Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“INSTRUMEN INVESTASI BASED PUBLIC ZAKAT, INFAQ,


DAN SHADAQAH”

DISUSUN OLEH :

Aulia Rahmadani 05220190090

Nurhadiana Salwah Aris Y . 05220190092

St. Musdalifa 05220190088

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

makalah yang berjudul “INSTRUMEN INVESTASI BASED PUBLIC ; ZAKAT,

INFAQ, DAN SHADAQAH” ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang di

rencanakan. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW

beserta keluarga. Aamiin…

Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-

kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan

dari semua pihak serta dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan kami,

akhirnya makalah ini dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari penulisan

makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tata cara

penulisan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga

makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Terima kasih.

Makassar, 25 September 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................4
A. Pengertian zakat, Infaq dan Shadaqah..........................................................................4
B. Perbedaan antara infaq dan shadaqah...........................................................................9
C. Infaq dan shadaqah dalam konteks ekonomi..............................................................10
D. Investasi dana Infaq dan Shadaqah.............................................................................12
BAB III..................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................................14
B. Kritik dan Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tidak bisa dipungkiri bahwa ummat Islam saat ini tengah mengalami

kemunduran di berbagai bidang. Kemunduran ini antara lain disebabkan oleh

kerusakan di bidang aqidah dan akhlaq ummatnya sendiri. Tentu saja hal ini

selain merupakan kesalahan ummat Islam sendiri, juga karena strategi global

musuh-musuh Islam terhadap ummat Islam di dunia. Selain itu kemunduran ini

juga disebabkan oleh kurang kuatnya perekonomian ummat Islam. Padahal, dalam

sumber daya manusia, Islam memegang jumlah terbesar, terutama Indonesia.

Menurut Nuryufa dalam Ishlah (1995), besarnya jumlah penduduk muslim

tidak berarti apa-apa tanpa dibarengi dengan kesadaran akan kewajibannya untuk

ikut menegakkan perekonomian ummat Islam baik melalui zakat, infaq, maupun

shodaqoh. Padahal zakat merupakan soko guru dalam mu’amalat, baik secara

nafsiyah (spiritual) maupun secara nadiyah (material), karena zakat berperan

sangat mendasar dan bersifat permanen dalam menjawab masalah kemiskinan.

Sebab itulah zakat, infaq, dan shodaqoh seringkali dipandang sebagai solusi yang

paling penting bagi pengentasan kemiskinan, sehingga perlu kesadaran yang

menyeluruh dari ummat Islam akan arti penting zakat, infaq, maupun shodaqoh

bagi tegaknya perekonomian ummat. Dengan demikian ummat Islam akan

mampu menjadi subyek dalam perekonomiannya sendiri.

1
Sesungguhnya apabila ditarik benang merah dari seluruh persoalan ekonomi

ummat Islam adalah bagaimana agar kekayaan bumi ini dapat dikelola dan

terdistribusi dengan adil, pada seluruh ummat, sehingga tidak ada persaingan

yang tidak sehat serta egoisme yang berlebihan yang akan semakin memperlebar

jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin. Atau dengan kata lain yang harus

dilakukan adalah upaya pendistribusian kekayaan dengan menumbuhkan rasa

kesetiakawanan sosial. Dana sosial yang berasal dari infaq dan shadaqah juga bisa

diterapkan dalam dunia investasi, karena dengan berinvestasi akan memutarkan

uang untuk keperluan konsumsi selanjutnya.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas, pemakalah memiliki beberapa rumusan masalah,

diantaranya;

a. Apa pengertian Infaq dan Shadaqah?

b. Apa perbedaan zakat, infaq dan shadaqah?

c. Bagaimana peran infaq dan shadaqah dalam konteks ekonomi?

d. Bagaimana dana infaq dan shadaqah bisa diinvestasikan?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah;

a. Untuk mengetahui pengertian Infaq dan Shadaqah.

b. Untuk mengetahui perbedaan zakat, infaq dan shadaqah.

c. Untuk mengetahui peran infaq dan shadaqah dalam konteks ekonomi.

2
d. Untuk mengetahui bagaimana dana infaq dan shadaqah bisa

diinvestasikan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian zakat, Infaq dan Shadaqah

a. Zakat
Dalam pengertian bahasa, kata zakat (dalam bahasa Arab zakâh, dari kata

kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau ‘pengembangan’. Dari pengertian ini,

harta seseorang yang telah dikeluarkan zakatnya menjadi bersih, karena tidak

ada lagi “kotoran” yang sebenarnya bukan miliknya. Jiwa orang yang

mengeluarkannya pun menjadi bersih. Dari pengertian ini pula, harta yang

dikeluarkan zakatnya pada hakikatnya tidak berkurang, justru akan tumbuh

berkembang. Belum pernah ada cerita orang menjadi miskin gara-gara

mengeluarkan zakat.

Dalam pengertian istilah agama, zakat adalah “mengeluarkan kadar

tertentu dari harta benda yang sifatnya wajib dan setelah memenuhi syarat-

syarat tertentu”. Kadar tertentu, misalnya, 2,5% (untuk zakat mal/zakat harta,

zakat emas, zakat perak), 20% (untuk zakat barang temuan), 5% atau 10%

(untuk zakat pertanian, tergantung tingkat kesulitan pengairannya), dan lain-

lain. Sedangkan syarat tertentu adalah, misalnya, telah mencapai batas

minimum (disebut nisab), dan telah dimiliki satu tahun, dan sebagainya.

Sekali lagi, zakat sifatnya wajib.

4
b. Infaq

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq

berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan

untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Jika zakat ada

nishabnya, infaq tidak mengenal nishab.

Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang

berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun

sempit (QS. Ali’imran :134)

ِ ِِ ِ َّ ‫الس َّر ِاء و‬ َ ‫ين يُ ْن ِف ُق‬


َّ ‫ون يِف‬ ِ َّ
َ‫ني الْ غَ ْي َظ َو الْ َع اف ني‬
َ ‫الض َّر اء َو الْ َك اظ م‬ َ َ ‫ال ذ‬
ِِ ُّ ِ‫ َو اللَّ هُ حُي‬Lۗ‫اس‬
ِ َّ‫َع ِن الن‬
َ‫ب الْ ُم ْح س ن ني‬
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan

mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang

berbuat kebajikan.”

Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), maka

infaq boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya, untuk kedua orang tua,

anak-yatim, dan sebagainya (QS. 2:215)

5
ِ‫ قُ ْل َم ا أَ ْن َف ْق تُ ْم ِم ْن َخ رْيٍ فَ لِ ْل َو الِ َد يْ ن‬Lۖ ‫ون‬
َ ‫اذ ا يُ ْن ِف ُق‬
َ ‫ك َم‬ َ َ‫يَ ْس أَلُ ون‬
ٍ ‫ و َم ا َت ْف َع لُ وا ِم ْن َخ رْي‬Lۗ‫يل‬ ِ َّ ‫ني و ابْ ِن‬ ِ ِ َ ِ‫َو ا أْل َ ْق َر ب‬
َ ِ ‫الس ب‬ َ ‫ام ٰى َو الْ َم َس اك‬ َ َ‫ني َو الْ يَ ت‬
ِ ِِ ِ
ٌ‫فَ إ َّن اللَّ هَ ب ه َع ل يم‬

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa

saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak,

kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang

yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat,

maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.”

Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang, setiap

kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Allah memberi

kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa

jumlah yang yang sebaiknya diserahkan. Terkait dengan infak ini

Rasulullah SAW bersabda :

ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore : "Ya Allah

SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya

Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran". (HR. Bukhori)

6
c. Shadaqah

Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang

suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun

secara terminologi syariat shadaqah makna asalnya adalah tahqiqu syai'in

bisyai'i, atau menetapkan/menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya

sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tertentu dalam

pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu dan kadarnya. Atau

pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain,

terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang

tidak ditentukan jenis, jumlah maupun waktunya, sedekah tidak terbatas

pada pemberian yang bersifat material saja tetapi juga dapat berupa jasa

yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan dengan

ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah.

Shadaqoh mempunyai cakupan yang sangat luas dan digunakan Al-

Qur'an untuk mencakup segala jenis sumbangan. Shadaqah ialah segala

bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga

yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non

materi, misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang

buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya,

menyalurkan syahwatnya pada istri.

Sedekah berarti memberi derma, termasuk memberikan derma untuk

mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan didalam Al-Qur'an dan

7
Sunnah. Zakat telah disebut pula sedekah karena zakat merupakan sejenis

derma yang diwajibkan sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat

dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pengutan wajib, sedegkan

sedekah lainnya dibayarkan secara sukarela. Jumlah dan nisab zakat di

tentukan, sedangkan jumlah sedekah yang lainya sepenuhnya tergantung

keinginan yang menyumbang.

Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga

hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja shadaqoh mempunyai

makna yang lebih luas lagi dibanding infaq. Jika infaq berkaitan dengan

materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal yang

bersifat nonmateriil.

Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan :

"jika tidak mampu bersedekah dengan harta, maka membaca tasbih,

takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, atau melakukan kegiatan

amar ma’ruf nahi munkar adakah sedekah".

