Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ayu carolina

Nim : 0801201020

Kelas : Ikm-4

Mata kuliah :Kepemimpinan dan berfikir sistem kesmas

Dosen pengampu : Susilawati,SKM,M.Kes

Analisis gaya kepemimpinan di indonesia

Konsep kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata“pimpin”yang artinya bimbing atau
tuntun dan dari kata“pemimpin”yaitu orang yang berfungsi memimpin,atau orang yang
membimbing atau menuntun. Sedangkan kepemimpinan sendiri yaitu kemampuan seseorang
dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan.

Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi,sebagai hasil kombinasi dari


falsafah,keterampilan,sifat,sikap,yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
memengaruhi kinerja bawahannya.

Jenis-jenis gaya kepemimpinan

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis


Kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini ditandai
dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat
terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak buah dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan
ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
3. Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan peraturan”.
4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi
dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bias berjalan
apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar
tujuan dan sasaran cukup tinggi.
5. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya sendiri secara penuh.
6. Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka
terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat.

Presiden pertama
Ir.soekarno (gaya kepemimpinan karismatik dan otoriter)
Ir.soekarno merupakan presiden pertama indonesia yang memiliki kemampuan dalam
mempengaruhi pikiran orang lain sehingga kemampuannya ini membawa indonesia dalam
kemerdekaan. Setiap kata semangat dari ir.soekarno dapat menggerakkan, mempengaruhi,
dan berdiplomasi untuk menyatukan berbagai suku, agama, golongan menjadi satu kesatuan
yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun di balik itu soekarno juga memiliki kelemahan dalam mengambil suatu keputusan
contohnya ketika gerakan 30s/pki sedang marak pada masa pemerintahannya namun
soekarno telat dalam mengambil tindakan tegas sehingga keadaan indonesia yang masih
merintis pada saat itu menjadi semakin tidak stabil. Sebagai pemimpin yang idealis, Soekarno
tidak mudah terpengaruh dengan keadaan bangsa ketika dihadapkan pada situasi yang sedang
gawat. Beliau tetap pada prinsipnya sendiri dan menghindari campur tangan asing. Idealis
seperti ini tercermin dengan seringnya pergantian sistem pemerintahan demi mengatasi
masalah di dalam keadaan yang berbeda-beda.

Bahkan idealismenya terlihat agak otoriter karena harus memaksakan keputusannya dalam
mengatasi krisis dengan dekrit presiden, terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya
kepada lembaga legislatif pada saat itu. dan mengangkat dirinya menjadi presiden seumur
hidup misalnya.
Dari hal ini kita dapat menilai bahwa di awal kepemimpinannya ir.soekarno memakai gaya
kepimimpinan yang karismatik,dapat menarik hati banyak masyarakat indonesia karena
kemampuannya dalam menyatukan semua golongan, kelompok ras,agama,dan suku
menjelang kemerdekaan indonesia namun setelah itu ir.soekarno memakai gaya
kepimimpinan yang otoriter dengan banyaknya kebijakan-kebijakan beliau yang terlihat
memaksa kepada legislatif dan di akhir kepemimpinanya ir.soekarno harus menjadi kambing
hitam (as scapegoat) atas terjadinya peristiwa G30S/PKI.

Presiden kedua
Jendral TNI H.M.Soeharto(gaya kepimimpinan otoriter)
Pada masa pemerintahan Soeharto, rakyat tidak bebas dalam bersuara, kebebasan rakyat
dibatasi dengan banyak aturan, dalam berorganisasipun diatur oleh pemerintah secara nyata.
Media Pers dibungkam dengan lahirnya UU Pokok Pers No. 12 tahun 1982. UU ini
mengisyaratkan adanya peringatan mengenai isi pemberitaan ataupun siaran. Organisasi
massa yang terbentuk harus memperoleh izin pemerintah dengan hanya satu organisasi
profesi buatan pemerintah yang diperbolehkan berdiri.

Selain itu ,Soeharto juga menerapkan istilah ‘bersih lingkungan’ yang mempunyai maksud
bahwa birokrasi pemerintah tidak boleh ditunggangi oleh kaum komunis termasuk
keturunannya. Namun karena gaya kepemimpinan yang diusungnya, Soeharto tidak
memberikan kesempatan bagi masyrakat untuk ikut berpartipasi dalam pemerintahan.

Hal ini sudah sangat jelas sekali dalam menggambarkan gaya kepimimpinan yang soeharto
usung yakni gaya kepimimpinan otoriter. Gaya kepimimpinan seperti ini sangat sulit untuk
di terapkan di negara yang menjunjung demokrasi karena sangat tidak sesuai dengan nilai-
nilai demokrasi dimana gaya kepemimpinan ini tidak melibatkan rakyat dalam mengambil
keputusan negara.

Presiden ketiga
Prof.Dr.Ing.B.J.Habibie(gaya kepimimpinan demokratis)
Pada masa pemerintahan B.J Habibie ini, kebebasan pers dibuka lebar-lebar sehingga
melahirkan demokratisasi yang lebih besar. Pada saat itu pula peraturan-peraturan perundang-
undangan banyak dibuat. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibandingkan masa
pemerintahan soekarno dan soeharto. Dalam penyelengaraan Negara Habibie pada dasarnya
seorang liberal karena kehidupan dan pendidikan yang lama di dunia barat.
Gaya komunikasinya penuh spontanitas, meletup-letup, cepat bereaksi, tanpa mau
memikirkan risikonya.Namun pada masa kepemerintahannya, BJ Habibie mempunyai
kelemahan yaitu pengambilan keputusan yang terlalu cepat tanpa perlu mengkaji ulang
kebijakan yang akan dikeluarkan. Hal inilah yang mengakibatkan lepasnya Timor Timur
dari Indonesia.

