Anda di halaman 1dari 4

LATIHAN KERJA SISWA II (LK II)

KOMPETENSI DASAR KETERAMPILAN (KD 4)


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS X SEMESTER 1

Nama: Muhammad Hilmi Irsyad


Kelas: XII MIPA 1

PETUNJUK PENGERJAAN LK2


A. Bacalah buku paket Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA untuk Kelas XII dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2018 bab 2 mulai
halaman 76 - 78!
B. Baca setiap petunjuk pengerjaan soal dengan teliti dan saksama!
C. Kerjakan LK ini dengan sungguh-sungguh dan kumpulkan tepat waktu sesuai batas
waktu yang ditentukan!
D. Tulis cerita sejarah pribadi ini dengan diketik rapi menggunakan Times New Roman
ukuran tulisan 12!
E. Kerjakan semua jawaban kalian di langsung LK ini!

KD 4.2 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan

Tulislah sebuah cerita sejarah pribadi yang pernah kalian alami dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaannya! Baca penjelasan pada buku paket halaman 76!
Langkah-langkah pengerjaannya seperti berikut:
a. Tentukan dan tulis peristiwa sejarah yang akan kalian kembangkan menjadi novel
sejarah pribadi!
b. Tulis fakta-fakta sejarah sesuai dengan peritiwa sejarah yang akan kalian kembangkan
menjadi cerita sejarah pribadi!
c. Berdasarkan fakta-takta tersebut buat kerangka dengan mengacu pada struktr teks cerita
sejarah (orientasi, pengungkapan peristiwa, pengungkapan konflik, (komplikasi),
resolusi/penyelesaian, dan koda).
d. Kembangkan karangan tersebut menjadi sebuah teks cerita(novel sejarah) antara 6 – 8
paragraf dengan memperhatikan kebahasaannya! Cantumkan pula judul cerita sejarah
pribadi yang kalian buat!

Jawab:
a. Peristiwa sejarah: Pelaksanaan PAB (Pelantikan Anggota Baru) saat SMP tahun 2015
b. Fakta-fakta sejarah:
1) Buku tanda tangan kakak kelas untuk persiapan PAB
2) Berangkat ke jonggol menggunakan truck militer
3) Barang amanat untuk PAB
4) Foto kenangan saat PAB dahulu
5) Name tag untuk PAB dahulu
6) Menyiapkan segala perlengkapan untuk PAB yang membutuhkan waktu 3 hari
7) Setelah PAB, hampir semua murid kesurupan
8) Pengaruh yang ditimbulkan setelah PAB

c. Tulis kerangkanya!
Jawab:
Orientasi
Saya yang dahulu berumur 12 tahun tepatnya masih duduk di bangku kelas 7 SMPN 3
Kota Bekasi, mendapatkan informasi dari sekolah kepada seluruh kelas 7 baru yang ingin
menjadi anggota resmi ekskul-ekskul yang ada di SMP 3 harus mengikuti kegiatan PAB
(Pelantikan Anggota Baru) di Jonggol.
Pengungkapan Peristiwa
Tahap awal sebelum hari H, dari masing-masing ekskul memberitahukan perlengkapan
serta persiapan apa saja yang dibutuhkan saat PEB nanti kepada seluruh anggota ekskul
kelas 7 yang baru bergabung. Semua anggota ekskul kelas 7 kala itu sangat antusias untuk
mengikuti sosialisasi PAB, akan tetapi setelah mendengar persiapan dan perlengkapan
PAB yang bisa dibilang begitu merepotkan, semangat dan antusiasme dari seluruh
anggota ekskul yang baru pun hilang seketika.

Menuju Konflik (Rising Action)


Setelah sosialisasi yang diberikan oleh masing-masing kakak kelas ekskul, para anggota
ekskul baru termasuk saya langsung bergegas menyiapkan segala hal yang harus ada di
PAB nanti. Pertama yang saya lakukan adalah mencari teman sekelompok saya terlebih
dahulu agar dapat mempermudah segala kesiapan selama 3 hari sebelum PAB dimulai.
Dari membuat nametag, meminta tanda tangan kepada kakak kelas, barang amanat, dan
masih banyak lagi, sampai hari dimana PAB pun akhirnya dimulai.

