DOSEN PEMBIMBING
Yurike Septianingrum, S.Kep., Ns., M.Kep
Disetujui Oleh :
Pembimbing,
Yurike Septianingrum, S.Kep., Ns., M.Kep :…………… …………………..
NPP. 15101030
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
N % N
patuh
% N %
NO Variabel p-value OR Awal OR
Jenis kelamin
Perempuan 32 56,1 25 43,8 57 57 0,040
1. Pengetahuan - 16.830
Laki-laki
Usia
31 72,0 12 27,5 43 43 1. Persepsi 0,023 3.856 3,6
Dewasa akhir
Dewasa awal
25
38
83,3
54,2
5
32
16,6
45,7
30
70
30
70
0,006 2. Kecemasan 0,011 0,318 0,2
Tingkat 3. Jenis - 0,447
Pendidikan
Diploma/Sarjana 37 66,1 19 33,9 56 56 0,029 Kelamin
SMA/SMK 24 68,6 11 31,4 35 35
SD/SMP 2 22,2 7 77,7 9 9 Usia - 2,525
Status
Kesehatan
Tingkat - 2,264
Sehat 45 56,2 35 43,7 80 80 0,005 pendidikan
Tidak sehat 18 90 2 10 20 20
Status 4. Status 0,004 11.069 11,
pernikahan
Sudah menikah 42 71,1 17 28,8 59 59 0,042 kesehatan
Belum menikah 21 51,2 20 48,7 41 41
Pengetahuan Sumber : Data primer (Juni 2021)
Pengetahuan 62 68,8 28 31,1 90 90 0,001
baik
Pengetahuan
cukup
1 25 3 75 4 4
Tabel 5.19 Perubahan OR (1) Tanpa
Pengetahuan 0 0 6 100 6 6
kurang
Persepsi
Variabel Kecemasan
Persepsi positif 47 75,8 15 24,1 62 62 0,001
Persepsi negatif 16 42,1 22 57,8 38 38
Kecemasan
Tidak cemas 57 71,2 23 28,7 80 80 0,003
NO Variabel p-value OR Awal OR Bar
Cemas ringan 4 26,6 11 73,3 15 15 1. Persepsi 0,000 5.834 5.901
Cemas sedang 2 40 3 60 5 5
Sumber : Data primer (Juni 2021) 2. Kecemasan - 0,282 -
4. Status 0,004 11.080 10.883
Tabel 5.16 Hasil Seleksi Bivariat kesehatan
Subvariabel P value Keterangan Sumber : Data primer (Juni 2021)
Pengetahuan 0,105 Kandidat
Persepsi 0,034 Kandidat Tabel 5.20 Perubahan OR (2) Tanpa
Kecemasan 0,059 Kandidat
Jenis Kelamin 0,105 Kandidat Variabel Status Kesehatan
Usia 0,151 Kandidat
Tingkat 0,028 Kandidat NO Variabel p-value OR Awal OR Bar
Pendididkan 1. Persepsi 0,001 5.834 4.308
Status 0,042 Kandidat 4. Status - 11.080 -
Kesehatan kesehatan
Status 0,911 Bukan Sumber : Data primer (Juni 2021)
Pernikahan kandidat Tabel 5.21. Hasil Permodelan Akhir Analisis Regresi Logistik Biner
Sumber : Data primer (Juni 2021) NO Subvariabel B Wald Sig. OR CI 95%
1. Persepsi 1.775 12.991 0,000 5.901 2.247 15.492
2. Status 2.387 8.256 0,004 10.883 2.136 55.458
Tabel 5.17 Permodelan Awal Multivariat
Kesehatan
NO Subvariabel B Wald Sig. OR CI Sumber : Data primer (Juni 2021)
95%
1.
2.
Pengetahuan 2.823
Persepsi 1.350
2.804
5.211
0,094
0,022
16.830
3.856
0,618
1.210
458.285
12.288
Tabel 5.22. Hasil Uji Interaksi
3.
4.
