Anda di halaman 1dari 24

MANUSKRIP SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN


PERILAKU 3M SAAT PANDEMI COVID 19 PADA MASYARAKAT
KECAMATAN NGARIBOYO KABUPATEN MAGETAN

DINA TRI MARYUNI


NIM. 1130017005

DOSEN PEMBIMBING
Yurike Septianingrum, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN MANUSKRIP SKRIPSI

Judul : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Perilaku 3M


Saat Pandemi Covid 19 Pada Masyarakat Kecamatan Ngariboyo
Kabupaten Magetan
Penyusun : Dina Tri Maryuni
NIM : 1130017005
Pembimbing : Yurike Septianingrum, S.Kep., Ns., M.Kep

Disetujui Oleh :

Pembimbing,
Yurike Septianingrum, S.Kep., Ns., M.Kep :…………… …………………..
NPP. 15101030

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Siti Nurjanah, S.Kep.Ns., M.Kep


NPP.0206713
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN
PERILAKU 3M SAAT PANDEMI COVID 19 PADA MASYARAKAT
KECAMATAN NGARIBOYO KABUPATEN MAGETAN
Dina Tri Maryuni
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
e-mail: dina98triM@gmail.com
ABSTRAK

Pemerintah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan covid 19


seperti diterapkannya protokol 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan
menjaga jarak) , namun pelanggaran terhadap protokol 3M sering terjadi
diberbagai daerah salah satunya desa Ngariboyo kabupaten Magetan oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang mempengaruhi kepatuhan
perilaku 3M saat pandemi covid 19 pada masyarakat di desa Ngariboyo kabupaten
Magetan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan perilaku 3M
diantaranya faktor social demografi meliputi jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, status kesehatan, dan status perkawinan, faktor pengetahuan, faktor
persepsi dan faktor kecemasan.
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Populasi dalam
penelitian ini adalah 134 masyarakat desa Ngariboyo. Pengambilan sampel
menggunakan teknik probability sampling (simple random sampling) yaitu 100
responden. Variable dependen adalah perilaku 3M dan variable independen adalah
faktor social demografi meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status
kesehatan, dan status perkawinan, faktor pengetahuan, faktor persepsi dan faktor
kecemasan. Instrument penelitian menggunakan kuesioner online berupa google
form dengan menggunakan analisis bivariate dengan uji chi square dengan
signifikan α < 0,05 dan analisis multivariate dengan uji regresi logistic biner
dengan tingkat koefisien < 0,05.
Hasil penelitian dari delapan faktor yang mempengaruhi kepatuhan
perilaku 3M saat pademi covid 19 pada masyarakat di desa Ngariboyo yang
paling dominan adalah salah satu faktor sosial demografi yaitu status kesehatan
dengan nilai koefisien 0,004 < 0,05 dan memiliki OR yang paling besar (10,883).
Sehingga status Kesehatan yang baik cenderung berperilaku patuh terhadap
penerapan 3M lebih besar 10,883 kali daripada status kesehatan buruk.
Simpulan dari penelitian ini yaitu semakin baik status kesehatan yang
dimiliki masyarakat di desa Ngariboyo, maka akan meningkat tingkat kepatuhan
perilaku 3 M saat pademi covid 19 pada masyarakat desa Ngariboyo Kabupaten
Magetan. Masyarakat diharapkan selalu menjaga kesehatan dengan menerapkan
perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) serta
memakan makanan yang bergizi.
Kata kunci : covid 19, perilaku 3M, status kesehatan
ABSTRACT
The government has made efforts to prevent and overcome covid 19 such
as the implementation of the 3M protocol (wearing masks, washing hands, and
keeping a distance), but violations of the 3M protocol often occur in various
areas, one of which is Ngariboyo village, Magetan district. compliance with 3M
behavior during the covid 19 pandemic in the community in Ngariboyo village,
Magetan district. Several factors that influence compliance with 3M behavior
include socio-demographic factors including gender, age, education level, health
status, and marital status, knowledge factor, perception factor and anxiety factor.
This type of research uses descriptive analytic. The population in this
study were 134 people in the village of Ngariboyo. Sampling using probability
sampling technique (simple random sampling) that is 100 respondents. The
dependent variable is 3M's behavior and the independent variable is social
demographic factors including gender, age, education level, health status, and
marital status, knowledge factor, perception factor and anxiety factor. The
research instrument used an online questionnaire in the form of a google form
using bivariate analysis with a chi square test with a significant < 0.05 and
multivariate analysis with a binary logistic regression test with a coefficient level
of < 0.05.
The results of the study of eight factors that influenced compliance with
3M behavior during the covid 19 pandemic in the community in Ngariboyo
village, the most dominant one was one of the socio-demographic factors, namely
health status with a coefficient value of 0.004 < 0.05 and had the largest OR
(10,883). So that good health status tends to behave obediently to the application
of 3M is 10,883 times greater than bad health status.
The conclusion of this study is that the better the health status of the
people in Ngariboyo village, the higher the level of compliance with 3M behavior
during the COVID-19 pandemic in the Ngariboyo village community, Magetan
Regency. The community is expected to always maintain health by implementing
3M behaviors (wearing masks, washing hands, and maintaining distance) and
eating nutritious food.
Keywords: covid 19, 3M behavior, health status
PENDAHULUAN kesehatan yang harus dijalankan oleh
Adanya pandemi covid-19 setiap individu meliputi 3M
mengakibatkan segala kehidupan (memakai masker, menjaga jarak,
global berubah drastis. Segala dan mencuci tangan) bukan hal
pekerjaan dilakukan dari rumah. Hal mudah untuk dilakukan. Masih
ini tentunya menyebabkan dampak banyak pelanggaran-pelanggaran
