Anda di halaman 1dari 25

HUKUM OHM dan HAMBATAN JENIS

Hari, Tanggal : Senin, 27 Oktober 2021

Tempat : Daring

Instruktur : Lasro Sihite

Nama Praktikan : Elshaday Prida Simamora

NIM : 12S21047

Kelas : 11SI-2

Prodi : Sistem Informasi

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI DEL
SITOLUAMA, KEC. LAGUBOTI, KAB. TOBASA
T.A 2021/2022

1|Page
DAFTAR ISI

I. Tujuan..................................................................................

II. DasarTeori............................................................................

III. Alat dan Bahan......................................................................

IV. Prosedur percobaan...............................................................

V. Data dan Pengolahan Data......................................................

VI. AnalisaData............................................................................

VII. Kesimpulan dan Saran.......................................................


a. Kesimpulan..................................................................
b. Saran............................................................................

VIII. Daftar Pustaka....................................................................

IX. Lampiran .................................................................................

2|Page
I. Tujuan

1. Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang


mengalir dalam sebuah rangkaian
2. Membuktikan hukum ohm melalui eksperimen
3. Mempelajari hubungan antara hambatan kawat pengantar
dengan panjang, luas penampang dan bahan jenis kawat

3|Page
II. Dasar Teori

Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus
listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar berbanding
lurus dengan tegangan yang diterapkan kepadanya. Hukum
ohm merupakan rapat arus sebanding dengan kuat medan
listrik E. Fenomena listrik yang paling penting dipandang
dari segi pemakaian. Dalam arus listrik terdapat hambatan
listrik yang menentukan besar kecilnya arus listrik. Semakin
besar hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya, dan
sebaliknya. Hukum ohm pertama kali ditemukan oleh George
Simon Ohm seorang fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang
berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically pada tahun 1827.
Secara sistematis rumus Hukum Ohm ditulis sebagai:
V= I . R
Dengan keterangan:
V: Tegangan listrik dalam satuan Volt;
I: Arus listrik dalam satuan Ampere;
R: Hambatan listrik dalam satuan Ohm.
Sedangkan hambatan merupakan resistansi yang
merupakan perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik dengan arus listrik yang melewatinya,
Dalam satuan SI, hambatan dinyatakan dalam satuan volt per
ampere (V/A) atau Ohm.
Dalam satuan SI, hambatan dinyatakan dalam satuan
volt per ampere (V/A) atau ohm ( ). Grafik hubungan antara
arus I dan beda potensial V, serta kuat arus I dan hambatan
listrik R, ditunjukkan seperti pada gambar

Gambar 1. Grafik hubungan (a) kuat arus dengan beda potensial (b)
kuat arus dengan hambatan
Alat ukur listrik yang digunakan pada percobaan ini ada dua, yaitu
amperemeter dan voltmeter. Amperemeter digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik. Sedangkan voltmeter adalah alat untuk
mengukur beda potensial antara dua titik (tegangan listrik)
4|Page
Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan dalam
menghitung atau mengukur nilai arus listrik yang mengalir
dalam suatu rangkaian listrik. Amperemeter dipasang seri
dengan rangkaian. Pada amperemeter terdapat bagian utama
yaitu:
1. Skala pengukuran maksimum
2. Jarum penunjuk
3. Batas ukur
Arus listrik = Angka penunjukan jarum/Batas maksimum
. Batas ukur

Gambar 2. Amperemeter

Voltmeter
Voltmeter adalah alat yang digunakan dalam
menghitung atau mengukur beda potensial atau tegangan
listrik dari dua titik potensial listrik. Voltmeter digunakan
sebagai pengawasan nilai tegangan kerja. Voltmeter dipasang
secara paralel dengan komponen yang akan diukur
tegangannya.

