Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan masalah yang menjadi
prioritas di bidang kesehatan.Angka kematian ibu di Indonesia sampai saat
ini masih tinggi dan ini merupakan suatu masalahkesehatan yang sampai
saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. Ibu meninggal terutama terjadi
pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Sesuai tujuan pembangunan
milenium (MDGs), Angka Kematian Ibu (AKI) pada 2015 ditargetkan
turun menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.
(http://ibuprita.suatuhari.com diakses 26 Juni 2012)
Secara Internasional menurut World Healt Organization (WHO) di
dunia tiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang
terkait dengan kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain mencapai
kisaran 14.000 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000
perempuan meninggal setiap tahunnya.(Anonim, 2010)
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kematian ibu ternyata
sangatlah kompleks diantaranya adalah tingkat pendapatan, pendidikan
dan ekonomi rumah tangga, juga faktor lingkungan serta faktor sosial
budaya/perilaku masyarakat. Setiap 2 jam sekali ibu meninggal pada saat
melahirkan sebagian karena kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang
berisiko terhadap kehamilan. ada 4 (empat) terlalu dan 3 (tiga) terlambat
yang biasanya terjadi pada kematian ibu yaitu : terlalu muda untuk hamil
dan melahirkan, terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, terlalu dekat jarak
kehamilan dan kelahiran serta terlalu banyak melahirkan, sedangkan 3
(tiga) terlambat yaitu terlambat mengambil keputusan untuk membawa ke

1
Rumah sakit, terlambat membawa ke Rumah Sakit dan terlambat ditangani
(Harian Umum, Pikiran Rakyat, 2005).
Kinerja tenaga kesehatan menjadi unsur yang sangat penting dalam
upaya memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional bidang
kesehatan. Kajian tentang kinerja memberikan kejelasan bahwa faktor-
faktor internal dan eksternal sangat menunjang bagi individu dalam
mencapai prestasi kerja.
Memperhatikan AKI, dapat dikemukakan bahwa pengawasan
antenatal masih belum memadai, sehingga penyulit kehamilan tidak atau
terlambat diketahui. Untuk mengatasi hal itu WHO mencetuskan konsep
Four Pillars of safe mothrehood diantaranya Asuhan antenatal (Saifudin,
2001).
Asuhan Antenatal sebagai pilar kedua merupakan salah satu upaya
yang dapat menurunkan AKI dan AKB, karena dapat mengetahui berbagai
risiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk
melakukan rujukan. Pelayanan berkualitas dapat dikatakan sebagai tingkat
pelayanan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Jadi standar
penting untuk pelaksanaan, pemeliharaan, dan penilaian kualitas pelayanan
(Depkes RI, 2001).
Cakupan KI adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 adalah
gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan sesuai
dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan
distribusi sekali pada trimester pertama, sekali trimester kedua, dan 2 kali
trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan KI Nasional pada tahun
2006 mencapai 90,38 % dan cakupan K4 mencapai 79,63 % (Depkes RI,
2006).

2
Kinerja tenaga kesehatan menjadi unsur yang sangat penting dalam
upaya memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional bidang
kesehatan. Kajian tentang kinerja memberikan kejelasan bahwa faktor
lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam
mencapai prestasi kerja. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik
dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah
ditentukan, kinerja individu ini akan tercapai apabila didukung oleh atribut
individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi. Menurut
Timple terdapat dua kategori dasar atribusi yang bersifat internal atau
disposisional dan yang bersifat eksternal atau situasional yang dapat
mempengaruhi kinerja.
Oleh sebab itu, berdasarkan uraian latar belakang diatas maka
peneliti tertarik untuk meneliti tentang dengan judul“Hubungan Motivasi
Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Antenatal Care Wilayah
Kecamatan Murhum Kota BauBau Tahun 2016 “

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana motivasi bidan dalam pelayanan ANC di wilayah
kecamatan Murhum kota BauBau tahun 2016 ?
2. Bagaimana kinerja bidan dalam Pelayanan ANC di wilayah wilayah
kecamatan Murhum kota BauBau tahun 2016 ?
3. Bagaimana hubungan motivasi bidan dengan kinerja bidan dalam
pelayanan ANC di wilayah ecamatan Murhum kota BauBau tahun
2016?

3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kinerja bidan dalam
pelayanan ANC di wilayah kecamatan Murhum kota BauBau tahun
2016
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh informasi mengenai motivasi bidan dalam pelayanan
ANC di wilayah kecamatan Murhum kota BauBau tahun 2016
b. Memperoleh informasi mengenai kinerja bidan dalam pelayanan
ANC di wilayah kecamatan Murhum kota BauBau tahun 2016
c. Melakukan Analisis hubungan motivasi dengan kinerja bidan
dalam pelayanan ANC di wilayah kecamatan Murhum kota
BauBau tahun 2016

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu
Kebidanan khususnya pada Ilmu Kesehatan Ibu yang ditik beratkan
pada pengkajian pelayanan ANC
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
1.) Dapat lebih memberikan gambaran dalam upaya meningkatkan
kinerja bidan di seluruh puskesmas dan tempat pelayanan
kesehatan lainnya
2.) Diharapkan dapat menambah bahan pengetahuan dan wawasan
sehingga dapat meningkatkan kinerja bidan bidan dalam
melaksanakan pemeriksaan pemriksaan ANC.

4
b. Bagi Dinas Kesehatan
Memberikan tambahan pengetahuan mengenai pelaksanaan
program dari strategi yang telah diberikan guna meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan yang optimal.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan serta
menjadi pengalaman berharga.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis
1. Tinjauan Umum Tentang Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motif sering kali diartikan dengan istilah dorongan.
Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani
untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force
yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam
perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu (Fitri, 2008). Menurut
Moenir (2006) motivasi adalah rangsangan dari luar dalam bentuk
benda atau bukan benda yang dapat menumbuhkan dorongan pada
orang untuk memiliki, menikmati, menguasai, atau mencapai
benda/bukan benda tersebut.
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan (Mc. Donald dalam Ariyanto).Pentingnya
peranan motivasi dalam proses kerja perlu dipahami oleh pimpinan
sebagai motivator agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan
atau bantuan kepada karyawan. Motivasi dirumuskan sebagai
dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar
karyawan, untuk mencapai tujuan tertentu guna
memenuhi/memuaskan suatu kebutuhan.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan suatu sikap
(attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation)
di lingkungan organisasinya, mereka yang bersikap positif terhadap
situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi,
sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya
akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah, situasi kerja yang
dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja,

6
iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan
kondisi kerja.

b. Peranan Motivasi
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang diharapkan
organisasi dapat memberikan andil positif terhadap semua kegiatan
perusahaan dalam mencapai tujuannya, setiap karyawan
diharapkan memiliki motivasi kerja yang tinggi yang diharapkan
nantinya akan meningkatkan disiplin kerja yang tinggi.
Motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh pihak manajemen bila mereka menginginkan
setiap karyawan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
pencapaian tujuan perusahaan, karena dengan motivasi, seorang
karyawan akan memiliki semangat yang tinggi dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanpa motivasi,
seorang karyawan tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar
atau bahkan melampaui standar karena apa yang menjadi motif dan
motivasinya dalam bekerja tidak terpenuhi. Sekalipun seorang
karyawan memiliki kemampuan operasional yang baik bila tidak
memiliki motivasi dalam bekerja, hasil akhir dari pekerjaannya
tidak akan memuaskan.

c. Macam-Macam Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh
seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang
menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-
buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan

7
kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka
yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin
mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar
itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu
melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat
pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah
tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang
lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the learning
situations and meet pupil-needs and purposes”.
Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam
diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.
Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang
benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena
ingin pujian atau ganjaran.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsangan dari luar. Sebagai
contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan
ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga
akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting
bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi
kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak
secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya
itu.

8
Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

2. Tinjauan Umum Tentang Kinerja


a. Pengertian Kinerja
Beberapa pengertian kinerja atau prestasi kerja atau unjuk
kerja dikemukakan oleh sejumlah penulis buku Manajemen
Sumber Daya Manusia diantaranya pendapat Ilyas menyatakan
bahwa kinerja adalah penampilan hasil kerja personal baik secara
kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
merupakan hasil personal individu atau organisasi dan tidak
terbatas kepada pemangku jabatan struktural ataupun fungsional
semata.
Menurut Siegel, Shim, yang diterjemahkan oleh Kurdi
(1999) yaitu Kinerja adalah pernyataan yang menyajikan ukuran
hasil yang sebenarnya dari beberapa kegiatan pribadi atau kesatuan
periode yang sama. Sedangkan menurut Koetin (1994), Becker
(1996) dalam penelitiannya mendefinisikan kinerja berarti prestasi
kerja, sedangkan prestasi kerja adalah hasil kerja, dengan demikian
kinerja adalah merupakan prestasi yang dicapai oleh suatu
organisasi atau entitas dalam periode tertentu.

b. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kreativitas yang
ditetapkan sebelumnya (Siegel, Marconi; kutipan Mulyadi, 2001).
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
karyawan dan mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi

9
standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja
dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan
untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya
diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik
(Mulyadi, 2001).

c. Manfaat Penilaian Kerja


Mulyadi (2001) mengungkapkan manfaat penilaian kinerja.
Penilaian dimanfaatkan oleh manajemen untuk :
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti : promosi, transferdan pemberhentian
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan karyawan
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atasan mereka menilai kinerja mereka
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan

d. Tahap Penilaian Kinerja


Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama, yaitu tahap
persiapan dan tahap penilaian. Seperti yang dijelaskan oleh
Mulyadi (2001). Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci :
1. Penentuan daerah dan manajer yang bertanggung jawab
2. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja
3. Pengukuran kinerja sungguhkan
Tahap Penilaian terdiri dari tiga tahap rinci :

10
1. Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja
sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar.
3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang
digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan

e. Pengukuran Kinerja
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja secara kuantitatif, seperti diungkap oleh Mulyadi
(2001) yaitu :
1. Ukuran Kriteria Tunggal (single Criterion)
Ukuran Kriteria Tunggal (single Criterion) yaitu ukuran kinerja
yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja
manajer. Jika kriteria tunggal digunakan untuk mengukur
kinerja, orang akan cenderung memusatkan usahanya kepada
kriteria tersebut, dengan akibat diabaikannya kriteria lain, yang
kemungkinan sama pentingnya dalam menentukan sukses atau
tidaknya perusahaan atau bagiannya.
2. Ukuran Kriteria Beragam (Multiple Criterion)
Ukuran Kriteria Beragam (Multiple Criterion) yaitu ukuran
kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk
menilai kinerja manajer. Berbagai aspek kinerja manajer dicari
ukuran kriteria. Tujuan penggunaan kriteria beragam ini adalah
manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada
berbagai kinerja.
3. Ukuran Kriteria Gabungan (Composite Criterion)
Ukuran Kriteria Gabungan (Composite Criterion) yaitu ukuran
kinerja yang menggunakan macam ukuran, memperhitungkan
bobot masing-masing ukuran, dan menghitung rata-ratanya
sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer. Beberapa

11
perusahaan memberikan bobot angka tertentu kepada beragam
kriteria kinerja untuk mendapatkan ukuran kinerja manajer,
setelah memperhitungkan bobot beragam kriteria kinerja
masing-masing.

3. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care (ANC)


a. Pengertian Antenatal Care (ANC)
1. Pelayanan ANC adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil secara berkalauntuk menjaga kesehatan ibu dan
janinnya. (Depkes RI, 1997)
2. ANC adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama
ditujukan pada anak. (Mochtar, 1998)
3. ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. (Manuaba, 1998)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ANC
merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil yang
ditujukan pada dalam pertumbuhan dan perkembangan janin di
dalam rahim.
Pelayanan ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan seperti yang ditetapkan dalam buku pedoman
pelayanan kebidanan dasar bagi pelaksanaan KIA Puskesmas
(Depkes RI, 2001), yaitu dengan pola 7T yaitu ; timbang berat
badan, ukur Tekanan darah, ukur Tinggi fundus teri, pemberian
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap, pemberian Tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit
menular seksual, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
(Saifudin, 2002).
Pelayanan ANC mempunyai tujuan umum, yaitu menyiapkan
seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam

12
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak
yang sehat (Mochtar, 1998).Di samping itu menurut Mochtar
(1995) pelayanan ANC mempunyai tujuan khusus, yaitu:
1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin
dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin
diderita sedini mungkin.
3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
4. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi

b. Tujuan Antental Care (ANC)


1. Menyiapkan ia sebaik baiknya fisik dan mental, serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan
masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan
normal tidak hanya fisik akan tetapi juga mental.
(Wiknjosastro, 2005)
2. Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga
didapatkan ibu dan anak yang sehat. (Mochtar, 1998)
3. Hasil akhir yang diharapkan adalah kelangsungan hidup ibu
dan bayinya serta kualitas hidup yang baik. (Farrer, 2001)
4. Untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan,
persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat. (Depkes RI, 1997)
5. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang
terdapat saat kehamilan, persalinan, dan kala nifas. Mengenal
dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan
kala nifas. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek

13
KB. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal. (Manuaba, 1998)
6. Menghilangkan dan mengurangi masalah penyulit pada ibu
hamil, mempertahankan keselamatan ibu hamil dan dalam
keadaan kesehatan optimal pada saat melahirkan, supaya ibu
dapat memenuhi segala kebutuhan janin, mencegah terjadinya
prematuritas, lahir mati, dan kematian neonatal. Kesehatan
yang optimal dari bayi. (FKPP SPK se-Jawa Barat, 1997)

c. Keuntungan Antenatal Care


Keuntungan ANC adalah diketahuinya secara dini keadaan risiko
tinggi ibu dan janin, sehingga dapat :
1. Melakukan pengawasan yang lebih intensif
2. Memberikan pengobatan sehingga resikonya dapat
dikendalikan
3. Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan yang adekuat
4. Segera dilakukan terminasi kehamilan

d. Standar Pelayanan Antenatal Care


1. Identifikasi Ibu Hamil
Tujuan identifikasi ibu hamil adalah untuk mengenali dan
memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
nmasyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu, suami dan keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara
teratur (PP IBI, 2006).
Dalam masa kehamilannya wanita hamil dianjurkan
memeriksakan kehamilannya paling sedikit 4 kali selama
periode antenatal yaitu pemeriksaan trimester pertama satu kali,
trimester kedua satu kali, dan trimester ketiga dua kali (Depkes

14
RI, 1997), sedangkan menurut Manuaba (1998) pemeriksaan
antenatal dilakukakn sebanyak 12 sampai 13 kali selama
kehamilan dan di negara berkembang pemeriksaan dilakukan
sebanyak 4 kali sudah dianggap cukup sebagai kasus tercatat.
Berikan penjelasan kepada seluruh ibu tentang tanda – tanda
kehamilan dan perubahan yang terjadi pada fungsi tubuhnya,
sehingga ibu mengetahui dan memahami tanda – tanda serta
gejala kehamilan dan ibu menyadari akan kegunaan
pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur.
Setiap hasil pemeriksaan yang telah dilakukan catatlah
dalam KMS ibu hamil/Buku KIA dan kartu ibu, dalam hal ini
bidan diharapkan bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan
kader setempat.

2. Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


Pemeriksaan dan pemantauan antenatal bertujuan untuk
memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas dan deteksi
dini komplikasi dengan hasil ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali selama hamil, meningkatnya
pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat, deteksi dini dan
penanganan komplikasi kehamilan, ibu hamil, suami, keluarga
dan masyarakat mengenai tanda bahaya kehamilan dan tahu
apa yang harus dilakukan, mengurus transportasi rujukan jika
sewaktu – waktu terjadi kedaruratan.
Dalam pemeriksaan dan pemantauan antenatal menurut PP
IBI (2006) bidan harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Lakukan pemeriksaan fisik ibu hamil secara lengkap
2. Berikan nasehat tentang cara perawatan diri selama
kehamilan, tanda bahaya pada kehamilan, kurang gizi, dan
anemia

15
3. Bicarakan tentang tempat persalinan, persiapan transportasi
untuk rujukan apabila diperlukan
4. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil/buku KIA dan
kartu ibu

3. Palpasi Abdominal
Bertujuan untuk memperkirakan usia kehamilan,
pemantatuan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan
bagian bawah janin. Bidan melakukan pemeriksaan abdomen
dengan seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.

4. Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan


Bertujuan untuk menemukan anemia pada kehamilan secara
dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk
mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Bidan
melakukan tidakan pencegahan, penemuan, penanganan dan
atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Adapun tanda tanda anemia pada ibu hamil (Varney’s,
2004) adalah lelah dan mengantuk,, pusing dan lemah, masuk
angin, sakit kepala,, rasa tidak enak di lidah, kulit pucat, mukus
membran pucat, kuku tangan pucat, hilang nafsu makan, mual
dan muntah.Apabila bidan menemukan ibu hamil dengan tanda
tanda tersebut diatas, beri penyuluhan gizi pada setiap
kunjungan antenatal tentang perlunya tablet zat besi, makanan
yang mengandung zat besi dan kaya vitamin C. Jika diduga ada
anemia berat (Hb dibawah 8 gr%) segera rujuk ibu hamil untuk

16
pemeriksaan dan perawatan selanjutnya, sarankan ibu untuk
bersalin di Rumah Sakit (Varney’s, 2004).

5. Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan


Bertujuan untuk mengenali dan menemukan secara dini
hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan. Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan
tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta
gejala preeklampsi lainnya serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.Jika ibu tidak dirujuk berikan bolus
MgSO4 gr iv dilanjutkan dengan MgSO4 4 gr im setiap 4 jam
dan nipedipin 10 mg peroral dilanjutkan 10 mg setiap 4 jam.

6. Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan bertujuan untuk memastikan bahawa
persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan
memadai dengan pertolongan bidan terampil. Bidan
memberikan saran yang tepat pada ibu hamil,
suami/keluarganya pada trimester 3 memastikan bahwa
persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang
menyenangkan akan direncanakakn dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk bila tiba tiba
terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk
melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil uuntuk hal ini.
Bidan memberikan informasi agar ibu hamil mengetahui
saat akan melahirkan dan kapan harus mencari pertolongan
termasuk pengenalan tanda bahaya kehamilan diantaranya :
sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, nyeri dibagian
perut, ketuban pecah sebelum waktunya dan perdarahan pada
kehamilan yang bukan darah lendir normal/show.

