Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era revolusi industri atau yang dikenal dengan abad 21 merupakan era teknologi

yang berkembang dengan pesat. Sejalan dengan hal tersebut, kualitas sumber daya

manusia juga sangat diperlukan. Sumber daya manusia yang memiliki kualitas

dibutuhkan agar mampu mengimbangi perkembangan teknologi. Usaha untuk

meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar menjadi lebih baik dapat

ditempuh melalui pendidikan.

Pendidikan dikatakan sebagai usaha sadar dan terencana yang harus dipenuhi

secara optimal agar siswa mampu meningkatkan daya saing dan mengembangkan

kualitas SDM serta mampu mewujudkan semua potensi diri agar mampu mencapai

tujuan pendidikan nasional (Sisdiknas, 2003). Disamping itu, pendidikan juga

dikatakan sebagai humanisasi, yaitu sebuah usaha untuk memanusiakan manusia

sehingga dapat berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya

(Wahyudin, dkk., 2008). Pendidikan selalu mengalami perubahan, oleh karena itu

inovasi pendidikan sangat penting untuk dilakukan.

Inovasi pendidikan ialah pemikiran cemerlang dengan ciri hal baru yang berupa

product atau hasil mengolah nalar dengan maksud untuk mengatasi permasalahan

dalam sector pendidikan (Kusnandi, 2017). Inovasi pendidikan bisa dilakukan

dengan hal kecil seperti menciptakan pembelajaran yang efektif.

1
2

Untuk menciptakan hal tersebut diperlukan komunikasi yang intensif antara

guru dan siswa. Ketika dalam pembelajaran guru masih mendominasi tanpa

memberikan siswa kesempatan untuk terlibat aktif maka pembelajaran akan

menjadi kurang efektif (Inah, 2015).

Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang efektif maka terlebih dahulu guru

harus mampu mengidentifikasi karakteristik siswanya. Mengidentifikasi perilaku

awal dan student’s characteristic dalam kegiatan pembelajaran penting untuk

dilaksanakan agar mampu mengenal kemampuan individu siswa agar nantinya

dapat digunakan sebagai pentunjuk dalam menentukan strategy dalam

pembelajaran (Lubis, 2018). Secara teori anak usia SD berada pada tahap oprasional

konkret yang pada saat belajar memerlukan objek yang bersifat konkret. Mereka

akan kesulitan apabila tanpa bantuan benda-benda yang mampu merepresentasikan

hal yang dimaksud (Ibda, 2015). Oleh karena itu, penggunaan media dalam proses

pembelajaran di sekolah dasar sangat penting untuk dilakukan.

Secara harfiah media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang dapat

diartikan sebagai perantara (Mustika, 2015). Media dapat diartikan sebagai suatu

alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan sesuatu

(Karo-Karo & Rohani, 2018). Sementara itu, media merupakan suatu wadah dari

pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan yang kepada penerima pesan atau

sasaran yang akan dituju (Maimunah, 2016). Dalam pembelajaran media memiliki

fungsi yang sangat penting, yaitu untuk menarik dan menumbuhkan minat belajar

siswa serta memudahkan guru menyampaikan materi pembelajaran (Dewanti, dkk.,

2018).
3

Namun, sekarang ini penggunaan serta pengembangan media dalam

pembelajaran belum dilakukan secara optimal, guru hanya menggunakan buku

dalam proses pembelajaran, padahal buku yang digunakan masih memiliki banyak

kekurangan serta penyajian materi kurang menarik (Oktaviarini, 2017). Selain itu,

kurangnya inovasi dan kreativitas guru juga menjadi kendala dalam

mengembangkan media yang valid dan sesuai dengan karakteristik yang dimiliki

oleh siswa. Berdasarkan hasil studi dokumen buku siswa kelas VI pada muatan IPA,

khususnya topik perkembangbiakan tumbuhan dan hewan diperoleh bahwa materi

yang tersedia dalam buku sangat terbatas. Pendukung pernyataan ini adalah dengan

data kuesioner yang ditujukan kepada wali kelas VI tahun pelajaran 2019/2020 di

SD Gugus V Kecamatan Sukasada pada tanggal 7-13 November 2019

menunjukkan bahwa: (1) 54% guru menyatakan bahwa materi muatan IPA yang

tercantum dalam buku pegangan siswa masih dangkal dikarenakan penjelasannya

masih sangat sedikit hanya beberapa kalimat saja, disamping itu, beberapa

penjelasan materi yang ada pada buku belum dilengkapi dengan gambar (2) 67%

guru menyatakan bahwa materi muatan IPA yang terdapat pada buku siswa sangat

perlu untuk dikembangkan.

Keterbatasan materi muatan IPA yang terdapat pada buku siswa berdampak

pada menurunnya pemahaman IPA siswa. Hal ini didukung oleh hasil PISA pada

tahun 2018 yang dirilis oleh Organization for Economic Cooperation Development

yang menyatakan bahwa kemampuan Sains siswa di Indonesia mendapat skor 389

berada di bawah rata-rata skor yaitu 489 (Indriani, 2019). Jika peristiwa ini terus

dibiarkan terjadi maka pemahaman Sains siswa Indonesia akan semakin tertinggal.
4

Untuk mengatasi hal tersebut hal yang dapat dilakukan adalah mengembangkan

materi pembelajaran dan mengemasnya ke dalam media pop-up book. Usaha ini

didukung oleh data penyebaran kuesioner di SD Gugus V Kecamatan Sukasada

tahun pelajaran 2019/2020 yang menyatakan bahwa 78% guru menyatakan sangat

setuju apabila materi muatan IPA dikembangkan dalam bentuk media pop-up book

dan 22% guru menyatakan setuju jika materi IPA yang terdapat pada buku siswa

dikembangkan dengan menggunakan media pop-up book. Sementara itu, 72%

siswa menyatakan bahwa muatan IPA yang terdapat pada buku siswa sangat perlu

dikembangkan dalam bentuk pop-up book.

Pop-up book adalah buku yang di dalam halamannya dapat menyajikan lipatan

gambar yang dapat memerikan kesan tiga dimensi dan dapat digerakkan sehingga

membuat minat pembaca menjadi lebih meningkat (Sholikhah, 2017). Media pop-

up book dipandang sebagai media alternatif yang menyebabkan bangkitnya

imajinasi siswa, dan dalam pembuatannya ataupun penggunaannya dirasa sangat

praktis. Media pop-up book dianggap cocok diterapkan pada siswa sekolah dasar.

Hal ini didukung oleh research (Masturah, dkk., 2018) yang berjudul

Pengembangan Media Pembelajaran Pop-Up Book pada Mata Pelajaran IPA Kelas

III Sekolah Dasar. Research ini menciptakan product pop-up book yang layak

digunakan dalam mata pelajaran IPA di Kelas III sekolah dasar.

Harapan dikembangkannya media ini agar meningkatkan pemahaman IPA

siswa khususnya pada topik perkembangbiakan tumbuhan dan hewan serta

membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Berpijak pada hal tersebut, maka

perlu untuk dilakukan penelitian pengembangan media pembelajaran khususnya

pada topik perkembangbiakan hewan dan tumbuhan. Adapun penelitian


5

pengembangan ini berjudul “Pengembangan Media Pop-Up Book pada Topik

Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan Kelas VI Sekolah Dasar”

1.2 Identifikasi Masalah

Berpijak pada latar belakang yang diurakan, dapat dilakukan identifikasi

permasalahan sebagai berikut.

1) Materi muatan IPA yang terdapat pada buku siswa masih dangkal dikarenakan

penjelasannya hanya beberapa kalimat saja, disamping itu beberapa penjelasan

materi belum dilengkapi dengan gambar.

2) Guru hanya menggunakan buku dalam proses pembelajaran.

3) Materi muatan IPA yang tercantum pada buku pegangan siswa kurang dalam.

4) Materi muatan IPA pada topik perkembangbiakan tumbuhan dan hewan kurang

lengkap.

5) Kurangnya inovasi dan kreativitas guru dalam mengembangkan media

pembelajaran yang valid dan sesuai dengan karakteristik siswa.

6) Keaktifan siswa yang kurang dalam pembelajaran.

7) Penggunaan media pembelajaran belum optimal.

1.3 Pembatasan Masalah

Latar belakang dan identifikasi masalah menunjukkan bahwa permasalahan

yang ditemukan cukup luas, sehingga dipandang penting dilakukannya pembatasan

masalah sehingga pada penelitian ini difokuskan pada pengembangan media pop-

up book pada topik perkembangbiakan tumbuhan dan hewan kelas VI di SD Gugus

V Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2019/2020.


6

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah yaitu bagaimana validitas media

pop-up book pada topik perkembangbiakan tumbuhan dan hewan kelas VI sekolah

dasar tahun pelajaran 2019/2020?

1.5 Tujuan Pengembangan

Penelitian ini memiliki tujuan mengembangkan media pop-up book pada topik

perkembangbiakan tumbuhan dan hewan di kelas VI sekolah dasar tahun pelajaran

2019/2020 yang sudah teruji validitasnya.

1.6 Manfaat Penelitian

Pengembangan media ini menyumbang dua manfaat secara teoretis dan secara

praktis. Beberapa manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis

Ditijau secara teoretis pengembangan ini menjadi landasan teori dalam

mengembangkan media pop-up book.

2) Manfaat Praktis

(1) Media ini diharapkan bisa memberikan fasilitas kepada siswa selama proses

pembelajaran sehingga nantinya bisa terlibat aktif dalam learning process

dan mampu mencapai tujuan pembelajaran.

(2) Media pembelajaran ini dapat memudahakan dalam menyampaikan materi

perkembangbiakan tumbuhan dan hewan sehingga nantinya dapat menciptakan

iklim belajar yang positif.

(3) Research menyumbang kontribusi positif karena research ini menciptakan

product pop-up book yang nantinya bisa menunjang dalam peningkatan mutu

sekolah.
7

(4) Research ini dapat dijadikan referensi ketika ingin meneliti media yang serupa.