yang sangat signifikan, terutama di dalam implementasi protokol
kebiasaan warga. Adanya protokol kesehatan tersebut (Suhaeri, 2020).
Di desa Ngariboyo sendiri masih
ditemukan masyarakat yang tidak . Salah satu provinsi yang juga
mematuhi protokol kesehatan dari terdampak adalah Provinsi Jawa
pemerintah. Pelanggar yang Timur. Jawa Timur merupakan salah
ditemukan kebanyakan berdalih satu dari 3 besar provinsi dengan
bahwa merasa sesak/ pengap saat jumlah kasus positif corona tertinggi
memakai masker, pekerjaan menjadi di Indonesia setelah DKI Jakarta.
jika menaati protokol kesehatan, dan Penambahan jumlah kasus positif di
tidak adanya sikap tegas dari Jawa Timur meningkat secara
pemerintah serta penerapan sanksi signifikan setiap harinya dan
tidak berjalan. berkembang terus hingga saat ini
Sejak tahun 2020, Corona Virus kasus aktif di Jawa Timur masih
Disease-19 (COVID 19) telah mengalami peningkatan sebesar
menginfeksi lebih dari 2.245.872 0,7% setiap harinya. Data tersebut
jiwa di seluruh dunia (WHO, 2020). juga menjelaskan persentase CFR
Lebih dari 152.000 orang telah akibat COVID-19 di Jawa Timur
terkonfirmasi meninggal dunia sebesar 7,2%. Persentase ini sangat
karena virus ini (WHO, 2020) tinggi dan diatas rata-rata persentase
Indonesia sendiri mencatatkan kasus CFR akibat COVID-19 di Indonesia
yang sangat signifikan setiap yaitu sebesar 3,7% (Satuan Tugas
harinya. Case Fatality Rate (CFR) COVID-19 Jawa Timur, 2020).
akibat COVID19 di Indonesia berada Kasus COVID-19 Jawa Timur
pada rentang persentase 3-4%. Pada sampai saat ini masih terus
tanggal 03 Oktober 2020 COVID-19, berkembang dikarenakan local
persentase CFR sebesar 3,7%. transmission yang masih terjadi di
Persentase kematian akibat masyarakat Jawa Timur. Persentase
COVID19 di Indonesia ini cukup CFR yang masih tinggi dan
tinggi dibandingkan dengan negara meningkat setiap harinya membuat
lain. Contohnya China dan Amerika kasus COVID-19 di Jawa Timur
yang memiliki angka persentase CFR masih menjadi masalah hingga saat
pada kisaran 3% (Permenkes RI ini. Peningkatan kasus posistif di
KMK No. Kabupaten Magetan meningkat
HK.01.07/MENKES/382/2020,2020) secara signifikan setiap harinya. Pada
17 Januari 2021 sebesar 1390 kasus Data Polda Jatim 21 september
aktif hingga saat ini tanggal 31 2020 tercatat jumlah pelanggaran
Januari meningkat mencapai 1877 yang terjaring razia karena tidak
kasus aktif (Dinkes Magetan, 2020). mengenakan masker sebanyak
Berdasarkan hasil observasi di 123.270 orang. Penindakan tersebut
desa Ngariboyo masih terdapat dilakukan dalam kegiatan 7.573 titik
masyarakat yang tidak patuh dalam secara mobile diberbagai tempat.
menggunakan masker saat Dari data tersebut ada 89.505
beraktifitas dan sering bergerumbul pelanggar menerima teguran, 62.704
antar warga tidak menerapkan social teguran lisan, dan 26.762 teguran
distancing. dari 20 orang yang tertulis. Kemudian tercatat ada
diamati terdapat 12 orang yang tidak 23.326 warga yang mendapat sanksi
memakai masker dan 8 orang kerja sosial sesuai kebijakan masing-
diantaranya tidak menerapkan social masing daerah. Sebanyak 6.920
distancing serta 6 orang lainnya tidak diberikan sanksi administrasi,
menerapkan cuci tangan 6 langkah. kemudian penyitaan KTP/ID ada
Ditemukan beberapa alasan dari 3.461, pemberhentian 22 tempat
warga yang tidak mematuhi protokol usaha. Jenis pelanggaran yang
3M, beberapa alasan tersebut terbanyak dilakukan oleh masyarakat
meliputi, persepsi warga tentang terkait dengan penggunaan masker
tidak percaya adanya virus covid 19 dan menjaga jarak, sedangkan untuk
dan menganggapnya sebagai flu tempat usaha tidak menyediakan
biasa, tidak adanya kasus covid 19 fasilitas penerapan protokol
dilingkungan mereka, merasa kesehatan seperti tempat mencuci
pengap/sesak saat memakai masker, tangan maupun handsanitizer.
kulit terasa kering jika sering Upaya preventif dalam protokol
mencuci tangan dan pekerjaan kesehatan yang diterapkan
menjadi sulit jika menerapkan masyarakat dalam memutus mata
protokol kesehatan, ada yang rantai penularan Covid-19 pada masa
beralasan jika tidak adanya sikap new normal yaitu dengan
tegas dari pemerintah serta membiasakan diri memakai masker,
penerapan sanksi tidak berjalan. mencuci tangan pakai sabun (hand
sanitanizer), menjaga jarak (social ketaatan seseorang terhadap tujuan
distancing), menjauhi keramaian dan yang telah ditetapkan.
menghindari berpergian ke luar Banyak faktor yang
daerah, terutama daerah-daerah yang mempengaruhi terbentuknya
sudah dinyatakan sebagai zona kepatuhan seseorang, dimana Kozier
merah (Hamdani, 2020) (2010) menyatakan bahwa kepatuhan
Implementasi protokol kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diatas tidak akan maksimal apabila antara lain motivasi, tingkat
tidak didukung dengan partisipasi perubahan gaya yang dibutuhkan,
masyarakat, sehingga diperlukan persepsi keparahan masalah
suatu usaha untuk meningkatkan kesehatan, pengetahuan, budaya, dan
kepatuhan masyarakat dalam tingkat kepuasan serta kualitas
mendukung berjalannya protokol- pelayanan kesehatan yang diterima.
protokol yang ada. Menurut Kozier Sedangkan Novi Afranti, (2021)
(2010) kepatuhan adalah perilaku menyebutkan faktor yang
sesuai anjuran terapi dan kesehatan mempengaruhi kepatuhan seseorang
dan dapat dimulai dari tindak berupa usia, pendidikan,
mengindahkan setiap aspek anjuran pengetahuan, sikap, dan motivasi.
hingga mematuhi rencana sedangkan (Novi Afranti, 2021)
Ian & Marcus (2011) menyatakan Menurut Atiqoh & Devi (2020)
bahwa kepatuhan mengacu kepada terdapat hubungan antara
situasi ketika perilaku seorang pengetahuan masyarakat dengan
individu sepadan dengan tindakan kepatuhan penggunaan masker
yang dianjurkan atau nasehat yang sebagai upaya pencegahan penyakit
diusulkan oleh seorang praktisi Covid19, hal ini didukung dengan
kesehatan atau informasi yang pernyataan Almi (2020) yang
diperoleh dari suatu sumber menjelaskan bahwa Keyakinan akan
informasi lainnya. lebih lanjut Smeth kemampuan dan kesanggupan