17
B. Kerangka Teori
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya (Depkes
RI, 1997 ). Dalam mewujudkan pelayanan yang optimal tentunya harus
didukung dengan kemampuan sumber daya manusia yang baik pula.
Tuntutan kemampuan dari sumber daya manusia dalam hal ini para tenaga
kesehatan sangatlah penting adanya motivator yang mampu menjadi
pendorong dalam terciptanya kinerja yang baik.
Motivasi sering kali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan
atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi
motivasi tersebut merupakan sesuatu yang menggerakkan manusia untuk
bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu
(Fitri, 2008). Apabila seorang motivator telah mampu untuk memberikan
motivasinya yang positif terhadap karyawan maka lambat laun
karyawan/tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya akan
berjalan sesuai dengan kinerjanya.
Kinerja adalah pernyataan yang menyajikan ukuran hasil yang
sebenarnya dari beberapa kegiatan pribadi atau kesatuan periode yang
sama. (Kurdi, 1999).

C. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori di atas maka dapat diuraikan bahwa motivasi
memiliki pengaruh terhadap kinerja tenaga kesehatan, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat di bawah ini.
variabel independen Variabel dependen
Motivasi

Pelayanan ANC

Kinerja

18
Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian motivasi dengan kinerja bidan
dalam pelayanan antenatal care

D. Hipotesis Penelitian
Ho = Tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja bidan
dalam pelayanan antenatal care diwilayah kecamatan Murhum kota
BauBau
Ha = Terdapat Hubungan antara motivasi dengan kinerja bidan dalam
pelayanan antenatal care diwilayah kecamatan Murhum kota
BauBau

19
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Metode yang Di Gunakan


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis analitik dengan
menggunakan pendekatan rancangan potong lintang (Cross
Sectional) dimana data akan dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan (Arikunto, 2005), yaitu metode yang mengambil sampel
dan suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data.

2. Metode yang Di Gunakan


Metode dalam penelitian ini adalah total sampling yang
dimaksudkan dengan pengambilan sampel dimana seluruh
populasi dijadikan sampel.

B. Jenis Data, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data


1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dan objek
penelitian/responden guna mengetahui pengaruh antara
variabel X terhadap variabel Y dengan teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah Kuesioner, yaitu
mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar
pernyataan/ pertanyaan secara tertulis kepada responden
untuk diisi dengan maksud memperoleh jawaban yang tepat
dan jelas mengenai motivasi dengan kinerja bidan dalam
pelayanan ANC.

20
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara
langsung dan objek atau lokasi penelitian, melainkan dan
data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi
dokumentasi, yaitu mentransfer data/informasi yang
didokumentasikan dinas kesehatan kota BauBau

2. Sumber Data
Dinas kesehatan kota Baubau

3. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner.Kuesioner adalah suatu alat pengumpulan data
mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut
kepentingan umum atau orang banyak. Kuesioner yang sudah
disusun secara terstruktur dan dibuat sendiri oleh peneliti
berdasarkan konsep teoritisnya.

4. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a.) Observasi, yaitu mengamati dan menyelidiki secara
langsung obyek yang akan diteliti.
b.) Kuesioner, yaitu melakukan pengisian lembar kuesioner
oleh ibu. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang berisi
indikator dua variabel yang harus diisi/dijawab oleh
responden.
c.) Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data mengenai
hal-halatau variabel yang berupa catatan, transkip, buku
register, dan sebagainya. Hal ini dilakukan guna

21
mendapatkan data mengenai Puskesmas dan data Ibu
sebagai calon responden.

C. Populasi dan Sampel penelitian


1. Populasi
Arikunto (2006) dalam risetnya mendefinisikan bahwa populasi
penelitian merupakan keseluruhan subjek yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang bekerja di
puskesmas wilayah kecamatan Murhum kota BauBau yang
berjumlah 37 orang.

2. Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini diambil secara total sampling, dimana
seluruh populasi dijadikan sampel penelitian, yaitu seluruh bidan
yang bekerja di puskesmas wilayah kecamatan Murhum kota
BauBau yang berjumlah 37 orang.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Variabel Definisi Operasional Alat Kategori Skala
Ukur
a. variabel Rangsangan dari luar Kuesioner 1.Sangat Ordinal
motivasi dalam bentuk benda atau baik
(X) bukan benda yang dapat 2.Baik
menumbuhkan dorongan 3.Cukup
pada orang untuk 4.Kurang
memiliki, menikmati,
menguasai, atau
mencapai benda/bukan
benda tersebut

22
b.Subvariabel

1. Motif Suatu perangsang 1.Sangat


keinginan (want) dan baik
daya penggerak 2.Baik
kemampuan bekerja 3.Cukup
seseorang 4.Kurang

2. Harapan Suatu kesempatan yang 1.Sangat


diberikan terjadi karena baik
perilaku untuk 2.Baik
2 tercapainya tujuan 3.Cukup
2 4.Kurang
.
3. Insentif Memotivasi(merangsang 1.Sangat
) bawahan dengan baik
memberikan hadiah 2.Baik
(imbalan) kepada 3.Cukup
mereka yang berprestasi 4.Kurang
diatas prestasi standar.
Kinerja Penampilan hasil kerja Kuesioner 1.Sangat Ordinal
(Y) personal baik secara baik
kualitas dan kuantitas 2.Baik
dalam suatu organisasi 3.Cukup
4.Kurang

23
E. Metode Analisis dan Pengolahan Data
1. Metode Analisis
Dalam pelaksanaan analisis data peneliti menggunakan perangkat
komputer dan uji statistik dengan menggunakan uji univariat dan
bivariat.
a.) Analisis Univariat
Analisis Univariat dipergunakan untuk menggambarkan
masing-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel
terikat. Analisis univariat disajikan dengan membuat tabel
distribusi frekuensi, dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
X : Persentase
a : Banyaknya jumlah yang benar
b : Jumlah semua pertanyaan

Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikategorikan


menjadi (Arikunto, 1998) : apabila kategori baik pertanyaan
dijawab dengan benar oleh responden sebanyak 76-100%,
apabila kategori cukup pertanyaan dijawab dengan benar oleh
responden sebanyak 56-75%, apabila kategori kurang
pertanyaan dijawab dengan benar oleh responden sebanyak 40-
55%, apabila kategori kurang sekali pertanyaan dijawab
dengan benar oleh responden sebanyak kurang dari 40%,

24
b.) Analisi Bivariat
Untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan pola
kecenderungan hubungan variabel bebas dan variabel terikat
maka dibuat tabel silang. Tahap awal pengujian statistik
dilakukan dengan melakukan uji normalitas dengan uji
kolmogorov-smirnov untuk masing-masing variabel bebas dan
variabel terikat yang memiliki skala pengukuran rasio atau
interval. Hasil dan uji normalitas diperoleh data pada seluruh
variabel bebas yaitu motivasi dengan variabel terikat yaitu
kinerja bidan tidak berdistribusi normal, sehingga uji Rank
Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Nilai koefisien korelasi (rho) berkisar antara 0-1. Nilai 0
menunjukkan tidak ada hubungan dan nilai 1 menunjukkan
hubungan yang sempurna. Batasan nilai koefisien korelasi yang
diperoleh untuk menentukan besarnya hubungan adalah sebagai
berikut : 0,00 – 0,199 : Sangat lemah 0,20 – 0,399 : Lemah,
0,40 – 0,599 : Sedang, 0,60 – 0,799 : Kuat, 0,80 – 1,000 :
Sangat Kuat (Sugiyono, 2003).

2. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan mengunakan program
statistical package for the social sciences (SPSS).Dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini
melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan,
kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban dan
pertanyaan

25
b. Coding merupakan kegiatan memberi kode nomor jawaban
yang diisi oleh responden yang ada dalam daftar pertanyaan
dengan maksud memudahkan proses dalam analisis data
c. Scoring, Setelah kuesioner dikumpulkan kemudian
pengolahan data dilakukan dengan pemberian
skor.Pemberian skor mengacu pada skala Guttman dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Pernyataan positif

Alternatif jawaban Skor Nomor kuesioner

Benar 1

Salah 0

Tabel Scoring

2) Pernyataan negatif

Alternatif jawaban Skor Nomor kuesioner

Benar 0

Salah 1

Tabel Scoring

d. Entry,kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke


dalam master tabelatau data base komputer.
e. Tabulating, adalah pemindahan data dari master tabel
kedalam tabel distribusi frekuensi.
f. Cleansing, Penelitian melakukan pengecekan kesalahan
sebelum dimasukan kedalam komputer untuk melihat apakah
langkah-langkah sebelumnya diselesaikan tanpa ada
kesalahan yang serius.

26
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas wilayah kecamatan
Murhum kota BauBau.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2016 di
Puskesmas wilayah kecamatan Murhum kota BauBau.

