Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

SURVEI HIDRO-OSEANOGRAFI

OLEH :

NAMA : AHMAD YAMIN


STAMBUK : I1C1 18 051
JURUSAN : ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nurdin, (2016) Survey hidrooseanografi merupakan serangkaian kegiatan


pengadaan data hidro oseanografi hingga pada pada tahap akhir berupa peta dan buku-
buku publikasi laut lainnya. Kegiatan survey hidrooseanografi meliputi survey batimetri,
penelitian , pemetaan laut, publikasi, peneraapan lingkungan laut.

Dermaga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk merapatkan


menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang. Bentuk dan dimension dermaga tergantung pada jenis dan ukuran kapal yang
bertambat pada dermaga tersebut. Dermaga harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
kapal dapat merapat dan menambatas serta melakukan kaiatan dipelabuhan dengan aman,
cepat, dan lancer. (Tiadmojo, B.,2010).

Untuk itu dengan pembuatan proposal ini guna mempermudah dan membagi tiap-
tiap pelaksanaan yang akan di jalankan dalam desain pembuatan dermaga dalam survey
hidro-oseanografi

Tujuan

Untuk mengetahui survey data pasut, arus, gelombang, batimetri dan kondisi
suatu ekosiste

Peserta Kegiatan

Perserta kegiatan di lakukan secara berkelompok yang terdiri dari 6 orang yang
masing-masing mempunyai tugas tiap penelitian data survey tersebut

Waktu dan Tempat

a. Waktu

Adapun waktu pelaksanaan survey Hidro-oseanografi ini akan dimulai dari 4


November sampai dengan 19 desember

b. Tempat
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di pantai Meleura, Desa Lakarinta Kecamatan
Loghia, Kab. Muna barat. Secara geografis terletak pada koordinat 4⁰55`40.00” S dan
122⁰45`29” E
BAB II
ALAT DAN METODE SURVEI

2.1 Pasang Surut

a. Alat

- Senter

- Automatic tide gauge

b. Metode

● Pengamatan pasang surut dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dengan pembacaan


ketinggian air setiap 60 menit

● Pengukuran dilakukan pada 2 tempat dilokasi pembuatan dermaga, pengamatan


pasang surut dilaksanakan memakaiautomatic tide gauge dengan interval
perekaman data 1 menit.

● Tenaga yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini: surveyor hidrografi.surveior


topografi

● Pelatan K3 yang diperlukan: sarung tangan, sepatu boot, safety helmet

2.2 Arus

a. Alat

• Current Meter

• GPS

• Handheld
b. Metode

• Pengukuran arus dilakukan 2 kali, yaitu pada saat pasang tertinggi (spring tide)
dan surut terendah (neap tide) lama pengukuran masing masing kira-kira 25 jam
dengan interval waktu 60 menit, yaitu dari saat surut sampai dengan surut
berikutnya atau pada saat pasang ke saat pasang berikutnya atau disebut siklus
pasang surut.

• Pengamatan di lakukan tiap stasiun, pada satu stasiun tetap yaitu pada perairan
yang mewakili areal studi dan kedalaman dengan memperhatikan kemudahan
akses dan proses pengamatan.pengamatan dengan menggunakan current meter
yang diturunkan disetiap kedalaman yang mewakili kondisi arus diareal studi dan
mewakili layer-layer atau bagian di dalam perairan. Posisi current meter dapat di
tentukan menggunkan handheld GPS

2.3 Batimetri

a. Alat

• GPS Geodetik

• Singlebeam echosounder

• Software akuisis data

b. Metode

• Pengukuran batimetri mennggunakan metode akustik, di lakukan dengan bantuan


prangkat lunak computer yang juga mampu melakukan navigasi

2.4 Sedimen

a. Alat

• GPS Handheld

• Grab sampler

b. Metode

• Pengambilan contoh sedimen terbagi dari dua jenis yaitu sedimen layang dan
sedimen dasar
• Peralatan pengambilan contoh sedimen layang menggunakan satu unit botol
pengambil sampel yang dilengkapi dengan katup-katup pemberat. Botol yang
digunakan, dimasukkan pada kedalaman yang dikehendaki di titik pengambilan
sampel air. Sampel air yang didapat, disimpan dalam botol plastik untuk di tes di
laboratorium

• Pengambilan contoh air untuk sedimen yang dilakukan pada kedalaman sesuai
dengan pengamatan arus. Dilakukan pada saat pasang tertinggi (spring tide) dan
surut terendah (neap tide). Contoh air kemudian di test laboratorium mengenai:
keadaan endapan/sedimen layang, dan kadar garam/salinity.

• Khusus untuk contoh sedimen dasar, tes laboratorium dilakukan tes analisa
butiran, untuk mengetahui prosentasi dan gradasi butirannya. Jumlah contoh
sedimen dasar dan layang sebanyak 5 buah

• Terdapat 10 titik pengambilan sampel sedimen yang lokasinya tersebar di area


studi. Pengambilan contoh sedimen dan air ini dilakukan bersamaan dengan
pengamataan arus.

2.5 Gelombang

a. Alat

- Stopwatch
- kompas sederhana

b. Metode

- Pada metode pengukuran gelombang di lakukan dengan cara menaksir tinggi


gelombang, menghitung rata-rata periode gelombang dengan Stopwatch dan
menentukan arah datangnya dengan menggunakan kompasa sederhana
- Kemudian data yang di hasilkan dapat menunjukan gambarn umum dan
memberikann informasi mengenai karakteristik gelombang yang sangat terbatas.

2.6 Kondisi Ekosistem

Ekositem yang terdapat pada daerah melura ini sala satunya adalah ekositem
terumbu karang, dimana pada pembuatan dermaga ini, kita perlu melihat kondisi terumbu
karang dengan melakukan identifikasi terumbu karang yang menggunakan tekhnik visual
(in situ) yakni pengamatan langsung ke bawah dan menggunakan metode rapid
assessment Manta Tow

a. Alat

- Snorkel
- Roll meter
- Alat tulis
- Under water
- Camera
- GPS

b. Metode

- Pengamatan pada bentuk pertumbuhan karang


- Pengamatan terhadap warna dan bentuk

2.7 Studi Topografi

a. Alat

• GPS

• Kamera

• Peta topografi

• Kompas

• Pita atau tali ukur

• Waterpass

• Tripod

• Tenaga yang di butuhkan : surveior topografi

b. Metode

• Pungukuran pengikatan yakni untuk mendapatkan titil-titik referensi posisi


horizontal dan posisi vertikal

• Pemasangan BM
• Pengamatan azimuth matahari

• Pengukuran polygon

• Pengukuran detail situasi

• Pengukuran penampang melintang

Anda mungkin juga menyukai