i
TIM PENYUSUN
I. Pengarah
1. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
II. Penulis
3. Dr. Arnie Fajar, M.Pd.
4. Dr. Chairul Muriman S., SE.,SH., MP.
5. Drs. Supandi, M.Pd.
III. Produksi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Anggaran 2017
ISBN 978-602-1389-14-0
i
KATA PENGANTAR
Pendidikan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menanamkan dan membina
nilai-nilai karakter antikorupsi bagi peserta didik, dalam hal ini peserta didik pada jenjang
pendidikan menengah. Mereka merupakan generasi yang akan mengganti generasi sekarang
yang menduduki berbagai jabatan, baik di pemerintahan maupun swasta. Melalui pendidikan,
proses perubahan sikap mental akan terjadi pada diri seseorang. Dengan perubahan tersebut,
diharapkan generasi muda secara sadar mampu menerapkan dan mengimplementasikan sikap
dan perilaku antikorupsi.
Penanaman nilai-nilai antikorupsi menjadi lebih efektif apabila dilakukan sejak dini, baik
melalui pendidikan formal (persekolahan), informal (keluarga), dan nonformal (masyarakat).
Penanaman nilai-nilai Antikorusi di persekolahan dilakukan melalui pengintegrasian pendidikan
antikorupsi (PAk) kedalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Pendidikan antikorupsi yang diintegrasikan pada pembelajaran PPKn dilaksanakan di
satuan pendidikan tingkat SMA/MA dan SMK/MAK secara berkelanjutan, ditekankan pada
pembentukan sikap dan perilaku tanpa meninggalkan pengetahuan dan keterampilan, serta
pengembangan keteladanan antikorupsi. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan, pelaksanaan,
serta penilaian proses dan hasil pembelajaran yang disusun berdasarkan peraturan yang berlaku.
Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi ini disusun sebagai bahan dan
panduan bagi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan dalam
mengimplementasikan penanaman niliai-nilai antikorupsi pada pembelajaran PPKn berdasarkan
kurikulum 2013 edisi revisi 2016, sehingga pendidikan antikorupsi di SMA/MA dan SMK/MAK
dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian, peserta didik lebih memahami
makna tindakan koruptif, dan berani bersikap serta berperilaku ANTIKORUPSI.
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PENYUSUN................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................................
ii
DAFTAR ISI................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1
A.Latar Belakang......................................................................................
4
B.Dasar Hukum........................................................................................
4
C.Tujuan dan Sasaran..............................................................................
5
D.Manfaat ................................................................................................
6
E.Ruang Lingkup......................................................................................
7
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN ANTIKORUPSI.....................
8
A.Pendidikan Antikorupsi sebagai Pendidikan Karakter ...........................
1. Dimensi Politik.............................................................................
2. Dimensi Sosiologi........................................................................
3. Dimensi Ekonomi........................................................................
iii
DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN (PPKn) KELAS XII…………………………..........
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-undang. Atas dasar
amanat tersebut, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
UU Sisdiknas Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya Pasal 3
menegaskan bahwa, ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, diperlukan profil kualifikasi
kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Penjelasan Pasal 35
UU Sisdiknas menyebutkan bahwa, ”Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.” Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan
bahwa, “Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.”
Kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik untuk lulusan SMA/MA dan SMK/MAK
pada aspek sikap (attitude) adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia. Sedangkan aspek pengetahuan (knowledge) adalah memiliki
pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian, serta aspek keterampilan
1
(skill) adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Sementara itu, dalam kehidupan masyarakat saat ini dihadapkan pada kasus-kasus
korupsi yang selalu muncul di depan mata. Hal ini dapat merusak generasi muda dan sendi-
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pemerintah dengan dukungan
masyarakat harus segera menata kurikulum pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat
antikorupsi dan pada akhirnya berani berkata, bersikap, dan bertindak antikorupsi.
Berkaitan dengan hal tersebut, UU Sisdiknas menyatakan bahwa “Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Berdasarkan pengertian tersebut, kurikulum harus mampu menumbuhkan
semangat dan berani berkata, bersikap, dan bertindak antikorupsi. Hal ini sejalan dengan
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu dengan diterbitkannya Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Inpres Nomor 17
tahun 2011 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi tahun 2012, Inpres Nomor 1 Tahun
2013 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan yang terakhir adalah
Inpres Nomor 2 tahun 2014, Inpres No 7 Tahun 2015 tentangAksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2015, dan yang terakhir adalah Inpres No. 10 tahun 2016
tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017.