Presiden keempat
K.H.AbdurrahmanWahid(gaya kepemimpinan karismatik)
Gus Dur membawa paham pluralisme yang artinya Gus Dur menghargai adanya perbedaan
di Indonesia yang meliputi suku, ras, gender, dan agama. Sikap pluralisme ini tercerminkan
pada sikap Gus Dur yang membela kaum minoritas maupun kaum muslim tanpa terkecuali
serta membuka kesempatan untuk saling berkolaborasi.

Selain itu, Gus Dur juga mencabut beberapa peraturan Soeharto yang isinya adanya
pelarangan ras Tionghoa untuk melakukan budaya tradisional mereka di wilayah Indonesia.
Karena kebijakan ini memberikan dampak positif pada masyrakat, maka dapat dinilai bahwa
gaya kepemimpinan Gus Dur adalah karismatik-transformasional. Kepribadian Gus Dur
seperti ini lah yang membuat masyrakat ‘kagum’ dan memberikan feedback yang positif
terhadap kebijakannya.

Sementara itu kekuasaan Gusdur juga dimodali oleh Expert Power, terlihat dengan
pengalaman Gusdur dalam memimpin beberapa Organisasi Masyarakat dan Lembaga
lainnya. Ditambah Referent Power yang berasal dari Kharismatik seorang Gusdur yang
seakan menyihir ribuan pendukunya dari pihak NU.

Hal juga cukup jelas dalam menggambarkan gaya kepemimpinan gusdur,yang sangat lihai
dalam menarik hati masyarakat luas melalui tindakan-tindakan yang dapat menguntungkan
rakyat dimana sebelum masa pemerintahannya rakyat banyak mengalami kesulitan karena
peraturan perundang-undangan yang di buat sebelumnya.

Presiden kelima
Megawati Soekarnoputri(gaya kepemimpinan demokratis)
Pribadi Megawati dinilai tertutup dan cepat emosional,namun kepemimpinan megawati
terkenal anti kekerasan, demokratis, dan menonjolkan budaya ketimuran. Dalam mengambil
suatu keputusan megawati cukup lama dalam memikirkannya namun ketika ia sudah yakin
dengan keputusan yang di ambilnya maka keputusan tersebut tidak akan dapat berubah lagi.
Selain itu,gaya kepemimpinannya lebih banyak mengeluarkan uneg-uneg dibanding
solusi,Nyaris tidak menyentuh visi dan misinya dan beliau juga terkenal dengan alergi
kritikan. Memang orang yang hanya berfikir hidup, akan merasa terbantu sekali dengan
model kepemimpinan beliau ini. Namun sebagian orang juga tidak setuju penjualan aset
tersebut. Cukup sulit memprediksikan gaya pemerintahan beliau, karena semuanya lebih
bergantung kepada anggota kabinet daripada sosok beliau sendiri.

Presiden keenam
Susilo Bambangyudhoyono(gaya kepimimpinan demokratik)
Beliau ini merupakan presiden pertama yang dipilih oleh rakyat pada tahun 2004. Beliau
membawa gaya kepimimpinan yang demokrasi karena SBY percaya bahwa kebenaran yang
murni diperoleh dari wacana publik yang didapatkan dari berbagai elemen masyrakat. Namun
ada juga kelemahan dari kepimimpinan beliau dimana konsistensi nya dinilai buruk. Ia
dipandang sering berubah-ubah dan membingungkan publik.

Selain itu pemimpin yang demokratis berusaha mendengar berbagai pendapat, menghimpun
dan menganalisa pendapat-pendapat tersebut untuk kemudian mengambil keputusan yang
tepat. Tidak jarang hal ini menimbulkan persepsi bahwa SBY seorang yang lambat dalam
mengambil keputusan dan tidak jarang mengurangi tingkat determinasi dalam mengambil
keputusan. Pemimpin ini kadang tidak kokoh ketika melaksanakan keputusan karena ia
kadang goyah memperoleh begitu banyak masukan dalam proses implementasi kebijakan.

Presiden ketujuh
Ir.H.JokoWidodo ( gaya kepemimpinan karismatik-transformasional)
Gaya kepemimpinan seorang Joko Widodo memang tergolong unik, sebab Jokowi memiliki
sebuah gaya kepemimpinan yang lain dari pada yang lain dimana semua keputusan keputusan
yang diambilnya cenderung nyeleneh namun mengandung sebuah hal yang penting dalam
masyarakat. Jokowi juga secara langsung terjun kedalam kehidupan masyarakat dan
mengetahui bagaimana nasib dan keluhan yang mereka alami saat ini. Jokowi sangat cinta
terhadap
masyarakat, hal ini terbukti bahwa dia selalu berusaha untuk dekat bahkan menyamakan diri
dengan masyarakat, bahkan jokowi tidak mebutuhkan adanya Vorijder ditengah kemacetan
Jakarta, bahkan saat menjadi wali kota Surakarta Jokowi tidak menerima mobil jabatannya
dan menggunakan mobil buatan Esemka, hal ini menunjukan betapa dekatnya Jokowi
dengan kondisi masyarakat saat ini.

Jokowi selalu mementingkan kebutuhan rakyatnya terutama kaum bawahan (rakyat kecil)
yang banyak dari hak haknya yang tertindas. Jokowi juga memberikan sebuah perubahan
perubahan dan terobosa terobosan yang menjanjikan adanya sebuah transformasi yang telah
lama diidam idamkan oleh khalayak luas. Oleh karenanya banyaknya dukungan yang
mengarah pada Jokowi saat ini adalah sebuah wujud kontribusi mereka terhadap perubahan
yang mereka inginkan atas Negeri kita tercinta ini Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai