Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Nama : Lena Enjelina


No. Absen :7
NIM : 2008086080
Kelas : PB-2D

1. Jelaskan pengertian Hak Asasi Manusia, berikan contoh dalam kehidupan sosial
masyarakat!
Jawab:
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang melekat
pada diri manusia (setiap orang) yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai
anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati, dijaga, dan dilindingi oleh
setiap elemen, baik individu, masyarakat, ataupun negara. HAM berupa ruang
kebebasan yang dirumuskan secara jelas dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya
oleh pemerintah. Singkatnya, HAM ini bersifat hakiki (kodrati), universal (berlaku
untuk semua orang), tidak dapat dicabut, dan tidak dapat dibagi (berhak mendapatkan
semua hak, politik, ekonomi, sosial, budaya).

Contoh Hak Asasi Manusia dalam kehidupan sosial masyarakat:


a. Setiap orang memiliki kebebasan untuk berkumpul dalam suatu organisasi yang
mereka inginkan, tanpa adanya paksaan dari orang lain.
b. Memiliki kebebasan dalam megeluarkan pendapat di depan umum ataupun forum
diskusi, dengan tetap memperhatikan dan menghormati hak-hak orang lain dengan
tidak memaksakan kehendak dan pendapat.
c. Setiap orang berhak mendapatkan jaminan sosial yang layak dan adil sebagai
bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan negara untuk menjamin
warganya dalam memenuhi kebutuhan hidup dasar.
d. Setiap orang memiliki hak atas standar hidup yang layak di bidang sosial, baik
kesehatan dan kesejahteraan.
e. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, dengan upah
yang sesuai dan layak pula.

1
f. Setiap orang memiliki hak untuk menentukan dan mendapatkan pendidikan yang
layak dan adil, tidak dibeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya.
g. Setiap orang berhak berpartisipasi dalam kehidupan sosial masyarakat yang
berkebudayaan tanpa paksaan atau ancaman dari orang lain.
h. Menolong orang lain saat dalam keadaan kesusahan atau terancam oleh seseorang,
kelompok, atau pihak-pihak tertentu, sebagai bentuk menjaga Hak Asasi Manusia
dari orang lain.
i. Setiap orang memiliki hak untuk mengembangkan budaya di lingkungan sosial
yang sesuai dengan bakat dan minat.
j. Menghargai hak untuk berinovasi dan berkreasi dari seseorang.
k. Setiap orang memiliki hak utuk mendapatkan perlidungan atas hak cipta sebagai
hak atas inovasi yang dikembangkan.
l. Setiap orang memiliki hak untuk melakukan komuikasi dengan siapapun,
dimanapun, dan kapanpun, dalam bermasyarakat, dengan tidak melanggar norma
hukum yang berlaku.

2. Setelah mempelajari Pancasila sebagai ideologi bangsa, berikan pendapatmu


mengenai implementasi Pancasila selama 75 tahun Indonesia merdeka!
Jawab:
Pancasila merupakan bentuk dari rasa persatuan atas kepentingan, tujuan, cita-
cita dari berbagai kepluralitasan yang ada di Indonesia. Implementasi Pancasila yang
telah dilakukan selama 75 tahun Indonesia merdeka menurut Saya masih kurangnya
penerapan nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila untuk diimplementasikan dalam
pemerintahan maupun kehidupan rakyatnya, dan semakin kesini semakin memudar
nilai-nilai tersebut karena berbagai faktor.
Misalnya pada sila pertama yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan dan
kebebasan beragama, namun masih banyak pihak-pihak yang memaksakan
kehendaknya terhadap orang lain dalam urusan beragama, hilangnya toleransi.
Sebagaimana kasus terorisme yang terjadi akhir-akhir ini yaitu pengeboman Gereja
Katedral di Makasar pada 28 Maret 2021, kasus penyerangan Mabes Polri, kasus
penyeranga rumah ibadah lainnya merupakan bentuk lunturnya rasa toleransi dan nilai
luhur bangsa Indonesia dalam hal keagamaan yang termuat dalam Pancasila. Pada diri
masyarakat sendiri lebih suka berkumpul atau berkelompok dengan sesama agama
dan masih banyak yang enggan bersosialisasi dengan orang lain yang berbeda agama.