Sebagai tindak lanjut dari Inpres no. 5 tahun 2004, maka Kementerian Pendidikan
Nasional melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 2009
membentuk Tim Teknis guna menyiapkan dan mengembangkan model pendidikan antikorupsi di
sekolah. Hasil dari tim tersebut adalah buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
Model pengintegrasian tersebut sudah disosialisasikan dan di diseminasikan ke sekolah-sekolah
rintisan.
Sejalan dengan perubahan kurikulum Tahun 2013 edisi revisi 2016 dan beberapa
peraturan pendukung yang berlaku, serta perubahan organisasi Kemdikbud yang dituangkan
dalam Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka terjadi perubahan dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Berkaitan dengan hal tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
menyusun kembali Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi melalui Kegiatan Pembinaan
Pendidikan Kewarganegaraan Tahun 2013/2014 untuk satuan pendidikan tingkat SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK/MAK. Hasil penyempurnaan buku Model Pengintegrasian
Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
(PPKn) akan dipergunakan dalam kegiatan workshop dan diseminasi, yang dijadikan sebagai
dasar pembelajaran di sekolah.
Secara konseptual, dapat dikemukakan bahwa PPKn adalah pengorganisasian dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan kemampuan
dasar tentang hubungan antar warganegara dan warganegara dengan negara yang dilandasi
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai luhur dan moral budaya
bangsa, memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang kuat dengan memperhatikan keragaman
agama, sosiokultural, bahasa, dan suku bangsa, dan memiliki jiwa demokratis yang diharapkan
dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Dengan kata lain bahwa materi/konten PPKn di
Indonesia terdiri dari beberapa disiplin ilmu yang memerlukan pengorganisasian materi secara
sistematis dan pedagogik, seperti ilmu hukum, politik, tatanegara, humaniora, moral Pancasila,
psikologi, nilai-nilai budi pekerti dan disiplin ilmu lainnya (Fajar, Arnie: Tesis 2003). Dengan
demikian secara substansi mata pelajaran PPKn terbuka terhadap perubahan dan dinamika
yang berkembang dalam kehidupan masyarakat dan negara termasuk mewadahi berbagai
masalah faktual khususnya penanaman nilai-nilai antikorupsi.
PPKn merupakan salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, PPKn sebagai salah satu
mata pelajaran yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam memecahkan berbagai
berbagai krisis yang melanda Indonesia, terutama krisis multidimensional. PPKn memiliki peran
mengembangkan nilai-nilai Pancasila yang diharapkan mampu membudayakan dan
memberdayakan peserta didik agar menjadi warga negara yang cerdas dan baik serta menjadi
pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan
bertanggungjawab. Adapun fungsi PPKn adalah sebagai mata pelajaran yang memiliki misi
pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter; dalam hal ini adalah karakter
antikorupsi.
Korupsi dalam konteks pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan atau
mengurangi serta mencegah sebelum ada niat (pre-emtif) dan sudah ada niat (preventif) untuk
tidak melakukan korupsi. Karena itu pendidikan antikorupsi dimaksud merupakan keseluruhan
upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak secara
tegas setiap bentuk tindakan korupsi (Buchori, Muchtar, 2007). Pendidikan Antikorupsi sangat
penting dilakukan melalui jalur pendidikan, karena pendidikan adalah usaha sadar untuk
merubah perilaku seseorang, termasuk peserta didik calon pemimpin masa depan (students are
today, leaders are tomorrow) dengan harapan agar generasi muda secara sadar mampu
membangun sistem nilai antikorupsi yang melekat pada jiwa dan karakter antikorupsi pada
dirinya.
B. Dasar Hukum.
3
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 (Stranas PPK).
6. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
7. Inpres Nomor 17 tahun 2011 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi tahun 2012.
8. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
9. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2014.
10. Instruksi Presiden Republik IndonesiaNomor 7 Tahun 2015TentangAksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015.
11. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 untuk pemerintah pusat
Kementerian/Lembaga/Instansi/Pemerintah Daerah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Buku
Yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan dasar dan Menengah.
4
a. menelaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi;
b. mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam materi pembelajaran PPKn;
c. mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam silabus mata pelajaran PPKn;
d. mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) mata pelajaran PPKn, dan;
e. mengimplementasikan pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran PPKn.
D. Manfaat
Setelah menggunakan model ini, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dinas
pendidikan dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas dari korupsi dengan
mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
5
2. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni:
(a) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab
kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (b)
pengetahuan kewarganegaraan; (c) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan
dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).
3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan antikorupsi
yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran PPKn.
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup model ini berpijak pada pemahaman korupsi yang ditinjau dari dimensi
politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum yang dikemas secara pedagogis. Pengembangan model
pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada mata pelajaran PPKn mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1. Telaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi.