Kecemasan -1.146 4.005
Jenis -.806 1.815
0,045
0,178
0,318
0,447
0,104
0,138
0,977
1.443
Antar Variabel Independen
kelamin
Usia
Tingkat
0,926
0,817
1.748
3.784
0,186
0,052
2.525
2.264
0,640
0,994
9.972
5.158
NO. Variable p-value
Pendidikan Interaksi
5. Status 2.404 4.490 0,034 11.069 1.198 102.298
kesehatan 1. Status 0,392
Sumber : Data primer (Juni 2021)
Kesehatan*Usia
Sumber : Data primer (Juni 2021) peraturan lebih tinggi dibandingkan
laki-laki. Pada penelitian Agustine
PEMBAHASAN
1. Faktor sosial demografi mengenai kepatuhan minum obat,
diketahui bahwa Wanita lebih patuh
a) Jenis kelamin
minum obat dibandingkan laki-laki.
Hasil penelitian ini responden
Bahkan dalam konteks peraturan lalu
dengan jenis kelamin perempuan
lintas berdasarkan penelitian
sebanyak 50,7 % lebih patuh dengan
(Kurniasari, 2013) menyatakan
perilaku 3M dibandingkan responden
bahwa Wanita lebih patuh terhadap
laki-laki. Kejadian ini dapat didasari
peraturan dibanding laki-laki.
adanya perbedaan sifat pada setiap
Sehingga dari beberapa penelitian
gender. Menurut Aubee dalam
tersebut dapat disimpulkan bahwa
penelitian (Kurniasari, 2013),
perempuan cenderung lebih patuh
perempuan memiliki sifat penuh
terhadap peraturan yang ada.
kasih sayang, merasa bertanggung
Hasil dari uji statistic juga
jawab terhadap kesejahteraan orang
menunjukkan adanya pengaruh
disekitarnya serta lembut. Sementara
antara jenis kelamin dengan
laki-laki cenderung memiliki sifat
kepatuhan perilaku 3M pada
agresif, senang berpetualang, kasar,
masyarakat di Desa Ngariboyo
suka keleluasan dan lebih berani
(p=0,040), hasil penelitian ini sejalan
mengambil resiko. Dalam konteks ini
dengan penelitian (Wiranti et al.,
resiko yang ada salah satunya yaitu,
2020) tentang kepatuhan masyarakat
resiko tertular covid 19. Sehingga
terhadap pembatasan social berskala
adanya perbedaan perilaku ini dapat
besar dalam pencegahan covid 19
menyebabkan perempuan lebih patuh
yang menunjukkan ada pengaruh
terhadap peraturan protokol 3M.
antara jenis kelamin dengan perilaku
Beberapa penelitian lain juga patuh. Sehingga untuk meningkatkan
menyatakan bahwa perempuan lebih protokol 3M dimasyarakat dapat
patuh terhadap kebijakan seperti dilakukan upaya berupa menjadikan
penelitian Nuqul yang menyatakan perempuan sebagai motor penggerak
bahwa perempuan memiliki kepatuhan perilaku 3M di Desa
intensitas kepatuhan terhadap Ngariboyo melalui peran perempuan
sebagai ibu rumah tangga, kader, mendukung dalam belajar dan
maupun tokoh masyarakat dapat ikut mengingat informasi yang diperoleh,
mensosialisasikan Gerakan 3M untuk akan tetapi umur-umur tertentu atau
mengurangi penyebaran covid 19 menjelang usia lanjut kemampuan
Menurut asumsi peneliti penerimaan atau mengingat suatu
berdasarkan penelitian yang telah pengetahuan akan berkurang
dilakukan diketahui bahwa banyak Hasil uji statistic juga
responden perempuan yang patuh menunjukkan adanya pengaruh
terhadap penerapan protokol 3M di antara usia dengan kepatuhan
Desa Ngariboyo, karena perempuan perilaku 3M di masyarakat Desa
memiliki kecenderungan akan selalu Ngariboyo (p=0,006). Sesuai dengan
taat dan patuh pada penerapan penelitian (Novi Afranti, 2021)
protokol kesehatan dibandingkan tentang factor yang mempengaruhi
laki-laki. Jenis kelamin sangat kepatuhan masyarakat terhadap
mempengaruhi kepatuhan perilaku protokol kesehatan covid 19 yang
3M dimasyarakat Desa Ngariboyo, menunjukkan adanya pengaruh yang
karena terbukti banyak responden signifikan antara usia dengan
perempuan yang patuh akan kepatuhan masyarakat terhadap
penerapan 3M. protokol Kesehatan covid 19. Hal ini
a) Usia sesuai dengan pendapat Pura (2016)
Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa usia
menunjukkan bahwa responden yang berhubungan dengan tingkat
berusia 25-35 tahun (dewasa awal) kepatuhan, meskipun terkadang usia
60,3% cenderung lebih patuh dengan bukan menjadi penyebab
perilaku 3M dibandingakan dengan ketidakpatuhan namun semakin tua
responden yang berusia 35-45 usia maka akan semakin menurun
(dewasa akhir). Menurut pendapat daya ingat, pendengaran, dan
Cropton, J (1997) dikutip dari penglihatan, sehingga lansia menjadi
penelitian (Mujiburrahman et al., tidak patuh (Novi Afranti, 2021)
2020) yang menyatakan bahwa usia Menurut asumsi peneliti
produktif merupakan usia dewasa usia produktif sangat aktif dalam
yang aktif dalam kegiatan sehingga menerima informasi yang diperoleh,
sehingga usia produktif cenderung mengenai pengendalian penyebaran
memiliki pengetahuan yang baik. covid 19.
