Tempat : Daring
NIM : 12S21047
Kelas : 11SI-2
1|Page
DAFTAR ISI
I. Tujuan..................................................................................
II. DasarTeori............................................................................
VI. AnalisaData............................................................................
2|Page
I. Tujuan
3|Page
II. Dasar Teori
Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus
listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar berbanding
lurus dengan tegangan yang diterapkan kepadanya. Hukum
ohm merupakan rapat arus sebanding dengan kuat medan
listrik E. Fenomena listrik yang paling penting dipandang
dari segi pemakaian. Dalam arus listrik terdapat hambatan
listrik yang menentukan besar kecilnya arus listrik. Semakin
besar hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya, dan
sebaliknya. Hukum ohm pertama kali ditemukan oleh George
Simon Ohm seorang fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang
berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically pada tahun 1827.
Secara sistematis rumus Hukum Ohm ditulis sebagai:
V= I . R
Dengan keterangan:
V: Tegangan listrik dalam satuan Volt;
I: Arus listrik dalam satuan Ampere;
R: Hambatan listrik dalam satuan Ohm.
Sedangkan hambatan merupakan resistansi yang
merupakan perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik dengan arus listrik yang melewatinya,
Dalam satuan SI, hambatan dinyatakan dalam satuan volt per
ampere (V/A) atau Ohm.
Dalam satuan SI, hambatan dinyatakan dalam satuan
volt per ampere (V/A) atau ohm ( ). Grafik hubungan antara
arus I dan beda potensial V, serta kuat arus I dan hambatan
listrik R, ditunjukkan seperti pada gambar
Gambar 1. Grafik hubungan (a) kuat arus dengan beda potensial (b)
kuat arus dengan hambatan
Alat ukur listrik yang digunakan pada percobaan ini ada dua, yaitu
amperemeter dan voltmeter. Amperemeter digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik. Sedangkan voltmeter adalah alat untuk
mengukur beda potensial antara dua titik (tegangan listrik)
4|Page
Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan dalam
menghitung atau mengukur nilai arus listrik yang mengalir
dalam suatu rangkaian listrik. Amperemeter dipasang seri
dengan rangkaian. Pada amperemeter terdapat bagian utama
yaitu:
1. Skala pengukuran maksimum
2. Jarum penunjuk
3. Batas ukur
Arus listrik = Angka penunjukan jarum/Batas maksimum
. Batas ukur
Gambar 2. Amperemeter
Voltmeter
Voltmeter adalah alat yang digunakan dalam
menghitung atau mengukur beda potensial atau tegangan
listrik dari dua titik potensial listrik. Voltmeter digunakan
sebagai pengawasan nilai tegangan kerja. Voltmeter dipasang
secara paralel dengan komponen yang akan diukur
tegangannya.
DC miliampere
Gambar 3. Voltmeter
5|Page
Hambatan jenis
Pada rangkaian listrik, resistor memiliki peran yang
sangat penting. Faktor penentu besar kecilnya nilai hambatan
jenis suatu penghantar adalah bahan kawat penghantar. Besar
arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian dapat diatur
dengan menggunakan kombinasi dari berbagai resistor.
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua
pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus
l i s t r i k . P a d a r a n g k a i a n r e s i s t o r 6a r a l l e l a r u s d a r i s u m b e r
menyebar mengalir ke setiap cabang,
Sehingga:
Maka
𝟏𝟏 𝟏𝟏 𝟏𝟏 𝟏𝟏
= + +
𝑹𝑹𝒑𝒑 𝑹𝑹𝟏𝟏 𝑹𝑹𝟐𝟐 𝑹𝑹𝟑𝟑
6|Page
III. Alat dan Bahan
1. Amperemeter 1
2. Voltmeter 1
Kabel Penghubung
3. Merah 3
Kabel Penghubung
4. Hitam 3
5. Jembatan Penghubung 3
6. Papan Rangkaian 1
7. Kawat Nikrom 1
8. Catu Daya 1
9. Potensiometer 10 kΩ 1
7|Page
IV. Prosedur Percobaan
Hukum Ohm
Persiapan Percobaan:
1. Buat rangkaian seperti pada gambar 6. Saklar pada catu
daya dalam posisi terbuka (posisi 0). Sebuah meter dasar berfungsi
sebagai amperemeter dengan batas ukur 0,25 DC Ampere dan meter
dasar lainnya sebagai voltmeter dengan batas ukur 10 Volt.
2. Hubungkan catudaya ke sumber tegangan (alat masih dalam
keadaan mati/off). Pilih tegangan 3-9volt DC.
3. Hubungkan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel
penghubung)
4. Periksa kembali rangkaian
Gambar 4
8|Page
2. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar
alat/bahan.
3. Buat rangkaian seperti pada gambar 7.
• Kawat nikrom digunakan sebagai kawat
penghantar.
• Saklar dalam posisi terbuka (0)
• Amperemeter diatur dengan batas ukur 0,25 DC
Ampere
• Voltmeter diatur dengan batas ukur 10 volt.
4. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat masih
dalam keadaan mati/off). Pilih tegangan 3-9 volt DC
pada catu daya.
5. Hubungkan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel
penghubung).
6. Periksa kembali rangkaian.
b.L a n g k a h l a n g k a h k e g i a t a n
9|Page
V. Data dan Pengolahan Data
Resistor 1
Nomor Tegangan Kuat arus 𝑉𝑉
Percobaan (Volt) ( I Ampere) 𝐼𝐼
10 | P a g e
2. Percobaan Hambatan Jenis
11 | P a g e
VI. Analisis Data
6.1 Laporan Praktikum
1.Percobaan Hukum Ohm
Berdasarkan tabel 5.1 kolom keempat dapat diambil kesimpulan
bahwa semakin besar tegangan yang diberikan maka semakin besar
pula kuat arus yang dihasilkan
Tegangan dan kuat arus selalu berbanding terbalik
Dalam percobaan ini, tegangan dan kuat arus dari percobaan 1
sampai 5 selalu naik.
Grafik antara tegangan V dan kuat arus I pada resistor 1 yaitu
1
0,8
0,6
0,4
0,2
Gambar 6.1. Grafik antara Tegangan dan Kuat Arus pada Resistor1
Grafik antara tegangan V dan kuat arus I pada resistor 2 yaitu
1
0,8
0,6
0,4
0,2
Gambar 6.2 Grafik antara Tegangan dan Kuat Arus pada Resistor 2
12 | P a g e
Menurut grafik di atas dapat disimpulkan bahwa tegangan dan
kuat arus merupakan sebanding. Semakin besar nilai tegangan maka
semakin besar juga nilai kuat arus yang dihasilkan.
Dari grafik kita juga dapat mengetahui bahwa hambatan
sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan kuat
arus.
Dari grafik kita dapat memperoleh nilai hambatan dari setiap
resistor
Hambatan 1
26,6 26,6
24 24,61
20
Hambatan
Hambatan 2
57,14 57,14
52,63
50 50
Hambatan
13 | P a g e
Nilai resistansi masing-masing resistor dengan menggunakan
metode Least Square:
1 0,2 0,01
2 0,4 0,015
3 0,6 0,0225
4 0,8 0,0325
5 1,0 0,0375
Tabel 6.1
14 | P a g e
Tabel 6.2
15 | P a g e
Menghitung Resistor 5 Pita Warna
Tabel 6.3
16 | P a g e
Menghitung Resistor 6 Pita Warna
Tabel 6.4
17 | P a g e
2.Percobaan Hambatan Jenis
1. grafik hambatan sebagai fungsi dari panjang kawat (R) = f
(L) untuk kawat Nikrom untuk masing-masing luas penampang
Penampang A
R=V/I
58
40
32
16,96
2l 3l 4l 5l
R=V/I
Gambar 6.5
Penampang B
R=V/I
64,4
46,15
18,06
10,4
2l 3l 4l 5l
R=V/I
Gambar 6.6
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa semakin besar
panjang kawat maka nilai hambatan juga akan semakin besar.
Nilai hambatan berbanding lurus dengan panjang kawat.
18 | P a g e
hambatan, begitu pula sebaliknya semakin kecil luas penampang
maka semakin besar nilai hambatannya.
Penampang A
No Panjang R=V/I
Kawat OHM
1 2l 16,96
2 3l 32
3 4l 40
4 5l 58
Tabel 6.5
19 | P a g e
VII. Kesimpulan dan Saran
7.1Kesimpulan
1. Hukum Ohm adalah perbandingan antara perbedaan
potensial ∆V antara dua titik dari konduktor dengan arus
listrik (I) yang melalui konduktor tersebut adalah konstan.
Konstan ini disebut tahanan listrik ( hambatan ) R.
2. Hukum Ohm dapat ditulis sebagai:
V= I . R
3. Hambatan listrik dari suatu konduktor akan berbanding
lulus dengan panjang konduktor dan akan berbanding
terbalik dengan luas penangmpang konduktor.
7.2Saran
1. Kita harus memahami materi terlebih dahulu.
2. Kita harus mengerjakan tugas pendahuluan sebelum
membuat laporan.
3. Seharusnya akan lebih baik jika mahasiswa melakukan
praktek secara langsung.
20 | P a g e
VIII. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm#:~:text=Hukum%2
0Ohm%20adalah%20suatu%20pernyataan,dengan%20tegangan
%20yang%20diterapkan%20kepadanya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
Modul 1. Hukum Ohm dan Hambatan Jenis
21 | P a g e
` IX.Lampiran
A.Hukum OHM
Hasil pengamatan rangkaian
Resistor 1
Resistor 2
22 | P a g e
Grafik antara Tegangan dan Kuat Arus
Resistor 1
1
0,8
0,6
0,4
0,2
Gambar 9.1
Resistor 2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
Gambar 9.2
23 | P a g e
Grafik Hambatan setiap Resistor
Hambatan 1
Hambatan 1
26,6 26,6
24 24,61
20
Hambatan
Gambar 9.3
Hambatan 2
Hambatan 2
57,14 57,14
52,63
50 50
Hambatan
Gambar 9.4
24 | P a g e
B.Percobaan Hambatan Jenis
25 | P a g e