Disusun oleh :
1. Bella Ayu Nurlita Sari
3. Ribka Fitriani
4. Dwi Cahyati
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sebagai petunjuk untuk hambanya di dunia yang dikaruniai akal sebagai
mummayiz manusia sang khalifah dengan makhluk yang lainnya, maka dari itu masih perlu
bagi kita untuk memperluas wawasan.
Dengan adanya makalah seminar ini, semoga dapat memberikan manfaat dan
informasi kepada penulis dan pihak yang membutuhkannya terutama dedifikasikan
mahasiswa program studi Pendidikan S1 Bidan dalam komponen Midwifery Update, PPAM,
Terakreditasi dikti, Modul e-learning askeb dan Modul pelatihan tim penilai.
Mojokerto, 24
September 2022
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………….
Kata pengantar…………………………………………………..
Bab I PENDAHULUAN..................................................…
Latar belakang...............................................................…
BAB II PEMBAHASAN...................................................…
Ringkasan materi............................................................
Midwifery Update………………………………………………
PPAM………………………………………………………………….
Terakreditasi dikti…………………………………………….
Kesimpulan........................................................................
Saran ................................................................................…
Daftar pustaka...................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan strategis yang memiliki tugas dan fungsi
memberikan pelayanan kebidanan untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan anak,
khususnya kesehatan reproduksi perempuan dan tumbuh kembang bayi dan balita. Banyak
ahli telah membuktikan bahwa meningkatkan status kesehatan ibu dan anak dalam
mempersiapkan generasi yang berkualitas dimulai sejak dini, yaitu sejak sebelum hamil atau
bahkan dimulai dari masa remaja sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi
perempuan.
Sertifikat tersebut diperoleh melalui proses sertifikasi yang dilaksanakan oleh Perguruan
Tinggi, dan pelaksanaannya bekerjasama dengan Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau
lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
(Undang-undang No. 36 tahun 2014, pasal21, ayat 2). Sertifikat Kompetensi diberikan pada
lulusan Akademi Kebidanan, sedangkan sertifikat Profesi
diberikan kepada lulusan Sarjana ditambah Program Profesi Kebidanan selama 1 (satu) tahun.
Bidan yang bekerja di puskesmas harus mempunyai SIK, agar dapat mempunyai SIK bidan
harus mempunyai STR oleh sebab itu, bidan harus mengikuti pelatihan midwifery update
(mu) agar bisa mempunyai STR. Pelatihan Midwifery Update (MU) sebagai salah satu Syarat
untuk mendapatkan STR. Bidan di UPTD Puskesmas Tarogong (DTP) yang belum mengikuti
Pelatihan Midwifery Update (MU) sejumlah 23 orang bidan
B. Tujuan
1. TujuanUmum
2. TujuanKhusus
a. Dengan tujuan meningkatkan kompetensi bidan UPTD Puskesmas Tarogong (DTP) sesuai
dengan perkembangan pelayanan
kebidanan,memberikan penyegaran dan mempertahankan Kompetensi
b. Bidan mendapatkan sertifikat MU sebagai salah satu syarat perpanjangan STR
c. Menunjukan modul e – learning Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan PEB
d. Menunjukkan Pelatihan Tim Penilai Kompetensi Kerja Bidan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
B. Rumusan masalah
1. Apa saja yang termasuk di dalam midwifery update ?
2. Apa alur dari midwifery update di dalam kebidanan ?
3. Apa komponen dari PPAM (Paket Pelayanan Awal Maksimum)?
4. Apa alur koodinasi PPAM (Paket Pelayanan Awal Maksimum)?
5. Apa saja komponen dari terakreditasi dikti di dalam kebidanan ?
6. Apa alur koordinasi yang terdapat di dikti kebidanan?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. HASIL DARI JURNAL MENGENAI MU
Berdasarkan tahun 2010, semakin cukup umur, tingkat kema- tangan, dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya daripada orang yang
belum tinggi kedewasaannya. Bertambahnya usia seseorang akan terjadi pula
perubahan aspek fisik dan mentalnya, pada aspek mental taraf berfikir seseorang akan
semakin matang dan dewasa.
Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil perhitungan wilcoxon pada tabel 6 dengan α =0,05 hitung lebih
besar dari α tabel dengan α tabel 0,009, H0 ditolak jika nilai asymp sig < nilai α,
0.009 < dari 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sangat efektif pelatihan midwifery Update terhadap peningkatan penge- tahuan
bidan pada pelayanan kebidanan di Surakarta .
Menurut Notoatmodjo dalam buku Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (ovent beha- vior) karena perilaku baru didasari oleh pengetahuan.
Kesadaran dan sikap positif tidak dapat bersifat langgeng (long lasting) dari perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran.