2. Pengintegrasian aspek dan nilai-nilai antikorupsi ke dalam materi pembelajaran PPKn.
3. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam silabus mata pelajaran PPKn.
4. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran PPKn.
5. Implementasi pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran PPKn.
6
BAB II
7
Pendidikan antikorupsi merupakan bagian atau irisan dari pendidikan karakter, yang lebih
fokus untuk mengembangkan nilai-nilai antikorupsi. Nilai-nilai antikorupsi berfungsi untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan
standar perilaku yang baik. Menurut KBBI online 2017, “nilai diartikan sebagai pribadi yang utuh,
misalnya kejujuran; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai yang berkaitan dengan benar dan
salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat”. Oleh karena itu pembinaan pengembangan
nilai-nilai antikorupsi melalui pendidikan merupakan wahana untuk mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi dalam diri seseorang agar menjadi sikap dan perilaku
antikorupsi. Antikorupsi dilihat dalam konteks pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan
atau mengurangi korupsi, merupakan keseluruhan upaya untuk mendorong generasi-generasi
mendatang mengembangkan sikap menolak secara tegas setiap bentuk tindak korupsi (Buchori,
Muchtar, 2007).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memberantas korupsi dengan
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan, namun belum menampakkan hasil yang
optimal. Oleh karena itu diperlukan terobosan dengan cara pencegahan, yaitu dengan
membangun filosofi berupa penyemaian nalar dan nilai-nilai yang bebas dari korupsi melalui jalur
pendidikan. Jalur pendidikan memiliki posisi sangat vital dalam upaya membangun sikap dan
perilaku antikorupsi, khususnya sektor pendidikan formal diharapkan dapat berperan dalam
memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi sebagai preventive strategi. Dalam hal ini peserta didik
dijadikan sebagai target sekaligus diberdayakan sebagai penekan lingkungan agar tidak
permissive to corruption dan bersama-sama bangkit melawan korupsi.
Agar sikap dan perilaku antikorupsi dapat menjadi karakter peserta didik, maka pendidikan
antikorupsi melalui pendidikan formal di sekolah harus diorientasikan pada tataran moral action,
agar peserta didik tidak hanya berhenti pada kompetensi (competence) saja, tetapi sampai
memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan nilai-nilai dalam kehidupan
sehari-hari. Lickona (1991), menyatakan bahwa untuk mendidik moral anak sampai pada tataran
moral action diperlukan tiga proses pembinaan yang berkelanjutan mulai dari proses moral
knowing, moral feeling, hingga sampai pada moral action. Ketiganya harus dikembangkan secara
terpadu dan seimbang. Dengan demikian diharapkan potensi peserta didik dapat berkembang
secara optimal, baik pada aspek kecerdasan intelektual, yaitu memiliki kecerdasan, kemampuan
membedakan yang baik dan buruk, benar dan salah, serta menentukan mana yang bermanfaat.
Kecerdasan emosional, berupa kemampuan mengendalikan emosi, menghargai dan mengerti
perasaan orang lain, dan mampu bekerja dengan orang lain. Kecerdasan sosial, yaitu memiliki
kemampuan berkomunikasi, senang menolong, berteman, senang bekerja sama, senang berbuat
untuk menyenangkan orang lain. Kecerdasan spritual, yaitu memiliki kemampuan iman yang
anggun, merasa selalu diawasi oleh Allah, gemar berbuat baik karena lillahi ta’alah, disiplin
beribadah, sabar, ikhtiar, jujur, pandai bersyukur dan berterima kasih. Sedangkan kecerdasan
kinestetik, adalah menciptakan keperdulian terhadap dirinya dengan menjaga kesehatan jasmani,
8
tumbuh dari rizki yang hahal, dan sebagainya. Maka sosok manusia yang mengembangkan
berbagai kecerdasan tersebut, diharapkan siap menghadapi dan memberantas perbuatan korupsi
atau bersikap antikorupsi.
9
ini terjadi dibanyak negara dan memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Secara
umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur,
penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi.
Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi
seperti kepercayaan dan toleransi.
2. Dimensi Sosiologi
Pada prinsipnya sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat
dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, meliputi sifat, perlaku, dan perkembangan
masyarakat dalam arti pembangunan. Allan Jhonson (Wikipedia, ensiklopedia bebas-Sosiologi
23/02/2008), mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan
perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut
mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem
tersebut.