Berdasarkan penelitian yang Hasil statistik uji regresi
dilakukan di desa Ngariboyo usia menunjukkan adanya pengaruh
dewasa awal cenderung lebih patuh tingkat Pendidikan dengan kepatuhan
karena memiliki pengetahuan yang perilaku 3M di Masayarakat
baik. Artinya bahwa usia sangat (p=0,030). Sejalan dengan penelitian
berpengaruh terhadap kepatuhan (Wiranti et al., 2020) tentang
perilaku 3M di masyarakat Desa kepatuhan masyarakat kota Depok
Ngariboyo, karena terbukti bahwa terhadap kebijakan pembatasan
banyak masyarakat berusia produktif social berskala besar dalam
yang patuh terhadap protokol 3M. pencegahan covid 19 menunjukkan
b) Tingkat Pendidikan pengaruh tingkat Pendidikan dengan
Hasil penelitian ini menunjukkan kepatuhan masyarakat terhadap
bahwa responden dengan tingkat kebijakan PSBB (p=0,036). Hasil ini
Pendidikan diploma/sarjana sejalan dengan penelitian Angustine
cenderung lebih patuh 58,7% yang menunjukkan bahwa kepatuhan
dibandingkan responden dengan akan semakin meningkat pada
tingkat pendidikan SMA/SMK dan responden dengan tingkat Pendidikan
SD/SMP. Pendidikan seseorang yang tinggi. Merujuk dari teori S.
tinggi akan semakin mudah untuk Nasution tingkat Pendidikan
mendapatkan akses informasi tentang mempengaruhi tinggi rendahnya
suatu permasalah (Yanti et al., 2020). pengetahuan seseorang. Sementara
Sejalan dengan yang disampaikan menurut Notoatmodjo pengetahuan
oleh (Riyadi & Larasaty, 2020) seseorang akan membentuk perilaku
bahwa seseorang dengan tingkat individu tersebut. Pada penelitian
Pendidikan yang lebih tinggi akan yang dilakukan Pradana
memiliki kecenderungan akan selalu menunjukkan bahwa perubahan
taat dan patuh pada penerapan perilaku hidup sehat ditentukan salah
protokol Kesehatan mengingat satunya tingkat Pendidikan. Sehingga
pengetahuan yang dimilikinya terkait Pendidikan memang memiliki peran
bahaya covid 19 dan informasi penting dalam pembentukan
perilaku. Dapat diartikan bahwa individu secara umum.
tingkat Pendidikan akan membentuk Hasil statistik chi square juga
pengetahuan seseorang yang menunjukkan adanya pengaruh yang
kemudian meningkatkan perilaku signifikan antara status Kesehatan
petuh terhadap protokol 3M di dengan kepatuhan perilaku 3M di
masyarakat. masyarakat desa Ngariboyo
(p=0,005) . Kemudian setelah diuji
Menurut asumsi peneliti responden
secara bersamaan dengan faktor yang
yang memiliki tingkat Pendidikan
berpengaruh lainnya menggunakan
yang tinggi sangat berpengaruh
uji regresi logistik biner ditemukan
terhadap kepatuhan perilaku 3M
bahwa faktor status kesehatan yang
dimasyarakat Desa Ngariboyo,
paling dominan berpengaruh
karena dengan tingkat Pendidikan
terhadap kepatuhan perilaku 3M
yang tinggi akan meningkatkan
pada masyarakat di desa Ngariboyo
pengetahuan yang baik dan
dengan nilai OR sebesar 11,080,
membentuk perilaku patuh terhadap
artinya bahwa masyarakat dengan
penerapan protokol 3M dimasyarakat
perilaku patuh berpeluang memiliki
Desa Ngariboyo.
