Anda di halaman 1dari 3

Nama:Dilliage Candra Rangga Buana

Nim : 5199500264 ( KONVERSI )


JAWABAN TUGAS

1. Jenis Jenis Azas

Di dalam buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUH Perdata”)


dikenal lima macam asas hukum, yaitu asas kebebasan berkontrak, asas kepastian
hukum (pacta sunt servanda), asas konsensualisme, asas iktikad baik, dan asas
kepribadian.

A. Asas Kebebasan Berkontrak

Ketentuan pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata berbunyi “Semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya.” Serta asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang
memberikan kebebasan kepada para pihak untuk:

Membuat atau tidak membuat perjanjian

Mengadakan perjanjian dengan siapapun

Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya

Menentukan bentuk perjanjian, baik secara tertulis atau secara lisan

B. Asas kepastian hukum (pacta sunt servanda)

Asas kepastian hukum atau yang lebih dikenal dengan asas pacta sunt sevanda
yang memiliki arti janji harus ditepati. Pada dasarnya asas ini berkaitan dengan
perjanjian atau kontrak yang dilakukan diantara individu. Dapat dikatakan juga
bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi perjanjian yang
dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang.
C. Asas Konsensualisme

Perjanjian harus didasarkan pada konsensus atau kesepakatan dari pihak-pihak


yang membuat perjanjian. Berdasarkan asas konsesualisme itu, dianut suatu
paham bahwa sumber kewajiban kontraktual adalah bertemunya kehendak dengan
konsensus para pihak yang membuat kontrak (convergence of wills). Asas
konsensualisme terdapat di dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Hukum perjanjian
yang diatur di dalam KUH Perdata berasas konsensualisme.

D. Asas Itikad Baik (goede trouw)

Menurut Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata, perjanjian haruslah dilaksanakan
dengan itikad baik. Itikad baik disyaratkan dalam hal “pelaksanaan” dari suatu
perjanjian, bukan pada “pembuatan”, sebab unsur itikad baik dalam hal proses
pembuatan suatu perjanjian sudah terdapat di dalam unsur kausa yang halal pada
Pasal 1320 KUH Perdata.

E. Asas Kepribadian (Personality)

Asas kepribadian menjelaskan bahwa ruang lingkup berlakunya perjanjian


hanyalah pada pihak-pihak yang membuat perjanjian saja. Pihak di luar perjanjian
tidak dapat menuntut suatu hak apapun berdasarkan perjanjian itu.

2. Sifat Hukum Acara Perdata adalah melaksanakan hukuman terhadap para


pelanggar hak pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang ada di dalam hukum materil agar dapat dilaksanakan secara
paksa melalui pengadilan.

Hukuman dalam hukum acara perdata umumnya memberikan ganti rugi


kepada salah satu pihak yang telah dirugikan atas pelanggaran yang terjadi.

Penyelesaian sengketa tanpa melalui pengadilan ( diluar pengadilan)


pelaksanaan pemenuhan ganti rugi atau prestasi tidak dapat dipaksakan melalui
aparatur pemerintah karena tidak mempunyai dasar hukum yang kuat dan secara
yuridis yang dapat melaksanakan tindakan dengan cara paksa terhadap para
pelanggar hak untuk pemenuhan ganti rugi atau pemenuhan prestasi hanyalah
melalui proses litigasi atau keputusan hakim pengadilan.

Dalam pelaksanaan pemenuhan ganti rugi atau pemenuhan prestasi kepada


pihak yang melanggar hak, dengan cara paksa pengadilan dapat meminta bantuan
aparat territorial setempat, misalnya Polresta, Kodim, Koramil, Polsekta,
Kecamatan, Lurah, dan Ketua RT/RW setempat.

Anda mungkin juga menyukai