Menurut teori Lawrience Green (1980) da- lam Sriningsih (2010) bahwa pengetahuan
seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping
aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu. Peneliti berasumsi jika bidan mempunyai pengetahuan yang
beraspek positif tentang materi pelatihan maka akan menimbulkan sikap yang positif
pula, lalu semakin baik pengetahuan bidan dalam pelayanan kebidanan yang meliputi
APN, Neonatus dan KB.
Menurut Sulistyawati (2009) Dalam pelak- sanaan program kesehatan dibutuhkan
sumber daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan
pembangunan tercapai. Bidan sebagai salah satunya yang merupakan ujung tombak
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada wanita harus mempunyai
pengetahuan yang luas mengenai ilmu kebidanan. Dengan peran yang besar ini maka
sangat penting bagi bidan untuk selalu meningkatkan kompetensinya.
C. ALURKOORDINASIPPAM
Pada tanggap darurat krisis kesehatan, harus ditetapkan seorang koordinator pelayanan
kesehatan reproduksi untuk mengkoordinir lintas program, lintas sector, lembaga local dan
international dalam pelaksanaan PPAM kesehatan reproduksi. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa kesehatan reproduksi menjadi priorotas layanan. Koordinator kesehatan
reproduksi adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab dalam penanganan kesehatan
reproduksi. Koordinator kesehatan reproduksi ditingkat provinsi dan kabupaten/kota berasal
dari dinas kesehatan setempat dari program kesehatan reproduksi atau kesehatan ibu dan
anakserta mengetahui PPAM kesehatan reproduksi.
Dalam melaksanakan tugasnya koordinator harus melakukan rapat koordinasi untuk
mendukung dan menetapkan penaggung jawab disetiap komponen PPAM kesehatan
reproduksi (SGBV, HIV, maternal dan neonatal, serta logistic) serta melaporkan isu-isu dan
data terkait kesehatan reproduksi, ketersediaan sumber daya serta logistic pada pertemuan
koordinasi.
D. TERAKREDITASI DIKTI
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa saat ini, publikasi merupakan kewajiban yang harus
dilakukan bagi para Mahasiswa, baik Mahasiswa S1 (Sarjana), S2 (Magister) dan S3
(Doctor).
Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 152/ET/2012 dan
Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi.
Kewajiban dalam publikasi jurnal ilmiah meliputi :
Mahasiswa S1 harus memiliki jurnal terbit di jurnal ilmiah
Dalam proses publikasi ilmiah, kamu harus memiliki naskah jurnal terlebih dahulu, kemudian
mempublikasikannya pada jurnal ilmiah. Dan ini, bukanlah hal yang mudah.
Untuk publikasi jurnal nasional ilmiah sendiri, ada yang gratis dan ada juga yang berbayar.
Jika yang gratis, naskah yang kamu miliki akan melalui proses review yang ketat dan tanpa
adanya pendampingan. Untuk menunggu apakah naskah kamu diterima atau tidak, akan
memakan waktu yang cukup lama. Bisa 3 bulan, 4 bulan hingga 6 bulan.
Jika tidak diterima, maka naskah kamu akan dikembalikan dan diperlukan revisi. Dan jika
diterima, maka kamu akan menunggu waktu yang cukup lama untuk naskah tersebut bisa
terpublikasikan.
Tapi, jika kamu memilih yang berbayar, maka kamu akan didampingi dalam proses review
yang mana nanti tidak diperlukan waktu yang lama.
Jika naskah kamu tidak sesuai, maka nanti akan dibantu dalam proses revisinya. Dan jika
sesuai, maka naskah kamu akan dipublikasikan pada waktu yang dekat.
Misal, contoh menurut peraturan MenRisTek yang sama yang sudah kami sebutkan
sebelumnya, pada ayat ke (2) dinyatakan beberapa kriteria peringkat dalam jurnal nasional
terakreditasi sinta sebagai berikut :
Jurnal Peringkat 2 dengan kriteria memiliki score 70 ≤ 85. Nah, pada peringkat
2 ini sering dikenal sebagai jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 yang
sebelumnya disebut jurnal terakreditasi B.
Jurnal Peringkat 3 dengan kriteria memiliki score 60 ≤ 70. Nah, pada peringkat
3 ini sering dikenal sebagai jurnal nasional terakreditasi Sinta 3.
Jurnal Peringkat 4 dengan kriteria memiliki score 50 ≤ 60. Nah, pada peringkat
4 ini sering dikenal sebagai jurnal nasional terakreditasi Sinta 4.
Jurnal Peringkat 5 dengan kriteria memiliki score 40 ≤ 50. Nah, pada peringkat
5 ini sering dikenal sebagai jurnal nasional terakreditasi Sinta 5.
Jurnal Peringkat 6 dengan kriteria memiliki score 30 ≤ 40. Nah, pada peringkat
6 ini sering dikenal sebagai jurnal nasional terakreditasi Sinta 6.
