1
Tulus TH Tambunan, Globalisasi dan Perdagangan Internasional (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004)328
Secara umum ada 2 jenis hambatan perdagangan internasional yaitu :
1. Hambatan tarif, contoh : pajak impor, pajak ekspor.
2. Hambatan non tarif, contoh : pembatasan spesifik atas perdagangan cukai dan prosedur
masuk administratif, standard (kesehatan, keamanan, kualitas), partisipasi pemerintah
dalam perdagangan (kebijakan).
Ada beberapa hambatan dalam perdagangan internasional antara lain :
1. Perbedaan sosial dan budaya.
2. Perbedaan ekonomi.
3. Perbedaan hukum dan politik.
4. Kuota, adalah pembatasan jumlah produk jenis tertentu yang dapat diimport ke dalam
negeri.
5. Embargo adalah instruksi pemerintah untuk melarang import produk tertentu atau
seluruh produk dari negara tertentu
6. Tarif adalah tingkat pajak yang dikenakan atas produk-produk import
7. Subsidi adalah pembayaran pemerintah untuk membantu bisnis dalam negeri untuk
bersaing dengan perusahaan asing.
8. Peraturan kandungan lokal adalah peraturan yang menuntut bahwa produk yang dijual
di negara tertentu paling tidak sebagian dibuat di negara tersebut.
9. Proteksi adalah praktek melindungi bisnis dalam negeri dari persaingan bebas dengan
membatasi produk tertentu masuk ke dalam negeri.
10. Kartel adalah asosiasi produsen yang bertujuan mengontrol penawaran dan harga
produk yang diperdagangkan.
11. Dumping adalah prktek penjualan suatu produk tertentu di luar negeri dengan harga
yang lebih rendah dari harga di negara asal.2
E. Dampak Covid-19 Terhadap Bisnis Internasional
WHO menjelaskan coronavirus menjadi bagian dari keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit yang terjadi pada hewan ataupun manusia. Manusia yang
terjangkit virus tersebut akan menunjukkan tanda-tanda penyakit infeksi saluran
pernapasan mulai dari flu sampai yang lebih serius, seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom
pernapasan akut berat. Coronavirus sendiri jenis baru yang ditemukan manusia sejak
muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, dan diberi nama Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2). Sehingga, penyakit ini disebut dengan
Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).
2
Mislan Sihite, Bisnis Global (Medan : Universitas Methodist Indonesia, 2016)97-98
Wabah Covid-19 yang mendunia menjadi penyebab terjadinya shock (guncangan)
ekonomi, yang mempengaruhi variabel ekonomi makro lainnya sehingga berdampak pada
instabilitas ekonomi di berbagai negara. Beberapa negara yang mengalami dampak cukup
besar amibat Covid-19 dan merupakan negara yang memiliki pengaruh besar terhadap
perekonomian global di antaranya terdapat 14 negara yaitu China, Indonesia, Hongkong,
Australia, Iran, Italia, Jepang, jerman, Korea Selatan, Malayasia, Perancis, Singapura,
Thailand dan Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 5 No. 2 Juli 2020 175 0
1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 Agustus September
Oktober November Desember Januari Februari Maret China Indonesia Hongkong
Australia Iran Italia Jepang Jerman Korsel Malaysia Perancis Singapura 0 10 20 30 40 50
60 70 Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret China
Indonesia Hongkong Australia Iran Italia Jepang Jerman Korsel Malaysia Perancis
Singapura Amerika Serikat.
Covid-19 menjadi topik utama di era global saat ini, khusunya dari segi ekonomi
secara global. Pertumbuhan ekonomi China sudah diprediksi mengalami guncangan dan
penurunan sebesar 0,3%-0,6% sebagai akibat dari meluasnya Covid-19 ke berbagai
penjuru wilayah nasional maupun internasional. Pelemahan ekonomi China yang
berdampak pada berbagai negara mampu memutus kerja sama internasional dalam waktu
yang singkat. Pasalnya kota-kota di China terutama Wuhan kota pertama yang terpapar
Covid-19 dan diindentifikasi sebagai transportasi pusat bisnis metropolitan dan keuangan
tidak dapat melakukan aktivitas ekonomi, yang biasanya berfungsi sebagai wadah untuk
300 lebih pabrik dan 500 perusahaan terbaik di dunia.
Setelah penyebaran Covid-19 baru-baru ini dengan tingkat penyebaran yang cukup
luas dan cepat, banyak terjadi konflik sosial ekonomi diberbagai penjuru negara,
diantaranya menurunya tingkat kunjungan wisatawan dikarenakan beberapa maskapai
membatalkan penerbangan ke dan dari Cina, juga membatasi jadwal perjalanan bisnis dan
pariwisata. Terlihat pada tabel bahwa jumlah kunjungan wisatawan sebelum adanya
Covid-19 adalah sebesar 4.805.600 pengunjung di agustus 2019, lalu turun menjadi
4.630.000 pengunjung pada bulan januari 2020. Tidak hanya China, tetapi beberapa
negara lainnya juga mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan seperti Indonesia
sebelum sebesar 1.557.712 menjadi 1.272.083 pengunjung sebelum dan setelah adanya
Covid-19. Terjadi pengurangan pasokan tenaga kerja dikarenakan banyaknya pabrik dan
perusahaan yang telah di evakuasi dan dihentikan sementara selama penyebaran Covid-19
berlangsung juga menjadi penyebab rendahnya tingkat perdagangan internasional, dimana
transaksi jual-beli berkala internasional juga dihentikan sementara.3
3
Rusiadi, Dampak covid – 19 Stabilitas Ekonomi Dunia (Medan : Universitas Pembangunan Panca Budi,
2020)175-177