status kesehatan baik 11.834 kali
a) Status Kesehatan
lebih banyak dari pada masyarakat
Hasil penelitian ini menunjukkan
dengan status kesehatan buruk. Maka
responden dengan status Kesehatan
seseorang yang sehat akan selalu
baik cenderung lebih patuh 71,4%
menjaga kesehatannya dan memiliki
dibandingkan dengan status
kecenderungan akan selalu taat dan
Kesehatan tidak baik. Hal ini
patuh pada penerapan protocol
diperkuat dengan penelitian
Kesehatan agar tidak terpapar covid
(Adliyani, 2015) bahwa sehat dapat
19 . Hasil penelitian ini sejalan
di pengaruhi oleh perilaku seseorang.
dengan penelitian (Riyadi &
Pengertian dari status kesehatan
Larasaty, 2020) bahwa status
adalah keadaan individu pada kurun
kesehatan responden mempunyai
waktu tertentu. Laporan tentang
pengaruh yang cukup tinggi terhadap
status kesehatan dapat berupa
kepatuhan responden, dimana status
kecemasan, depresi, atau sakit akut,
kesehatan rendah (kalangan rentan
sehingga menggambarkan masalah
yang biasanya dialami oleh kegiatannya yaitu mengadakan
penduduk usia lanjut) cenderung program senam diabetes yang
lebih patuh pada protokol kesehatan. diadakan setiap hari minggu dibalai
Menurut asumsi peneliti berdasarkan desa Ngariboyo. Maka dari itu
penelitian yang telah dilakukan menurut peneliti status kesehatan
diketahui bahwa banyak responden menjadi faktor dominan yang
sehat yang patuh protokol 3M di desa mempengaruhi kepatuhan perilaku
Ngariboyo, karena kesehatan dapat 3M pada masyarakat desa
mempengaruhi perilaku seseorang Ngariboyo.
untuk patuh terhadap protokol 3M di c) Status pernikahan
desa Ngariboyo. Status Kesehatan Hasil penelitian ini menunjukkan
menjadi faktor yang paling dominan responden yang sudah menikah
berpengaruh terhadap kepatuhan cenderung lebih patuh 66,6 %
perilaku 3M, berdasarkan penelitian dibandingkan responden yang belum
yang telah dilakukan diketahui menikah. Hasil penelitian ini sejalan
masyarakat di desa Ngariboyo dengan penelitian (Riyadi &
memiliki aktivitas fisik yang tinggi Larasaty, 2020) tentang seseorang
karena rata-rata mata pencaharian yang hidup bersama dengan
masyarakat desa menjadi petani pasangannya akan memiliki
sehingga dengan banyaknya aktivitas kecenderungan akan selalu taat dan
fisik yang dilakukan akan patuh pada penerapan protokol. Hal
meningkatkan status kesehatan pada ini disebabkan mereka tidak ingin
masyarakat desa Ngariboyo. Fasilitas terkena paparan virus covid 19 dan
kesehatan desa seperti puskesmas menularkannya kepada pasangannya
desa, posyandu balita dan posyandu Hasil statistik juga menunjukkan
lansia berperan aktif dalam adanya pengaruh yang signifikan
meningkatkan status kesehatan antara status pernikahan dengan
masyarakat desa Ngariboyo sehingga kepatuhan perilaku 3M dimasyarakat
masyarakat sering berobat ke desa Ngariboyo (p=0,005). Hal ini
pelayanan kesehatan. Kader desa diperkuat dengan penelitian (Edi,
juga aktif mengajak masyarakat 2020) bahwa status perkawinan juga
untuk menjaga kesehatan salah satu mempengaruhi kepatuhan, dimana
pasien dengan status kawin akan memiliki pengetahuan tinggi
lebih patuh dibanding status tidak terhadap protokol Kesehatan.
