Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Paradigma
 Berasal dari bahasa Latin, terdiri atas kata para dan deigma.
o Para: di samping, di sebelah, dan dikenal.
o Deigma: suatu model, teladan, arketif, dan ideal.
 Sumber nilai, kerangka berpikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari
suatu perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu. (Kealan,
2002)
 Seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis sebuah kerangka
pemikiran yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan, dan menjelaskan kenyataan
dan/atau masalah yang dihadapi. (Heddy Shary Ahimasa Putra, 2009)
Unsur-unsur paradigma menurut Herry:
1. Asumsi-asumsi atau anggapan-anggapan dasar (basic assumption)
2. Nilai-nilai (values)
3. Model-model (models)
4. Masalah yang diteliti/yang ingin dijawab
5. Konsep-konsep pokok (main concepts, key words)
6. Metode-metode penelitian (methods of research)
7. Metode-metode analisis (methods of analysis)
8. Hasil analisis/teori (results of analysis/theory)
9. Representasi (etnografi)
Menempatkan Pancasila sebagai paradigma berarti menempatkan Pancasila sebagai sistem
nilai acuan, kerangka acuan berpikir, pola-acuan berpikir; atau jelasnya sebagai sistem nilai
yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi
yang menyandangnya.
B. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi
Pengertian reformasi
 Secara etimologis: reformasi berasal dari kata reformation dari akar kata reform.
 Secara terminologi: suatu gerakan yang bertujuan mengatur ulang, menata ulang,
menata kembali hal-hal yang menyimpang, untuk dikembalikan pada format atau
bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat.
Reformasi di Indonesia pada prinsipnya merupakan suatu gerakan untuk mengembalikan
bangsa ini kepada dasar nilai-nilai sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Proses reformasi harus memiliki platform dan sumber nilai yang jelas dan merupakan arah,
tujuan, serta cita-cita yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
1. Lahirnya Pergerakan Reformasi di Indonesia
Krisis ekonomi Asia pada tahun 1998 menyebabkan stabilitas politik Indonesia menjadi
goyah. Sistem politik dikembangkan ke arah sistem “Birokratik Otoritarian” dan suatu
sistem “Korporatik”. Sistem ini ditandai oleh konsentrasi kekuasaan dan partisipasi di
dalam pembuatan keputusan-keputusan nasional yang berada hampir seluruhnya pada
tangan penguasa negara, kelompok militer, kelompok cerdik cendekiawan dan
kelompok pengusaha oligopolistik dan bekerja sama dengan masyarakat bisnis
internasional.

Titik awal reformasi terjadi saat mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei
1998 setelah berkuasa selama 32 tahun lamanya. Kemudian pemerintahan diambil alih
oleh Wakil Presiden Prof. Dr. B.J. Habibie. Pada masa pemerintahannya, terjadi
reformasi secara menyeluruh, yaitu:
1. Perubahan paket UU politik tahun 1985
2. Reformasi ekonomi yang menyangkut perlindungan hukum
3. Reformasi pada susunan DPR dan MPR.

Anda mungkin juga menyukai