Anda di halaman 1dari 26

Makalah Tugas Akhir

Ilmu Penyakit Penunjang Diagnostik


“Kanker Hati”

Guru Mapel:
Guru mapel: Widya Mariska Ramadhania S,Tr. Keb

Disusun oleh :
Anisa Amelia
0025216527
Kelas: XII Asisten Keperawatan

SMK NEGERI 9 KABUPATEN TANGERANG


Jl. Perum Argo Subur, Desa Pasangrahan, kampung cibogo, kecamatan
solear, kabupaten Tangerang-Banten Kode pos : 15730
Tahun Ajaran 2019/202
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : ANISA AMELIA

NISN : 0025216527

KELAS : XII ASISTEN KEPERAWAT

Guru Mata Pelajaran Kepala Program

Widya Mariska Ramadhania S,Tr. Keb Roudotul Janah, S.Keb


NIP:- NIP:-

Kepala Sekolah

Ir. Suharni, M.Pd


NIP: 196501082000122001
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Makalah....................................................................................
D. Manfaat Makalah..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Pengertian.............................................................................................
B. Etiologi.................................................................................................
C. Patofisiologi..........................................................................................
D. Manifestasi Klinis.................................................................................
E. Faktor Resiko........................................................................................
F. Klasifikasi.............................................................................................
G. Pencegahan...........................................................................................
H. Penatalaksanaan....................................................................................
I. Pemeriksaan Penunjang........................................................................
J. Komplikasi............................................................................................
K. Diagnosa...............................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Primary Liver Cancer (PLC) merupakan kanker hati paling ganas di
dunia dan merupakan jenis kanker yang paling sering dialami laki-laki di negara
berkembang (Natcher Conference National Institutes of Health, 2004). Di
Amerika Serikat, sekitar 90% dari PLC merupakan kelompok Hepatocellular
carcinoma (HCC) (Natcher Conference National Institutes of Health, 2004).
Angka kematian HCC di dunia mencapai satu juta kematian per tahun. Di Asia,
angka kejadiannya mencapai 30 kasus per 100.000 orang per tahun (Teo dan
Fock, 2001). Di Indonesia HCC sendiri termasuk dalam 10 besar jenis kanker
paling mematikan (Marwoto et al, 1985).Tingginya insiden HCC di Asia
disebabkan oleh tingginya angka kejadian hepatitis kronis viral, terutama hepatitis
B kronis. Karena sulitnya mengenali gejala pada stadium awal dan pesatnya
perkembangan tumor, kebanyakan kasus HCC ditemukan pada stadium lanjut
(Kumar,2007).
Dalam menangani pasien HCC, para klinisi dihadapi dengan dua
tantangan utama, yaitu penyakit hati yang melatarbelakangi kanker dan keganasan
kanker itu sendiri. Luasnya tumor dan fungsi hati membatasi pilihan terapetik
yang tersedia. Reseksi hati tetap menjadi pilihan utama penanganan HCC. Namun,
mayoritas pasien datang dengan tumor nonresectable. Transarterial
chemoembolization, percutaneous ethanol injection dan radiofrequency ablation
adalah pilihan terapi selanjutnya. Prognosis dan keberhasilan terapi tetap kecil,
yaitu 35% pasien yang diterapi reseksi dapat bertahan hidup selama lima tahun
dan kurang dari 10% pada pasien dengan tumor nonresectable. Trend penanganan
HCC dewasa ini bertujuan mendeteksi secara dini dan menangani pasien HCC
stadium awal dengan lebih efektif (Teo dan Fock, 2001).
Beberapa bentuk terapi kuratif dan paliatif telah dilakukan, namun
strategi terapi HCC yang optimal masih kontroversial. Tindakan reseksi bedah
baik untuk menatalaksana tumor kecil pada pasien tanpa penyakit hati yang
menyertai, transplantasi hati tidak selalu tersedia pada banyak pasien,
percutaneous ablation telah menjadi pilihan untuk tumor stadium awal namun
unresectable. Injeksi etanol langsung ke sel yang terkena HCC dapat
menyebabkan nekrosis tumor sekaligus mengenai jaringan normal hati (liver).
Beberapa jenis ablasi termal juga telah digunakan dengan alat yang diselipkan ke
dalam lesi, dan gelombang radiofrekuensi, gelombang mikro, laser atau krioablasi
juga memberikan efek samping menginvasi jaringan normal. Radiasi, kemoterapi,
dan terapi hormonal telah terbukti hanya memberikan manfaat yang rendah pada
pasien dengan HCC (Burt et al, 2007).