Nah, setelah kamu mengetahui kriteria dari jurnal nasional terakreditasi sinta, selanjutnya
kami akan memberikanmu beberapa contoh dan daftar jurnal nasional terakreditasi sinta.
d) memiliki manajemen karier yang terdiri dari perencanaan, pengembangan, pola karier, dan
kelompok rencana suksesi yang diperoleh dari manajemen talenta;
e) memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada penilaian kinerja yang
objektif dan transparan;
i) memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan dapat diakses oleh
seluruh Pegawai ASN.
Perencanaan
1) Penjabaran tugas dan fungsi organisasi Dalam menjabarkan tugas dan fungsi organisasi,
Instansi menginventarisir tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan pejabat fungsional
kesehatan sesuai dengan unsur, sub unsur dan butir kegiatan masing-masing jenis dan Jabatan
Fungsional Kesehatan yang dapat dinilai dengan Angka Kredit yang menggambarkan dan
mendukung pencapaian tujuan instansi itu sendiri.
2) Perhitungan Analisa Beban Kerja Analisis beban kerja adalah sebuah metode yang
digunakan untuk menentukan jumlah waktu, usaha dan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan tugas dan fungsi organisasi.
3) Pelaksanaan Analisis Jabatan Analisis jabatan merupakan proses dan tata cara untuk
memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk
kepentingan program kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan pengawasan. Dengan
melaksanakan analisis jabatan akan dihasilkan informasi jabatan.
a) Uraian jabatan yang terdiri atas aspek-aspek nama jabatan, kode jabatan, ikhtisar jabatan,
uraian tugas, bahan kerja, perangkat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, korelasi
jabatan, kondisi lingkungan kerja, dan resiko bahaya.
b) Syarat jabatan yang terdiri atas pangkat/golongan ruang, pendidikan, kursus atau diklat,
pengalaman kerja, pengetahuan kerja, keterampilan kerja, bakat kerja, temperamen kerja,
minat kerja, upaya fisik, kondisi fisik, dan fungsi pekerja.
Peta Jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal maupun horizontal
menurut struktur kewenangan, tugas, dan tanggung jawab jabatan serta persyaratan jabatan.
Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja.
a) Menyusun nama dan tingkat jabatan dari jenjang jabatan yang paling rendah sampai
dengan yang paling tinggi.
b) Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukan dalam unit
organisasi serta memuat jumlah pegawai, pangkat/golongan ruang, kualifikasi pendidikan,
dan beban kerja unit organisasi.
Penetapan Regulasi
Peta Jabatan (formasi) yang telah disusun, ditetapkan melalui regulasi oleh pimpinan instansi.
Setelah anda tahu tentang Perencanaan, selanjutnya anda harus tahu pula strategi bagaimana
mekanisme pengangkatan Jabatan Fungsional Bidan, sehingga pengelolaan Jabatan
Fungsional Bidan dapat berjalan dengan baik.
Pengangkatan
Pengembangan
Pengembangan Jabatan Fungsional Kesehatan sesuai dengan jenjang karier meliputi beberapa
aspek yaitu:
Uji Kompetensi
Pengembangan Kompetensi
PPAM merupakan suatu tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kekerasan seksual,
penyakit menular seksual pada saat kritis (bencana).
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa penilaian pada jurnal yang baik ini biasanya
menggunakan indikator apakah jurnal tersebut sudah terakreditasi atau belum.
Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwasannya bukan berarti semua jurnal yang belum
terakreditasi itu memiliki reputasi buruk. Tidak menutup kemungkinan, kedepan jurnal
tersebut malah memiliki masa depan yang bagus.
Nah, untuk melihat apakah jurnal nasional terakreditasi tersebut memiliki reputasi yang baik
atau tidak, kamu bisa melihat pedoman dari panduan akreditasi jurnal.
secara garis besar berikut ini beberapa ringkasan singkat indikator jurnal yang mempunyai
masa depan yang baik:
Memiliki ISSN.
Memiliki profil jurnal Google Cendekia (bisa dicek dengan melihat indeks
Google Cendekia).
B. Saran
Bagi masyarakat diharapkan semoga makalah ini dapat dipahami dan memberikan sedikit
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Bagi mahasiswa serta dapat mengetahui apa itu
Paket Pelayanan Awal Minimum Kesehatan Reproduksi dan dapat mengaplikasikannya di
dunia nyata
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Tengah 2015. Profile Kesehatan Jawa Tengah 2015.
Semarang
Fais, M & Saleha, S. 2009.
Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Buku Pedoman Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM), Kesehatan Reproduksi pada Krisis
Kesehatan. - Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2014
Pedoman pelaksanaan paket pelayanan awal Minimum (PPAM) kesehatan reproduksi pada
krisis kesehatan.—Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2017
http://202.70.136.161:8107/415/1/
modul_2109101023498fb96b7d7b4d0b1889c4d0203a64f8cd_.pdf