dalam Rosa (2018) juga menyatakan seseorang untuk dapat menjalankan
bahwa kepatuhan (Compliance) protokol kesehatan dapat
merupakan suatu bentuk perilaku ditumbuhkan dengan cara melihat
pencapaian kesehatan yang ia
lakukan pada masa lalu; melihat dan Yudiana (2020) menunjukkan 78
keberhasilan orang lain, bersikap % partisipan cemas dengan
tegas dengan diri sendiri serta penyebaran COVID-19 dan 23%
menghilangkan sikap emosional dan merasa tidak bahagia atau dalam
menetapkan tujuan. Namun pada kondisi tertekanHasil penelitian
kenyataannya, Hamdani (2020) Wang, dkk (2020) yang melibatkan
menyatakan bahwa masyarakat 1.210 responden dari 194 kota di
begitu patuh dalam menerapkan Cina. Secara total, 53,8% responden
himbauan dan instruksi pemerintah menilai dampak psikologis dari
terkait protokol kesehatan dalam wabah tersebut sedang atau berat;
penanganan covid-19. Sehingga ada 16,5% melaporkan gejala depresi
orang-orang yang menganggap sedang hingga berat; 28,8%
remeh dan mengabaikan, keadaan ini melaporkan gejala kecemasan sedang
dipengaruhi oleh mental, karakter, hingga berat; dan 8,1% melaporkan
tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat stres sedang hingga berat.
lingkungan tempat tinggal (Devi Hasil penelitian tersebut juga
Pramita Sari & Nabila Sholihah menunjukan bahwa perempuan, lebih
‘Atiqoh, 2020) rentan terkena stress, cemas dan
Beberapa studi menunjukkan depresi. Hal senada dengan
bahwa ketika pandemi terjadi terjadi penelitian Li, dkk (2020) pada
respon psikologis yang beragam 17,865 pengguna aktif Weibo dengan
(salah satunya respon emosi), model machine learning.
tergantung kesiapan dan pengalaman menunjukkan bahwa terjadi
individu. Blakey and Abramowitz, peningkatan emosi negatif (cemas,
(2017) melakukan penelitian tentang stress) dan penilaian risiko,
kecemasan menghadapi flu babi sementara emosi positif
(H1NI) pada tahun 2009. Hasilnya (kebahagiaan, kepuasan
menunjukkan kecemasan flu babi hidup)mengalami penurunan.
dipengaruhi oleh kecemasan (Agung, 2020)
kesehatan, ketakutan terkontaminasi Sesuai latar belakang diatas maka
dan sensitivitas. Sementara di peneliti tertarik ingin mengkaji dan
indonesia, hasil survei Iskandarsyah meneliti lebih dalam tentang faktor
yang mempengaruhi kepatuhan 3 M ( Table 5.6. Distribusi Frekuensi
memakai masker, mencuci tangan, Berdasarkan Usia di Desa Ngariboyo
Kecamatan Ngariboyo Kabupaten
dan menjaga jarak) di masyarakat Magetan
kecamatan Ngariboyo Kabupaten Jenis Frekuensi Presentase
Magetan saat pandemi covid 19. No Kelamin (%)
1 Perempua 57 57
METODE
n
Jenis penelitian yang 2 Laki-laki 43 43
Jumlah 100 100
digunakan adalah deskriptif analitik
Sumber : Data primer (Juni 2021)
dengan menggunakan desain studi
Table 5.7. Distribusi Frekuensi
cross sectional karena pengambilan Berdasarkan Usia di Desa Ngariboyo
data dan informasi dilaksanakan Kecamatan Ngariboyo Kabupaten
Magetan
dalam satu waktu serempak. Adapun
variabel dependen adalah kepatuhan N Umur Frekuen Presentas
o (Tahun si e (%)
dan variabel independen adalah )
faktor sosial demografi, faktor 1 25-35 70 70
Tahun
pengetahuan, faktor persepsi, 2 35-45 30 30
kebijakan pemerintah, dan faktor Tahun
Jumlah 100 100
kecemasan. Populasi dalam Sumber : Data primer (Juni 2021)
penelitian ini adalah seluruh Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi
masyarakat pada orang dewasa yang Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Desa Ngariboyo Kecematan
berusia 26-45 tahun di Desa
Ngariboyo Kabupaten Magetan.
Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo
Tingkat Frekuensi Presentase
Kabupaten Magetan, sebanyak 134 No Pendidikan (%)
orang. Teknik pengumpulan data dan 1 Dasar 9 9
(SD/
pengembangan instrumen Tekhnik SMP)
pengambilan sampel dalam 2 Menengah 35 35
(SMA/
penelitian ini dilakukan SMK)
menggunakan dengan metode teknik 3 Tinggi 56 56
(Diploma
simple random sampling sebanyak /Sarjana)
100 orang. Jumlah 100 100
HASIL PENELITIAN Sumber : Data primer (Juni 2021)
1. Data Umum
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Sumber : Data primer (Juni 2021)
Berdasarkan Status Kesehatan di Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi
Desa Ngariboyo Kabupaten Pengetahuan 3M saat pademi covid
Magetan. 19 pada Masyarakat Desa Ngariboyo
Kabupaten Magetan (n=100)
Status Frekuens Presentas NO Pengeta Frekuensi Presenta
N Kesehata i e (%) huan (f) se (%)
o n 1 Pengeta 90 90%
1 Status 80 80 huan baik
kesehatan 2 Pengeta 4 4%
baik huan
2 Status 20 20 cukup
Kesehata 3 Pengeta 6 6%
n buruk huan
Jumlah 100 100 kurang
100 100%
Sumber : Data primer (Juni 2021) Jumlah
Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Sumber : Data primer (Juni 2021)
Berdasarkan Status Pernikahan di
Desa Ngariboyo Kabupaten Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi
Magetan. Persepsi 3M saat pademi covid 19
pada Masyarakat Desa Ngariboyo
Status Frekue Presenta Kabupaten Magetan (n=100)
NPernikah nsi se (%) N Persepsi Frekuensi Presenta
oan O (f) se (%)
1Sudah 59 59 1 Persepsi 62 62%
Menikah Positif
2 Belum 41 41 2 Persepsi 38 38%
manikah Negatif
Jumlah 100 100 100 100%
Jumlah
Sumber : Data primer (Juni 2021) Sumber : Data primer (Juni 2021)
2. Data Khusus
5.14.Distribusi Frekuensi Kecemasan
3M saat pademi covid 19 pada
Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Masyarakat Desa Ngariboyo
Perilaku 3M saat pademi covid 19 Kabupaten Magetan (n=100)
pada Masyarakat Desa Ngariboyo N Kecemasan Frekuensi Presen
Kabupaten Magetan (n=100) O (f) tase (%)
N Perilak Frekuen Presentas 1 Tidak 80 80%
O u si (f) e (%) cemas
1 Perilaku 63 63% 2 Kecemasan 15 15%
Patuh ringan
2 Perilaku 37 37% 3 Kecemasan 5 5%
Tidak sedang
Patuh 4 Kecemasan 0 0%
Jumlah 100 100% berat
100 100%
Jumlah Tabel 5.18. Perubahan OR Tanpa
Sumber : Data primer (Juni 2021) Variabel Pengetahuan, Jenis
Tabel 5.15 Hasil Uji Chi Square Kelamin, Usia, dan Tingkat
Kepatuhan Perilaku 3M pada
masyarakat
Pendidikan
Variabel Perilaku patuh Perilaku tidak Total p-value