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Makalah
1. Tujuan umum

2. Tujuan khusus

D. Manfaat Makalah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Hati merupakan organ pencernaan terbesar dalam tubuh manusia. Berat
organ hati pada manusia dewasa sekitar 1400-1600 gram, yaitu sekitar 2,5 %
dari berat tubuh. Hati terletak di bawah paru-paru kanan dan dilindungi oleh
tulang rusuk.
Fungsi hati :
1. Berperan dalam proses pembuatan protein. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan sel. Hati bertanggung jawab atas produksi dari 90% protein
plasma.
2. Sebagai tempat penyimpanan. Hati menyimpan karbohidrat, zat besi, dan
vitamin yang berguna saat tubuh memerlukan. Hati juga menyimpan dan
melepas glukosa dari dan ke dalam darah untuk menyediakan energi bagi
tubuh.
3. Memproduksi cairan empedu. Empedu adalah zat yang membantu
pencernaan dan penyerapan makanan.
4. Tempat detoksifikasi dan penguraian zat. Hati mengurai zat-zat kimia
yang masuk ke dalam tubuh seperti alkohol, obat-obatan, dan produk
buangan dari tubuh. Hati juga mengurai sel darah merah yang mati
menjadi zat yang mewarnai urin dan feses.
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan
fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya
sebagian besar fungsi hepar. ( Gips & Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan
karena hepatitis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan
pada fungsi hati. ( Ghofar, Abdul : 2009 )
Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel
yang rusak karena luka atau karena sudah tua. Seperti proses pembentukan sel
lain di dalam tubuh, proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel.
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme
kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol.
Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon.
Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus
memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor.
(Anonim, 2004)
Kanker hepar dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular
cancer) atau dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang
menyebar ke hati (metastatic liver cancer). Kanker yang berasal dari organ
hepar sering disebut sebagai kanker hepar dan merupakan jenis kanker kelima
yang memiliki insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang sering berhubungan
dengan kanker hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati. (Bruix dan
Sherman, 2005)

B. Etiologi
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) disebabkan adanya infeksi
hepatitis B kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul :
2009 ). Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B
dan C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor
keturunan. (Fong, 2002).
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang
utama didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai
penyakit kronik hepatitis. Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun
yang menderita penyakit hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar
terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk., 1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam
puluh tahun. Dari sebuah survei di Kanada, setiap tahun sekitar 1800 orang
didiagnosis menderita kanker hati, dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor-faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
1. Infeksi virus Hepatitis B dan C, 70 % kanker hati disebabkan oleh infeksi
virus Hepatitis B
2. Konsumsi alkohol yang berlebihan
3. Penggunaan jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba dapat
meningkatkan risiko paparan infeksi virus Hepatitis B dan C
4. Paparan racun jamur (aflatoksin) yaitu jamur yang ditemukan dalam
kacang tanah
5. Penyakit perlemakan hati non alkoholik
6. Kontak dengan racun kimia(misal : vinil, arsen, klorida)
7. Penggunaan steroid anabolic dalam jangka waktu yang lama
8. Hemokromatosis atau penyakit turunan dengan akumulasi zat besi dalam
organ
9. Pria mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker hati.
Perbandingan pria : wanita = 3 :

