Anda di halaman 1dari 3

FORM ASESMEN POTENSI SEKOLAH

Jumlah Murid : 682


Jumlah kelas : 20
Perpustakaan : 1
Sarana olahraga : 1 lapangan bola voli, 1 lapangan basket, 1 lapangan
badminton
Fasilitas lainnya : lab. Kimia, lap fisika, lab computer, secretariat osis and
ekstrakulikuler, mushola, gazebo, kantin dan lahan
pakiran
Jumlah murid dalam satu kelas : 30-36
Rata-rata umur : 15-18 Tahun
Jumlah Peserta didik berkebutuhan :  2
khusus
Ukuran kelas : 7mx7m
Seting tempat duduk :  klasikal
Fasitas kelas :  proyektor, papan tulis,

Murid yang bisa diperbantukan :  -


dalam pembelajaran bagi PDBK

Jumlah guru & Guru pendamping : -


Rasio guru dan murid : 1 : 10
Rasio Pendamping dan PDBK :  -
Pelatihan yang pernah diikuti guru :  sedang mengikuti Diklat Pembelajaran Inklusif

Pelatihan yang pernah diikuti GPK :  Tidak ada


Jumlah tenaga ahli yang ada di sekolah : 0
Jenis keahlian : -

Jumlah tenaga ahli luar yang : -


berkerjasama dengani sekolah

Kurikulum yang digunakan : Kurikulum 13


Metode pembelajaran saat ini : Daring dan luring

Jenis layanan : Bimbingan Individu


Penanggung jawab/Ahli yang terlibat : -
Waktu pelaksanaan : Setelah kegiatan pembelajaran selesai
Lama layanan : 1 jam

Jenis ekstrakurukuler : Pramuka, kir,pikr,krr, photografi dan osn


Tempat pelaksanaan esktrakurikuler : Di sekolah
Waktu pelaksanaan esktrakurikuler : Daring
Fasilitas penunjang ektrakurikuler : -

Rata-rata jarak rumah ke sekolah : 2-8 km


Kondisi lingkungan di sekitar sekolah : Sekolah dekat dengan bandara
Tempat yang mungkin dijadikan : -
sumber belajar di dekat sekolah
Dukungan kepala sekolah : Sangat mendukung
Dukungan dari pengawas : Sangat mendukung
 
Form Analisis Hasil Asesmen
Potensi Sekolah

Tuliskan potensi sekolah Tuliskan tantangan di sekolah yang bisa menghambat imlementasi UDL:
yang bisa mendukung 1. Belum tumbuh sikap menerima dan menghargai perbedaan. Padalah
imlementasi UDL:  sesungguhnya paham pendidikan inklusif menghendaki adanya
1. Mampu merancang penghargaan pada martabat manusia secara universal. Sikap belum bisa
dan menerima dan menghargai perbedaan tercermin dalam perilaku guru,
menggunakan kurikulum kepala sekolah, para orang tua, dan para pengambil kebijakan
yang fleksibel 2. Tantangan yang Bersifat Praktik
2. Tersedia sarana Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
prasarana diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh
pendidikan yang sesuai provinsi di indonesia, akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak
dengan prosedur kekeliruan. Hal ini disebabkan karena para guru maupun pemangku
operasi standar kebijakan di daerah masih belum memahami pendidikan inklsif secara utuh
3. Tersedia sumber dana dan baik.
tetap
yang menjamin
kelangsungan
penyelenggaraan
pendidikan dan tidak
merugikan peserta didik
4. Tersedia pendidik dan
tenaga
kependidikan yang
memiliki kualifikasi
akademik dan
kompetensi yang sesuai

Tulsikan upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi tatangan tersebut


1. Mengubah sikap orang tua, guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif.
2. Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan
sebuah masalah)
3. Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam
layanan pendidikan inklusif

Anda mungkin juga menyukai