Anda di halaman 1dari 2

M7 SYSTEM BIOS

DASAR TEORI

7.1. Pengertian Basic Input Output System (BIOS)


Berikut beberapa definisi mengenai Basic Input Output System (BIOS) :
o Sistem BIOS merupakan level software terendah, berperan sebagai interface antara
hardware (khususnya chipset dan prosesor) dan system operasi.
o Program BIOS disimpan ke ke dalam sebuah chip (di motherboard berjenis PROM,
EPROM, Flash Memory) dan dibangun untuk dapat bekerja dengan berbagai macam
peralatan.
o Fungsi dasar dari BIOS adalah untuk mengenali, mengecek dan menginisialisasi device
system seperti vga card, harddisk, floppy disk dll.
o BIOS juga bertanggung jawab untuk mengontrol setting hardware komputer dengan
menggunakan BIOS Setup Program.
o BIOS didesain sebagai program yang paling pertama dijalankan saat komputer dihidupkan
( boot firmware).

7.2. Booting
Booting merupakan proses yang terjadi saat komputer dinyalakan sampai dengan komputer siap
untuk digunakan. Ada beberapa istilah terkait booting yaitu:
o Cold Boot
Merupakan proses booting dimana status komputer pertama kali dalam keadaan mati.
o Warm Boot
Merupakan proses booting dimana saat user menekan tombol reset ataupun restart
(komputer tidak dalam keadaan mati / power off)

7.3. Proses Booting


Adapun urutan proses booting adalah :
Langkah 1:
Untuk memulai tugasnya, prosesor memerlukan sebuah aba-aba atau komando. Komando
ini diperoleh dari suatu sinyal listrik yang diberi nama sinyal ‘RESET’, dan diproduksi oleh salah
satu dari dua cara. Pertama, dari unit Catu Daya (Power Supply / PSU) pada waktu tombol
penyalaan di-ON-kan, atau yang kedua, dengan menekan tombol ‘RESET’ yang biasanya ada pada
panel depan sebuah CPU.
Didalam Unit Catu Daya, sebenarnya terjadi proses logika. Semua tegangan listrik yang
dibutuhkan oleh komputer, terlebih dahulu dipeiksa, apakah semuanya lengkap ada, serta dalam
besaran(level) yang benar.
Jika ternyata seluruhnya tidak ada masalah, maka unit catu daya akan mengirimkan sinyal
“POWER GOOD” kedunia luar berupa tegangan +5volt dalam waktu beberapa saat, disusul
dengan tegangan rendah (mendekati 0 vol) yang stabil.
Sinyal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh CPU sebagai sinyal ‘RESET’ untuk
memberitahukan prosesor bahwa operasi komputer bisa dimulai.

Langkah 2:
Seterimanya sinyal ‘RESET’ tersebut prosesor akan mengeksekusi program boot BIOS.
Langkah 3:
BIOS akan melakukan Power On Self Test (POST) untuk memriksa kesiapan peralatan
yang ada dalam memulai operasi

Langkah 4:
Hampir keseluruhan komponen penting ditest rutin POST termasuk ruang memori dan
integritasnya diuji satu per satu. Apabila ada ketidakberesan, program akan memberitahu lewat
pesan kesalahan, baik yang ditampilkan di layer monitor ataupun melalui kode suara alarm.
Tergantung dari tingkat kesalahan yang terjadi, sistem akan memberikan dua keadaan,
sistem berjenti sama sekali, atau berhenti sementara dengan pesan kesalahan.

Langkah 5:
Andaikata tidak ditemukan kelainan apapun sepanjang pengetesan itu, program BIOS akan
berlanjut dengan instruksi BIOS, untuk memeriksa kahadiran sistem operasi pada Boot Device
(FloppyDisk, Harddisk, CD-ROM, FlashDisk). Apabila pada boot device tidak tersedia sistem
operasi maka akan muncul pesan ”Non system disk..” dan komputer akan menunggu sampai kita
memasang device yang benar.

Langkah 6:
Jika sistem operasi ditemukan, penanganan akan dialihkan dari BIOS ke sistem operasi
untuk kemudian meload sistem operasi secara penuh.

7.4. BIOS Setup Program


BIOS Setup Program merupakan utility untuk mengatur bagaimana device yang ada
didalam komputer berkerja. BIOS setup program mengizinkan pengaturan/konfigurasi terhadap
device tersebut. Menu didalam BIOS Setup Program sendiri berbeda-beda berdasarkan jenis dan
merk motherboard. Untuk mengetahui fungsi menu-menu pada BIOS kita dapat mebacanya pada
manual motherboard. Namun menu penting yang umumnya tersedia pada BIOS Setup Program
adalah sebagai berikut:
1. Umum, berisi daftar fitur perangkat keras primer komputer. Tidak terdapat opsi yang dapat
dikonfigurasi dibagian ini. Contoh : Informasi system, Informasi Memori, Informasi
Prosesor, Informasi Perangkat.
2. Urutan Booting, komputer akan melakukan booting system operasi didasarkan pada urutan
perangkat yang ada didalam menu ini.
3. Tanggal/Waktu, menampilkan pengaturan tanggal dan waktu sistem.
4. Konfigurasi sistem, menu ini terdiri dari opsi yang terkait untuk pengaturan sistem
terintegrasi. Conoth: Pengaturan untuk mengajtifkan atau menonaktifkan LAN onboard,
pengaturan pengoperasian SATA dll.
5. Sekuriti, menu ini berisi pengaturan keamanan sistem yang meliputi membatai pengubahan
pengaturan dalam BIOS Setup Program, membatasi perangkat booting, menggantikan
password sistem jika sistem meminta password selama pengaktifan.
6. Management Daya, menu ini berisi pengaturan terhadap daya yang dipergunakan sistem.
7. Karakteristik POST, menu ini berisi pengaturan terhadap karakteristik POST. Contoh:
Pengaturan terhadap Booting Cepat, LED Numlock.

Anda mungkin juga menyukai