C. Patofisiologi
Berdasarkan etiologi dapat dijelaskan bahwa Virus Hepatitis B dan
Hepatitis C, kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida,
arsen), kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman keras (pengguna
alkohol), aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal, dan Nitrosamin
dapat menyebabkan terjadinya peradangan sel hepar.
Unit fungsional dasar dari hepar di sebut lobul dan unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.
Inflamasi pada hepar terjadi karena invasi virus HBV dan HCV akan
mengakibatkan kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik(empedu
yang membesar tersumbat oleh tekanan nodul maligna dalam hilus hati),
sehingga menimbulkan nyeri. Beberapa sel yang tumbuh kembali dan
membentuk nodul dapat menyebabkan percabangan pembuluh hepatik dan
aliran darah pada porta yang dapat menimbulkan hipertensi portal. Hipertensi
portal terjadi akibat meningkatnya resistensi portal dan aliran darah portal
karena transmisi dari tekanan arteri hepatik ke sistem portal. Dapat
menimbulkan pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan
vena kolateral dinding perut. Keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan
(hematemesis melena). Perdarahan yang bersifat masif dapat menyebabkan
anemia, perubahan arsitektur vaskuler hati menyebabkan kongesti vena
mesentrika sehingga terjadi penimbunan cairan abnormal dalam perut (acites)
menimbulkan masalah kelebihan volume cairan.
Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses
regenerasi sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis) yang
mengakibatkan gangguan kemampuan fungsi hepar yaitu gangguan metabolik
protein, yang menyebabkan produksi albumin menurun (hipoalbuminenia),
sehingga tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid. Tekanan
osmotik koloid yang rendah mengakibatkan terjadinya acites dan oedema.
Kedua keadaan ini dapat menyebabkan masalah kelebihan volume cairan.
Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa amonia, bila
kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat
(SSP) yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.
Gangguan metabolisme protein juga mengakibatkan penurunan sintesa
fibrinogen prothrombin dan terjadi penurunan faktor pembekuan darah
sehingga dapat menimbulkan perdarahan.
Ikterus timbul karena kerusakan sel parenkim hati dan duktuli empedu
intrahepatik maka terjadi kesukaran pengangkutan tersebut dalam hati.
Akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgutasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang
timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan,
konjugasi dan ekskresi bilirubin, oleh karena nodul tersebut menyumbat vena
porta atau bila jaringan tumor tertanam dalam rongga peritoneal. Peningkatan
kadar billirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu
dalam darah yang kan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus. (Smeltzer,2003
Kerusakan sel sel hepar juga dapat mengakibatkan penurunan fungsi
penyimpanan vitamin dan mineral sehingga terjadi defisiensi pada zat besi,
vitamin A, vitamin K, vitamin D, vitamin E, dll. Defisiensi zat besi dapat
mengakibatkan keletihan, defisiensi vitamin A mengakibatkan gangguan
penglihatan, defisiensi vitamin K mengakibatkan risiko perdarahan, defisiensi
vitamin D mengakibatkan demineralisasi tulang dan defisiensi vitamin E,
berpengaruh pada integrasi kulit.
Gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein menyebabkan
penurunan glikogenesis dan glikoneogenesis sehingga glikogen dalam hepar
berkurang, glikogenolisis menurun dan glukosa dalam darah berkurang
akibatnya timbul keletihan. Sel hati tidak mampu menyimpan glikogen
sedangkan pemakaian tetap bahkan meningkat akibat proses radang,
menyebabkan depot glikogen di hati menurun. Kurangnya asupan (perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan) akibat anoreksia menyebabkan turunnya
produksi energi sehingga timbul gejala lemas, perasaan cepat lelah yang dapat
mengganggu aktivitas. Peradangan hati menyebabkan pembesaran pada hati
yang menimbulkan nyari. Nyeri yang tidak dapat ditoleransi menimbulkan
penurunan nafsu makan, asupan berkurang menyebabkan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.

D. Manisfestasi Klinis
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan
gejala seperti :
1. Gangguan nutrisi : berat badan turun drastis, kehilangan nafsu makan,
nausea/mual, anoreksia
2. Nyeri di bagian dada dan perut
3. Oedema dan ascites
4. Ikterus/pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang
disebabkan oleh penumpukan bilirubin
5. Urin berwarna lebih gelap
6. Suhu badan meningkat
7. Merasa lelah luar biasa
8. Anemia
9. Perdarahan di dalam tubuh

