Anda di halaman 1dari 3

1.

Slide 2
• metode yang digunakan untuk pemisahan komponen dalam sample dimana komponen
tersebut terdistribusi dalam 2 fase, fase diam dan fase gerak. fase gerak adalah cairan,
fase diam adalah cairan yang mempunyai titik didih yang tinggi diserap pada padatan.
yang dilekatkan pada padatan inert (chromosob-p atau tanah diatomae). Tanah
diatomae/diatomit: tanah dengan kadar • silika yang tinggi (55 - 70 %). Banyak
digunakan sebagai adsorben, filter, bahan isolasi, amplas dan bahan bangunan sebagai
campuran semen.
• gas kromatografi adalah alat yang digunakan untuk analisa senyawa organik yang
mudah menguap(volatile). Maka, garis besarnya alat ini akan me-record data dari
sample senyawa organik yang dimasukan ke dalam instrument. Output berupa data
berisi nilai-nilai hasil pembacaan.
2. Slide 3
Kromatografi dapat menguji alkohol dalam darah, kemurnian obat, kemurnian makanan,
dan kualitas minyak esensial. Kromatografi gas dapat digunakan pada analit organik atau
anorganik, tetapi sampel harus volatil. Idealnya, komponen sampel harus memiliki titik
didih yang berbeda.
Contoh kasus menentukan konsentrasi etanol di arak, menentukan analisis fatty acid
ethyl ester(kandungan alkohol) dengan sampel rambut.
Sampel kromatografi gas : padat (dilarutkan dalam pelarut), gas, cair yang akan diubah
jadi uap/gas

3. Slide 4

4. Slide 5
Fase gerak pada GC / Gas Pembawa adalah gas yang mendorong sampel gas,liquid,solid
setelah diuapkan. untuk membawa sampel ke kolom, karenanya gas pembawa tidak
berpengaruh pada selektifitas. Gas-gas yang sering dipakai adalah : hidrogen,
nitrogen, helium, argon, karbon dioksida. Syarat gas pembawa adalah: tidak reaktif;
murni/kering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor; dan dapat
disimpan dalam tangki tekanan tinggi.
Tabung gas pembawa dilengkapi dengan Sistem pengontrol aliran gas digunakan untuk
mengatur jumlah keluaran gas carrier. Secara umum seperti keran air yang bisa di buka
atau tutup.

Alat Penyuntik (Injeksi) : Sampel di injeksi ± 0,1-3µL dengan semprit kecil(mycro


syringe), jika sampel gas dengan alat suntik gas (gas-tight syringe) atau kran gas (gas-
sampling valve) ke lempengan karet tebal (septum). Proses menginjeksi sample bisa
dilakukan dengan manual atau dengan auto sampler. Jika anda menggunakan injeksi
manual, maka terdapat syringe(bentuknya seperti suntikan kecil) yang anda butuhkan
untuk menginjeksi sample dalam jumlah yang sangat sedikit. Kapastitasnya mungkin
sekitar 10mikro liter. Jika anda menggunakan auto sampler, proses injeksi sample bisa
menggunakan program yang dilakukan via aplikasi. Detail teknisnya mungkin bisa
ditanyakan kepada tim aplikasi atau tim teknisi.

Injektor berada dalam oven yang temperaturnya dapat dikontrol. Suhu injektor biasanya
50°C di atas titik didih cuplikan sehingga sampel dapat mendidih dan diangkut ke kolom oleh
gas pembawa. Tempat pemasukkan cuplikan cair pada kolom biasanya terbuat
dari tabung gelas di dalam blok logam panas. Injeksi sampel menggunakan semprit
kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal disebut septum yang
mana akan mengubah bentuknya kembali secara otomatis ketika semprit ditarik keluar.
Alat pemasukan cuplikan untuk kolom terbuka dikelompokkan ke dalam dua kategori
yaitu injeksi split (split injection) dan injeksi splitless (splitless injection).

5. Slide 6
Kolom
Kolom oven merupakan fase diam gas chromatography. merupakan tempat terjadinya
proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam Fasa diam adalah cairan atau
padatan padatan dengan titik didih rendah yang dilekatkan pada padatan pendukung.
Fasa diam harus sukar menguap, memiliki tekanan uap rendah, titik didihnya tinggi (di
atas suhu operasi kolom) dan stabil secara kimia. kolom diisi dengan zat padat halus
sebagai zat pendukung dan fasa diam berupa zat cair kental yang melekat pada zat
pendukung. Kolom berupa gulungan dengan diameter ±3-6 mm dan panjang 1-5 m.
Temperatur kolom bervariasi (50 °C - 250 °C) Pada bagian ini suhu dapat dikendalikan,
maksudnya bisa di naik atau turunkan sesuai dengan kebutuhan. proses menaik-turunkan
suhu pada kolom oven akan membuat material sample menguap dan terbawa oleh fase
gerak(gas carrier).
Dalam kolon Temperaturnya dapat bervariasi 50 °C -250 °C. Temperatur kolom lebih
rendah daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga beberapa komponen campuran
dapat berkondensasi pada awal kolom. Mulanya dari temperatur rendah dan kemudian
terus menerus menjadi lebih panas dibawah pengawasan komputer saat analisis
berlangsung. Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui
kolom menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan
waktu dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi
puncak maksimum untuk senyawa itu.
kolom lebih panjang menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi

6. Slide 7
Detektor adalah perangkat pada ujung kolom yang membawa komponen hasil pemisahan.
Berupa suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan
komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik.

Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik
Yang akan dibantu oleh amplifier untuk menambah arus listrik yang di hasilkan detektor
kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder PC/Komputer yang dilengkapi dengan
perangkat lunaknya (software) untuk digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa
fungsi antara lain:
• Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase gas; suhu
oven dan pemrograman suhu; serta penyuntikan sampel secara otomatis.
• Menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan
grafik berwarna.
• Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik.
• Menyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu
untuk menghasilkan kromatogram.
Terdapat beberapa macam detektor untuk kromatografi gas, diantaranya:
 Flame Ionization Detector (FID), mendeteksi hampir semua komponen organik
 Flame Photometric Detector (FPD), mendeteksi komponen yang mengandung phosfor
dan sulfur
 Flame Thermionic Detector (FTD), mendeteksi komponen organik yang mengandung
phosfor atau nitrogen
 Thermal Conductivity Detector (TCD), mendeteksi hampir seluruh komponen kecuali
gas pembawa
 Electron Capture Detector (ECD), mendeteksi komponen elektrofilik
 Mass Spectrometer (MS),
Detector, yang paling umum digunakan dalam GC adalah detector ionisasi nyala (FID)
dan detector kondutivitas termal (TCD). Kedunya peka terhadap berbagai komponen dan
dapat berfungsi pada berbagai konsentrasi. Sementara TCD pada dasarnya universal dan
dapat digunakan untuk mendeteksi setiap komponen selain gas pembawa (selama
konduktivitas mereka berbeda dari gas pembawa, suhu detektor),dalam  jumlah besar
sensitif terutama untuk hidrokarbon. Sedangkan FID tidak dapat mendeteksi air. TCD
adalah detector non-destruktif, sedangkan FID adalah detector destruktif. Biasanya
detector ini akan dihubungkan dengan Spektrokopi Masa, sehingga akan menjadi
rangkaian alat GC-MS.

7. Slide 8
Chromatograph merupakah hasil akhir yang keluar di layar komputer yang menampilkan
data hasil analisa sample. Saya membaca dari web jika puncak 1 pada kromatogram
adalah gas carrier nya, lalu puncak berikutnya adalah senyawa yang dideteksi.

8. Slide 9
9. Slide 10
Injeksi langsung ke kolom (on column injection), yang mana ujung semprit dimasukkan
langsung ke dalam kolom.
10. Slide 11
Berikut adalah video pendukung materi gas kromatografi dengan alat scion 436

Anda mungkin juga menyukai