Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Putri

NPM 2106762175
Peminatan : Kesehatan Reproduksi
Dosen Pengampu : Wahyu Kurnia Y., S.K.M., M.K.M.

1. Apa perbedaan antara kretin neurologis dengan kretin hipotiroid


Jawab :
Kretinisme adalah gangguan akibat kegagalan kelenjar tiroid yang memproduksi hormon
tiroid atau hipotiroidisme.
Terdapat dua macam kretinisme,:
a. Kretin endemik dan kretin Sporadik.
Kretin endemik disebabkan oleh kekurangan iodium,
b. Kretin Sporadik Atau Juga Dikenal Sebagai Hipotiroid Kongenital Disebabkan Oleh
Kekurangan Hormon Tiroid Pada Bayi Baru Lahir Seperti Tidak Adanya Kelenjar Tiroid
(Aplasia), Kelainan Struktur Kelenjar (Displasia, Hipoplasia), Lokasi Abnormal (Kelenjar
Ektopik) Atau Ketidakmampuan Mensintesis Hormon Karena Gangguan Metabolik
Kelenjar Tiroid (Dishormonogenesis). Kretin Sporadik Atau Dikenal Juga Sebagai
Hipotiroid Kongenital Berbeda Dengan Kretin Endemik.

Perbedaan Hypothyroid cretin Neurological cretin

Mental retardation Terdapat mental Terdapat mental


retardation namun tidak retardation dan cenderung
parah parah
Deaf-mutism Tidak Biasanya disertai
Cerebral diplegia Tidak Sering disertai
Stature Severe growth retardation Usually normal
usual
General features Kulit kering dan suara Tidak ada tanda fisik dari
serak hypothyroidism

Reflexes Reflek tertunda Reflek terlalu cepat


ECG Kompleks QRS tegangan Normal
kecil dan kelainan
hipotiroidisme lainnya

2. Apa saja bentuk penanggulangan GAKY yg telah dilakukan di Indonesia?


Jawab :
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia masih menjadi masalah gizi
utama. Program-program penanggulangan GAKY telah dilakukan beberapa dekade, dengan
berbagai metode dan strategi, namun masalah GAKY masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat (Pusat GAKY-IDD Centre Undip, 2009).
Mengingat dampaknya masalah GAKY yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek,
yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan sosial dan aspek perkembangan
ekonomi. Begitu seriusnya dampak yang ditimbulkan dari masalah GAKY, maka Pemerintah
Indonesia melakukan upaya penanggulangan GAKY dengan fokus utama yaitu distribusi kapsul
minyak beryodium kepada seluruh wanita usia subur (15-49 tahun) di daerah endemik berat dan
endemik sedang sebagai upaya jangka pendek, dan Yodisasi garam atau peningkatan konsumsi
garam beryodium sebagai upaya jangka panjang. Hasil Studi Intensifikasi Penanggulangan GAKY
(IP-GAKY) tahun 2003, dan hasil Riskesdas tahun 2007 mendapatkan hasil bahwa cakupan rumah
tangga dengan garam cukup iodium rata-rata nasional baru mencapai 62,3 %. Terdapat disparitas
antar daerah cukup tinggi dimana persentase cakupan terendah adalah provinsi Nusa Tenggara
Barat sebesar 27,9 %, dan tertinggi Provinsi Bangka Belitung sebesar 98,7 % (Kementerian
Kesehatan RI, 2010).

3. Bagaimana proses vitamin A mulai dari makanan bisa sampai digunakan dalam sel tubuh?
Jawab :
Vitamin A atau retinol adalah suatu senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin
sikloheksinil.Vitamin A termasuk vitamin yang larut dalam lemak (fat soluble) dan agak stabil
terhadap suhu yang tinggi. Di dalamnya termasuk retinol (ester retinil alkoholvitamin A, ester
vitamin A), retinal (aldehid vitamin A) dan asam retinoat (asam vitamin A).

Sumber makanan vitamin A terdapat dalam bentuk karoten, alkohol vitamin A dan ester
vitamin A. Vitamin A diabsorbsi sempurna melalui saluran cerna dan kadarnya dalam plasma
mencapai puncak setelah 4 jam. Setelah seseorang makan, vitamin A yang sudah terbentuk dan
karotenoid dilepaskan oleh kerja pepsin dalam lambung dan oleh berbagai enzim proteolitik dalam
saluran usus bagian atas.Dalam dinding usus sebagian ß karoten diabsorbsi melalui pembuluh limfe
intestinal dan sebagian lagi terpecah menjadi 2 molekul retinol. Kemudian dalam sel mukosa ini,
retinol akan mengalami proses esterisasi dengan asam palmitat menjadi retinil palmitat yang akan
disimpan di hati sebagai cadangan vitamin A. Diperkirakan 90-95% persediaan vitamin A dalam
tubuh terdapat dalam bentuk retinil ester dalam hati ( 95% dalam sel parenkim, dan sisanya di sel
kuffer), dan dalam jumlah kecil ditemukan di ginjal, adrenal, paru, lemak intra peritoneal dan
retina.

4. Apa saja bentuk penanggulangan KVA yg telah dilakukan di Indonesia?


Jawab :
Kurang gizi merupakan suatu fenomena yang terkait dengan kemiskinan, sehingga
penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu prasyarat upaya meningkat- kan status gizi
suatu masyarakat.
Empat masalah gizi, yakni kurang energi protein (KEP), kurang vitamin A (KVA), anemia
gizi besi (AGB) dan gangguan akibat kurang yodium (GKY). Tiga masalah yang disebut
belakangan sering disebut sebagai masalah gizi mikro atau kelaparan tersembunyi (hidden hunger).
Dinamakan gizi mikro karena memang ukurannya kecil, yakni dalam mikro gram (ug), dan
dibutuhkan dalam jurnlah sedikit, tetapi meski sedikit, sangat penting dan diperlukan untuk
kesehatan manusia. Disebut kelaparan tersembunyi, program penanggulangan KVA sudah dirintis
sejak tahun 1960-an dan efektif sejak tahun 1970-an, serta Indonesia pemah tercatat sebagai salah
satu negara yang berhasil mengatasi masalah KVA sehingga tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat, tetapi sejak krisis 1997, tampaknya masalah KVA mencuat lagi. Makalah
ini mengkaji kecenderungan masalah KVA dan prospek penanggulangannya.
Penanggulangan KVA melalui distribusi kapsul vitamin A memerlukan biaya yang meski
tidak terlalu mahal, tetapi juga tidak murah. Perlu disadari bahwa dana tersebut berasal dari dana
masyarakat. Sudah barang tentu kita tidak ingin memciptakan masyarakat kita menjadi masyarakat
yang tidak mandiri dan tergantung pada bantuan atau uluran tangan pemerintah atau bahkan
bantuan dari luar negeri. Asupan vitamin A dari makanan umumnya masih rendah. Sejak krisis
ekonomi, diperkirakan asupan vitamin A dari makanan semakin rendah, karena sumber utama
vitamin A masyarakat kita berupa karotenoid dari sayuran dan buah, sementara sumber vitamin A
dari makanan hewani tingkat konsumsinya semakin rendah. Gambaran masalah KVA setelah krisis
antara
Sumber

Herman, S. dkk. Studi Masalah Gizi Mikro di Indonesia: Perhatian Khusus pada Kurang Vitamin A
(KVA), Anemia, dan Seng
Wahyu Kurnia Yusrin Putra, S.K.M., M.K.M.2021.Bahan Ajar penilaian status gizi.m.k. Ilmu gizi dept.
Gizi kesmas fkm-ui.

Anda mungkin juga menyukai