E. Klasifikasi
Berdasarkan organ pertama tempat mereka berkembang, kanker hati di
bagi menjadi kanker hati primer dan sekunder. Sel kanker yang memulai
perkembangannya pada hati disebut dengan kanker hati primer. Berawal dari
sini, sel kanker dapat berkembang dengan cara yang berbeda dan menghasilkan
beberapa jenis kanker hati yang berbeda pula. Kanker biasanya dinamai
berdasarkan jenis sel aslinya dari organ pertama tempat mereka berkembang.
Sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari lokasi utama dan mulai
melakukan perjalanan ke bagian tubuh lain melalui darah atau sistem limfatik.
Sel-sel tersebut kemudian hinggap pada organ lain dan mulai mengembangkan
dirinya. Kondisi inilah yang disebut dengan kanker sekunder. Tetapi jenis sel-
sel yang berkembang masih sama dengan sel kanker primer.
Sangat penting mengetahui jenis sel kanker primer, karena pengobatan
yang diberikan akan merujuk pada kanker primer meskipun telah berkembang
pada bagian tubuh yang lain. Berikut ini merupakan kelompok kanker hati
primer yang dibedakan dalam lima kategori.
1. Karsinoma hepatoseluler (Hepatocellular carcinoma)
Kanker ini juga terkadang disebut hepatoma atau kanker hati. Ini adalah
jenis yang paling umum dari kanker hati primer. Hepatocellular adalah
sebutan untuk sel-sel hati. Sedangkan karsinoma adalah sebutan untuk
kanker. Jenis kanker hati ini berkembang dari sel-sel hati utama yang
disebut dengan hepatosit. Hal ini lebih sering terjadi pada orang dengan
kondisi hati yang rusak karena sirosis (hepatitis kronis). Kondisi ini lebih
sering dikembangkan oleh pria dibandingkan pada wanita. Kondisi ini juga
lebih umum terjadi pada orang dengan usia lanjut.
2. Cholangiocarcinoma (kanker saluran empedu)
Cholangio adalah istilah yang mengacu pada saluran empedu. Hati adalah
organ yang memproduksi empedu. Empedu membantu mencerna lemak
dalam makanan dan mengalir melalui tabung yang disebut dengan saluran
empedu ke dalam kandung empedu. Kanker bisa di mulai di mana saja
dalam sepanjang saluran empedu tersebut. Jika kanker di mulai di bagian
saluran dalam hati, maka ini disebut dengan cholangiocarcinoma intra
hepatic dan digolongkan sebagai jenis kanker hati primer. Jika kanker di
mulai di bagian luar saluran hati, maka ini disebut dengan extrahepatic
cholangiocarcinoma.
3. Angiosarcoma(Kanker yang dimulai pada pembuluh darah di hati)
Angiosarcoma juga bisa disebut haemangiosarcoma. Kanker jenis ini
dimulai dari pembuluh darah hati, dan sangat jarang terjadi. Kanker hati
jenis ini paling sering didiagnosis pada orang yang mencapai usia 70
hingga 80-an. Ini adalah jenis sarkoma jaringan lunak. Sarkoma adalah
kelompok tumor yang seringkali menyerang jaringan tubuh bagian tengah,
meskipun tak menutup kemungkinan menyerang jaringan tubuh bagian
luar.
4. Hepatoblastoma
Layaknya angiosarcoma, hepatoblastoma adalah jenis yang sangat jarang
dari kanker hati primer. Kanker ini biasanya mempengaruhi anak-anak.
jenis kanker hati ini seringkali didiagnosis pada anak-anak yang berusia di
bawah 3 tahun. Sekitar 70% anak dengan penyakit ini memiliki hasil yang
baik dengan operasi dan kemoterapi. Tingkat kelangsungan hidup lebih
besar dari 90% untuk tahap awal penyakit.
5. Kanker Hati Sekunder : Kanker yang ditemukan tidak dimulai dari hati,
tetapi mulai di tempat lain (seperti, payudara, usus, atau paru-paru) dan
menyebar ke hati. Ini disebut kanker metastatik. Meskipun sel-sel kanker
di hati, masih terlihat dan bertindak seperti sel-sel kanker dari bagian
tubuh yang berasal. Jika seseorang memiliki kanker paru-paru yang telah
menyebar ke hati, sel-sel kanker di hati masih sel kanker paru-paru,
sehingga orang tersebut akan dirawat karena kanker paru-paru metastatik.
Kanker hati/ Karsinoma hepatoseluler memiliki beberapa stadium
perkembangan yaitu :
1. Stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar.
Stadium ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara
normal.
2. Stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat
lebih dari satu tumor di hepar.
3. Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke
pembuluh darah di dekat hepar.
4. Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung
namun belum mencapai limfonodus.
5. Stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai
limfonodus.
6. Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal
paru-paru. Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat
beraktivitas lagi (Fong, 2002; Bruix dan Sherman., 2005).