N % N
patuh
% N %
NO Variabel p-value OR Awal OR
Jenis kelamin
Perempuan 32 56,1 25 43,8 57 57 0,040
1. Pengetahuan - 16.830
Laki-laki
Usia
31 72,0 12 27,5 43 43 1. Persepsi 0,023 3.856 3,6
Dewasa akhir
Dewasa awal
25
38
83,3
54,2
5
32
16,6
45,7
30
70
30
70
0,006 2. Kecemasan 0,011 0,318 0,2
Tingkat 3. Jenis - 0,447
Pendidikan
Diploma/Sarjana 37 66,1 19 33,9 56 56 0,029 Kelamin
SMA/SMK 24 68,6 11 31,4 35 35
SD/SMP 2 22,2 7 77,7 9 9 Usia - 2,525
Status
Kesehatan
Tingkat - 2,264
Sehat 45 56,2 35 43,7 80 80 0,005 pendidikan
Tidak sehat 18 90 2 10 20 20
Status 4. Status 0,004 11.069 11,
pernikahan
Sudah menikah 42 71,1 17 28,8 59 59 0,042 kesehatan
Belum menikah 21 51,2 20 48,7 41 41
Pengetahuan Sumber : Data primer (Juni 2021)
Pengetahuan 62 68,8 28 31,1 90 90 0,001
baik
Pengetahuan
cukup
1 25 3 75 4 4
Tabel 5.19 Perubahan OR (1) Tanpa
Pengetahuan 0 0 6 100 6 6
kurang
Persepsi
Variabel Kecemasan
Persepsi positif 47 75,8 15 24,1 62 62 0,001
Persepsi negatif 16 42,1 22 57,8 38 38
Kecemasan
Tidak cemas 57 71,2 23 28,7 80 80 0,003
NO Variabel p-value OR Awal OR Bar
Cemas ringan 4 26,6 11 73,3 15 15 1. Persepsi 0,000 5.834 5.901
Cemas sedang 2 40 3 60 5 5
Sumber : Data primer (Juni 2021) 2. Kecemasan - 0,282 -
4. Status 0,004 11.080 10.883
Tabel 5.16 Hasil Seleksi Bivariat kesehatan
Subvariabel P value Keterangan Sumber : Data primer (Juni 2021)
Pengetahuan 0,105 Kandidat
Persepsi 0,034 Kandidat Tabel 5.20 Perubahan OR (2) Tanpa
Kecemasan 0,059 Kandidat
Jenis Kelamin 0,105 Kandidat Variabel Status Kesehatan
Usia 0,151 Kandidat
Tingkat 0,028 Kandidat NO Variabel p-value OR Awal OR Bar
Pendididkan 1. Persepsi 0,001 5.834 4.308
Status 0,042 Kandidat 4. Status - 11.080 -
Kesehatan kesehatan
Status 0,911 Bukan Sumber : Data primer (Juni 2021)
Pernikahan kandidat Tabel 5.21. Hasil Permodelan Akhir Analisis Regresi Logistik Biner
Sumber : Data primer (Juni 2021) NO Subvariabel B Wald Sig. OR CI 95%
1. Persepsi 1.775 12.991 0,000 5.901 2.247 15.492
2. Status 2.387 8.256 0,004 10.883 2.136 55.458
Tabel 5.17 Permodelan Awal Multivariat
Kesehatan
NO Subvariabel B Wald Sig. OR CI Sumber : Data primer (Juni 2021)
95%
1.
2.
Pengetahuan 2.823
Persepsi 1.350
2.804
5.211
0,094
0,022
16.830
3.856
0,618
1.210
458.285
12.288
Tabel 5.22. Hasil Uji Interaksi
3.
4.
Kecemasan -1.146 4.005
Jenis -.806 1.815
0,045
0,178
0,318
0,447
0,104
0,138
0,977
1.443
Antar Variabel Independen
kelamin
Usia
Tingkat
0,926
0,817
1.748
3.784
0,186
0,052
2.525
2.264
0,640
0,994
9.972
5.158
NO. Variable p-value
Pendidikan Interaksi
5. Status 2.404 4.490 0,034 11.069 1.198 102.298
kesehatan 1. Status 0,392
Sumber : Data primer (Juni 2021)
Kesehatan*Usia
Sumber : Data primer (Juni 2021) peraturan lebih tinggi dibandingkan
laki-laki. Pada penelitian Agustine
PEMBAHASAN
1. Faktor sosial demografi mengenai kepatuhan minum obat,
diketahui bahwa Wanita lebih patuh
a) Jenis kelamin
minum obat dibandingkan laki-laki.
Hasil penelitian ini responden
Bahkan dalam konteks peraturan lalu
dengan jenis kelamin perempuan
lintas berdasarkan penelitian
sebanyak 50,7 % lebih patuh dengan
(Kurniasari, 2013) menyatakan
perilaku 3M dibandingkan responden
bahwa Wanita lebih patuh terhadap
laki-laki. Kejadian ini dapat didasari
peraturan dibanding laki-laki.
adanya perbedaan sifat pada setiap
Sehingga dari beberapa penelitian
gender. Menurut Aubee dalam
tersebut dapat disimpulkan bahwa
penelitian (Kurniasari, 2013),
perempuan cenderung lebih patuh
perempuan memiliki sifat penuh
terhadap peraturan yang ada.
kasih sayang, merasa bertanggung
Hasil dari uji statistic juga
jawab terhadap kesejahteraan orang
menunjukkan adanya pengaruh
disekitarnya serta lembut. Sementara
antara jenis kelamin dengan
laki-laki cenderung memiliki sifat
kepatuhan perilaku 3M pada
agresif, senang berpetualang, kasar,
masyarakat di Desa Ngariboyo
suka keleluasan dan lebih berani
(p=0,040), hasil penelitian ini sejalan
mengambil resiko. Dalam konteks ini
dengan penelitian (Wiranti et al.,
resiko yang ada salah satunya yaitu,
2020) tentang kepatuhan masyarakat
resiko tertular covid 19. Sehingga
terhadap pembatasan social berskala
adanya perbedaan perilaku ini dapat
besar dalam pencegahan covid 19
menyebabkan perempuan lebih patuh
yang menunjukkan ada pengaruh
terhadap peraturan protokol 3M.
antara jenis kelamin dengan perilaku
Beberapa penelitian lain juga patuh. Sehingga untuk meningkatkan
menyatakan bahwa perempuan lebih protokol 3M dimasyarakat dapat
patuh terhadap kebijakan seperti dilakukan upaya berupa menjadikan
penelitian Nuqul yang menyatakan perempuan sebagai motor penggerak
bahwa perempuan memiliki kepatuhan perilaku 3M di Desa
intensitas kepatuhan terhadap Ngariboyo melalui peran perempuan
sebagai ibu rumah tangga, kader, mendukung dalam belajar dan
maupun tokoh masyarakat dapat ikut mengingat informasi yang diperoleh,
mensosialisasikan Gerakan 3M untuk akan tetapi umur-umur tertentu atau
mengurangi penyebaran covid 19 menjelang usia lanjut kemampuan
Menurut asumsi peneliti penerimaan atau mengingat suatu
berdasarkan penelitian yang telah pengetahuan akan berkurang
dilakukan diketahui bahwa banyak Hasil uji statistic juga
responden perempuan yang patuh menunjukkan adanya pengaruh
terhadap penerapan protokol 3M di antara usia dengan kepatuhan
Desa Ngariboyo, karena perempuan perilaku 3M di masyarakat Desa
memiliki kecenderungan akan selalu Ngariboyo (p=0,006). Sesuai dengan
taat dan patuh pada penerapan penelitian (Novi Afranti, 2021)
protokol kesehatan dibandingkan tentang factor yang mempengaruhi
laki-laki. Jenis kelamin sangat kepatuhan masyarakat terhadap
mempengaruhi kepatuhan perilaku protokol kesehatan covid 19 yang
3M dimasyarakat Desa Ngariboyo, menunjukkan adanya pengaruh yang
karena terbukti banyak responden signifikan antara usia dengan
perempuan yang patuh akan kepatuhan masyarakat terhadap
penerapan 3M. protokol Kesehatan covid 19. Hal ini
a) Usia sesuai dengan pendapat Pura (2016)
Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa usia
menunjukkan bahwa responden yang berhubungan dengan tingkat
berusia 25-35 tahun (dewasa awal) kepatuhan, meskipun terkadang usia
60,3% cenderung lebih patuh dengan bukan menjadi penyebab
perilaku 3M dibandingakan dengan ketidakpatuhan namun semakin tua
responden yang berusia 35-45 usia maka akan semakin menurun
(dewasa akhir). Menurut pendapat daya ingat, pendengaran, dan
Cropton, J (1997) dikutip dari penglihatan, sehingga lansia menjadi
penelitian (Mujiburrahman et al., tidak patuh (Novi Afranti, 2021)
2020) yang menyatakan bahwa usia Menurut asumsi peneliti
produktif merupakan usia dewasa usia produktif sangat aktif dalam
yang aktif dalam kegiatan sehingga menerima informasi yang diperoleh,
sehingga usia produktif cenderung mengenai pengendalian penyebaran
memiliki pengetahuan yang baik. covid 19.
Berdasarkan penelitian yang Hasil statistik uji regresi
dilakukan di desa Ngariboyo usia menunjukkan adanya pengaruh
dewasa awal cenderung lebih patuh tingkat Pendidikan dengan kepatuhan
karena memiliki pengetahuan yang perilaku 3M di Masayarakat
baik. Artinya bahwa usia sangat (p=0,030). Sejalan dengan penelitian
berpengaruh terhadap kepatuhan (Wiranti et al., 2020) tentang
perilaku 3M di masyarakat Desa kepatuhan masyarakat kota Depok
Ngariboyo, karena terbukti bahwa terhadap kebijakan pembatasan
banyak masyarakat berusia produktif social berskala besar dalam
yang patuh terhadap protokol 3M. pencegahan covid 19 menunjukkan
b) Tingkat Pendidikan pengaruh tingkat Pendidikan dengan
Hasil penelitian ini menunjukkan kepatuhan masyarakat terhadap
bahwa responden dengan tingkat kebijakan PSBB (p=0,036). Hasil ini
Pendidikan diploma/sarjana sejalan dengan penelitian Angustine
cenderung lebih patuh 58,7% yang menunjukkan bahwa kepatuhan
dibandingkan responden dengan akan semakin meningkat pada
tingkat pendidikan SMA/SMK dan responden dengan tingkat Pendidikan
SD/SMP. Pendidikan seseorang yang tinggi. Merujuk dari teori S.
tinggi akan semakin mudah untuk Nasution tingkat Pendidikan
mendapatkan akses informasi tentang mempengaruhi tinggi rendahnya
suatu permasalah (Yanti et al., 2020). pengetahuan seseorang. Sementara
Sejalan dengan yang disampaikan menurut Notoatmodjo pengetahuan
oleh (Riyadi & Larasaty, 2020) seseorang akan membentuk perilaku
bahwa seseorang dengan tingkat individu tersebut. Pada penelitian
Pendidikan yang lebih tinggi akan yang dilakukan Pradana
memiliki kecenderungan akan selalu menunjukkan bahwa perubahan
taat dan patuh pada penerapan perilaku hidup sehat ditentukan salah
protokol Kesehatan mengingat satunya tingkat Pendidikan. Sehingga
pengetahuan yang dimilikinya terkait Pendidikan memang memiliki peran
bahaya covid 19 dan informasi penting dalam pembentukan
perilaku. Dapat diartikan bahwa individu secara umum.
tingkat Pendidikan akan membentuk Hasil statistik chi square juga
pengetahuan seseorang yang menunjukkan adanya pengaruh yang
kemudian meningkatkan perilaku signifikan antara status Kesehatan
petuh terhadap protokol 3M di dengan kepatuhan perilaku 3M di
masyarakat. masyarakat desa Ngariboyo
(p=0,005) . Kemudian setelah diuji
Menurut asumsi peneliti responden
secara bersamaan dengan faktor yang
yang memiliki tingkat Pendidikan
berpengaruh lainnya menggunakan
yang tinggi sangat berpengaruh
uji regresi logistik biner ditemukan
terhadap kepatuhan perilaku 3M
bahwa faktor status kesehatan yang
dimasyarakat Desa Ngariboyo,
paling dominan berpengaruh
karena dengan tingkat Pendidikan
terhadap kepatuhan perilaku 3M
yang tinggi akan meningkatkan
pada masyarakat di desa Ngariboyo
pengetahuan yang baik dan
dengan nilai OR sebesar 11,080,
membentuk perilaku patuh terhadap
artinya bahwa masyarakat dengan
penerapan protokol 3M dimasyarakat
perilaku patuh berpeluang memiliki
Desa Ngariboyo.
status kesehatan baik 11.834 kali
a) Status Kesehatan
lebih banyak dari pada masyarakat
Hasil penelitian ini menunjukkan
dengan status kesehatan buruk. Maka
responden dengan status Kesehatan
seseorang yang sehat akan selalu
baik cenderung lebih patuh 71,4%
menjaga kesehatannya dan memiliki
dibandingkan dengan status
kecenderungan akan selalu taat dan
Kesehatan tidak baik. Hal ini
patuh pada penerapan protocol
diperkuat dengan penelitian
Kesehatan agar tidak terpapar covid
(Adliyani, 2015) bahwa sehat dapat
19 . Hasil penelitian ini sejalan
di pengaruhi oleh perilaku seseorang.
dengan penelitian (Riyadi &
Pengertian dari status kesehatan