Manusia sebagai mahluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat sangat membutuhkan
keberadaan orang lain dengan mengadakan hubungan sosial. Hubungan sosial tersebut dapat
terjadi karena adanya kontak dan interaksi dari berbagai perilaku manusia, inilah yang disebut
sebagai interaksi sosial. Berkaitan dengan hal tersebut, perbuatan korupsi merupakan salah satu
konsekuensi dari interkasi antar individu baik dalam bentuk individu maupun kelompok yang
merupakan wujud dari penyimpangan sosial. Ketika salah satu pihak melakukan suatu tindakan
penyimpangan dan tindakan menyimpang tersebut merugikan pihak lain, maka tindakan individu
atau kelompok tersebut dapat dikatakan sebagai suatu tindakan korupsi.
Penyimpangan sosial dapat dilakukan secara individu (individual deviation), yaitu tindak
kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang berlaku
secara umum dalam lingkungan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian, keresahan,
ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan menyakiti. Sedangkan penyimpangan yang
berbentuk kelompok atau kolektif (group deviation) merupakan suatu perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. Akibat yang ditimbulkannya sama dengan penyimpangan yang
dilakukan secara individu. Bentuk penyimpangan sosial secara kelompok dapat terjadi dengan
adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar
anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kejahatan kelompok. Hal
ini biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terbuka, seperti merampok, menjajah,
melakukan korupsi, sindikat curanmor dan lain-lain.
Dengan adanya penyimpangan sosial tersebut perlu adanya pengendalian sosial, yaitu
suatu upaya yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat melalui mekanisme tertentu
untuk mencegah dan meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang serta mengajak dan mengarahkannya untuk berperilaku dan
10
bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Pengendalian sosial tersebut dapat dilaksanakan
melalui jalur hukum (yang harus kita lakukan), norma-norma (yang biasanya kita lakukan),
dan petunjuk moral (yang seharusnya kita lakukan).
Soerjono Soekanto (www.dikmenum.go.id 08/07/2008), menyatakan bahwa pengendalian
sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk
mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan
kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian, pengendalian sosial meliputi proses sosial yang
direncanakan maupun tidak direncanakan (spontan) untuk mengarahkan seseorang atau
kelompok orang. Selain itu pengendalian sosial pada dasarnya merupakan sistem dan proses
yang mendidik, mengajak dan bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai
dengan norma-norma sosial.
Berkaitan dengan korupsi yang merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial, maka
dalam hal ini perlu dilakukan pengendalian sosial melalui system mendidik dan mengarahkan
melalui mekanisme tertentu. Mendidik dimaksudkan agar dalam diri seseorang terdapat
perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku yaitu
bersikap anti-korupsi. Mengajak bertujuan mengarahkan agar perbuatan seseorang didasarkan
pada norma-norma yang berlaku dan tidak menurut kemauan individu-individu atau kelompok
yang melakukan korupsi.
3. Dimensi Ekonomi
Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan antara lain dengan membuat distorsi (kekacauan) dan ketidak efisienan yang tinggi.
Sebagai contoh dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari
pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup. Walaupun
terdapat pendapat yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan
mempermudah birokrasi. Sedangkan di sektor publik korupsi menimbulkan distorsi dengan
mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat dimana suap dan upah tersedia lebih
banyak. Baik di sector privat maupun publik, dimungkinkan pejabat membuat aturan-aturan baru
dan hambatan baru sebagai tambahan kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan
praktek korupsi. Hal ini mengakibatkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi
pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain.
Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; serta menambahkan
tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
Korupsi di bidang ekonomi juga menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar
pelaku ekonomi (pengusaha) karena semua proses harus melalui uang pelicin dan memerlukan
waktu yang relative lama. Hal ini mengakibatkan munculnya kekacauan "lapangan perniagaan".
Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya
mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien. Sedangkan bagi masyarakat
11
bawah, korupsi menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi dan harga-harga menjadi lebih mahal
sebagai dampak adanya “ongkos manajemen” seperti dipaparkan di atas. Akibatnya muncul
banyak pengemis, penganguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya
adalah uang untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup. Inilah yang menyebabkan
korupsi dikualifikasikan sebagai pelanggaran Hak Ekonomi.
4. Dimensi Hukum
Keberhasilan pemerintah dan kekuasaan suatu Negara seperti Indonesia adalah bagaimana
kebijakan negara mencegah dan memberantas korupsi secara optimal, masalah korupsi pada
dasarnya tidak bersaandar pada legitimasi hukum saja, tetapi terkait dengan aspek ekonomi,
sosial dan politik. Seno Adji (2009) berpendapat bahwa korupsi di Indonesia sudah tersistem
(systemic corruption) yang melibatkan kelembagaan yang dikategorikan sebagai penyakit yang
sulit pembuktiannya bahkan lekat sekali dengan kekuasaan. Sistem harus ditelaah sebagai
kesatuan yang meliputi tindakan re-evaluasi, reposisi, dan pembaharuan struktur, substansi
hukum khususnya budaya hukum sebagai cermin etika dan integritas penegakan hukum. Budaya
hukum merupakan aspek penting yang melihat bagaimana masyarakat menganggap ketentuan
sebagai civic-minded, sehingga masyarakat selalu taat dan menyadari betapa pentingnya hukum
sebagai regulasi.