2
Hal ini sangat jelas di wilayah perdesaan dimana agama masih dianggap sebagai suatu
hal yang mayoritas dan minoritas.
Pada sila kedua yang menjunjung rasa kemanusiaan, pengakuan terhadap
martabat manusia, hak asasi manusia, dan kebebasan menusia, masih banyak
implementasiyang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Dengan banyaknya pejabat
yang korupsi yang mengambil uang rakyat demi keuntungannya sendiri, seperti baru-
baru ini kasus korupsi benih lobster oleh menteri kelautan dan perikanan, kasus
korupsi dana bantuan sosial Covid-19 oleh menteri sosial, serta kasus-kasus yang
telah lalu sebelumnya, hal ini termasuk ketidakadilan bagi rakyat dan bukanlah
tindakan yang beradab. Pelanggaran HAM yang banyak terjadi, seperti kasus sejak
awal kemerdekaan Pembunuhan masal terhadap 40.000 orang di Sulawesi Selatan
pada tahun 1946, kasus Tanjung Priok (1984), kasus terbunuhnya Marsinah (1994,
kasus Munir (2004), kasus bom Bali, kasus pembantaian di Mesuji (2011), dan kasus
HAM lainnya hal tersebut menunjukkan bahwa hilangnya nilai kemanusiaan dan hak
asasi manusia.
Pada sila ketiga yang menjunjung nilai persatuan dibutuhkan implementasi
yang melahirkan persatuan dan gotong-royong untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Karena 75 tahun yang lalu Bung Karno dalam pidatonya mengatakan
bahwa Negara Indonesia adalah negara gotong-royong. Kebersamaan dan kolabrasi
dibutuhkan dalam hal ini. Namun banyak pemberontakan yang terjadi dengan tujuan
ingin memisahkan diri dari NKRI selama Indonesia merdeka, seperti Pemberontakan
Partai Komunis Indonesi (PKI) yang terjadi selama dua kali yaitu tahun 1948 dan
1965, pemberontakan DI/TII, RMS, APRA, dan pemberontakan lainnya. Ini
merupakan tindakan menyimpan dari implementasi nilai Pancasila yang baik dan
benar. Selain itu kasus pertikaian antar etnis masih serig terjadi di Indonesia,
sebagaimana kasus Sampit (suku Dayak dan Madura), kasus peperagan di pedalam
Papua juga merupakan bentuk luturnya nilai Pancasila dalam hal persatuan dan
kesatuan. Dalam hal ini Bhineka Tunggal Ika tidak dianggap penting lagi.
Pada sila keempat yang menjunjung tinggi nilai kerakyatan mufakat dan
demokrasi diimplementasikan negara Indonesia dengan memberikan kebebasan untuk
mengeluarkan pendapatnya baik dalam ranah musyawarah ataupun pemilihan umum.
Penerapan nilai pancasila pada sila ke-4 ini menurut saya masih timbul tenggelam.
Dimana demokrasi dijalankan dan dilakukan dengan sangat hikmat hanya saat pemilu
berlangsung, masih banyak musyawarah yang tidak mencapai mufakat dan malah

3
menghasilkan kekerasan pada hasil akhirnya. Sebagaimana hilangnya konteks
demokrasi dalam menentukan Undang-Undang Cipta Kerja yang telah disahkan
kemarin, menimbulkan pro dan kontra. Dimana wakil rakyat bekerja dengan tidak
terbuka, sehingga menimbulkan demonstrasi penolakan dari rakyat kecil yang merasa
dirugikan dengan pasal-pasal yang telah di sahkan. Menunjukkan mutu legitimasi
dalam pembentukan hukum di negara demokrasi ini sangat rendah.
Pada sila kelima yang menjunjung nilai keadilan, implementasi dilakukan
masih sangat rendah pada bangsa Indonesia, dimana keadilan belum dapat
ditegakkkan dengan kokoh. Contohnya implementasi pada pembangunan yang lebih
condong pada pulau Jawa atau kepulauan bagian barat, sedangkan pada kepulauan
bagian timur sarana dan prasarana sangat kurang memadai. Begitu juga dengan
keadaan sosial ekonomi yang tidak merata dan masih menjadin problem implementasi
pada sila kelima ini sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, masih banyak
kemiskinan, penderitaan, serta pengangguran yang merajalela. Dalam hal ini kasus
Undang-Undang Cipta Kerja juga dapat dijadikan permasalahan dalam implementasi
sila ke-5 ini, pasal-pasal yang tercantum didalamnya sangat tidak adil bagi para buruh
dan malah meguntungkan pihak-pihak investor atau perusahaan besar.