kawin.Juga diketahui kepatuhan (Wiranti et al., 2020) juga
minum obat dipengaruhi oleh mempertegas hasil penelitian yang
budaya, kondisi ekonomi dan didapat dimana masyarakat sudah
geografis dari negara tersebut. dominan memiliki pengetahuan yang
Menurut asumsi peneliti baik terhadap protokol Kesehatan
berdasarkan penelitian yang telah (55,3%).
dilakukan diketahui bahwa banyak Pengetahuan merupakan
responden yang sudah menikah patuh salah satu hal yang paling
terhadap protokol 3M di desa diperhatikan dalam rangka
Ngariboyo, karena seseorang yang penanganan khususnya dalam
sudah mempunyai pasangan mencegah penyebaran virus(Law et
cenderung takut menularkan virus al., 2020). Pengetahuan yang dimiliki
covid 19, sehingga lebih patuh mempengaruhi seseorang dalam
terhadap penerapan protokol 3M di menentukan dan mengambil
desa Ngariboyo. Status pernikahan keputusan terhadap suatu
berpengaruh terhadap kepatuhan permasalahan yang dihadapi
perilaku 3M di masyarakat desa (Purnamasari & Raharyani, 2020).
Ngariboyo karena terbukti banyak Hal ini terbukti pada penelitian
masyarakat yang sudah menikah dimana mayoritas masyarakat yang
patuh terhadap penerapan 3M di desa memiliki pengetahuan baik lebih
Ngariboyo. patuh terhadap protokol 3M.
2. Faktor Pengetahuan Hasil uji statistik juga
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
menunjukkan responden dengan antara pengetahuan dengan
pengetahuan baik cenderung lebih kepatuhan perilaku 3M dimasyarakat
patuh 98,4 % dibandingkan desa Ngariboyo (p=0,000). Sejalan
responden dengan pengetahuan dengan penelitian (Edi, 2020) bahwa
cukup dan kurang. Hal yang sama terdapat hubungan antara
didapatkan oleh (Novi Afranti, 2021) pengetahuan dengan perilaku
dimana terdapat 74,2% masyarakat pencegahan covid-19 pada
masyarakat. Semakin tinggi terhadap covid 19. Persepsi sangat
pengetahuan masyarakat, perilaku dipengaruhi oleh konsep yang dibuat
pencegahan covid-19 yang masyarakat terhadap protokol 3M.
ditunjjukkan semakin baik pula. konsep tersebut berupa obyek secara
Menurut asumsi peneliti berdasarkan benar (notoatmodjo, 2003). Persepsi
penelitian yang telah dilakukan di seseorang dalam menangkap
desa Ngariboyo diketahui bahwa informasi dan peristiwa-peristiwa
masyarakat yang memiliki menurut (Pratiwi et al., 2021)
pengetahuan yang baik patuh dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
terhadap protokol 3M. Tingkat orang yang membentuk persepsi itu
pengetahuan yang baik bisa sendiri khususnya kondisi internal
dikarenakan oleh tingkat Pendidikan (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat,
mereka yang tinggi, sehingga lebih motivasi, harapan, pengalaman masa
gampang menerima informasi terkait lalu dan kepribadian), yang kedua
pencegahan covid-19, selain itu usia adalah stimulus yang berupa obyek
yang muda membuat daya tangkap maupun peristiwa tertentu (benda,
akan informasi juga semakin baik. orang, proses, dan lain-lain), dan
Banyaknya informasi yang beredar yang terakhir adalah stimulus dimana
dimedia elektronik dan internet, serta pembentukan persepsi itu terjadi baik
kemampuan untuk mengakses tempat, waktu, suasana (sedih,
berbagai informasi mengenai gembira).
protokol 3M (memakai masker, Hasil uji statistik chi square juga
mencuci tangan, dan menjaga jarak). menunjukkan adanya pengaruh
3. Faktor Persepsi antara persepsi dengan kepatuhan
Hasil penelitian ini menunjukkan 3M di masyarakat desa Ngariboyo
responden dengan persepsi positif (p=0,029). Kemudian diuji
cenderung lebih patuh 74,6 % menggunakan uji regresi logistic
dibandingkan responden dengan biner menunjukkan ada pengaruh
persepsi negative. Hal sama antara persepsi masyarakat dengan
didapatkan oleh (Rangkuti et al., kepatuhan perilaku 3M di desa
2021) dimana terdapat 87% Ngariboyo (p= 0,001). Koefisiensi
responden memiliki persepsi baik regresi yang diperoleh menunjukkan
besaran 5.834, artinya bahwa bersama-sama menyebabkan
masyarakat dengan perilaku patuh banyaknya masyarakat di Lombok
berpeluang memiliki persepsi positif Tengah yang tidak patuh dalam
5.834 kali lebih banyak dari pada melaksanakan protokol kesehatan di
masyarakat dengan persepsi negatif. era new normal ini.
Pernyataan ini didukung oleh Menurut asumsi peneliti
(Rangkuti et al., 2021) yang berdasarkan penelitian yang telah
menyatakan adanya hubungan dilakukan di desa Ngariboyo
persepsi covid 19 dengan perilaku diketahui bahwa masyarakat yang
mencuci tangan. Sehingga semakin memiliki persepsi positif patuh
tinggi persepsi positif dari terhadap protokol 3M. persepsi yang
masyarakat akan protokol 3M maka positif bisa dikarenakan oleh
kepatuhan perilaku 3M akan semakin pengetahuan yang baik. Banyaknya
tinggi. Sejalan dengan (Willy, 2021) sumber informasi yang didapatkan
dengan menggunakan uji chi square tentang pencegahan penyebaran virus
(0,007) menyatakan bahwa adanya corona dengan penerapan 3M, maka
hubungan antara persepsi dengan akan membentuk persepsi yang baik
perilaku pencegahan COVID-19 dimasyarakat desa Ngariboyo,
pada masyarakat Kota Medan. Hal sehingga masyarakat lebih patuh
ini diperkuat oleh penelitian terhadap penerapan 3M ( memakai
(Sulaiman et al., 2021) ada lima masker, mencuci tangan dan menjaga
faktor yang mempengaruhi jarak).
kepatuhan masyarakat dalam 4. Faktor Kecemasan
melaksanakan protokol kesehatan di Hasil penelitian ini menunjukkan
Kabupaten Lombok Tengah. Kelima responden yang tidak cemas 90%
faktor tersebut antara lain persepsi cenderung lebih patuh dengan
masyarakat akan keberadaan Covid- perilaku 3M dibandingkan dengan
19, pemahaman keagamaan, euforia responden yang cemas ringan dan
tentang new normal, sedang.
kesimpangsiuran informasi tentang Hasil uji statistik chi square juga
keberadaan Covid-19 dan faktor menunjukkan adanya pengaruh
sosial ekonomi dan politik secara antara kecemasan dengan kepatuhan
perilaku 3M di masyarakat desa dirinya dengan banyak hal yang
Ngariboyo (p=0,003). Kemudian membuat mereka nyaman sehingga
diuji menggunakan uji regresi kecemasan tidak akan muncul.
logistic biner menunjukkan pengaruh Menurut asumsi peneliti yang
antara kecemasan masyarakat dengan telah dilakukan di desa Ngariboyo
kepatuhan perilaku 3M di desa diketahui bahwa masyarakat yang
Ngariboyo (p=0,011). Koefisiensi tidak mengalami kecemasan patuh
regresi yang diperoleh menunjukkan terhadap penerapan 3M. tingkat
besaran 0,282, artinya bahwa kecemasan yang ringan bisa
masyarakat dengan perilaku patuh dikarenakan oleh pengetahuan
berpeluang tidak cemas 0,282 kali masyarakat yang baik, sehingga
lebih banyak dari pada masyarakat dengan memiliki informasi yang baik
dengan kecemasan berat. Pernyataan maka, kecemasan masyarakat
ini didukung oleh (Sari & Utami, terhadap covid 19 tidak akan muncul,
2020) yang menyatakan bahwa selain itu persepsi yang positif akan
tingkat kecemasan mempengaruhi membuat masyarakat lebih tenang
kepatuhan penerapan protokol dan tidak merasa cemas. Banyaknya
Kesehatan. Sesuai dengan hasil informasi yang didapatkan tentang
penelitian yang dilakukan oleh Fadil covid 19, maka akan membuat
dkk (2020) yang menyatakan bahwa masyarakat tidak merasakan
tingkat pengetahuan tentang covid 19 kecemasan.