F. Faktor Resiko
a. Jenis kelamin dan usia
Jika Anda seorang pria, Anda memiliki peluang lebih tinggi mengalami
kanker hati. Kanker hati jauh lebih umum pada pria daripada perempuan.
Kesempatan pria terkena kanker hati sekitar 1 dari 81, sedangkan pada
wanita adalah 1 dari 196. Faktor gaya hidup lain berkontribusi pada jumlah
ini. Sebuah subtipe kanker hati yang disebut fibromellar lebih sering terjadi
pada wanita. Risiko kanker hati meningkat seiring dengan usia juga.
b. Hepatitis kronis
Memiliki infeksi virus jangka panjang dari virus hepatitis B (HBV) dan
virus hepatitis C (HCV) adalah risiko paling umum yang menyebabkan
kanker hati. Karena virus ini umum di seluruh dunia, mereka bertanggung
jawab menjadikan kanker hati sebagai kanker yang paling umum pada
banyak bagian dunia. HBV merupakan penyebab umum dari kanker hati,
terutama di Asia dan negara-negara berkembang. Orang yang terinfeksi
HBV dan HCV memiliki risiko tinggi mengembangkan hepatitis, sirosis,
dan kanker hati kronis. HBV dan HCV dapat menyebar dari orang ke orang
melalui berbagi jarum yang terkontaminasi (seperti dalam penggunaan
narkoba atau transfusi darah), hubungan seks tanpa kondom, atau
melahirkan. Ketika terinfeksi HBV, Anda cenderung memiliki gejala seperti
flu dan mata serta kulit menguning. Kuning ini adalah karena penyakit yang
disebut penyakit kuning. Sementara kebanyakan orang dapat sembuh dari
infeksi HBV setelah beberapa saat, beberapa orang dengan infeksi kronis
memiliki risiko tinggi untuk kanker hati.
c. Sirosis
Sirosis adalah penyakit yang sering berhubungan dengan kanker hati.
Sebagian besar kasus kanker hati sudah memiliki beberapa tingkat sirosis.
Orang dengan sirosis hatinya telah rusak dan mengembangkan jaringan
parut pada hati. Orang dengan sirosis memiliki risiko peningkatan kanker
hati.
d. Obesitas
Kelebihan berat badan yang berlebihan alias obesitas dapat mengakibatkan
lemak pada jaringan hati dan menyebabkan sirosis. Sebuah kondisi yang
menyebabkan orang yang minum sedikit alkohol atau tidak sama sekali
untuk mengembangkan jaringan lemak di hati yang disebut non-alkohol
penyakit hati berlemak adalah umum pada orang gemuk. Penyakit ini juga
dikenal sebagai NASH (non-alkohol steatohepatitis) mungkin bertingkat
lanjut dan mengembangkan sirosis.
e. Diabetes tipe 2
Orang dengan diabetes tipe 2 cenderung kelebihan berat badan atau
obesitas, yang seperti disebutkan sebelumnya, dapat menyebabkan masalah
hati. Risiko ini bahkan lebih tinggi pada orang yang memiliki faktor risiko
lain seperti penggunaan alkohol berat atau virus hepatitis kronis.
f. Penyakit metabolik turunan
Keturunan dapat mempengaruhi risiko kanker hati. Beberapa penyakit
metabolik bersifat turunan. Misalnya, turunan hemokromatosis
menyebabkan tubuh Anda menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan
mereka. Zat besi menumpuk dalam tubuh kita, termasuk hati. Jika terlalu
banyak berada di hati, dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati.
g. Paparan vinil klorida dan thorium dioksida (thorotrast)
Vinil klorida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik,
sementara thorotrast adalah bahan kimia yang disuntikkan ke orang untuk
tes sinar-x. Bahan kimia ini dapat meningkatkan risiko angiosarcoma dari
hati bila terkena untuk waktu yang lama. Hal ini juga meningkatkan risiko
mengembangkan cholangiocarcinoma dan kanker hepatoselular, tetapi untuk
tingkat yang jauh lebih rendah. Pencegahan telah dilakukan untuk
membatasi penggunaan vinil klorida dan thorotrast. Thorotrast tidak lagi
digunakan, dan paparan pekerja terkena vinil klorida diatur secara ketat.
h. Steroid anabolik
Steroid anabolik adalah zat ilegal yang biasa digunakan oleh atlet untuk
meningkatkan massa otot dan kekuatan. Jangka panjang penggunaan steroid
anabolik dapat sedikit meningkatkan risiko kanker hepatoselular. Kortison –
seperti steroid, hidrokortison, prednison, dan deksametason, tidak memiliki
risiko yang sama.
i. Arsenikum
Air yang terkontaminasi dengan arsenik dapat meningkatkan risiko
beberapa jenis kanker hati bila terkena untuk waktu yang lama. Hal ini lebih
umum terjadi di bagian Asia Timur.
j. Infeksi parasit
Infeksi parasit yang menyebabkan schistosomiasis dapat menyebabkan
kerusakan hati dan terkait dengan kanker hati. Infeksi parasit sering terjadi
di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
k. Penggunaan tembakau
Merokok merusak kesehatan Anda dalam setiap kesempatannya. Merokok
meningkatkan risiko terkena kanker hati. Berhenti merokok dapat
mengurangi risiko kanker hati, tetapi karena Anda sudah menumpuk
tembakau dalam hati Anda, Anda masih memiliki risiko lebih tinggi
daripada mereka yang tidak pernah merokok.
l. Pil KB
Dalam kasus yang jarang terjadi, pil KB, juga dikenal sebagai kontrasepsi
oral, dapat menyebabkan tumor jinak yang disebut adenoma hati. Tetapi
tidak diketahui apakah mereka meningkatkan risiko kanker hati. Penelitian
lebih lanjut diperlukan untuk menunjukkan penyebab langsung antara
penggunaan pil KB dan kanker hati.

G. Pencegahan
1. Cegah Penyakit Hepatitis
Faktor risiko terkena kanker hati semakin tinggi jika terkena infeksi kronis
oleh virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV). Virus ini dapat
menyebar dari orang ke orang melalui penggunaan jarum suntik bersama,
kontak seksual yang tidak aman. Untuk menekan risiko terkena penyakit
kanker hati maka anda juga harus terhindar dari terifneksi virus tadi, Anda
harus menghindari berbagi jarum suntik, kontak seksual yang sembarang
atau melalui tranfusi darah yang tidak sesuai aturan.
2. Hentikan kebiasaan Merokok dan Minum alkohol
Minum alkohol dapat meningkatkan risiko sirosis hati, dalam waktu yang
lama sirosis dapat menyebabkan kanker hati. Merokok juga menyebabkan
kerusakan hati.
3. Jaga berat badan
Menurut beberapa penelitian, orang yang kelebihan berat badan lebih
mungkin untuk terkena penyakit perlemakan hati, hal ini juga bisa menaikan
faktor risiko terkena kanker hati. Nah untuk itu anda wajib sekali menjaga
berat badan dalam konsisi ideal dan sehat.
4. Kurangi penggunaan Bahan kimia pemicu kanker
Anda juga sebaiknya mengurangi makanan yang kandungan bahan
pengawet atau bahan kimia yang terlampau banyak. Bahkan jika bisa anda
merubah gaya hidup Anda dengan mencari bahan makanan yang bebas
bahan kimia.

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien karsinoma hepatoseluler menurut Smeltzer (2001)
adalah:
1. Non Bedah
a. Terapi Radiasi
Tujuannya adalah memberikan radiasi langsung kepada sel-sel tumor
agar tidak menyebar bertambah besar, nyeri dan gangguan rasa nyaman
dapat dikurangi secara efektif dengan terapi radiasi pada 70% hingga
90% penderita. Gejala anoreksia, kelemahan dan panas juga berkurang
dengan terapi ini.
Metode pelaksanaan radiasi mencakup:
 Penyuntikan antibodi berlabel isotop radioaktif secara intravena
yang secara spesifik yang menyerang antigen yang berkaitan dengan
tumor
 Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk therapi
radiasi intertitial.
b. Kemoterapi
Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan metode
yang digunakan untuk memberikan preparat antincoplastik kepada
pasien tumor primer dan metastasis hati untuk memberikan kemotrapi
dengan konsentrasi tinggi kedalam hati melalui arteri hepatika dipasang
pompa yang dapat ditanam.
c. Drainase Bilier perkutan atau Drainase Transhepatik
Ini digunakan untuk melalukan pintasan saluran empedu yang
tersumbat oleh tumor hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien
tumor yang tidak dapat dioperasi atau pada pasien yang dianggap
berisiko. Prosedur seperti ini dikerjakan untuk memberikan kembali
tumor yang tidak dapat dioperasi atau pada pasien yang dianggap
berisiko. Presedur seperti ini dikerjakan untuk membentuk kembali
sistem drinase bilier, mengurangi tekanan serta rasa nyeri karena
penumpukan empedu akibat obstruksi dan meredakan gejala pruritus
serta ikterus. Selama beberapa hari setelah dipasang, karteter dibuka
untuk drainase eksternal. Cairan empedu yang mengalir keluar
diobservasi dengan ketat untuk mengetahui jumlah, warna dan adanya
darah serta debris.
d. Bentuk terapi non bedah lainnya
 Hipertemia pernah dilakukan sebagai suatu bentuk terapi untuk
mengatasi pada hati. Pemanasan diarahkan pada tumor melalui
beberapa cara untuk menimbulkan nekrosisi pada jaringan tumor
tersebut sementara jaringan normal tetap terlindungi.
 Cryosurgery adalah prosedur invasif minimal (untuk membunuh sel
kanker dengan cara dibekukan), secara substansial meminimalkan
rasa sakit dan bekas luka pasca operasi sehingga pasien lebih cepat
pulih. Namun ada beberapa risiko terkait, seperti kerusakan
jaringan sehat di dekatnya dan jaringan saraf.
 Embolisasi untuk menggunakan aliran darah aterial kedalam
jaringan tumor dengan memasukaan patikel-partikel gelfoam
kedalam pembuluh darah arteri yang yang memperdarahi tumor
ternyata cukup efektif pada pasien-pasien dengan tumor yang kecil.
 Imunotherapi merupakan bentuk terapi lain yang masih diteliti.
Pada tahap ini, limfosit dengan reaktivitas anti tumor diberikan
kepada penderita tumor hati. Regresi tumor yang merupakan hasil
akhir yang diinginkan ternyata terlihat pada penderita kanker
metastasis yang tidak berhasil diobati sengan terapi standar.
2. Teknik Bedah
a. Hepatektomi parsial: pembedahan yang hanya mengangkat tumornya
saja (sebagian dari hati).
b. Hepatektomi total: operasi yang kompleks di mana seluruh hati/liver
akan diangkat. Prosedur ini diikuti dengan transplantasi hati karena
tubuh tidak dapat hidup tanpa hati.
c. Transplantasi hati: Prosedur operasi ini melibatkan dua langkah. Organ
hati/liver sehat akan diambil dari donor (orang yang mati otak) dan
kemudian ditanamkan ke dalam tubuh untuk menggantikan organ
hati/liver pasien yang rusak. Transplantasi hati tergolong tindakan yang
cukup mahal biayanya.
Efek samping utama transplantasi hati termasuk :
 Resiko tinggi infeksi
 Perdarahan yang disebabkan oleh ketidakmampuan organ hati baru
memproduksi protein pembekuan darah
 Pembekuan dalam pembuluh darah utama yang mensupply darah
ke hati
 Penolakan hati hasil transplantasi (tidak diterima oleh tubuh)