Larasaty, 2020) bahwa status
adalah keadaan individu pada kurun
kesehatan responden mempunyai
waktu tertentu. Laporan tentang
pengaruh yang cukup tinggi terhadap
status kesehatan dapat berupa
kepatuhan responden, dimana status
kecemasan, depresi, atau sakit akut,
kesehatan rendah (kalangan rentan
sehingga menggambarkan masalah
yang biasanya dialami oleh kegiatannya yaitu mengadakan
penduduk usia lanjut) cenderung program senam diabetes yang
lebih patuh pada protokol kesehatan. diadakan setiap hari minggu dibalai
Menurut asumsi peneliti berdasarkan desa Ngariboyo. Maka dari itu
penelitian yang telah dilakukan menurut peneliti status kesehatan
diketahui bahwa banyak responden menjadi faktor dominan yang
sehat yang patuh protokol 3M di desa mempengaruhi kepatuhan perilaku
Ngariboyo, karena kesehatan dapat 3M pada masyarakat desa
mempengaruhi perilaku seseorang Ngariboyo.
untuk patuh terhadap protokol 3M di c) Status pernikahan
desa Ngariboyo. Status Kesehatan Hasil penelitian ini menunjukkan
menjadi faktor yang paling dominan responden yang sudah menikah
berpengaruh terhadap kepatuhan cenderung lebih patuh 66,6 %
perilaku 3M, berdasarkan penelitian dibandingkan responden yang belum
yang telah dilakukan diketahui menikah. Hasil penelitian ini sejalan
masyarakat di desa Ngariboyo dengan penelitian (Riyadi &
memiliki aktivitas fisik yang tinggi Larasaty, 2020) tentang seseorang
karena rata-rata mata pencaharian yang hidup bersama dengan
masyarakat desa menjadi petani pasangannya akan memiliki
sehingga dengan banyaknya aktivitas kecenderungan akan selalu taat dan
fisik yang dilakukan akan patuh pada penerapan protokol. Hal
meningkatkan status kesehatan pada ini disebabkan mereka tidak ingin
masyarakat desa Ngariboyo. Fasilitas terkena paparan virus covid 19 dan
kesehatan desa seperti puskesmas menularkannya kepada pasangannya
desa, posyandu balita dan posyandu Hasil statistik juga menunjukkan
lansia berperan aktif dalam adanya pengaruh yang signifikan
meningkatkan status kesehatan antara status pernikahan dengan
masyarakat desa Ngariboyo sehingga kepatuhan perilaku 3M dimasyarakat
masyarakat sering berobat ke desa Ngariboyo (p=0,005). Hal ini
pelayanan kesehatan. Kader desa diperkuat dengan penelitian (Edi,
juga aktif mengajak masyarakat 2020) bahwa status perkawinan juga
untuk menjaga kesehatan salah satu mempengaruhi kepatuhan, dimana
pasien dengan status kawin akan memiliki pengetahuan tinggi
lebih patuh dibanding status tidak terhadap protokol Kesehatan.
kawin.Juga diketahui kepatuhan (Wiranti et al., 2020) juga
minum obat dipengaruhi oleh mempertegas hasil penelitian yang
budaya, kondisi ekonomi dan didapat dimana masyarakat sudah
geografis dari negara tersebut. dominan memiliki pengetahuan yang
Menurut asumsi peneliti baik terhadap protokol Kesehatan
berdasarkan penelitian yang telah (55,3%).
dilakukan diketahui bahwa banyak Pengetahuan merupakan
responden yang sudah menikah patuh salah satu hal yang paling
terhadap protokol 3M di desa diperhatikan dalam rangka
Ngariboyo, karena seseorang yang penanganan khususnya dalam
sudah mempunyai pasangan mencegah penyebaran virus(Law et
cenderung takut menularkan virus al., 2020). Pengetahuan yang dimiliki
covid 19, sehingga lebih patuh mempengaruhi seseorang dalam
terhadap penerapan protokol 3M di menentukan dan mengambil
desa Ngariboyo. Status pernikahan keputusan terhadap suatu
berpengaruh terhadap kepatuhan permasalahan yang dihadapi
perilaku 3M di masyarakat desa (Purnamasari & Raharyani, 2020).
Ngariboyo karena terbukti banyak Hal ini terbukti pada penelitian
masyarakat yang sudah menikah dimana mayoritas masyarakat yang
patuh terhadap penerapan 3M di desa memiliki pengetahuan baik lebih
Ngariboyo. patuh terhadap protokol 3M.
2. Faktor Pengetahuan Hasil uji statistik juga
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
menunjukkan responden dengan antara pengetahuan dengan
pengetahuan baik cenderung lebih kepatuhan perilaku 3M dimasyarakat
patuh 98,4 % dibandingkan desa Ngariboyo (p=0,000). Sejalan
responden dengan pengetahuan dengan penelitian (Edi, 2020) bahwa
cukup dan kurang. Hal yang sama terdapat hubungan antara
didapatkan oleh (Novi Afranti, 2021) pengetahuan dengan perilaku
dimana terdapat 74,2% masyarakat pencegahan covid-19 pada
masyarakat. Semakin tinggi terhadap covid 19. Persepsi sangat
pengetahuan masyarakat, perilaku dipengaruhi oleh konsep yang dibuat
pencegahan covid-19 yang masyarakat terhadap protokol 3M.
ditunjjukkan semakin baik pula. konsep tersebut berupa obyek secara
Menurut asumsi peneliti berdasarkan benar (notoatmodjo, 2003). Persepsi
penelitian yang telah dilakukan di seseorang dalam menangkap
desa Ngariboyo diketahui bahwa informasi dan peristiwa-peristiwa
masyarakat yang memiliki menurut (Pratiwi et al., 2021)
pengetahuan yang baik patuh dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
terhadap protokol 3M. Tingkat orang yang membentuk persepsi itu
pengetahuan yang baik bisa sendiri khususnya kondisi internal
dikarenakan oleh tingkat Pendidikan (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat,
mereka yang tinggi, sehingga lebih motivasi, harapan, pengalaman masa