Komplikasi
Sesampainya di Jonggol tempat dimana PAB berlangsung, di situ pun suasananya terasa
sangat menegangkan, terlebih pada saat tengah malam yang dimana disitulah menurut
saya puncak kegiatannya dimulai, yaitu kakak kelas yang menatar masing-masing
anggota ekskul kelas 7. Saat pagi hari sebelum pulang ke Bekasi, hampir semua anggota
ekskul kelas 7 pun kesurupan.

Resolusi
Akhirnya seluruh peserta PAB membaik kembali dan dari situ kakak yang menatar
kemarin pun meminta maaf kepada seluruh peserta PAB jika terlalu berlebihan dalam
menatar dan menjelaskan tujuan yang sebenarnya kegiatan ini dilaksanakan yang ditutup
dengan foto bersama.

Koda
Dari seluruh kegiatan itu pun saya berpikir bahwa ini hanya sebagian kecil dari kerasnya
hidup di masyarakat yang dimana banyak orang-orang berkata bahwa hidup
bermasyarakat itu sangatlah keras dan saya harus membiasakan hal ini sedini mungkin
agar tidak kaget lagi oleh suasananya di kemudian hari.

d. Kembangkan kerangka karangan tersebut menjadi teks cerita(novel) sejarah pribadi


dengan memperhatikan kebahasaannya! Tulis pula judul teks ceritanya!
Jawab:

PAB yang Mengesankan dan Menegangkan

Tak bisa dipungkuri hatiku ini bila di ajak berbicara, rasa akan senangnya bisa masuk ke
salah satu SMP favorite di Bekasi memanglah suatu kebanggaan baik bagi diriku sendiri dan
kedua Orangtuaku. Aku yang berumur 12 tahun, akhirnya bisa melanjutkan jenjang
pendidikanku ke SMPN 3 Kota Bekasi, tepatnya duduk dibangku kelas 7. Tak butuh waktu yang
begitu lama, aku pun bisa berkenalan dengan beberapa teman disana diantaranya, Hafiz, Naufal,
Samuel, dan Iqbal. Hari demi hari-pun aku jalani dengan semangat belajar sekaligus hati yang
gembira karena bisa bermain dengan teman-temanku di sekolah.
Patut diketahui juga sekolahku ini merupakan salah satu SMP yang peraturannya
sangatlah ketat. Apabila ada diantara muridnya yang melanggar peraturan, hukumannya pun bisa
terbilang cukup membuat murid-muridnya langsung jera. Dari peraturan tersebut, tertara bahwa
seluruh murid SMPN 3 Kota Bekasi wajib untuk mengikuti minimal 1 ekskul yang ada di SMPN
3 Kota Bekasi agar nilai rapor murid-muridnya bisa lulus. Aku pun dan kebetulan teman-teman
baikku yang sudah kusebutkan namanya satu per-satu di awal, masuk ke salah satu ekskul di
SMP 3 yaitu PKS (Polisi Keamanan Sekolah) yang dimana ekskul tersebut bisa dibilang simulasi
polisi cilik di lingkup sekolah.
Siang hari, saat suasana kelas sedang istirihat diikuti terik matahari yang menyengat kulit,
ada informasi dari salah satu guru yang masuk ke kelas-kelas memberitahukan akan diadakannya
PAB (Pelantikan Anggota Baru) pada tanggal 15 Oktober 2015. “Setiap siswa diwajibkan untuk
mengikuti kegiatan PAB ini tanpa terkecualin, apabila ada yang tidak mengikuti kegiatan ini,
anak yang bersangkutan harus mengikuti PAB di tahun depan.” kurang lebih begitulah ucapan
yang disebutkan oleh guru itu.
Aku dan teman-temanku semangat dan sangat antusias mendengarnya, karena sehabis
kegiatan itu terlaksana kami bisa menjadi anggota resmi di ekskul yang kami pilih. Namun,
seketika raut semangat di wajah dan antusias di hati pun berubah seratus delapan puluh derajat.
Bagai orang yang baru melihat setan, setelah mendengar penjelasan lengkap terkait PAB yang
disampaikan oleh Kakak kelas ekskul, kamipun sungguh kaget sekaligus panik karena persiapan
untuk PAB nanti sangatlah banyak, diantaranya Buku tanda tangan kakak kelas, Nametag,
barang amanat, dan masih banyak lagi semuanya dalam 3 hari.
Dengan cepat akupun langsung mencari kelompok yang sudah disebutkan oleh kakak
kelas sebelumnya untuk mempercepat proses persiapannya. Dan tibalah hari PAB itu
dilaksanakan. Kamipun berangkat dari sekolah menuju Jonggol dengan menggunakan truck
militer dan akhirnya sampai ke tujuan siang hari. Ternyata dugaanku ini salah total untuk
memperkirakan tempat PAB nya nanti akan refreshing, melainkan basecamp tantara. Disitu pun
para peserta PAB di arahkan Bersama untuk diberathui peraturan-peraturannya oleh salah satu
tantara disana. Toilet atau kamar mandi dari barrack tentara pun sangatlah kotor sehingga untuk
mandi saja memang tidak bisa.
“Ayo! Dipercepat makannya! Kalian ini sedang makan nasi, bukan makan batu! Satu
menit lagi saya hitung makanan itu belum habis, maju sini biar kamu makan batu!” ucap salah
satu tentara saat makan siang berlangsung. Untuk makan dengan tenang saja kami tidak bisa,
apalagi untuk tidur? Sudah tentunya akan menjadi sebuah mimpi buruk. Aku pun berpikir, ini
bukanlah suatu kegiatan pelantikan, melainkan penjara. Setelah makan, tanpa beristirahat lebih
dari 5 menitpun kita langsung diarahkan untuk ke pos-pos ekskul yang sudah ditentukan sambal
berlari membawa perlengkapan. “Baru segini aja udah capek? Gimana nanti dek?” ucap kakak
kelas dengan wajah yang begitu membuatku kesal. “Baru segini? Emangnya nanti ada lagi yang
lebih parah dari ini?” ucapku kepada teman-teman sekelompokku saat sudah di barrack masing-
masing. “Mungkin saja, tapi aku mempunyai firasat bahwa puncak dari pertunjukan ini akan
berada malam hari nanti” ujar Hafiz.
Yang benar saja, dugaan temanku itu terbukti benar. Malam hari bahkan tepatnya tengah
malam pun kita dibanguni secara paksa dan sangat mengagetkan yaitu membangunkannya
dengan cara menemabakkan pistol ke udara beberapa kali serta diikuti auman Kakak kelas yang
menyuruh kita untuk memakai seragam dengan cepat. Aku yang masih setengah sadar itu pun
berjalan perlahan ke lapangan dengan kelompok yang lainnya. Disitu, beberapa ekskul di tatar
oleh masing-masing Kakak kelas ekskul mereka dan ada juga yang memberitahukan mereka
beberapa hal yang penting yang harus dipegang oleh anggota-anggota barunya. Setelahnya, tak
sampai itu pun paginya sebelum acara penutupan PAB, banyak sekali yang kesurupan entah
mengapa. Syukur aku tidak ikut-ikutan kesurupan namun teman sekelompokku ada yang
kesurupan yaitu Iqbal. “Haduhh, jadi gunanya apaan nih kegiatan ginian?? Cuma buat kelas 7
nya menderita doang ya??” teriak temanku Samuel yang sebenarnya ditujukan oleh seluruh
kakak kelas yang ada disitu.
Setelah beberapa jam, semua kondisi peserta PAB akhirnya membaik dan tak butuh
menunggu lebih lama lagi, kita dikejutkan oleh kakak kelas kami yang dikenal begitu
menyeramkan, namun sesungguhnya ada hal dibalik itu semua. “Ini dia, hasil dari jerih keringat
Angkatan kalian.” Ujar salah satu kakak kelas sambal membawa sebuah trophy yang berbentuk
nomor Angkatan ekskul kami. “Bagi kalian, memang ini lah ujian terberat kalian. Tetapi coba
lebih buka mata kalian lebih lebar, diluar sana masih hidup memang keras dan kita harus
menjalaninya dengan segenap kekuatan yang ada pada diri kita. Sekalinya kalian menyerah,
cobalah terus bangkit Kembali!” Seketika suasana disitu pecah menjadi tangisan haru dari kedua
belah Angkatan.
Dari seluruh kegiatan yang tak akan bisa aku lupakan tersebut, akupun selalu memegang
prinsip terguh bahwa dimulai dari diri kitalah perubahan hidupmu dimulai, orang lain bahkan
Orangtuamu sendiri pun hanya bisa men-support nya dari jauh semakin bertambahnya usia kita.
Sebaliknya, kita lah yang harus membahagiakan mereka saat kita sudah dewasa nanti.

Anda mungkin juga menyukai