PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANAN ANTENATAL CARE DI
PUSKESMA KOTA TANGERANG
ANNISA PUTRI
2106762175
Kinerja bidan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan bidan untuk meningkatkan
kesehatan Ibu dan anak. Provider adalah pelaku pelayanan kesehatan, untuk memenuhi
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan persyaratan, seorang bidan diharapkan
mempunyai penguasaan tahap pengetahuan, keterampilan dan pelaku. Bidan sebagai tenaga
kesehatan yang mempunyai kewenangan mandiri dalam melaksanakan asuhan pada Ibu
hamil, perlu memiliki kemampuan propesional yang telah distandardisasi. Kemampuan bidan
dalam melaksanakan asuhan kehamilan tidak hanya terbatas pada pemberian asuahan fisik,
tetapi mencakup asuhan psiko, sosial, dan spiritual. Asuhan psiko, sosial, spriritual yang bisa
dikembangkan dan pendukung (Abdul,2009).
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan,
dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing
(Nurunniyah, 2011). Apabila standar pelayanan kebidanan pada pemeriksaan kehamilan tidak
dilaksanakan dengan baik akan berdampak negatif, misalnya ibu hamil yang berisiko tidak
terdeteksi secara dini mengakibatkan fatal pada ibu hamil dan janin yang dikandung yang
dapat mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR, pendarahan postpartum, tetanus neonatorum
dan lain–lain (Kusmayati, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan dan menjadi salah satu komponen indeks pembangunan maupun indeks
kualitas hidup (Sumarmi, 2017). Pelayanan Antenatal Care (ANC) yang adekuat akan
menurunkan AKI sampai 20% dan sistem rujukan yang efektif akan menekan AKI sampai
80% ( Syaifuddin ett,all, 2001). Sistem rujukan bisa berjalan dengan efektif apabila
melaksanakan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai dengan standar. ANC juga
merupakan salah satu aspek dari kinerja bidan, dimana secara kuantitas merupakan kinerja
organisasi diukur dengan pencapaian program meliputi Cakupan K1 dan K4 (Frekuensi
kunjungan ibu selama kehamilan) yang mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia salah satu penyebabnya terjadi pada ibu
hamil yang berisiko tidak terdeteksi sejak dini, untuk itu bidan harus mampu dan terampil
memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang ditetapkan khususnya bidan desa sebagai
ujung tombak, dengan peran serta yang proaktif dari petugas supervisi. Untuk itu bidan desa
diharapkan mampu mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia serta
meningkatkan cakupan kunjungan pertam ibu hamil (K1), kunjungan keempat (K4), dan
semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Dan semua komplikasi
obstetrik medapatkan pelayanan rujukan yang adekuat (Winani, 2007).
Kemampuan dan keberhasilan kerja bidan dalam memberikan pelayanan antenatal
care dapat diukur dari jumlah cakupan kunjungan K1 dan K4 yang mempunyai target
tersendiri. Antenatal care (ANC) merupakan salah satu program safe motherhood yang
merupakan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga profesional yang
meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standart pelayanan yaitu minimal 4 kali
pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada trimester dua dan 2
kali pada trimester tiga (Manuaba, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalan penelitian ini
adalah “Bagaimanakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam
pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Bugel Kota Tangerang?”.
1.4 TUJUAN
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan
dalam pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Kota Tangerang.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi bidan pada pelayanan
antenatal care
2. Untuk mengetahui gambaran hubungan masa kerja dengan kinerja
bidan dalam pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Bugel Kota
Tangerang?
3. Untuk mengetahui faktor hubungan motivasi kerja dengan kinerja
bidan dalam pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Bugel Kota
Tangerang
4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan dengan kinerja bidan
pada pelayanan Antenatal Care (ANC)
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 KINERJA
2.1.1 Pengertian Kinerja
Menurut Gilbert dalam Mangkunegara (2016), kinerja pada dasarnya adalah
produk waktu dan luang. Peluang tanpa waktu untuk mengejar peluang tersebut bukan
apa-apa. Dan waktu, yang tidak kita miliki, yang tidak memberi peluang, bahkan
memiliki lebih sedikit nilai. Kinerja adalah kegiatan yang paling lazim dinilai dalam
suatu organisasi, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berhubungan
dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi.
Unsur penting dalam kinerja pekerjaan menurut Mangkunegara (2016) adalah
sebagai berikut :
1. Tugas fungsional, berkaitan dengan seberapa baik seorang karyawan
menyelesaikan seluk-beluk pekerjaan, termasuk penyelesaian aspek-aspek
teknis pekerjaan.
2. Tugas perilaku, berkaitan dengan seberapa baik karyawan menangani kegiatan
antar personal dengan anggota lain organisasi, termasuk mengatasi konflik,
mengelola waktu, memberdayakan orang lain, bekerja dalam sebuah
kelompok, dan bekerja secara mandiri.
Ilyas 2002, menyatakan bahwa Penilaian kinerja yaitu suatu proses yang
berkesinambungan dalam menilai kualitas kerja individu dan merupakan upaya
untuk memperbaiki wujud kerja individu tersebut dalam organisasi. Kegiatan
penilaian ini membantu dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan dan
memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja
mereka. Aditama (2007) menyatakan bahwa Penilaian prestasi kerja
(performance appraisal) adalah suatu proses sistemik untuk mengevaluasi
kelebihan dan kekurangan setiap karyawan serta menemukan jalan untuk
memperbaikinya.
Menurut Mondy & Noe, 2005 bahwa penilaian kinerja yaitu tinjauan formal
dan evaluasi kinerja individu atau tugas tim. Sedangkan menurut Desler, 2003.
Penilaian kinerja adalah mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini dan/atau
di masa lalu terhadap standar prestasinya.
2. Masa Kerja
Lama kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak
menekuni pekerjaan. Lama kerja dapat menggambarkan pengalaman
seseorang dalam menguasai bidang tugasnya. Pada umumnya, petugas
dengan pengalaman kerja yang banyak tidak memerlukan bimbingan
dibandingkan dengan petugas yang pengalaman kerjanya sedikit.
( Yatino,2005)
3. Motivasi
Pelatihan dapat digolongkan dalam banyak cara. Salah satu penggolongan yang
berguna ialah pelatihan untuk pekerjaan yang sekarang dan pelatihan untuk pekerjaan
pada waktu yang akan datang. Penggolongan lainnya ialah pelatihan untuk masing-
masing atau semuanya ; pengetahuan untuk pekerjaan, kecakapan dalam pekerjaan
dan sikap. Penggolongan yang lainlagi adalah untuk keterangan yang pokok, untuk
pengembangan perorangan, dan untuk produksi khusus dalam penerapan pekerjaan
tertentu Siswanto (1989).
Pendidikan yang terkandung diatas dan pelatihan merupakan dua hal yang
hampir sama maksud yang terkandung atas pelaksanaan fungsi tersebut, hanya ruang
lingkupnya yang membedakan gerak kedua kegiatan tersebut. Pendidikan adalah
suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari seseoarng tenaga kerja.
Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap para tenaga
kerja, sehingga mereka dapat lebih baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja, sedangkan pelatihan merupakan pendidikan dalam arti sempit, terutama dalam
instruksi, tugas khusus dan disiplin. Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses
kegiatan yang dilakukan oleh manajer kepegawaian dalam rangka meningkatkan
kemampuan (pengetahuan) dan kecakapan, keahlian ataupun mental
pegawai.Wursanto (1999) dalam Ondi (2010).
Pendidikan dan pelatihan pegawai dalam pelayanan dalam bidang kesehatan yang
dimaksud ialah melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab dimana
pegawai dituntut mampu mengkaji, mampu menganalisa data untuk menentukan
program pelayanan kesehatan, mampu merumuskan rencana dan melakukan evaluasi.
Pada penelitian ini variabel pelatihan yang dimaksud dalam Riset Fasilitas
kesehatan tahun 2011 dibagi menjadi dua yaitu pelatihan baik : bila bidan di
puskesmas mengikuti pelatihan yang seperti Asuhan Persalinan Normal (APN),
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Pelatihan Pemantauan
Wilayah Ibu & Anak (PWS KIA), serta pelatihan yang mendukung dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu. Sedangkan pelatihan kurang : adalah bidan di
puskesmas yang tidak pernah mengikuti pelatihan yang terkait dengan pelayanan
kesehatan ibu.
2. Penghargaan/Imbalan
Umumnya para karyawan mendambakan bahwa kinerja mereka akan
berkorelasi dengan imbalan-imbalan yang diperoleh dari organisasi. Para
karyawan tersebut menentukan pengharapan-pengharapan mengenai
imbalan-imbalan dan kompensasi yang diterima jika tingkat kinerja
tertentu telah tercapai.
3. Rekan Kerja
Seorang bidan yang memiliki peranan penting dalam pelayanan antenatal care sudah
seharusnya memiliki suatu kompetensi,pengetahuan,ketrampilan,serta perilaku yang elegan
dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab.
