Penatalaksanaan
Terapi simtomatik dan diet
Suplemen serat (kecuali gejala obstruktif pada penyakit Crohn)
Tidak mengkonsumsi kafein dan sayur yang menghasilkan gas
Percobaan diet bebas laktosa pada penyakit Crohn
Antidiare dan antispasmodik kecuali pada serangan akut
Remisi
Senyawa 5-ASA (formulasi yang cocok untuk mengobati daerah yang terkena) ±
azatioprin atau 6- merkaptopurin.
Pembedahan
Kolitis ulserativa (25% dari seluruh pasien) : terapi medikamentosa gagal,
perdarahan, perforasi, striktur, kolitis fulminan atau megakolon toksik yang gagal
berespons dalam 48-72 jam setelah diberikan terapi medikamentosa, displasia
atau karsinoma.
Carcinoma Esophagus
Epidemiologi : 15% terdapat pada 1/3 esophagus atas, 50% pada 1/3 bagian tengah dan
35% 1/3 bagian bawah.
95% berasal dari epitel berlapis gepeng ;
Etiologi : lingkungan, diet, merokok, konsumsi alkohol, iritasi kronik pada mukosa
Klinis : disfagia (gejala awal : sering minum saat makan, mekan-makanan yang lebih cair,
makan secara lambat), odinofagia, suara serak
Penunjang :
Ro thoraks : adanya air fluid level di daerah mediastinum.
Esofagografi dengan barium :
Endoskopi
Terapi :
Reseksi total : sering residif
Radioterapi : ca esophagus bersifat radiosensitif, komlikasi striktur, perdarahan
Kemoterapi : cisplatin, bleomycin dan 5-FU
Paliatif : dilatasi dengan endoskopi
6. Bagaimana teori yang mutakhir mengenai patogenesis dan terapi pankreatitis akut
Patogenesis
Kejadian Pankreatitis akut disebabkan oleh aktivasi enzim dalam pankreas yang menyebabkan
autodigesti organ. Dalam keadaan normal pankreas terlindung dari efek enzimatik enzim yang
dihasilkannya karena :
Enzim dihasilkan dalam bentuk inaktif. Sekresi enzim proteolitik dalam bentuk prekursor
inaktif (tripsinogen) akan diubah menjadi tripsin oleh enterokinase yang disekresikan
oleh mukosa duodenum. Tripsin mengubah enzim prekursor proteolitik seperti
kimotripsinogen, proelastase, prokarboksipeptidase; selain itu juga mengaktivasi enzim
lipolitik (mis. fosfolipase) dan enzim amilolitik (mis. amilase). Pembentukan enzim
prekursor, zimogen dan antitripsin, melindungi pankreas dari otodigesti.
Terdapat inhibitor dalam jaringan pankreas, cairan pankreas dan serum. (aktivasi enzim
dimulai dari tripsin)
Mekanisme yang memulainyaterjadinya PA :
Refluks isi duodenum --> campuran enzim pankreas yang aktif, asam empedu, lisolesitin,
dan lemak yang mengalami emulsifikasi
Refluks cairan empedu -->memiliki efek deterjen pada sel pankreas, meningkatkan
aktivisi lipase dan fosfolipase,
Aktivasi enzim prekursor yang diawali oleh peningkatan kalsium sitosolik di dalam sel
asiner pankreas yang menyebabkan aktivasi enzim digestif intraseluler.
Stimulasi dan sekresi enzim berlebihan
Hasil dari patogenesis ini adalah nekrosis koagulasi parenkim dan piknotis inti atau kariolisis
yang cepat diikuti oleh degradasi sel asini yang nekrotik dan absorbsi debris yang timbul.
Tatalaksana
Tatalaksana awal : pemberian cairan intravena, terapi oksigen kalau perlu alat bantu
nafas, nutrisi enteral melalui pipa jejunum.
Tindakan konservatif : masih merupakan tindakan utama, berupa pemberian analgetik
(petidin), pankreas dipuasakan dengan nutrisi ke jejunum, penghisapan cairan lambung
untuk mengurangi rangsang pankreas. Antibiotik tidak rutin diberikan hanya pada
demam tinggi> 3 hari, curiga MODS dengan meropenem/imipenem 500 mg i.v tiap 8
jam selama 7-10 hari.
Operasi : Dilakukan pada penderita stabil (2-3 minggu) dan timbul penyulit seperti abses
atau pseudokista, illeus, perdarahan.
Tindakan lain : bila timbul MODS
9. Tulis konsensus Asean mengenai pengelolaan hepatitis kronik B dan hepatitis kronik C