Praktek korupsi di Indonesia lebih transparan setelah berbagai kasus yang menimpa para
politikus secara beruntun terkuak, meskipun dalam penyelesaiannya masih terdapat kendala
karena kompleksitas dan keluasan aspek serta konspirasnyai. Menurut Laila (2009) paling tidak
ada tiga relasi konspirasi yang melakukan intervensi saling menguntungkan terhadap proyek-
proyek atau berbagai kegiatan. Pertama, antar pejabat dalam suatu instansi pemerintah maupun
antar instansi, termasuk di dalamnya melibatkan pejabat di bidang keamanan (militer dan
kepolisian). Kedua, antara pejabat dengan pengusaha, dimana para pengusaha karena sudah
memiliki jaringan di dalam dan benar-benar mengetahui apa yang dimaui para pejabat itu, selalu
saja survive kendati terjadi pergantian pejabat dalam lingkungan birokrasi. Ketiga, antara
pengusaha dengan pengusaha. Relasi terakhir biasanya terjadi dalam proses tender proyek,
dimana diantara mereka sudah saling mengerti untuk sama “memperoleh jatah” dengan saling
membantu atau tidak saling mengganjal. Wujudnya antara lain “pendamping” dalam proses tender
tertentu, dimana sang pendamping itu juga sekaligus memperoleh “bagian atau prosentase” dari
sang pemenang, sehingga pelaksanaan tender sebenarnya hanya formalitas dan akal-akalan
saja.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Perbuatan melawan hukum;
2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
12
4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:
1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
2. Penggelapan dalam jabatan;
3. Pemerasan dalam jabatan;
4. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
5. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
13
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
14
Adapun proses internalisasi nilai-nilai antikorupsi terhadap peserta didik, dilaksanakan
di sekolah melalui proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Pembinaannya
dilakukan secara berkelanjutan, dimulai dari proses moral knowing, moral feeling, hingga
sampai pada moral action. Karena pembinaannya sampai kepada moral action, maka
implementasinya perlu ditindaklanjuti dengan membangun ”kantin kejujuran” di sekolah
sebagai praktik moral action yang harus dirancang sesuai dengan muatan sifat edukasi.
Kantin Kejujuran, tak ubahnya seperti kebanyakan kantin lainnya. Perbedaannya terdapat
pada pengelolaan dan pola pembayaran yang menitikberatkan pada kesadaran pembeli.
Kantin ini dimaksudkan sebagai ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya
kejujuran terhadap diri sendiri dan lingkungannya, sehingga mereka akan menjadi penerus
bangsa yang jujur untuk memajukan bangsa dan negara.
Kantin Kejujuran merupakan laboratorium perilaku yang dapat merefleksikan
perilaku/tabiat peserta didik yang ada di suatu sekolah. Jika kantin tidak bertahan lama karena
bangkrut, maka hampir dipastikan peserta didik di sekolah itu tidak berperilaku jujur.
Sebaliknya, kantin akan semakin maju ketika peserta didik memegang tinggi asas kejujuran
dalam kesehariannya. Oleh karena itu, kantin kejujuran perlu diterapkan di satuan pendidikan
sebagai upaya prepentif bagi generasi muda agar tidak permissive to corruption. Sebab
prevention is better than cure, pencegahan lebih baik dari pada mengobati.
Hasil yang diharapkan dari intervensi di jalur pendidikan adalah: Kaum muda
khususnya pelajar dapat lebih memahami tindak pidana korupsi, dan mulai berani berkata,
bersikap, dan bertindak ANTIKORUPSI, yang pada gilirannya dapat mewarnai, mendorong
masyarakat dan lingkungan sekitarnya untuk bersama-sama bangkit melawan korupsi.
Dengan kondisi demikian diharapkan dapat membawa negeri ini keluar dari perangkap
korupsi serta mengembalikan kewibawaan serta harga diri bangsa.