27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian
Tabel IV.1 umur responden umur respnden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21-25 8 25.8 25.8 25.8

26-30 12 38.7 38.7 64.5

31-35 4 12.9 12.9 77.4

36-40 4 12.9 12.9 90.3

41-45 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Dari table IV.1 di atas terkait dengan table distribusi sesuai umur responden
dengan total responden 31 orang yang dominan adalah berusia antara 26-30
tahun sebanyak 12 orang (38,7 %), dan yang terkecil berusia antara 41-15 tahun
sebanyak 3 orang (9,7 %).

Tabel IV.2 pendidikan terakhir respnden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid D3 21 67.7 67.7 67.7

D4 10 32.3 32.3 100.0

Total 31 100.0 100.0

Dari table IV.2 di atas terkait dengan table distribusi sesuai pendidikan terakhir
dengan total responden 31 orang yang dominan adalah berusia antara D3
sebanyak 21 orang (67,7 %), dan yang terkecil D4 sebanyak 10 orang (32,3 %).

28
Tabel IV.3 masa kerja respnden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 5-10 13 41.9 41.9 41.9

11-15 11 35.5 35.5 77.4

16-20 7 22.6 22.6 100.0

Total 31 100.0 100.0

Dari table IV.3 di atas terkait dengan table distribusi sesuai masa kerja
responden dengan total responden 31 orang yang dominan adalah 5-10 tahun
sebanyak 13 orang(41.9 %), dan yang terkecil 16-20 tahun sebanyak 7 orang 22,6
%).

Tabel IV.4 Saya bekerja umumnya disebabkan oleh tuntutan kebutuhan


ekonomi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 30 96.8 96.8 96.8

sering 1 3.2 3.2 100.0

Total 31 100.0 100.0

Dari tabel IV.4 di atas terkait dengan distribusi Saya bekerja umumnya
disebabkan oleh tuntutan kebutuhan ekonomi total 31 responden Nampak bahwa
yang menjawab selalu 30 orang (96,8%), sering sebanyak sebanyak 1 orang (3,2%), jadi
dapat disimpulkan bahwa mereka selalu dan sering bekerja disebabkan karena tuntutan
kebutuhan ekonomi

29
Tabel IV.5 Pimpinan mengembangkan kemampuan dan karir saya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 5 16.1 16.1 16.1

sering 8 25.8 25.8 41.9

jarang 12 38.7 38.7 80.6

tidak pernah 6 19.4 19.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.6 Kemampuan pimpinan dalam menciptakan hubungan kerja yang


menyenangkan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 13 41.9 41.9 41.9

sering 10 32.3 32.3 74.2

jarang 5 16.1 16.1 90.3

tidak pernah 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.7 Pimpinan selalu berupaya untuk mendiskusikan masalah dalam


pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 15 48.4 48.4 48.4

sering 8 25.8 25.8 74.2

jarang 4 12.9 12.9 87.1

tidak pernah 4 12.9 12.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

30
Tabel IV.8 Pimpinan mengajak berkomunikasi dalam menyelesaikan tugas
atau pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 15 48.4 48.4 48.4

sering 16 51.6 51.6 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.10 Jaminan keamanan dan ketenangan bekerja dari pimpinan kepada
saya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 13 41.9 41.9 41.9

sering 13 41.9 41.9 83.9

jarang 2 6.5 6.5 90.3

tidak pernah 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.11 Perhatian dan penghargaan pimpinan terhadap prestasi kerja saya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 10 32.3 32.3 32.3

sering 13 41.9 41.9 74.2

jarang 5 16.1 16.1 90.3

tidak pernah 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

31
Tabel IV.12 Kepuasan terhadap gaji yang saya terima

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 9 29.0 29.0 29.0

sering 13 41.9 41.9 71.0

jarang 4 12.9 12.9 83.9

tidak pernah 5 16.1 16.1 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.13 Kepuasan saya terhadap jaminan biaya kesehatan dan santunan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 13 41.9 41.9 41.9

sering 8 25.8 25.8 67.7

jarang 7 22.6 22.6 90.3

tidak pernah 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.14 Pimpinan berupaya untuk mengusahakan biaya tunjangan kesehatan


saya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid selalu 8 25.8 25.8 25.8

sering 7 22.6 22.6 48.4

jarang 10 32.3 32.3 80.6

tidak pernah 6 19.4 19.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

32
Tabel IV.15 Apakah tersedia, tertulis dan lengkap standar prosedur
tindakan kebidanan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 23 74.2 74.2 74.2

tidak 8 25.8 25.8 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.16 Apakah bidan mempunyai uraian tugas dan tanggung jawab?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 28 90.3 90.3 90.3

tidak 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.16 Apakah bidan membuat catatan kebidanan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 28 90.3 90.3 90.3

tidak 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.17 Apakah semua pasien dilaporkan dalam buku laporan