mempengaruhi kecemasan seseorang SIMPULAN
1. Adanya hubungan faktor sosial
dalam menghadapi covid 19 dengan
demografi (jenis kelamin, usia,
nilai p=0,025, semakin tinggi/baik
tingkat pendidikan, status
pengetahuan seseorang tentang covid
kesehatan dan status perkawinan)
19 maka seseorang tersebut akan
dan kepatuhan perilaku 3M saat
memiliki tingkat kecemasan yang
pandemi covid 19 pada
rendah dibandingkan orang yang
masyarakat di Desa Ngariboyo
memiliki tingkat pengetahuan yang
Kabupaten Magetan.
rendah , dengan memiliki
2. Adanya hubungan faktor
informasi/pengetahuan yang bagus
pengetahuan dan kepatuhan
maka seseorang akan membekali
perilaku 3M saat pademi covid 19
pada masyarakat di Desa Perspektif Psikologi Sosial.
Ngariboyo Kabupaten Magetan. Psikobuletin:Buletin Ilmiah
3. Adanya hubungan persepsi dan Psikologi, 1(2), 68–84.
kepatuhan perilaku 3M saat http://ejournal.uin-
pademi covid 19 pada masyarakat suska.ac.id/index.php/Psikobule
di Desa Ngariboyo Kabupaten tin/article/view/9616/5058
Magetan. Blakey, S. M., & Abramowitz, J. S.
4. Adanya hubungan kecemasan (2017). Psychological
dan kepatuhan perilaku 3M saat Predictors of Health Anxiety in
pademi covid 19 pada masyarakat Response to the Zika Virus.
di Desa Ngariboyo Kabupaten Journal of Clinical Psychology
Magetan. in Medical Settings, 24(3–4),
5. Faktor dominan yang 270–278.
mempengaruhi kepatuhan https://doi.org/10.1007/s10880-
perilaku 3M saat pademi covid 19 017-9514-y
pada masyarakat di desa Devi Pramita Sari, & Nabila
Ngariboyo Kecematan Ngariboyo Sholihah ‘Atiqoh. (2020).
Kabupaten Magetan adalah salah Hubungan Antara Pengetahuan
satu faktor social demografi yaitu Masyarakat Dengan Kepatuhan
staus kesehatan masyarakat di Penggunaan Masker Sebagai
Desa Ngariboyo Upaya Pencegahan Penyakit
Covid-19 Di Ngronggah.
REFERENSI
Adliyani, Z. O. N. (2015). Pengaruh Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam
Perilaku Individu terhadap Medis Dan Informatika
Hidup Sehat. Perubahan Kesehatan, 10(1), 52–55.
Perilaku Dan Konsep Diri https://doi.org/10.47701/infokes
Remaja Yang Sulit Bergaul .v10i1.850
Setelah Menjalani Pelatihan Edi, I. G. M. S. (2020). Faktor-
Keterampilan Sosial, 4(7), 109– Faktor Yang Mempengaruhi
114. Kepatuhan Pasien Pada
Agung, I. M. (2020). Memahami Pengobatan. Jurnal Ilmiah
Pandemi Covid-19 Dalam Medicamento, 1(1), 1–8.
https://doi.org/10.36733/medica HK.01.07/MENKES/382/2020.
mento.v1i1.719 (2020). Corona virus disease
Kurniasari, N. D. (2013). FA K 2019. Peraturan Menteri
ULTAS PSIKOLOGI. Kesehatan Republik Indonesia,
Law, S., Leung, A. W., & Xu, C. Nomor 9(Pedoman Pembatasan
(2020). Severe acute respiratory Sosial Berskala Besar dalam
syndrome (SARS) and Rangka Percepatan Penanganan
coronavirus disease-2019 Corona Virus DIsease 2019
(COVID-19): From causes to (COVID-19)), 2–6.
preventions in Hong Kong. http://jurnalrespirologi.org/inde
International Journal of x.php/jri/article/view/101
Infectious Diseases, 94, 156– Pratiwi, M., Munadi, M. C., Tias, M.