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemerikasaan Fisik
Menurut Doenges (1999) hasil periksaan fisik pada pasien dengan hepatoma
adalah:
a. Tanda-tanda vital : Tekanan darah meningkat, nadi bradikardia, suhu
meningkat, pernapasan meningkat.
b. Mata: sklera ikterik.
c. Mulut: mukosa kering,bibir pucat.
d. Abdomen : terdapat nyeri tekan pada kuadrat kanan atas, pembesaran
hati, asites, permukaan teraba ireguler.
e. Kulit : gatal (pruritus), ikterik.
f. Ekstremitas : mengalami kelemahan, peningkatan edema.
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakuakan pada pasien dengan karsioma
hepatoseluler menurut Isselbacher (2000) adalah:
a. Pemerikasaan Laboratorium.
 Terjadi peningkatan kadar bilirubin alkali fosfatase, asparat
aminotransferase (AST), glutamic oxaloacetik transaminase (SGOT)
dan lactic dehidogenase (LDH) dapat terjadi.
 Leukositosis (peningkatan jumlah sel darah putih), eritrositosis
(peningkatan jumlah sel darah merah)
 Hiperkalsemia, hipoglikemia dan hiperkolesterolemia juga terlihat
dalam pemeriksaan laboratorium.
b. USG Abdomen: mendeteksi adanya tumor hati.
c. Biopsi hati: terdapat resiko sel-sel tumor akan bermigrasi di sepanjang
bekas biopsi.
d. Laparoskopi:untuk melakukan biopsi sel hati dibawah pandangan
langsung.

J. Komplikasi
1. Anemia
Komplikasi yang paling umum terjadi akibat kanker hati adalah anemia. Sel
darah merah yang menurun drastis pada penderita kanker hati terjadi akibat
perdarahan karena kurangnya darah yang membeku. Gejala awal yang
ditimbulkan oleh anemia bisa berupa sulit bernapas, demam, nyeri di dada,
hingga pembengkakan pada tangan dan kaki. Jika Anda seorang penderita
kanker hati dan mengalami gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter
Anda untuk perawatan lebih lanjut
2. Saluran empedu rusak
Sebagai penghasil cairan empedu, sel kanker yang ada di hati tentu akan
memengaruhi empedu pada tubuh Anda. Saluran empedu terletak dekat
dengan hati, sehingga tidak menutup kemungkinan sel-sel jahat kanker juga
turut merusak jalur empedu ke kantung empedu. Berikut ini adalah gejala
yang menandakan bahwa saluran empedu Anda rusak.
 Mual dan muntah
 Sering mengalami nyeri pada perut bagian kanan atas.
 Penyakit kuning
 Gatal-gatal
3. Hipertensi portal
Salah satu komplikasi dari kanker hati adalah hipertensi portal. Hipertensi
portal terjadi ketika darah sulit mengalir melalui pembuluh darah kecil
menuju pembuluh darah besar. Kondisi ini menyebabkan adanya tekanan
pada pembuluh vena dan pembuluh darah lainnya, seperti yang ada di
kerongkongan. Terkadang, hipertensi portal menyebabkan perdarahan hebat
hingga membuat penderita kanker hati muntah darah atau darahnya
mengalir lewat usus mereka. Itu sebabnya, hipertensi portal memerlukan
pengobatan yang cepat dan tepat.
4. Hiperkalsemia
Selain mengalami komplikasi berupa hipertensi, penderita kanker hati juga
rentan kelebihan kalsium di dalam tubuh mereka (hiperkalsemia). Kondisi
ini ternyata bisa disebabkan oleh beberapa hal yang terkait kanker, yaitu:
 Sel kanker telah menyebar ke tulang dan membuatnya menjadi terurai
sehingga terjadi peningkatan kalsium dalam darah. Terpengaruhnya
kerja ginjal yang terbiasa membuang kalsium yang berlebih di dalam
darah. Tumor memproduksi protein yang perannya hampir mirip
dengan hormon paratiroid, yaitu hormon yang bertugas melepaskan
kalsium ke dalam darah. Gejala hiperkalsemia akibat komplikasi kanker
hati yang mungkin Anda rasakan antara lain sering mual dan muntah,
lemah otot, hingga kematian bila tidak ditangani dengan cepat.
5. Sindrom hepatorenal
Sindrom hepatorenal adalah penyakit yang disebabkan oleh gagal ginjal dan
gangguan hati tingkat lanjut. Komplikasi yang dapat muncul dari kanker
hati ini harus segera ditangani karena dapat membahayakan nyawa Anda.
Sindrom ini terjadi karena adanya perubahan pembuluh darah dan
berkurangnya pasokan darah menuju ginjal. Sebanyak 40% orang yang
menderita kanker hati biasanya juga mengalami sindrom hepatorenal.
6. Ensefalopati hepatik
Terjadinya perubahan kepribadian, psikologis, dan sistem saraf ternyata
juga bisa muncul akibat komplikasi kanker hati. Kondisi yang disebut
ensefalopati hepatik ini dipicu oleh tingginya kadar amonia yang ada di
tubuh. Kadar amonia yang tinggi disebabkan oleh hilangnya fungsi hati
sebagai pemecah amonia, sehingga membuatnya masuk ke dalam darah
menuju otak. Oleh karena itu, penderita kanker hati bisa menderita
gangguan otak. Gejala penyakit ini biasanya berupa bingung dan pikun,
suasana hati berubah-ubah, bau mulut, pembengkakan pada kaki dan perut,
hingga penurunan kesadaran. Umumnya, penyakit ini bisa diobati, tetapi
tingkat kesembuhannya tergantung pada seberapa jauh sel kanker menyebar
.
K. Diagnosa
Individu yang berisiko tinggi terserang penyakit ini dapat melakukan
skrining kanker hati. Skrining dilakukan tiap 6-12 bulan sekali, yaitu dengan
USG perut dan tes darah untuk mengukur kadar protein dalam darah yang
disebut alpha-fetoprotein (AFP). Langkah ini bisa mendeteksi kanker hati pada
stadium awal dan meningkatkan kemungkinan sembuh.
Bila pasien diduga menderita kanker hati, dokter akan menjalankan
sejumlah tes, untuk memastikan bahwa pasien menderita kanker hati primer,
bukan kanker hati sekunder. Tes juga dilakukan untuk memeriksa stadium
kanker hati, serta guna mengetahui kondisi organ hati dan kesehatan pasien
secara keseluruhan. Beberapa tes tersebut adalah:
 Tes darah, untuk memeriksa fungsi organ hati dan kondisi kesehatan pasien
secara umum.
 Tes pencitraan, seperti USG, MRI dan CT scan, untuk mengetahui lokasi
kanker dan penyebarannya.
 Biopsi hati, yaitu dengan mengambil sedikit jaringan di organ hati untuk
diuji di laboratorium.
 Laparoskopi, untuk memeriksa kondisi bagian dalam perut, menggunakan
selang berkamera
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Liver cancer atau kanker hati adalah kanker yang berasal dari sel hati
(kanker hati perimer). Akan tetapi, ada juga kanker yang terjadi pada hati
dimulai dari area lain (seperti usus besar, paru-paru atau payudara) kemudian
menyebar ke hati. Dokter menyebut ini metastatik (kanker hati sekunder).
Yang mungkin terjadi apabila orang mengalami penyakit kanker hati/penyakit
liver:
 Penurunan berat badan atau hilang nafsu makan
 Sakit pada area perut bagian atas
 Mual dan muntah
 Kelelahan dan lelah
 Pembesaran hati
 Bengkak pada area perut
 Kulit dan bagian putih mata menguning

B. Saran
Kita harus menjaga organ tubuh kita dengan baik dengan cara
mengatur gaya hidup kita. Sebaiknya kita mengkonsumsi makanan yang
menyehatkan kita, rajin olahraga, kendalikan berat badan dan pola makan
sehat dengan membatasi konsumsi alkohol. Dan apabila hati kita sudah
terkena penyakit maka lebih baik segera periksakan ke dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Patologi Robin Kumar. 2007. Jilid 2 hal. 663-710 Dialihbahasakan oleh dr.
Brahm U. Pendit dkk. Jakarta: EGC.

Burt, Alastair D., Bernard C. Portmann dan Linda D. Ferrell. 2007. MacSween's
Pathology of the Liver, 5th Edition. London: Elsevier. Hal. 771-788

Hepatocellular Carcinoma, Screening, Diagnosis, and Management. Disajikan dalam


Natcher Conference National Institutes of Health, Bethesda, Maryland 1-3 April 2004

Kumar et al. 2007. Robbin’s Basic Pathology; 8th Edition. London: Elsevier. Hal. 213-
214

Teo E. K., K. M. Fock. 2001. Hepatocellular Carcinoma: An Asian Perspective. Dig Dis
2001;19:263-268

https://www.academi.edu/MAKALAH_CA._HEPAR.docx

https://www.unsuri.ac.id/ISI

Anda mungkin juga menyukai