ruangan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 25 80.6 80.6 80.6

tidak 6 19.4 19.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

33
Tabel IV.18 Apakah bidan melaksanakan pengkajian terhadap status bio-
psiko-sosio-kultural pasien?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 19 61.3 61.3 61.3

tidak 12 38.7 38.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.19 Apakah bidan merumuskan diagnosis kebidanan yang terkait


dengan kebutuhan dasar pasien?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 25 80.6 80.6 80.6

tidak 6 19.4 19.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.20 Apakah bidan menyusun rencana tindakan kebidanan sebelum


melakukan asuhan kebidanan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 3.2 3.2 3.2

ya 23 74.2 74.2 77.4

tidak 7 22.6 22.6 100.0

Total 31 100.0 100.0

34
Tabel IV.21 Apakah bidan melaksanakan tindakan kebidanan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 27 87.1 87.1 87.1

tidak 4 12.9 12.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.22 Apakah bidan melaksanakan evaluasi terhadap tindakan


kebidanan?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 28 90.3 90.3 90.3

tidak 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Tabel IV.23 Apakah bidan melakukan pengkajian pada pasien setiap hari

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ya 16 51.6 51.6 51.6

tidak 15 48.4 48.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

B. Pembahasan
Setelah melakukan penelitian mengenai hubungan motivasi dengan
kinerja bidan dalam pelayan antenatal care diwilayah Kerja Puskesmas
Murhum Kota Baubau secara rinci dibahas serta hasil-hasilnya
berdasarkan variabel yang diteliti sebagai berikut:
1. Tingkat Motivasi
Motivasi sangat berhubungan dengan dengan kinerja bidan
dalam pelayan antenatal care. Tingkat motivasi seseorang banyak
mempengaruhi individu dimana semakin tinggi tingkat motivasi

35
seorang bidan tentang kinerja bidan maka semakin laju kesadaran
dalam pelayan antenatal care sebaliknya rendahnya motivasi dan
kinerja bidan akan berpengaruh rendahnyaa pemberikan pelayan
antenatal care.

2. Tingkat Kinerja
Kinerja sangat berhubungan dengan pelayan antenatal care.
Kinerja akan berdampak terhadap pelayan antenatal care.

36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Murhum


Kota Baubau Tahun 2015 yang telah ditabulasi dan dibahas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

A. Kesimpulan
1. Tingkat Motivasi bidan dalam pelayan antenatal care diwilayah
kecamatan murhum kota baubau tahun 2016 dalam kategori kurang baik
yaitu sebanyak 23 orang (62,2%).
2. Tingkat Kinerja bidan dalam pelayan antenatal care diwilayah kecamatan
murhum kota baubau tahun 2016 dalam kategori kurang baik sebanyak 25
orang (67,6%).
3. Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi dengan
kinerja bidan dalam pelayan antenatal care diwilayah kecamatan murhum
kota baubau tahun 2016.

B. Saran
1. Bagi peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat
dikembangkan lagi.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Dari data yang diperoleh di Wilayah Kecamatan Murhum Kota Baubau,
hendaknya tenaga kesehatan pada khususnya bidan lebih tingkatkan lagi
kinerja dalam pelayan antenatal care.

37
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta: Jakarta.

Bunda. (2010). ”Motivasi bidan”. (http://www.kelymom.com/new man/risk of


formula), di akses 25 Mei 2014.

Christine Henderson, 2011. ”Motivasi dan Pelayan Antenatal care”.


(http://www.kelyman.com), diakses 3 Juni 2015.

Depkes RI. (2010). ”Buku Panduan Bidan”. Suara Merdeka (www.Mc


spotlinght.org), diakses 23 Agustus 2015.

Henderson, Christine, (2011). Konsep Kebidanan, EGC: Jakarta.

Nur Febriani ,Ririn. (2011). ”Asosiasi Bidan Indonesia”. (www.aimi-asi.org),


diakses 27 Oktober 2015.

Moedjianto, Sarmini, (2010). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Poltekes


Majapahit: Mojokerto.

Erna Francin Paath, (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta: Jakarta.

March, 2010. Metodologi Penelitan Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Notoadmojo, Soekidjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta:


Jakarta.

Nursalam, (2010). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.

Paath, Erna Francin, (2010). Kinerja dan motivasi bidan indonesia, EGC: Jakarta.

Siswono. (2010). ”Kinerja bidan Indonesia” (On line). (http:\\


www.republika.co.id), diakses 28 Maret 2015.

Soekirman, 2010. ”Manajemen pelayan bidan dan motivasi”. Majalah Nirmala

(http://www.dinkesjatim.go.id), diakses 8 Mei 2015.

38

Anda mungkin juga menyukai