163. A. A. N., & Anggraini, D.
https://doi.org/10.1016/j.ijid.202 (2021). Apakah Orang Dengan
0.03.059 Critical Thinking Dispositions
Mujiburrahman, Riyadi, muskhab Tidak Akan Berprasangka
eko, & Ningsih, mira utami. Terhadap Anggota Dewan
(2020). Pengetahuan Legislatif? Jurnal Psikologi,
Berhubungan dengan 14(1), 1–10.
Peningkatan Perilaku https://doi.org/10.35760/psi.202
Pencegahan COVID-19 di 1.v14i1.3627
Masyarakat. Jurnal Purnamasari, I., & Raharyani, A. E.
Keperawatan Terpadu, 2(2), (2020). Tingkat Pengetahuan
130–140. http://jkt.poltekkes- dan Perilaku Masyarakat
mataram.ac.id/index.php/home/ Kabupaten Wonosobo Tentang
article/view/85/69 Covid-19. Jurnal Ilmiah
Novi Afranti, cut R. (2021). Faktor- Kesehatan, Mei, 33–42.
faktor yang mempengaruhi https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/
kepatuhan masyarakat terhadap jik/article/view/1311/783
protokol kesehatan covid-19. Rangkuti, I. W., Muhammadiyah, U.,
001, 113–124. & Utara, S. (2021). Hubungan
Permenkes RI KMK No. persepsi covid - 19 dengan
perilaku mencuci tangan pada 209.
keluarga binaan fk umsu https://doi.org/10.36418/syntax-
angkatan 2017 indah wardani imperatif.v1i4.43
rangkuti universitas Sulaiman, L., Sastrawan, S., Sani, S.
muhammadiyah sumatera utara. K., & Menap, M. (2021). Faktor
6(2), 303–311. yang Mempengaruhi Kepatuhan
Riyadi, & Larasaty. (2020). Masyarakat dalam
MASYARAKAT PADA Melaksanakan Protokol Covid-
PROTOKOL KESEHATAN 19 di Kabupaten Lombok
DALAM MENCEGAH Tengah, Nusa Tenggara Barat.
PENYEBARAN COVID-19. 19, Jurnal Penelitian Kesehatan"
45–54. SUARA FORIKES"(Journal of
Sari, R. P., & Utami, U. (2020). Health Research" Forikes
Hubungan Kecemasan dan Voice"), 12(April), 149–157.
Kepatuhan dalam Pelaksanaan Willy. (2021). Hubungan
Protokol Kesehatan di Posyandu Pengetahuan, Persepsi, dan
Malangjiwan Colomadu Sikap Masyarakat Dengan
Relationship of Anxiety to Perilaku Pencegahan Wabah
Compliance on The Virus Corona. Skripsi.
Implementation of Health Wiranti, Sriatmi, A., & Kusumastuti,
Protocols at Posyandu W. (2020). Determinan
Malangjiwan Colomadu. kepatuhan masyarakat Kota
Stethoscope, 1(2), 114–122. Depok terhadap kebijakan
Suhaeri, S. (2020). Gegera Budaya pembatasan sosial berskala
Dalam Adaptasi Kebiasaan besar dalam pencegahan
Baru (Abk) (Komunikasi Lintas COVID-19. Jurnal Kebijakan
Budaya Warga Graha Kesehatan Indonesia, 09(03),
Rancamanyar Dalam 117–124.
Menghadapi Pandemi Covid https://journal.ugm.ac.id/jkki/art
19). JURNAL SYNTAX icle/view/58484
IMPERATIF : Jurnal Ilmu Yanti, *Budi, Mulyadi2, E.,
Sosial Dan Pendidikan, 1(4), Wahiduddin3, Novika4, R. G.
H., Arina5, Yuliana Mahdiyah
Da’atMartani6, N. S., &
Nawan6. (2020). ORIGINAL
ARTICLE COMMUNITY
KNOWLEDGE , ATTITUDES ,
AND BEHAVIOR TOWARDS
SOCIAL DISTANCING
POLICY AS A MEANS OF
PREVENTING
TRANSMISSION OF COVID-
19 IN INDONESIA. 8(1).
https://doi.org/10.20473/jaki.v8i
2.2020.4-14