DC miliampere
Gambar 3. Voltmeter
5|Page
Hambatan jenis
Pada rangkaian listrik, resistor memiliki peran yang
sangat penting. Faktor penentu besar kecilnya nilai hambatan
jenis suatu penghantar adalah bahan kawat penghantar. Besar
arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian dapat diatur
dengan menggunakan kombinasi dari berbagai resistor.
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua
pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus
l i s t r i k . P a d a r a n g k a i a n r e s i s t o r 6a r a l l e l a r u s d a r i s u m b e r
menyebar mengalir ke setiap cabang,
Sehingga:

𝑰𝑰 = 𝑰𝑰𝟏𝟏 + 𝑰𝑰𝟐𝟐 + 𝑰𝑰𝟑𝟑

Maka

𝟏𝟏 𝟏𝟏 𝟏𝟏 𝟏𝟏
= + +
𝑹𝑹𝒑𝒑 𝑹𝑹𝟏𝟏 𝑹𝑹𝟐𝟐 𝑹𝑹𝟑𝟑

6|Page
III. Alat dan Bahan

No. Nama Alat/Bahan Jumlah

1. Amperemeter 1

2. Voltmeter 1
Kabel Penghubung
3. Merah 3
Kabel Penghubung
4. Hitam 3

5. Jembatan Penghubung 3

6. Papan Rangkaian 1

7. Kawat Nikrom 1

8. Catu Daya 1

9. Potensiometer 10 kΩ 1

10. Resistor 100kΩ, 200kΩ


Tabel 3.1. Alat dan Bahan

7|Page
IV. Prosedur Percobaan

Hukum Ohm
Persiapan Percobaan:
1. Buat rangkaian seperti pada gambar 6. Saklar pada catu
daya dalam posisi terbuka (posisi 0). Sebuah meter dasar berfungsi
sebagai amperemeter dengan batas ukur 0,25 DC Ampere dan meter
dasar lainnya sebagai voltmeter dengan batas ukur 10 Volt.
2. Hubungkan catudaya ke sumber tegangan (alat masih dalam
keadaan mati/off). Pilih tegangan 3-9volt DC.
3. Hubungkan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel
penghubung)
4. Periksa kembali rangkaian

Langkah langkah kegiatan:

1. Hidupkan catu daya kemudian tutup saklar S (posisi


1).
2. Atur potensiometer sehingga voltmeter menunjukkan
tegangan 0,2 Volt, kemudian baca kuat arus yang
mengalir pada amperemeter dan catat hasilnya ke
dalam tabel pada hasil pengamatan.
3. Atur lagi potensiometer sehingga voltmeter
menunjukkan tegangan 0,4 Volt, baca kuat arus yang
mengalir pada amperemeter dan catat hasilnya ke
dalam tabel pada hasil pengamatan.
4. Ulangi langkah 3 hingga voltmeter menunjukkan
tegangan 0,6 volt; 0,8 volt; dan seterusnya hingga
memperoleh 10 data. Kemudian catat hasilnya ke
dalam tabel pengamatan.
5. Gantilah resistor (R) dengan resistansi yang berbeda,
lalu ulangilah langkah percobaan 1 hingga 4.

1. Percobaan Hambatan Jenis


a.Persiapan percobaan
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 0.1 berikut

Gambar 4

8|Page
2. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar
alat/bahan.
3. Buat rangkaian seperti pada gambar 7.
• Kawat nikrom digunakan sebagai kawat
penghantar.
• Saklar dalam posisi terbuka (0)
• Amperemeter diatur dengan batas ukur 0,25 DC
Ampere
• Voltmeter diatur dengan batas ukur 10 volt.
4. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat masih
dalam keadaan mati/off). Pilih tegangan 3-9 volt DC
pada catu daya.
5. Hubungkan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel
penghubung).
6. Periksa kembali rangkaian.

b.L a n g k a h l a n g k a h k e g i a t a n

1. Pilih panjang kawat dengan memasang ujung kabel B


masukkan ke jepit steker 2, (panjang kawat = jarak
jepit steker 1-3 = 2l)
2. Tutup saklar S (posisi 1). Kemudian baca tegangan
dan kuat arus yang mengalir pada kawat. Catat
hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan
3. Buka saklar S (posisi O), kemudian pindahkan ujung
kabel B ke jepit steker 4 (panjang kawat = jarak jepit
steker 1-4 = 3 )
4. Tutup saklar S (posisi 1), kemudian baca tegangan
dan kuat arus yang mengalir pada kawat
5. Ulangi langkah 3 dan 4, dengan memindahkan ujung
kabel B ke jepit steker 5 (panjang kawat = 4l). Catat
hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
6. Dengan cara yang sama seperti pada langkah 5,
hubungkan kabel B ke jepit steker 6 (panjang kawat
= 5l).
7. L a k u k a n k e m b a l i l a n g k a h 1 s a m p a i 6 , a k a n t e t a p i
kawat dirangkap dua sehingga penampang kawat

9|Page
V. Data dan Pengolahan Data

1. Percobaan Hukum Ohm

Resistor 1
Nomor Tegangan Kuat arus 𝑉𝑉
Percobaan (Volt) ( I Ampere) 𝐼𝐼

1 0,2 volt 0,01 20


ampere ohm
2 0,4 volt 0,015 26,6
ampere ohm
3 0,6 volt 0,0225 24
ampere ohm
4 0,8 volt 0,0325 24,61
ampere ohm
5 1,0 volt 0,0375 26,6
ampere ohm
Tabel 5.1 Resistor 1
Resistor 2

Nomor Tegangan Kuat arus 𝑉𝑉


Percobaan (Volt) ( I Ampere)
𝐼𝐼

6 0,2 volt 0,004 50


ampere ohm
7 0,4 volt 0,007 57,14
ampere ohm
8 0,6 volt 0,012 50
ampere ohm
9 0,8 volt 0,014 57,14
ampere ohm
10 1,0 volt 0,019 52,63
ampere ohm
Tabel 5.2. Resistor 2

10 | P a g e
2. Percobaan Hambatan Jenis

Panjang Penampang A Penampang 2A


kawat L V I R = V/I V I R = V/I
(m) (volt) (ampere) (ohm) (volt) (ampere) (ohm)

Kawat 2l 2,8 0,16 16,96 2,6 0,25 10,4


Volt Ampere Ohm Volt Ampere Ohm
Nikrom

3l 2,8 0,08 32 2,8 0,15 18,06


Volt Ampere Ohm Volt Ampere Ohm

Kawat 4l 2,8 0,07 40 3,8 0,06 46,15


Nikrom Ampere Ohm Volt Ampere Ohm
Volt
5l 2,9 0,05 58 2,9 0,045 64,4
Ampere Ohm Volt Ampere Ohm
Volt
Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Rangkaian

11 | P a g e
VI. Analisis Data
6.1 Laporan Praktikum
1.Percobaan Hukum Ohm
Berdasarkan tabel 5.1 kolom keempat dapat diambil kesimpulan
bahwa semakin besar tegangan yang diberikan maka semakin besar
pula kuat arus yang dihasilkan
Tegangan dan kuat arus selalu berbanding terbalik
Dalam percobaan ini, tegangan dan kuat arus dari percobaan 1
sampai 5 selalu naik.
Grafik antara tegangan V dan kuat arus I pada resistor 1 yaitu

Grafik antara tegangan dan kuat arus

1
0,8
0,6
0,4
0,2

0,01 0,015 0,0225 0,0325 0,0375

tegangan kuat arus

Gambar 6.1. Grafik antara Tegangan dan Kuat Arus pada Resistor1
Grafik antara tegangan V dan kuat arus I pada resistor 2 yaitu

Grafik antara tegangan dan kuat arus

1
0,8
0,6
0,4
0,2

0,004 0,007 0,012 0,014 0,019

tegangan kuat arus

Gambar 6.2 Grafik antara Tegangan dan Kuat Arus pada Resistor 2

12 | P a g e
Menurut grafik di atas dapat disimpulkan bahwa tegangan dan
kuat arus merupakan sebanding. Semakin besar nilai tegangan maka
semakin besar juga nilai kuat arus yang dihasilkan.
Dari grafik kita juga dapat mengetahui bahwa hambatan
sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan kuat
arus.
Dari grafik kita dapat memperoleh nilai hambatan dari setiap
resistor

Hambatan 1

26,6 26,6
24 24,61
20

0,2 0,4 0,6 0,8 1

Hambatan

Gambar 6.3 Grafik Nilai Hambatan dari Resistor 1

Hambatan 2
57,14 57,14

52,63

50 50

0,2 0,4 0,6 0,8 1

Hambatan

Gambar 6.4 Grafik Nilai Hambatan dari Resistor 2

13 | P a g e
Nilai resistansi masing-masing resistor dengan menggunakan
metode Least Square:

No Tegangan Kuat Arus

1 0,2 0,01

2 0,4 0,015

3 0,6 0,0225

4 0,8 0,0325

5 1,0 0,0375

Tabel 6.1

Kode Warna Resistor dan Cara Menghitungnya

Kode Kode Warna Nilai


H Hijau 0
Co Coklat 1
Me Merah 2
O Orange 3
Ku Kuning 4
Hi Hijau 5
Ru Biru 6
Vi Violet/Ungu 7
A Abu-abu 8
Tih Putih 9
Emas
Perak
Tak Berwarna

14 | P a g e
Tabel 6.2

1. Gelang pertama adalah digit pertama dari nilai tahanan


2. Gelang kedua adalah digit kedua, sementara
3. Gelang ketiga adalah perpangkatan sepuluh
4. Gelang keempat adalah nilai toleransi dari tahanan
Contoh berapakah nilai tahanan dari warna berikut

1. Merah, Merah, orange, emas?


2. Coklat, Hitam, Kuning, Emas?
mari kita jawab satu satu,

1. Merah = 2, Merah = 2, orange = 3, emas toleransi 5%, jadi nya


adalah, 22 x 10³ = 22.000ohm ± 5% atau bisa disederhanakan
menjadi 22k ± 5%
Coklat = 1, Hitam = 0, Kuning = 4, Emas toleransi 5%, jadi nya
adalah, 10 x 10(pangkat)4 = 100.000 ± 5% atau bisa di singkat
menjadi 100k ± 5%

15 | P a g e
Menghitung Resistor 5 Pita Warna

Tabel 6.3

Cara menghitung nya sama persis dengan 4 pita warna. Coba


kita jawab pertanyaan di bawah ini.

Berapakah nilai tahanan dari warna berikut:

1. Violet/Ungu, Abu Abu, Merah, Merah, Coklat?


2. Merah, Coklat, Violet/Orang, Hijau, Emas?
Jawabanya adalah sebagai berikut,

1.Violet = 7, Abu-abu = 8, Merah = 2, Merah = 2, Coklat =


Toleransi 1%, Jadi nilai tahananya adalah 782 x 10(pangkat 2)
± 1% = 78.200 ±1% = atau lebih singkat nya 78k2 ± 1% ohm,
atau sering juga disebut 78.2k Ohm.
2.Merah = 2, Coklat = 1, Violet = 7, Hijau = 5, Emas = 5%,
Jadi nilai tahanannya adalah 217 x 10 (pangkat 5) =
21.700.000 ± 5% = 21M7 ± 5% Ohm

16 | P a g e
Menghitung Resistor 6 Pita Warna

Tabel 6.4

Cara menghitung resistor 6 warna sama dengan resistor 5 warna.


Cuma pada pita terakhir adalah koefisien suhu. Supaya sama,
asumsikan warna pita adalah orange, hijau, putih, merah, coklat
dan merah

17 | P a g e
2.Percobaan Hambatan Jenis
1. grafik hambatan sebagai fungsi dari panjang kawat (R) = f
(L) untuk kawat Nikrom untuk masing-masing luas penampang

Penampang A

R=V/I

58

40
32

16,96

2l 3l 4l 5l

R=V/I

Gambar 6.5
Penampang B

R=V/I

64,4

46,15

18,06
10,4

2l 3l 4l 5l

R=V/I

Gambar 6.6
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa semakin besar
panjang kawat maka nilai hambatan juga akan semakin besar.
Nilai hambatan berbanding lurus dengan panjang kawat.

Apakah luas penampang kawat berpengaruh terhadap nilai


hambatan (R) pada masing-masing jenis kawat:
Ya, luas penampang kawat berpengaruh terhadap nilai
hambatan. Semakin besar luas penampang maka semakin kecil nilai

18 | P a g e
hambatan, begitu pula sebaliknya semakin kecil luas penampang
maka semakin besar nilai hambatannya.