Berdasarkan uraian tentang pendidikan antikorupsi tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa diimplementasikannya pendidikan antikorupsi pada jalur pendidikan formal sangat
mendukung fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang menyatakan
secara eksplisit bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” Dengan demikian, pembinaan pendidikan antikorupsi pada jalur
pendidikan di seluruh satuan pendidikan (sekolah) merupakan wahana untuk mendukung dan
mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
15
BAB III
TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASARPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
SMA/MA DAN SMK/MAK KELAS XII
TERHADAP NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
Kurikulum 2013 memuat Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang diatur dalam Permendikbud No. 20/2016, dijabarkan menjadi 4 (empat)
Kompetensi Inti (KI), yaitu: sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Masing-masing KI dijabarkan ke dalam
sejumlah kompetensi dasar (KD) sesuai dengan Permendikbud No. 24/2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan dasar dan Menengah yang menjadi landasan dalam pengembangan proses pembelajaran.
Kompetensi dasar (KD) pada mata pelajaran PPKn di kelas XII yang terkait dengan aspek pengetahuan terdapat 4 (empat) KD, yaitu KD 3.1 s.d.
3.4. Berdasarkan telaah terhadap KD tersebut, maka yang dinilai relevan dan dapat diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalamnya adalah seluruh KD.
Kompetensi Inti:
Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti
1. Menampilkan seluruh Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan dari kompetensi inti (KI) ke dalam kolom sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan ketrampilan, sesuai dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.
1.1 Menghargai perbedaan sebagai 2.1 Bersikap responsif dan proaktif 3.1 Menganalisis nilai-nilai Pancasila 4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai
anugerah Tuhan yang Maha Esa terhadap pelang-garan hak dan terkait dengan kasus-kasus Pancasila terkait dengan kasus-
dalam rangka penghormatan hak pengingkaran kewajiban warga pelanggaran hak dan kasus pelanggaran hak dan
asasi manusia. negara dalam kehidupan pengingkaran kewajiban warga pengingkaran kewajiban warga
berbangsa dan bernegara negara dalam kehidupan negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. berbangsa dan bernegara.
1.2 Menjalankan perilaku orang
2.2 Berperilaku jujur dalam praktik 1.2 Mengevaluasi praktik 4.2 Mendemonstrasikan hasil evaluasi
beriman dalam praktik
perlindungan dan penegakan perlindungan dan penegakan praktik perlindungan dan
pelindungan dan penegakan
hukum di tengah masyarakat. hukum untuk menjamin keadilan penegakan hukum untuk menjamin
hukum untuk menjamin keadilan
dan kedamaian. keadilan dan kedamaian.
dan kedamaian.
1.3 Menyikapi pengaruh kemajuan 2.3 Bertanggungjawab dalam 3.3 Mengidentifikasi pengaruh 4.3 Mempresentasikan hasil identifikasi
Ilmu pengetahuan dan teknologi menyikapi pengaruh kemajuan kemajuan ilmu pengetahuan dan pengaruh kemajuan ilmu
dengan tetap memegang nilai-nilai Ilmu pengetahuan dan teknologi teknologi terhadap negara dalam pengetahuan dan teknologi
ke-Tuhanan Yang Maha Esa. dalam bingkai Bhinneka Tunggal bingkai Bhinneka Tunggal Ika. terhadap negara dalam bingkai
Ika. Bhinneka Tunggal Ika.
1.4 Mensyukuri persatuan dan 2.4 Bersikap proaktif dalam 3.4 Mengevaluasi dinamika persatuan 4.4 Merancang dan
kesatuan bangsa sebagai upaya mengembangkan persatuan dan dan kesatuan bangsa sebagai mengkampanyekan persatuan dan
dalam menjaga dan kesatuan bangsa sebagai upaya upaya menjaga dan kesatuan bangsa sebagai upaya
mempertahankan Negara dalam menjaga dan mempertahankan Negara menjaga dan mempertahankan
Kesatuan Republik Indonesia mempertahan-kan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kesatuan Republik
sebagai bentuk pengabdian. Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia.
2. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan dari Kompetensi Inti (KI) pengetahuan yang dinilai relevan dengan dimensi, indikator dan
nilai-nilai antikorupsi, kemudian diikuti KD yang dikembangkan dari KI aspek keterampilan, kemudian KI sikap spiritual dan KI sikap sosial.
56
N
Pengetahuan Keterampilan Sikap Spiritual Sikap Sosial
o
3.1 Menganalisis nilai-nilai 4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai 1.1 Menghargai perbedaan sebagai 2.1 Bersikap responsif dan proaktif
1
Pancasila terkait dengan Pancasila terkait dengan kasus- anugerah Tuhan yang Maha Esa terhadap pelanggaran hak dan
kasus-kasus pelanggaran hak kasus pelanggaran hak dan dalam rangka penghormatan hak pengingkaran kewajiban warga
dan pengingkaran kewajiban pengingkaran kewajiban warga asasi manusia. negara dalam kehidupan
warga negara dalam negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
kehidupan berbangsa dan berbangsa dan bernegara.
bernegara.