gampang menerima informasi terkait lalu dan kepribadian), yang kedua
pencegahan covid-19, selain itu usia adalah stimulus yang berupa obyek
yang muda membuat daya tangkap maupun peristiwa tertentu (benda,
akan informasi juga semakin baik. orang, proses, dan lain-lain), dan
Banyaknya informasi yang beredar yang terakhir adalah stimulus dimana
dimedia elektronik dan internet, serta pembentukan persepsi itu terjadi baik
kemampuan untuk mengakses tempat, waktu, suasana (sedih,
berbagai informasi mengenai gembira).
protokol 3M (memakai masker, Hasil uji statistik chi square juga
mencuci tangan, dan menjaga jarak). menunjukkan adanya pengaruh
3. Faktor Persepsi antara persepsi dengan kepatuhan
Hasil penelitian ini menunjukkan 3M di masyarakat desa Ngariboyo
responden dengan persepsi positif (p=0,029). Kemudian diuji
cenderung lebih patuh 74,6 % menggunakan uji regresi logistic
dibandingkan responden dengan biner menunjukkan ada pengaruh
persepsi negative. Hal sama antara persepsi masyarakat dengan
didapatkan oleh (Rangkuti et al., kepatuhan perilaku 3M di desa
2021) dimana terdapat 87% Ngariboyo (p= 0,001). Koefisiensi
responden memiliki persepsi baik regresi yang diperoleh menunjukkan
besaran 5.834, artinya bahwa bersama-sama menyebabkan
masyarakat dengan perilaku patuh banyaknya masyarakat di Lombok
berpeluang memiliki persepsi positif Tengah yang tidak patuh dalam
5.834 kali lebih banyak dari pada melaksanakan protokol kesehatan di
masyarakat dengan persepsi negatif. era new normal ini.
Pernyataan ini didukung oleh Menurut asumsi peneliti
(Rangkuti et al., 2021) yang berdasarkan penelitian yang telah
menyatakan adanya hubungan dilakukan di desa Ngariboyo
persepsi covid 19 dengan perilaku diketahui bahwa masyarakat yang
mencuci tangan. Sehingga semakin memiliki persepsi positif patuh
tinggi persepsi positif dari terhadap protokol 3M. persepsi yang
masyarakat akan protokol 3M maka positif bisa dikarenakan oleh
kepatuhan perilaku 3M akan semakin pengetahuan yang baik. Banyaknya
tinggi. Sejalan dengan (Willy, 2021) sumber informasi yang didapatkan
dengan menggunakan uji chi square tentang pencegahan penyebaran virus
(0,007) menyatakan bahwa adanya corona dengan penerapan 3M, maka
hubungan antara persepsi dengan akan membentuk persepsi yang baik
perilaku pencegahan COVID-19 dimasyarakat desa Ngariboyo,
pada masyarakat Kota Medan. Hal sehingga masyarakat lebih patuh
ini diperkuat oleh penelitian terhadap penerapan 3M ( memakai
(Sulaiman et al., 2021) ada lima masker, mencuci tangan dan menjaga
faktor yang mempengaruhi jarak).
kepatuhan masyarakat dalam 4. Faktor Kecemasan
melaksanakan protokol kesehatan di Hasil penelitian ini menunjukkan
Kabupaten Lombok Tengah. Kelima responden yang tidak cemas 90%
faktor tersebut antara lain persepsi cenderung lebih patuh dengan
masyarakat akan keberadaan Covid- perilaku 3M dibandingkan dengan
19, pemahaman keagamaan, euforia responden yang cemas ringan dan
tentang new normal, sedang.
kesimpangsiuran informasi tentang Hasil uji statistik chi square juga
keberadaan Covid-19 dan faktor menunjukkan adanya pengaruh
sosial ekonomi dan politik secara antara kecemasan dengan kepatuhan
perilaku 3M di masyarakat desa dirinya dengan banyak hal yang
Ngariboyo (p=0,003). Kemudian membuat mereka nyaman sehingga
diuji menggunakan uji regresi kecemasan tidak akan muncul.
logistic biner menunjukkan pengaruh Menurut asumsi peneliti yang
antara kecemasan masyarakat dengan telah dilakukan di desa Ngariboyo
kepatuhan perilaku 3M di desa diketahui bahwa masyarakat yang
Ngariboyo (p=0,011). Koefisiensi tidak mengalami kecemasan patuh
regresi yang diperoleh menunjukkan terhadap penerapan 3M. tingkat
besaran 0,282, artinya bahwa kecemasan yang ringan bisa
masyarakat dengan perilaku patuh dikarenakan oleh pengetahuan
berpeluang tidak cemas 0,282 kali masyarakat yang baik, sehingga
lebih banyak dari pada masyarakat dengan memiliki informasi yang baik
dengan kecemasan berat. Pernyataan maka, kecemasan masyarakat
ini didukung oleh (Sari & Utami, terhadap covid 19 tidak akan muncul,
2020) yang menyatakan bahwa selain itu persepsi yang positif akan
tingkat kecemasan mempengaruhi membuat masyarakat lebih tenang
kepatuhan penerapan protokol dan tidak merasa cemas. Banyaknya
Kesehatan. Sesuai dengan hasil informasi yang didapatkan tentang
penelitian yang dilakukan oleh Fadil covid 19, maka akan membuat
dkk (2020) yang menyatakan bahwa masyarakat tidak merasakan
tingkat pengetahuan tentang covid 19 kecemasan.
mempengaruhi kecemasan seseorang SIMPULAN
1. Adanya hubungan faktor sosial
dalam menghadapi covid 19 dengan
demografi (jenis kelamin, usia,
nilai p=0,025, semakin tinggi/baik
tingkat pendidikan, status
pengetahuan seseorang tentang covid
kesehatan dan status perkawinan)
19 maka seseorang tersebut akan
dan kepatuhan perilaku 3M saat
memiliki tingkat kecemasan yang
pandemi covid 19 pada
rendah dibandingkan orang yang
masyarakat di Desa Ngariboyo
memiliki tingkat pengetahuan yang
Kabupaten Magetan.
rendah , dengan memiliki
2. Adanya hubungan faktor
informasi/pengetahuan yang bagus
pengetahuan dan kepatuhan
maka seseorang akan membekali
perilaku 3M saat pademi covid 19
pada masyarakat di Desa Perspektif Psikologi Sosial.