Dalam hadist Rasulullah memberi jawaban kepada orang-orang

miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqah

dengan hartanya, beliau bersabda :

"Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid

shadaqah, setiap amar ma'ruf adalah shadaqah, nahi munkar shadaqah

dan menyalurkan syahwatnya kepada istri shadaqah". (HR. Muslim).

8
B. Perbedaan antara infaq dan shadaqah

a. Zakat

Zakat secara bahasa (lughoh), berarti: tumbuh, berkembang dan

berkah dan dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan.seorang yang

membayar zakat karena keimananya niscaya akan memperoleh kebaikan

yang banyak.Allah SWT berfirman :

‫هِب‬ ِ‫هِل‬ ِ
‫ك َس َك ٌن هَّلُ ۗ ْم‬ َ ‫ص ِّل َعلَْي ِه ْمإِ َّن‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَ ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّكي ِهم َا َو‬
َ َ‫ص اَل ت‬ ۖ
َ ‫ُخ ْذ م ْن أ َْم َوا ْم‬
‫يم‬ ِ ِ‫واللَّه مَس‬
ٌ ‫يع َعل‬ٌ ُ َ
”Pungutlah zakat dari sebagian kekayaan mereka dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka” (QS.At-taubah.103).

Sedangkan menurut terminologi syari’ah (istilah syara’) zakat berarti

kewajiban atas harta atau kewajiban atas jumlah sejumlah harta tertentu

untuk kelompok tertentu dalam waktu tertentu. Zakat juga berarti derma yang

telah ditetapkan jenis, jumlah, dan waktu suatu kekayaan atau harta yang

wajib diserahkan. Atau Zakat adalah nama dari sejumlah harta tertentu yang

telah mencapai syarat tertentu (nishab) yang diwajibkan Allah SWT untuk

dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan

persyaratan tertentu pula (QS. 9:103 dan QS. 30:39).

b. Infaq

9
Infaq adalah sumbangan sukarela yang dikeluarkan oleh seseorang dalam

bentuk materil.

c. Shadaqah

Shadaqah lebih luas dari infaq, karena yang disedekahkan tidak terbatas pada

materi saja.

C. Infaq dan shadaqah dalam konteks ekonomi

Zakat, infaq, dan shodaqoh sebagai landasan ekonomi Islam, soko guru

muamalat, serta tiang ekonomi ummat mempunyai kedudukan yang istimewa di

dalam Islam, karena bukan semata-mata ibadah (ibadah mahdhah seperti sholat

dan puasa) melainkan ia sebagai ibadah yang berkaiatan erat dengan ekonomi,

keuangan, dan kemasyarakatan. Disamping itu menurut Mubiyarto (1982), zakat,

infaq, dan shodaqoh mengandung hikmah yang bersifat rohaniah dan filosofis.

Hikmah tersebut digambarkan dalam berbagai ayat Al Qur’an serta hadits,

diantaranya sebagai berikut:

a. Menumbuhsuburkan harta dan pahala serta mampu membersihkan diri dari

sifat-sifat kikir.

b. Melindungi masyarakat dari kemiskinan dan kemelaratan sosial.

c. Mewujudkan rasa solidaritas dan kasih sayang diantara sesama manusia.

d. Merupakan manifestasi kegotongroyongan dan tolong menolong dalam

kebaikan dan taqwa.

e. Mengurangi kefakirmiskinan yang merupakan masalah sosial.

10
f. Membina dan mengembangkan stabilitas sosial.

g. Merupakan salah satu jalan dalam mewujudkan keadilan sosial.

Menurut Bunasor dalam Al Muslimun (1994), fungsi zakat, infaq, dan

shodaqoh dalam Islam ada tiga, yaitu:

1. Spiritual; zakat, infaq, dan shodaqoh adalah kewajiban manusia sebagai

konsekuensi ikatannya dengan Allah.

2. Ekonomi; zakat, infaq, dan shodaqoh menghajatkan adanya distribusi

pendapatan.

3. Sosial; zakat, infaq, dan shodaqoh dimanfaatkan untuk menolong (solidaritas)

sesama ummat manusia.