3.2 Mengevaluasi praktik 4.2 Mendemonstrasikan hasil evaluasi 1.2 Menjalankan perilaku orang 2.2 Berperilaku jujur dalam praktik
2
perlindungan dan penegakan praktik perlindungan dan beriman dalam praktik perlindungan dan penegakan
hukum untuk menjamin penegakan hukum untuk pelindungan dan penegakan hukum di tengah masyarakat.
keadilan dan kedamaian. menjamin keadilan dan hukum untuk menjamin keadilan
kedamaian. dan kedamaian.
3.3 Mengidentifikasi pengaruh 4.3 Mempresentasikan hasil 1.3 Menyikapi pengaruh kemajuan 2.3 Bertanggungjawab dalam
3
kemajuan ilmu pengetahuan identifikasi pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi menyikapi pengaruh kemajuan
dan teknologi terhadap negara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap memegang nilai-nilai Ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bingkai Bhinneka terhadap negara dalam bingkai ke-Tuhanan Yang Maha Esa dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika Ika.
3.3 Mengevaluasi dinamika 4.5 Merancang dan 1.4 Mensyukuri persatuan dan 2.4 Bersikap proaktif dalam
4
persatuan dan kesatuan mengkampanyekan persatuan kesatuan bangsa sebagai upaya mengembangkan persatuan dan
bangsa sebagai upaya dan kesatuan bangsa sebagai dalam menjaga dan kesatuan bangsa sebagai upaya
menjaga dan mempertahankan upaya menjaga dan mempertahankan Negara dalam menjaga dan
Negara Kesatuan Republik mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia mempertahanakan Negara
Indonesia. Kesatuan Republik Indonesia. sebagai bentuk pengabdian. Kesatuan Republik Indonesia.
3. Berdasarkan telaah terhadap Kompetensi Dasar (KD) sebagaimana dituangkan dalam langkah 2, maka KD yang dapat diintegrasikan dimensi,
indikator, dan nilai-nilai Antikorupsi adalah sebagai berikut:
Esa dalam rangka 2. Meyakini kebenaran nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pelaksanaan hak a. Membuat kebijakan didasarkan
Dimensi Indikator dan Nilai-Nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
penghormatan hak asasi serta kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan pada kepentingan
manusia bernegara. umum/bersama (adil)
2.1 Bersikap responsif dan proaktif 3. Menjelaskan arti dan macam-macam hak warga negara. b. Melaksanakan kebijakan didasari
terhadap pelanggaran hak dan 4. Membandingkan antara hak asasi manusia dan Hak warga negara. sikap menjunjung tinggi
pengingkaran kewajiban warga 5. Mendeskripsikan hak warga negara Indonesia sesuai dengan nilai-nilai kebenaran (jujur, berani)
negara dalam kehidupan Pancasila. c. Melaksanakan pengawasan
berbangsa dan bernegara. 6. Menjelaskan arti dan macam-macam kewajiban warga negara kebijakan secara tidak tebang
3.1 Menganalisis nilai-nilai 7. Membandingkan antara kewajiban asasi dan kewajiban warga negara. pilih (adil, berani).
Pancasila terkait dengan kasus- 8. Mendeskripsikan macam-macam kewajiban warga negara Indonesia d. Melaksanakan musyawarah
kasus pelanggaran hak dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. dalam menyelesaikan masalah
pengingkaran kewajiban warga 9. Memasangkan hak dan kewajiban warga negara Indonesia sesuai (kebersamaan)
negara dalam kehidupan dengan nilai-nilai Pancasila.
berbangsa dan bernegara. 10.Mendeskripsikan kasus pelanggaraan hak warga negara dalam 2. Sosiologi:
4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara. a. Menepati janji (tanggung jawab)
Pancasila terkait dengan kasus- 11.Mendeskripsikan kasus pengingkaran kewajiban warga negara dalam b. Tidak diskriminatif dalam
kasus pelanggaran hak dan kehidupan berbangsa dan bernegara. memberikan layanan (adil)
pengingkaran kewajiban warga 12.Menunjukkan contoh kasus pelanggaraan hak warga negara dalam c. Tidak nepotisme (adil, mandiri)
negara dalam kehidupan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berkaitan dengan perilaku d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)
berbangsa dan bernegara. korupsi. e. Melaksanakan kerjasama tanpa
13.Menunjukkan contoh kasus pengingkaran kewajiban warga negara melihat perbedaan agama, sosial,
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berkaitan dengan dan ekonomi (kesetaraan)
perilaku korupsi. f. Membunyikan radio, TV, tape
14.Menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus dengan sewajarnya (bijaksana)
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam g. Berpartisipasi menjaga keamanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. lingkungan (peduli)
15.Menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus h. Melakukan donor darah (Ikhlas).