3. Berikan analisis kritismu mengenai polemik pro-kontra penghentian 75 pegawai


KPK lewat tes wawancara kebangsaan!
Jawab:
Mengenai 75 pegawai KPK yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan
(TKW), dengan 51 orang dinyatakan tak bisa dibina dan berakhir pada pemecatan,
dan 24 lainnya dinyatakan masih bisa untuk dilakukan pembinaan untuk mengikuti
pendidikan bela negara, bagi saya hal tersebut merupakan bentuk awal kemunduran
dan matinya fungsi KPK sebagai lembaga independen yang berdiri sendiri, dimana
setelah dilantik mejadi ASN, maka semua gerakan dan tindakan anggota KPK akan
diawasi dan KPK tidak akan bebas untuk melakukan tugasnya, mengawasi,
menyelidiki, melakukan OTT (Operasi Tangkap Tangan). Menurut saya, disini
pemerintah memiliki sekenario besar untuk mematikan fungsi dari KPK. Menurut
saya, dampak tersebut antara lain, pertama, makin terkikisnya independensi KPK.
Kedua, KPK tidak memiliki keberanian penuh dalam menindak pelaku korupsi yang
berasal dari lingkup pemerintahan. Ketika status kepegawaian KPK menjadi ASN,
maka seluruh aturan kepegawaian KPK tidak lagi tunduk pada KPK tetapi justru pada

4
pemerintah melalui peraturannya tersebut. Ketiga, penanganan perkara korupsi
sewaktu-waktu dapat terganggu dengan adanya alih status kepegawaian. Hal ini
karena ketika pegawai KPK menjadi bagian dari aparatur sipil negara (ASN) maka
kapan saja dapat dipindahkan ke lembaga negara lainnya, sehingga penanganan
perkara korupsi yang sedang ditangani menjadi terganggu. Keempat, alih status
menjadi ASN berpotensi mengurangi independensi penyidik karena dengan
berlakunya regulasi ini maka setiap penyidik KPK akan berganti status menjadi
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Sedangkan menurut Pasal 7 ayat (2) KUHAP
menyebutkan bahwa PPNS dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi
dan pengawasan Kepolisian. Hal ini berarti ke depannya KPK akan sering dilanda
permasalahan internal usai pegawai dialihstatuskan menjadi ASN. Akibatnya, misi
pemberantasan korupsi jadi tidak optimal.
Selain itu, Dengan menyebutkan bahwa "51 pegawai tidak dapat dilakukan
pembinaan", hal tersebut merupakan sebuah hal ketidakadilan dan cenderung
melanggar HAM. Koruptor, pembunuh, dan orang yang melakukan kejahatan lainnya
saja masih dilakukan pembinaan oleh pemerintah, dan seharusnya 51 orang tersebut
juga berhak dilakukan pembinaan. Jika dengan tidak lolos tes tersebut berbuntut pada
pemecatan, saya kira itu tidak adil. Apalagi pertanyaan yang diajukan sama sekali
tidak menyangkut tentang fungsi dan tugas KPK, melainkan pertanyaan yang lebih
bersifat diarahkan kepada urusan individu atau kepribadian. Pelibatan badan negara
lain dalam menangani tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai KPK, seperti BNPT
(Badan Negara Penanggulangan Terorisme), BIN (Badan Intelejen Negara), BAIS
(Badan Intelejen Strategis), serta TNI AD, menunjukkan bahwa tes TWK (Tes
Wawasan Kebangsaan) tersebut bukan untuk kepentingan KPK saja kedepannya,
melainkan juga bentuk kepentingan dari pihak lain, menurut saya ini menunjukkan
bahwa TWK digunakan sebagai alat untuk menyingkirkan pihak-pihak yang dianggap
kritis, sehingga semakin matinya tugas dan fungsi KPK. Selain itu, menurut saya
tidak ada alasan hukum untuk memecat 75 pegawai itu, karena mereka merupakan
aset negara dalam upaya memberantas korupsi.

4. Sebagai generasi milenial, apa arti demokrasi bagimu? Bagaimana cara menjadi
warga negara yang baik dalam tatanan kehidupan berdemokrasi?
Jawab:

5
Menurut saya, demoktrasi adalah suatu bentuk sistem pemerintahan atau
politik, dimana rakyat memiliki andil besar dan memiliki hak yang setara didalamnya.
Artinya, rakyat mempunyai kebebasan untuk melakukan semua aktivitas kehidupan
baik politik ataupun pemerintahan guna tercapainya kepentingan, tujuan, dan cita-cita
bersama sebagai sebuah bangsa dan negara. Singkatnya, demokrasi adalah
pemerintahan rakyat baik secara langsung ataupun melalui lembaga perwakilan
rakyat.
Cara menjadi warga negara yang baik dalam tatanan kehidupan berdemokrasi
dapat diwujudkan dengan mengetahui dan mengimplementasikan prinsip-prinsip
demokrasi, hal tersebut dapat dilakukan dengan:
a. Selalu menghargai perbedaan pendapat dan keanekaragaman yang ada, dan
menganggapnya sebagai suatu hal yang wajar, serta tidak memaksakan kehendak
dalam suatu musyawarah.
b. Menyelesaikan segala masalah, perselisihan, atau persoalan bersama dengan
damai, melembaga, dan mengedepankan mufakat.
c. Selalu mengedepankan kepentigan bersama, da menyampingkan kepentingan
pribadi dan golongan.
d. Taat terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku di masyarakat (supremasi
hukum).
e. Selalu bersikap terbuka menampung semua pendapat orang lain.
f. Bersedia melaksanakan dan ikut serta dalam Pemilu berkala yang berlandaskan
prinsip LUBER dan JURDIL.
g. Megakui persamaan (kesetaraan) dan kebebasan/kemerdekaan antar masyarakat
dalam suatu negara.
h. Tidak membangga-banggakan kelompok atau golongan sendiri, yang
mengakibatkan timbulnya konflik.
i. Menyalurkan pendapat dan aspirasi yang ingin kita salurkan melalui lembaga atau
wadah perwakilan rakyat yang tersedia.
j. Selalu ikut serta dalam pengambilan hukum demi tegaknya kepentingan bersama
dan keadilan dalam masyarakat.
k. Melaksanakan hak dan kewajiban dengan berimbang dan tidak menyalahi hukum.
l. Berperan aktif adalam penyebaran berita/informasi fakta dan terpercaya terkait
demokrasi, serta tidak menjadi sumber tangan penyebaran hoax.

6
5. Fenomena penetrasi budaya barat barat, arab, korea, menghiasi kehidupan
generasi milenial saat ini, apakah fenomena tersebut berdampak positif atau
justru negatif dalam cara pandang identitas nasional? Berikan pendapatmu.
Jawab:
Menurut saya, fenomena penetrasi budaya barat barat, arab, korea, yang
menghiasi kehidupan generasi milenial saat ini bagaikan pisau bermata dua. Hal
tersebut memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifya, generasi
milenial menjadi lebih mengenal dunia luar dan budaya negara lain sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan saat dihadapkan pada dunia Internasional
(misalnya penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi Internasional, penggunaan
bahasa Arab dalam agama dan dunia Islam). Namun, masuknya budaya asing tersebut
memiliki dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dampak positifnya jika
dikaitkan dengan cara pandang identitas nasional. Pengaruh budaya asing tersebut
menyebabkan terjadinya goncangan budaya. Dampak negatif tersebut adalah budaya
asli Indonesia perlahan-lahan semakin punah, karena masuknya kebudayaan tersebut
tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah berakibat kebudayaan asli
masyarakat mengalami degradasi.
Jika dikaitkan dengan cara pandang identitas nasional secara lebih terperinci,
dampak yang diberikan dari masukya budaya asing tersebut ke Indonesia, seperti
generasi milenial merasa lebih bangga menggunakan bahasa asing ketimbang bahasa
Indonesia. Semakin lunturnya nilai-nilai Pancasila, seperti sifat individualisme
semakin meningkat, hedonisme, cara berpakaian banyak remaja yang cenderung ke
budaya Barat dan Korea, cara berpakaian yang minim yang tidak sesuai dengan
kebudayaan identitas nasional, hilangnya rasa toleransi, memudarnya demokrasi.
Selain itu, generasi milenial lebih banyak menghafal lagu-lagu sari negara lain
misalnya lagu K-POP (Korea), sedangkan lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia
Raya atau lagu daerah banyak yang tidak hafal atau bahkan tidak tahu. Banyaknya
tindak kejahatan yang terjadi saat ini juga tidak lepas dari budaya asing yang masuk,
tindak kriminal, narkoba, tawuran, perkosaan, pergaulan bebas terjadi karena generasi
milenial meniru kebudayaan asing, hal ini menunjukkan bahwa semakin acuhnya
generasi milenial terhadap hukum yang berlaku di Indonesia. Banyak pula generasi
milenial yag lebih bangga menggunakan produk dari negara lain dibanding dengan
produk negaranya sendiri.

7
Dalam hal ini menurut saya perlu adanya peran serta pemerintah bersama
dengan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini, misalnya dengan
menumbuhkan semangat nasionalisme, mengamalkan nilai-nilai Pancasila di dunia
pendidikan dan keluarga, menanamkan dan melaksanakan ajaran agama denagan
baik, menegakkan dan menerapkan supremasi hukum, serta selektif terhadap budaya
yang masuk (mengambil yang baik dan membuang yang buruk).

Anda mungkin juga menyukai