Ngariboyo Kabupaten Magetan. Psikobuletin:Buletin Ilmiah
3. Adanya hubungan persepsi dan Psikologi, 1(2), 68–84.
kepatuhan perilaku 3M saat http://ejournal.uin-
pademi covid 19 pada masyarakat suska.ac.id/index.php/Psikobule
di Desa Ngariboyo Kabupaten tin/article/view/9616/5058
Magetan. Blakey, S. M., & Abramowitz, J. S.
4. Adanya hubungan kecemasan (2017). Psychological
dan kepatuhan perilaku 3M saat Predictors of Health Anxiety in
pademi covid 19 pada masyarakat Response to the Zika Virus.
di Desa Ngariboyo Kabupaten Journal of Clinical Psychology
Magetan. in Medical Settings, 24(3–4),
5. Faktor dominan yang 270–278.
mempengaruhi kepatuhan https://doi.org/10.1007/s10880-
perilaku 3M saat pademi covid 19 017-9514-y
pada masyarakat di desa Devi Pramita Sari, & Nabila
Ngariboyo Kecematan Ngariboyo Sholihah ‘Atiqoh. (2020).
Kabupaten Magetan adalah salah Hubungan Antara Pengetahuan
satu faktor social demografi yaitu Masyarakat Dengan Kepatuhan
staus kesehatan masyarakat di Penggunaan Masker Sebagai
Desa Ngariboyo Upaya Pencegahan Penyakit
Covid-19 Di Ngronggah.
REFERENSI
Adliyani, Z. O. N. (2015). Pengaruh Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam
Perilaku Individu terhadap Medis Dan Informatika
Hidup Sehat. Perubahan Kesehatan, 10(1), 52–55.
Perilaku Dan Konsep Diri https://doi.org/10.47701/infokes
Remaja Yang Sulit Bergaul .v10i1.850
Setelah Menjalani Pelatihan Edi, I. G. M. S. (2020). Faktor-
Keterampilan Sosial, 4(7), 109– Faktor Yang Mempengaruhi
114. Kepatuhan Pasien Pada
Agung, I. M. (2020). Memahami Pengobatan. Jurnal Ilmiah
Pandemi Covid-19 Dalam Medicamento, 1(1), 1–8.
https://doi.org/10.36733/medica HK.01.07/MENKES/382/2020.
mento.v1i1.719 (2020). Corona virus disease
Kurniasari, N. D. (2013). FA K 2019. Peraturan Menteri
ULTAS PSIKOLOGI. Kesehatan Republik Indonesia,
Law, S., Leung, A. W., & Xu, C. Nomor 9(Pedoman Pembatasan
(2020). Severe acute respiratory Sosial Berskala Besar dalam
syndrome (SARS) and Rangka Percepatan Penanganan
coronavirus disease-2019 Corona Virus DIsease 2019
(COVID-19): From causes to (COVID-19)), 2–6.
preventions in Hong Kong. http://jurnalrespirologi.org/inde
International Journal of x.php/jri/article/view/101
Infectious Diseases, 94, 156– Pratiwi, M., Munadi, M. C., Tias, M.
163. A. A. N., & Anggraini, D.
https://doi.org/10.1016/j.ijid.202 (2021). Apakah Orang Dengan
0.03.059 Critical Thinking Dispositions
Mujiburrahman, Riyadi, muskhab Tidak Akan Berprasangka
eko, & Ningsih, mira utami. Terhadap Anggota Dewan
(2020). Pengetahuan Legislatif? Jurnal Psikologi,
Berhubungan dengan 14(1), 1–10.
Peningkatan Perilaku https://doi.org/10.35760/psi.202
Pencegahan COVID-19 di 1.v14i1.3627
Masyarakat. Jurnal Purnamasari, I., & Raharyani, A. E.
Keperawatan Terpadu, 2(2), (2020). Tingkat Pengetahuan
130–140. http://jkt.poltekkes- dan Perilaku Masyarakat
mataram.ac.id/index.php/home/ Kabupaten Wonosobo Tentang
article/view/85/69 Covid-19. Jurnal Ilmiah
Novi Afranti, cut R. (2021). Faktor- Kesehatan, Mei, 33–42.
faktor yang mempengaruhi https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/
kepatuhan masyarakat terhadap jik/article/view/1311/783
protokol kesehatan covid-19. Rangkuti, I. W., Muhammadiyah, U.,
001, 113–124. & Utara, S. (2021). Hubungan
Permenkes RI KMK No. persepsi covid - 19 dengan
perilaku mencuci tangan pada 209.
keluarga binaan fk umsu https://doi.org/10.36418/syntax-
angkatan 2017 indah wardani imperatif.v1i4.43
rangkuti universitas Sulaiman, L., Sastrawan, S., Sani, S.
muhammadiyah sumatera utara. K., & Menap, M. (2021). Faktor
6(2), 303–311. yang Mempengaruhi Kepatuhan
Riyadi, & Larasaty. (2020). Masyarakat dalam
MASYARAKAT PADA Melaksanakan Protokol Covid-
PROTOKOL KESEHATAN 19 di Kabupaten Lombok
DALAM MENCEGAH Tengah, Nusa Tenggara Barat.
PENYEBARAN COVID-19. 19, Jurnal Penelitian Kesehatan"
45–54. SUARA FORIKES"(Journal of
Sari, R. P., & Utami, U. (2020). Health Research" Forikes
Hubungan Kecemasan dan Voice"), 12(April), 149–157.
Kepatuhan dalam Pelaksanaan Willy. (2021). Hubungan
Protokol Kesehatan di Posyandu Pengetahuan, Persepsi, dan
Malangjiwan Colomadu Sikap Masyarakat Dengan
Relationship of Anxiety to Perilaku Pencegahan Wabah
Compliance on The Virus Corona. Skripsi.
Implementation of Health Wiranti, Sriatmi, A., & Kusumastuti,
Protocols at Posyandu W. (2020). Determinan
Malangjiwan Colomadu. kepatuhan masyarakat Kota
Stethoscope, 1(2), 114–122. Depok terhadap kebijakan
Suhaeri, S. (2020). Gegera Budaya pembatasan sosial berskala
Dalam Adaptasi Kebiasaan besar dalam pencegahan
Baru (Abk) (Komunikasi Lintas COVID-19. Jurnal Kebijakan
Budaya Warga Graha Kesehatan Indonesia, 09(03),
Rancamanyar Dalam 117–124.
Menghadapi Pandemi Covid https://journal.ugm.ac.id/jkki/art
19). JURNAL SYNTAX icle/view/58484
IMPERATIF : Jurnal Ilmu Yanti, *Budi, Mulyadi2, E.,
Sosial Dan Pendidikan, 1(4), Wahiduddin3, Novika4, R. G.
H., Arina5, Yuliana Mahdiyah
Da’atMartani6, N. S., &
Nawan6. (2020). ORIGINAL
ARTICLE COMMUNITY
KNOWLEDGE , ATTITUDES ,
AND BEHAVIOR TOWARDS
SOCIAL DISTANCING
POLICY AS A MEANS OF
PREVENTING
TRANSMISSION OF COVID-
19 IN INDONESIA. 8(1).
https://doi.org/10.20473/jaki.v8i
2.2020.4-14

Anda mungkin juga menyukai