1.7 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Penelitian ini menciptakan product berupa media pop-up book yang dibuat

khusus pada topik perkembangbiakan tumbuhan dan hewan pada siswa kelas VI.

Adapun spesifikasi produk pada media ini adalah sebagai berikut.

1) Sampul dirancang dengan komposisi warna yang menarik, cerah, dan sesuai

dengan topik yang dikembangkan.

2) Pada bagian media terdapat pentunjuk penggunaan agar mempermudah

pengguna dalam menggunakan.

3) Topik pada media yang dikembangkan adalah perkembangbiakan tumbuhan

dan hewan yang terdapat pada tema 1 semester 1 kelas VI. Pada setiap

halamannya terdapat gambar dan penjelasan yang memudahkan pemahaman

materi siswa.

4) Media yang dikembangkan berisi gambar menarik yang ditempel pada tiap

halaman yang berbentuk tiga dimensi dan dapat bergerak saat halamannya

dibuka.

5) Proses pembuatan media diawali dari merancang desain pop-up book

menggunakan Adobe Photoshop CS5, kemudian dicetak, dilanjutkan dengan

proses melipat yang dilakukan dengan manual menggunakan tangan.

6) Pop-up book yang dikembangkan memiliki ukuran 14.8 cm x 21.0 cm dengan

jumlah halaman sebanyak 15 halaman.

7) Media yang dibuat menggunakan kertas glossy dan kertas art paper.

8) Untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menggunakan media maka pada

bagian akhir terdapat latihan soal.


8

1.8 Pentingnya Pengembangan

Keterbatasan materi materi yang terdapat pada buku siswa mengakibatkan

siswa kesulitan dalam belajar. Disamping itu, penggunaan media pembelajaran

pada topik perkembangbiakan tumbuhan dan hewan masih sangat terbatas. Hal ini

juga didukung oleh hasil kuesioner pada tanggal 7-13 November 2019 di Gugus V

Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2019/2020 yang menyatakan bahwa 100%

guru menyatakan materi muatan IPA yang terdapat pada buku siswa perlu

dikembangkan. Pengembangan materi dibuat dalam bentuk media pop-up book.

78% guru menyatakan sangat setuju apabila materi muatan IPA dikembangkan

dalam bentuk media pop-up book, dan 22% guru menyatakan setuju jika materi IPA

yang terdapat pada buku siswa dikembangkan dalam bentuk pop-up book.

Sementara itu, 72% siswa menyatakan bahwa materi muatan IPA yang terdapat

pada buku siswa sangat perlu dikembangkan dalam bentuk pop-up book. Atas dasar

tersebut, dipandang penting untuk mengembangkan media pop-up book.

1.9 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1) Asumsi Pengembangan

Berikut ini merupakan asumsi pengembangan media.

(1) Siswa kelas VI SD Gugus V Kecamatan Sukasada tahun pelajaran

2019/2020 sudah menguasai keterampilan membaca sehingga dapat

menggunakan media secara maksimal.

(2) Dalam pembelajaran, media pop-up book belum pernah dimanfaatkan oleh

guru.

(3) Memudahkan siswa mempelajari topik perkembangbiakan tumbuhan dan

hewan.
9

(4) Membangkitkan ketertarikan siswa dalam proses belajar karena dengan

media pop-up book akan menciptakan learning experience yang berbeda

kepada siswa dibandingkan dengan penggunaan buku konvensional.

2) Keterbatasan Pengembangan

Media yang dikembangkan hanya dibuat berdasarkan topik perkembangbiakan

tumbuhan dan hewan. Model ADDIE digunakan sebagai pedoman dalam

mengembangkan media ini. Adapun tahap-tahapannya ialah analyze (analisis),

design (perancangan), development (pengembangan), implementation

(implementasi), dan evaluation (evaluasi). Namun, keterbatasan finansial, waktu,

tenaga, dan sumber daya, menjadikan penelitian ini hanya sampai pada tahap

development.

1.10 Definisi Istilah

Berikut ini merupakan penjelasan istilah-istilah yang terdapat pada penelitian

ini.

1) Penelitian pengembangan ialah rangkaian proses yang dilakukan dalam

mengembangkan produk atau bisa juga digunakan untuk memperbaiki produk

yang telah ada sehingga bisa dipertanggungjawabkan.

2) Media pop-up book ialah buku yang bisa menampilkan halaman yang di

dalamnya memuat gambar yang dapat digerakkan serta memiliki bentuk tiga

dimensi sehingga dapat meningkatkan minat pembaca.

3) Perkembangbiakan hewan dan tumbuhan adalah materi yang dibelajarkan pada

tema 1 kelas VI SD. Materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pada

siswa mengenai perkembangbiakan tumbuhan dan hewan.


10

4) Model ADDIE ialah sebuah model pengembangan yang melalui lima tahap.

Kelima tahap itu adalah analyze (analisis), design (perancangan), development

(pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi).

Keterbatasan waktu, finansial, tenaga, dan sumber daya menyebabkan

penelitian ini dilaksanakan sampai tahap analyze, design, dan development saja.

Anda mungkin juga menyukai