Melalui grafik yang Saudara peroleh, tentukan hambat jenis


kawat dengan menggunakan metode Least Square

Penampang A

No Panjang R=V/I
Kawat OHM
1 2l 16,96
2 3l 32
3 4l 40
4 5l 58

Tabel 6.5

Buatlah kesimpulan, bagaimana hubungan antara hambatan


kawat penghantar dengan panjang, luas penampang dan bahan jenis
kawat
Kesimpulan yang saya dapat yaitu bahwa nilai hambatan
berbanding lurus dengan hambatan jenis dan panjang kawat serta
berbanding tebalik dengan luas penampang

19 | P a g e
VII. Kesimpulan dan Saran

7.1Kesimpulan
1. Hukum Ohm adalah perbandingan antara perbedaan
potensial ∆V antara dua titik dari konduktor dengan arus
listrik (I) yang melalui konduktor tersebut adalah konstan.
Konstan ini disebut tahanan listrik ( hambatan ) R.
2. Hukum Ohm dapat ditulis sebagai:
V= I . R
3. Hambatan listrik dari suatu konduktor akan berbanding
lulus dengan panjang konduktor dan akan berbanding
terbalik dengan luas penangmpang konduktor.

7.2Saran
1. Kita harus memahami materi terlebih dahulu.
2. Kita harus mengerjakan tugas pendahuluan sebelum
membuat laporan.
3. Seharusnya akan lebih baik jika mahasiswa melakukan
praktek secara langsung.

20 | P a g e
VIII. Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm#:~:text=Hukum%2
0Ohm%20adalah%20suatu%20pernyataan,dengan%20tegangan
%20yang%20diterapkan%20kepadanya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
Modul 1. Hukum Ohm dan Hambatan Jenis

21 | P a g e
` IX.Lampiran

A.Hukum OHM
Hasil pengamatan rangkaian
Resistor 1

Nomor Tegangan Kuat arus 𝑉𝑉


Percobaan (Volt) ( I Ampere) 𝐼𝐼

1 0,2 volt 0,01 20


ampere ohm
2 0,4 volt 0,015 26,6
ampere ohm
3 0,6 volt 0,0225 24
ampere ohm
4 0,8 volt 0,0325 24,61
ampere ohm
5 1,0 volt 0,0375 26,6
ampere ohm
Tabel 9.1

Resistor 2

Nomor Tegangan Kuat arus 𝑉𝑉


Percobaan (Volt) ( I Ampere)
𝐼𝐼

6 0,2 volt 0,004 50


ampere ohm
7 0,4 volt 0,007 57,14
ampere ohm
8 0,6 volt 0,012 50
ampere ohm
9 0,8 volt 0,014 57,14
ampere ohm
10 1,0 volt 0,019 52,63
ampere ohm
Tabel 9.2

22 | P a g e
Grafik antara Tegangan dan Kuat Arus
Resistor 1

Grafik antara tegangan dan kuat arus

1
0,8
0,6
0,4
0,2

0,01 0,015 0,0225 0,0325 0,0375

tegangan kuat arus

Gambar 9.1
Resistor 2

Grafik antara tegangan dan kuat arus

1
0,8
0,6
0,4
0,2

0,004 0,007 0,012 0,014 0,019

tegangan kuat arus

Gambar 9.2

23 | P a g e
Grafik Hambatan setiap Resistor
Hambatan 1

Hambatan 1

26,6 26,6
24 24,61
20

0,2 0,4 0,6 0,8 1

Hambatan

Gambar 9.3

Hambatan 2

Hambatan 2
57,14 57,14

52,63

50 50

0,2 0,4 0,6 0,8 1

Hambatan

Gambar 9.4

24 | P a g e
B.Percobaan Hambatan Jenis

Panjan Penampang A Penampang 2A


g kawat
V I R = V I R = V/I
L (m) V/I
(volt) (amper (volt) (ampere (ohm)
e) (ohm) )

Kawat 2l 2,8 0,16 16,96 2,6 0,25 10,4


Volt Ampere Ohm Volt Ampere Ohm
Nikro
m
3l 2,8 0,08 32 2,8 0,15 18,06
Volt Ampere Ohm Volt Ampere Ohm

Kawat 4l 2,8 0,07 40 3,8 0,06 46,15


Nikrom Ampere Ohm Volt Ampere Ohm
Volt

5l 2,9 0,05 58 2,9 0,045 64,4


Ampere Ohm Volt Ampere Ohm
Volt

25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai