Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Zafran

NPM : B1A021354

Teori Kebenaran Berdasarkan


Ilmu Filsafat dan Para Ahli
Teori tentang Kebenaran Menurut Ilmu Filsafat
Dalam ilmu Filsafat, arti dari kebenaran sangat bergantung pada sudut pandang filosofis, dan
teoritis yang menjadi dasarnya. Teori, atau metode diperlukan dalam menguji sebuah
kebenaran yang berguna sebagai penunjuk jalan bagi yang mengujinya. Dibawah ini terdapat
5 teori ini berdasarkan ilmu Filsafat:

 Teori Pragmatis (Charles Peirce 1839-1914)


Teori yang ada dalam makalah yang diberi judul “How to Make Ideals Clear” yang terbit
pada tahun 1878 mengatakan bahwa kebenaran akan selalu berubah, dan tergantung, serta
dapat dinilai lewat pengalaman selanjutnya. Kebenaran mutlak, universal, berdiri sendiri, dan
tetap dinilai tidak ada oleh Charles.

 Contoh :
▪ Pernyataan:”Semua besi bila dipanaskan akan memuai” mempunyai
kebenaran pragmatis bagi tukang pandai besi atau pabrik untuk mengolah besi
sehingga menjadi alat-alat yang bermanfaat bagi manusia.
▪ Misalnya, ada peristiwa kebakaran . pernyataan tentang apa sebab kebakaran
tidak bermanfaat, maka tidak benar. Hal yang benar adalah Tindakan cepat untuk
memadamkan api seperti mencari ember dan air, menelpon pemadam kebakaran,
dan lain-lain.
 Teori Korespondensi (Bertrand Russel 1872-1970)
Teori korespondensi merupakan teori yang memiliki pandangan tentang seluruh pernyataan
dianggap benar jika terhubung dengan fakta yang ada. Sebuah ungkapan, atau keputusan
dikatakan benar jika terdapat sebuah fakta yang dapat membuktikan kebenaran tersebut
secara utuh.

 Contoh-Contoh :
Semua besi bila dipanaskan akan memuai
Jakarta adalah ibukota negara RI
Pancasila adalah dasar negara RI
Orang Indonesia terdiri berbagai suku bangsa
Sebagai besar mahasiswa FIP adalah perempuan

 Teori Koherensi atau Konsistensi


Teori yang berasal dari 3 ilmuwan Spinosa, Bradley, dan Hagel ini menjelaskan bahwa
sebuah pengetahuan dianggap benar jika suatu proposisi tersebut mempunyai keterkaitan
dengan ide-ide dari proposisi sebelumnya yang dinilai benar. Teori ini menyimpulkan bahwa
kebenaran sebuah ilmu pengetahuan dapat diuji melalui kejadian masa lalu, atau dengan
melakukan pembuktian logis, atau matematis.

 Contoh 1 : Semua segitiga mempunyai sudut yang berjumlah 180º


Penggaris ini berbentuk segitiga
Jadi, jumlah sudut penggaris ini 180º
 Contoh 2 : Semua manusia membutuhkan air
Rudi adalah seorang manusia
Jadi, Rudi membutuhkan air

 Teori Performatif
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran akan diputuskan atau ditetapkan oleh pemegang
otoritas tertentu.
 Teori Konsensus
Suatu pernyataan dikatakan benar apabila dihasilkan dari semua konsensus bersama
(Kesepakatan).
Untuk mencapai konsensus , ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Menurut Jurgen Harbemas, konsensus harus memenuhi syarat:
● Keterpahaaman
▪ hal yang dibicarakan dapat dipahami diskursus/wacana
▪ ada dialog antar ide ketulusan/kejujuran
▪ semua kepentingan/interest dikemukakan sehingga ada keterbukaan
● Otoritas
▪ Orang yang terlibat dalam konsensus memang memiliki kewengan untuk itu
sehingga keputusannya dapat dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai