil penelitian menegaskan batasan dalam menggunakan jam-kesda.
bahwa persepsi masyarakat terhadap imple- Oleh karena itu, perlu diupayakan usaha per-
mentasi kebijakan pelayanan kesehatan ber- baikan tingkat komunikasi antara
subsidi (Jamkeda) sudah baik berdasarkan pemerintah/aparat pelaksana dan masyara-
tingkat pengalaman, kebutuhan dan pera- kat dengan cara meningkatkan sosialisasi
saan, namun pada tingkat pengetahuan dan ataupun diseminasi, baik melalui media mas-
harapan masyarakat terhadap implementasi sa, sosialisasi ataupun penyuluhan kesehatan.
kebijakan pelayanan kesehatan bersubsidi Adapun faktor yang mendukung implementa-
masih tergolong rendah. Pengetahuan dan si kebijakan jamkesda yaitu disposisi, sumber
harapan masing-masing berada pada skor daya dan struktur birokrasi yang berada pada
2,47 dan 2,51. kategori baik. Faktor-faktor tersebut yang
Persepsi masyarakat tentang penge- mendukung implementasi kebijakan pela-
tahuan, pengalaman, perasaan, kebutuhan yanan kesehatan bersubsdi seyogyanya dit-
dan harapan sangat dipengaruhi oleh faktor ingkatkan agar implementasi atau pelaksa-
tingkah laku, sikap dan kinerja pemerintah naan kebijakan pelayanan kesehatan bersub-
dan aparat pelaksana kebijakan Jamkesda. di dapat terlaksana jauh lebih baik lagi se-
Oleh karena itu, pemerintah/aparat pelaksa- hingga pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
na seyogyanya menjaga sikap dan tingkah dengan apa yang diharapkan oleh Peme-
lakunya serta meningkatkan kinerja dan kerja rintah dan masyarakat yaitu terciptanya
sama dengan masyarakat sebagai suatu ben- pemerataan dan peningkatan mutu pela-
tuk upaya dan usaha pencapaian keberhasi- yanan kesehatan diseluruh kalangan masya-
lan implementasi kebijakan Jamkesda. Sebab, rakat guna tercapainya derajat kesehatan
faktor-faktor tersebut sangat menentukan masyarakat yang optimal secara efektif dan
dan membentuk persepsi masyarakat ter- efisien.
hadap kebijakan Jamkesda. Tindakan, sikap,
tingkah laku dan kinerja yang baik dari KESIMPULAN
pemerintah/aparat pelaksana akan mengha-
silkan persepsi dan tanggapan yang baik dari Persepsi masyarakat terhadap implemen-
masyarakat terhadap implementasi kebijakan tasi kebijakan pelayanan kesehatan bersub-
Jamkesda, begitu pula sebaliknya. sidi di Puskesmas Salo Kecamatan Watang
Implementasi kebijakan pelayanan kese- Sawitto sudah baik. Hal ini terlihat dengan
hatan bersubsidi dapat tercapai bila didukung skor rata t rata 2,79. Pengalaman, perasaan
oleh beberapa faktor yaitu komunikasi ,sum- dan kebutuhan masyarakat terhadap pelak-
ber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Dari sananaan kebijakan Jamkesda sudah ba-ik
hasil penelitian diatas faktor yang mengham- namun harapan masyarakat terhadap imple-
bat keberhasilan implementasi kebijakan mentasi kebijakan Jamkesda masih rendah
Jamkesda yaitu komunikasi yang tergolong jika dibandingkan dari ketiga variabel terse-
pada kategori tidak baik yaitu berada pada but terutama dari segi pengetahuan ma-
skor 1,36. Rendahnya tingkat komunikasi sayarakat mengenai Jamkesda masih sangat
masyarakat dengan pemerintah atau aparat memprihatinkan atau tidak baik.
pelaksana berimbas pada rendahnya tingkat Implementasi kebijakan pelayanan kese-
pengetahuan masyarakat tentang jamkesda hatan bersubsidi dipengaruhi oleh beberapa

17
Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Y
(Andi Ardiana Islamia Poetri, Muh. Tamar, Abd. Salam Muchtar)

faktor. Faktor yang menghambat implemen-


tasi kebijakan pelayanan kesehatan bersub- Sugino, 2011, Metode penelitian kuantitatif,
sidi adalah komunikasi. Faktor komunikasi kualitatif, dan R&D, Jakarta : Alfaberta.
yang mempengaruhi implementasi kebijakan
Jamkesda yaitu hubungan komunikasi antara Thabrany,Hasbullah, 2005, pendanaan
pemerintah/aparat pelaksana dengan masya- kesehatan dan alternatif mobilisasi dan
rakat pengguna Jamkesda. Hasil penelitian kesehatan di Indonesia, ed.1, Jakarta: PT Raja
menegaskan bahwa tingkat komunikasi ma- Garfindo Persada.
syarakat dengan pemerintah/aparat pe-
laksana kebijakan Jamkesda tidak baik yaitu Trihendradi, Cornelius, 2007, langkah mudah
berada pada skor 1,36. menguasai analisis statisitk menggunakan
SPSS 15. Ed.I, C.V.Andi offset.
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Husaini, ,dan Purnomo.S.A, 2009,
Bratakusumah dan Solihin (2002), Otonomi Metodologi Penelitian Sosial, cet.ke-2, Jakar-
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, ta: Bumi Aksara,.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Walgito, Bimo, 2003, Psikologi sosial (suatu
Agustino, Leo, 2008, Dasar-dasar kebijakan
pengantar), ed.IV, Yogyakarta: C.V.Andi off-
Publik, cet.ke-2, Bandung : alfabeta.
set.
Ahmad.A.K, , 2006, Kamus lengkap bahasa
Winarno, Budi, 2007. Kebijakan Publik: Teori
Indonesia, Reality pulisher
dan Proses, cet.ke-1, Yogyakarta: Media
Pressindo.
Ali, Farid, 2010, studi tentang kebijakan
pemerintah, Makassar: BDF Bripadi press,
Yusuf, Eddy, 2000, Psikologi sosial, teori dan
praktek, cet ke-4, Makassar: Offset set-
Dwijowijoto, R. N, 2003, Kebijakan publik
tingprakasa.
formulasi, implementasi dan evaluasi, Ja-
karta: PT.elex media komputindo.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
1945 Hasil Amandemen Undang-Undang Re-
Muninjaya, A.A.Gede, 2004, Manajemen
publik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Ten-
Kesehatan, Cet Ke-1, Jakarta: penerbit buku
tang Pemerintahan Daerah jo Peraturan
kedokteran ECG.
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.3
Tahun 2005 jo Undang-Undang Republik In-
Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu
donesia No.12 Tahun 2008
Pemerintahan Baru) Jilid 1. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu
Pemerintahan Baru) Jilid 2. Jakarta: PT Rineka
Keputusan Menteri Kesehatan No.125/MEN-
Cipta.
KES/SK/II/ Tentang Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Soekarno S.D, 2005, Publik policy: pengertian
tahun 2008.
pokok untuk memahami dan analisa ke-
bijaksanaan pemerintahan, Cet.ke-4, Suraba-
ya: Airlangga University Prees.

18

Anda mungkin juga menyukai