3.1 Kerangka Konsep
Menurut Hersey, Blanchard, dan Johnson dalam buku manajemen kinerja (2007)
mengatakan bahwa kinerja sangat dipengaruhi oleh beberapa factor yang bersumber dari
pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi. Dari pekerja sangat dipengaruhi oleh
kemampuan atau kompetensinya. Sementara dari segi organisasi dipengaruhi oleh seberapa
baik pemimpin memberdayakan pekerjanya (kepemimpinan), bagaimana mereka
memberikan penghargaan pada pekerjanya (penghargaan), dan bagaimana mereka membantu
meningkatkan kemampuan kinerja pekerja melalui coaching, mentoring, counselling
(Pelatihan).
Sumber : Manajemen Kinerja Prof.Dr.Wibowo,S.E.,M.Phil.Penerbit Raja
G.Persada,2012
6. Rekan Kerja
teman kerja bidan yang sama Wawancara Kuisioner 0 : Ada ( Bila ada) Ordinal
– sama memberikan 1 : Tidak Ada ( Bila tidak ada)
pelayanan Kesehatan Ibu
dan anak, terutama
Pelayanan Pemeriksaan
Kehamilan (Antenatal Care)
Sarana dan prasarana yang
dapat membantu bidan
melakukan pelayanan
kesehatan ibu dengan lebih
profesional, efisien atau
efektif
3.4 Hipotesis Penelitian
a) Besar Sampel
Rumus menghitung sampel yang biasa digunakan dalam penelitian kesehatan
(ariawan,1998 dalam yatino,2005) yaitu :
Keterangan :
N = Jumlah populasi
n = Jumlah Sampel
Z(1-α/2) = Nilai Z pada tingkat kepercayaan 95 % (1,96)
d = Presisi (0,1)
P = Proporsi (0,5)
Dengan demikian
Berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah responden yang akan dijadikan sampel yaitu
berjumlah 49 orang bidan.
Setelah data terkumpul, dilanjutkan dengan pengolahan data yang dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut :
a. Editing. Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan
memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan
keseragaman data serta dilakukan pemeriksaan pada data yang telah di entri ke
dalam computer.
b. Koding. Proses koding di lakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data,
semua jawaban atau data perlu di sederhanakan yaitu dengan symbol-simbol
tertentu, untuk setiap jawaban (pengkodean).
c. Entry data. Proses entry data di mulai dengan membuat program entry data
pada program SPSS sesuai dengan variabel yang di teliti untuk mempermudah
proses hasil analisis hasil penelitian, kemudian data yang terkumpul dari
kuesioner dientry dalam computer.
a. Analisis Univariat.
Menganalisa variabel-variabel yang ada secara Deskriptif dengan menghitung
distribusi frekuensi dan persentase untuk mengetahui karateristik dan subjek
penelitian.
b. Analisis Bivariat.
Analisis yang di lakukan untuk melihat hubungan variable yang meliputi
variable independen terhadap dependen. Uji statistic pada analisis bivariat
menggunakan Chi-Square (X²) dengan tingkat kemaknaan α < 0,05 dan data diolah
dengan menggunakan computer dengan program SPSS. Adapun rumus yang
digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak dan Ha diterima = Jika X²hitung > X²tabel ( berarti Ada hubungan
Pengetahuan, Motivasi, Kepemimpinan, Insentif, dan Rekan Kerja dengan Kinerja
Bidan pada Pelayanan Antenatal Care )
Ho diterima Ha ditolak = Jika Xhitung < Xtabel ( berarti Tidak ada Hubungan
Pengetahuan, Motivasi, Kepemimpinan, Insentif, dan Rekan Kerja yang
mempengaruhi Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care) Sedangkan Jika
berdasarkan nilai Probabilitas (p) pengambilan pengambilan kesimpulan dapat
diketahui dengan syarat sebagai berikut :
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (berarti Ada Hubungan
Pengetahuan, Motivasi, Kepemimpinan, Insentif, dan Rekan Kerja dengan Kinerja
Bidan pada Pelayanan Antenatal Care)
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (Tidak ada Hubungan
Pengetahuan, Motivasi, Kepemimpinan, Insentif, dan Rekan Kerja dengan Kinerja
Bidan pada Pelayanan Antenatal Care )
Untuk mengetahui tingkat keeratan antara dua variable yang telah diuji digunakan
koefisien φ (Phi). Stang (2005 : 36) di kutip dalam Nurhayani, 2012, Koefisien φ (Phi)
digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan jika hasil Uji ChiSquere (X²) untuk
tabel kontigensi 2x2 bermakna. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
5.6 Penyajian Data
Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk membahas
hasil penelitian.
KUESIONER ANALISIS KINERJA PADA PELAYANAN ANTENATAL
CARE