Anda di halaman 1dari 14

Tugas ISBD Kelompok 4

MENGENAI : cara-cara
pendekatan sosial
budaya dalam praktek
kebidanan
AKBID YKN BAUBAU
DISUSUN OLEH:
҉ WA ODE SITI APRI HARLIYANTI
҉ WA ODE NURUL MUTIA
҉ UMI KALSUM
҉ SURI NARULITA
҉ WA ODE KURNIAWATI
҉ WA ODE HALISA
҉ WA ODE MAHARIDAH MUSTARI
҉ WA ODE LISNA FERDILA
҉ WA ODE IIS ASMIATI
҉ WA RINI
҉ SUMARNI WANCI
҉ TRISNAWATI
҉ WA ODE FIFI DAMAYANTI
CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

Dalam sebuah praktek kebidanan tidak sedikit hambatan dalam


melaksanakanya terutama pada masyarakat pelosok desa dan
yang masih menjunjung tinggi budaya dan mitos mereka. Kita
sebagai tenaga kesehatan bidan, harus bisa melakukan
pendekatan kepada masyarakatnya agar tidak salah kaprah
tentang mitos-mitos yang di percayai oleh mereka. Banyak
akses untuk melakukan pendekatan sosial budaya dalam
praktek kebidanan terhadap orang awam, sehingga yang di
inginkan orang-orang awam lebih tahu tentang masalah lingkup
kesehatan, terutama kesehatan untuk dirinya sendiri, yang di
harapkan bisa mencegah atau mengobati penyakit pada dirinya
sendiri untuk penyakit tipe ringan, seperti demam.
Contoh-Contoh Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktek Kebidanan
 

Pendekatan melalui masing-masing keluarga, jadi setiap


keluarga dilakukan pendekatan
Pendekatan melalui langsung pada setiap individunya
sendiri, mungkin cara ini lebih efektif
Sering melakukan penyuluhan di setiap PKK atau RT tentang
masalah dan penanggulangan kesehatan
Mengikuti arus sosial budaya yang ada dalam masyarakat
tersebut, kemudian kalau sudah memahami, kita mulai
melakukan pendekatan secara perlahan-lahan
Melawan arus dalam kehidupan sosial budaya mereka,
sehingga kita menciptakan asumsi yang baru kepada mereka,
tapi cara ini banyak tidak mendapatkan respon positive.
Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan
Kehamilan

Perawatan kehamilan merupakan salah satu


faktor yang amat perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya komplikasi dan kematian
ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga
pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami
perilaku perawatan kehamilan (ante natal care)
adalah penting untuk mengetahui dampak
kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Next...
Fakta di berbagai kalangan masyarakat di
Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati.
Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya
secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya
ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya
pemeriksaan kehamilan ke bidan menyebabkan tidak
terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin
dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada
saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah
terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.
Next..
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya
pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan
karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan
pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan.
Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak
berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan
terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan
berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin.
Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita
hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
Pendekatan Melalui Budaya dan Kegiatan Kebudayaan Kaitannya dengan Peran Seorang Bidan
 

Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat


dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan
anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus
memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta
tanggung jawabnya.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan
diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya sosial budaya, untuk itu
sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan
mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif
masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.
Menurut Departemen Kesehatan RI, fungsi bidan di
wilayah kerjanya adalah sebagai berikut:
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-
rumah, mengenai persalinan, pelayanan keluarga berencana, dan
pengayoman medis kontrasepsi.
 Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang
sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta
dukun bayi.
Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan.
Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga
swadaya masyarakat.
Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke fasilitas
kesehatan lainnya.
Mendeteksi dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian
kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi
sesuai dengan kemampuannya.
Melihat dari luasnya fungsi bidan tersebut, aspek sosial-budaya
perlu diperhatikan oleh bidan. Sesuai kewenangan tugas bidan yang
berkaitan dengan aspek sosial-budaya, telah diuraikan dalam peraturan
Menteri Kesehatan No. 363/Menkes/Per/IX/1980 yaitu: Mengenai
wilayah, struktur kemasyarakatan dan komposisi penduduk, serta sistem
pemerintahan desa dengan cara:
1.Menghubungi pamong desa untuk mendapatkan peta desa yang
telah ada pembagian wilayah pendukuhan/RK dan pembagian wilayah
RT serta mencari keterangan tentang penduduk dari masing-masing RT.
2.Mengenali struktur kemasyarakatan seperti LKMD, PKK, LSM,
karang taruna, tokoh masyarakat, kelompok pengajian, kelompok arisan,
dan lain-lain.
3. Mempelajari data penduduk yang meliputi:
Jenis kelamin
Umur
Mata pencaharian
Pendidikan
Agama
Next...
4.     Mempelajari peta desa
5.     Mencatat jumlah KK, PUS, dan penduduk menurut jenis
kelamin dan golongan.
Agar seluruh tugas dan fungsi bidan dapat dilaksanakan
secara efektif, bidan harus mengupayakan hubungan yang efektif
dengan masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan hubungan yang
efektif adalah komunikasi. Kegiatan bidan yang pertama kali harus
dilakukan bila datang ke suatu wilayah adalah mempelajari bahasa
yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Kemudian seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya
masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk,
struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari,
pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas
profesi melalui pendekatan social dan budaya yang akurat.
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi
pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan
prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif
dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan
apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan
pendekatan terhadap kesenian atau kebudayaan seolah kita
memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Maka itu dalam
mengadakan pendekatan terhadap kesenian kita tidak cukup
hanya bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu
secara empati. Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional
setempat bidan dapat berperan aktif untuk melakukan promosi
kesehatan kepada masyaratkat dengan melakukan penyuluhan
kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan tradisional
tersebut. Misalnya: Dengan Kesenian wayang kulit melalui
pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang
ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir pertunjukan.
TERIMAH KASIH,
WASALAM..... ^ ^

Anda mungkin juga menyukai