Disinilah letak keunggulan sistem Islam, karena dalam Islam selain

mendorong ummatnya untuk mencari penghasilan setinggi-tingginya

(pertumbuhan ekonomi), Islam juga mendorong dan memberikan sistem distribusi

kekayaan yang adil sebagaimana zakat, infaq, dan shodaqoh. Dalam hal ini Islam

mengobati kemiskinan langsung ke akar permasalahannya, yaitu mengobati

keserakahan manusia. Islam memandang bahwa sesungguhnya yang perlu

dientaskan terlebih dahulu adalah orang-orang kaya (muzakki), sebab dengan

zakat, infaq, dan shodaqoh yang mereka salurkan, maka mereka mengentaskan

kemiskinan yang terdapat di dalam diri mereka sendiri, seperti sifat tamak,

serakah, dan kikir. Jadi Islam membersihkan mereka dari kemiskinan yang

11
sifatnya ruhiyah, setelah itu dampaknya dapat menyebar ke obyek zakat, infaq,

dan shodaqoh.

D. Investasi dana Infaq dan Shadaqah

Dana infaq dan sadaqah merupakan dana yang diperoleh dari seseorang yang

memberikan atas kelebihan hartanya secara sukarela. Infaq dan shadaqah yang

diterima dan diberikan kepada seorang individu berhak digunakan untuk apa saja

yang penting didistribusikan di jalan yang benar. Infaq dan shadaqah bisa

diberikan kepada individu ataupun secara kelompok perorangan, seperti infaq

untuk pembangunan infrastruktur atau tempat ibadah seperti masjid. Dana infaq

dan shadaqah bisa di Investasikan untuk mengembangkan dananya demi

tercapainya kesejahteraan layaknya zakat yang boleh di investasikan menurut

Yusuf Qardhawi. Dana infaq dan shadaqah dapat di investasikan melalui;

1. Investasi di ruko

Dalam bentuk investasi seperti ini, pemilik dana infaq dan shadaqah bisa

menjalankan usaha kecil dalam bentuk toko rumahan yang dijalankan secara

syar’i.

2. Investasi mudharabah

Mudharabah merupakan kerja sama antara pemilik dana (shahibul mal) dan

pengelola usaha (mudharib). Dimana dalam kerja sama ini semua dana dari

pemilik dana infaq dan shadaqah.

12
3. Investasi musyarakah

Selain itu, investasi yang dapat dilakukan ialah dalam bentuk kerjasama

musyarakah. Dimana dalam kerjasama ini mitra yang saling bersekutu sama

sama berkontribusi dalam hal modal atau dana.

4. Persewaan

Dalam hal ini pemilik dana infaq dan shadaqah bisa berinvestasi dalam bentuk

tanah maupun bangunan yang akan disewakan kepada orang lain dengan

timbal balik berupa ujrah atas sewa.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk

kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan

sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang

diperintahkan Islam. Jika zakat ada nishabnya, infaq tidak mengenal nishab.

Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka

bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun secara

terminologi syariat shadaqah makna asalnya adalah tahqiqu syai'in bisyai'i, atau

menetapkan/menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak

terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah,

waktu dan kadarnya.

Zakat secara bahasa (lughoh), berarti: tumbuh, berkembang dan berkah dan

dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan.seorang yang membayar zakat

karena keimananya niscaya akan memperoleh kebaikan yang banyak Sedangkan

menurut terminologi syari’ah (istilah syara’) zakat berarti kewajiban atas harta

atau kewajiban atas jumlah sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu

dalam waktu tertentu.

Infaq dan shadaqah berperan penting dalam ekonomi maupun sosial,

diantaranya ialah distribusi pendapatan dan menuntaskan kemiskinan serta

14
menuntaskan kesenjangan sosial. Selain itu infaq dan shadaqah bisa dijadikan

dana investasi dengan tujuan perputaran ekonomi untuk konsumsi dimasa masa

selanjutnya.

Untuk merumuskan hipotesis yang jelas dan juga benar, peneliti harus

memahami karakteristik hipotesis dan tipe-tipe hipotesis.

B. Kritik dan Saran

Alhamdulillah, saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT dikarekan saya

telah menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik meskipun tidak sesuai dengan

apa yang diharak sebelumnya. Dalam penulisan makalah ini, saya sadar bahwa

makalah yang sudah diselesaikan ini kurang sempurna. Oleh karena itu saya

meminta dan saran dan kritiknya. Saran dan kritik dari anda menjadi sebuah

motivasi saya untuk membuat makalah yang lebih baik nanti kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi Qur’an “Ayat dan Terjemahan”. Ramadhan 1424 (November 2003)


Versi 1,2.

Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (Fatwa 2001-


2007).

http://gerakaninfaq.blogspot.com/2010/06/perbedan-dan-pengertian-zakat-
infaq.html. diakses tanggal 18 November 2017.

Islamisasi Sains, 2009, Eksistensi Zakat, Infaq, Dan Shodaqoh Dalam


Perekonomian Ummat. Diaksese tanggal 18 November 2017.

16

Anda mungkin juga menyukai