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam 3. Ekonomi:
kehidupan berbangsa dan bernegara yang berkaitan dengan perilaku a. Melakukan persaingan secara
korupsi. sehat (tanggung jawab, jujur,
16.Menunjukkan contoh implementasi nilai-nilai Pancasila terkait dengan kerja keras).
kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga b. Tidak menyuap (jujur, disiplin)
negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. c. Tidak boros dalam menggunakan
17.Menunjukkan contoh perilaku tidak memaksakan agama/kepercayaan sumber daya/energi, dan dana
terhadap TYME kepada orang lain (nilai keadilan) (sederhana, tanggung jawab)
18.Menunjukkan contoh perilaku hormat/sopan, suka menolong, dan empati d. Tidak melakukan penyimpangan
56
terhadap orang lain (nilai kepedulian) alokasi dan distribusi (jujur, peduli
Dimensi Indikator dan Nilai-Nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
19.Menunjukkan contoh perilaku tidak membeda-bedakan teman (nilai dan tanggung jawab)
kebersamaan) 4. Hukum:
20.Menunjukkan contoh perilaku tertib terhadap peraturan kelas/sekolah. a. Tidak melakukan penggelapan
(nilai kedisiplinan), dana, pajak, barang, dan
21.Menunjukkan contoh perilaku tidak berlebihan dan rendah hati (nilai sebagainya (jujur, tanggung
kesederhanaan). jawab)
22.Menjelaskan penyebab terjadinya pelanggaran hak dan pengingkaran b. Tidak melakukan pemalsuan
kewajiban sebagai warga negara dalam kehidupan berbangsa dan dokumen, surat, tanda tangan,
bernegara. dan sebagainya (jujur, tanggung
23.Mendeskripsikan cara menghindari terjadinya pelanggaran hak dan jawab)
pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dalam kehidupan c. Tidak melakukan pencurian dana,
berbangsa dan bernegara. barang, waktu, ukuran yang
24.Mendeskripsikan cara mengatasi apabila terjadi pelanggaran hak dan merugikan pihak lain, dan
pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dalam kehidupan sebagainya (jujur, tanggung
berbangsa dan bernegara.. jawab, disiplin)
25.Mendeskripsikan dengan penuh percaya diri cara mengatasi apabila d. Tidak melakukan penipuan
menyaksikan teman/orang yang berperilaku korupstif (nilai keberanian). terhadap pihak lain (jujur,
26.Menyajikan hasil analisis nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus tanggung jawab)
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam e. Tidak melakukan persekongkolan
kehidupan berbangsa dan bernegara. dalam membuat putusan
27.Menyajikan hasil analisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran (tanggung jawab)
kewajiban terhadap Marsinah dikaitkan dengan aspek praksis sila f. Tidak melakukan perusakan
Pancasila. barang/fasilitas milik negara
28.Menyajikan hasil analisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran (tanggung jawab, peduli)
kewajiban terhadap Munir dikaitkan dengan aspek idealis silaPancasila. g. Tidak memberikan atau
menerima gratifikasi (sederhana,
2 1.2 Menjalankan perilaku orang 1. Menerapkan nilai-nilai agama dalam setiap tindakan dalam kehidupan jujur)
beriman dalam praktik disekolah, dirumah dan di lingkungan rumah dan masyarakat karena h. Tidak menyalahi/melanggar
pelindungan dan penegakan Tuhan yang Maha Esa. aturan (disiplin, tanggung jawab)
hukum untuk menjamin 2. Berdoa bersama agar penegakan hukum dalam masyarakat Indonesia i. Melaksanakan keputusan dengan
keadilan dan kedamaian. benar-benar menjamin keadilan dan kedamaian. penuh tanggung jawab
2.2 Berperilaku jujur dalam praktik 3. Meyakini kebenaran UUD NRI Tahun 1945 sebagai landasan (komitmen)
perlindungan dan penegakan penegakan hukum di Indonesia
hukum di tengah masyarakat. 4. Menjelaskan makna, macam, dan tujuan hukum NILAI ACUAN ANTIKORUPSI
3.2 Mengevaluasi praktik 5. Menjelaskan hakekat perlindungan dan penegakkan hukum KESETARAAN: kesejajaran, sama
56
perlindungan dan penegakan 6. Mendeskripsikan landasan hukum perlindungan dan penegakan hukum tingkatan/kedudukan, sebanding
Dimensi Indikator dan Nilai-Nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
hukum untuk menjamin di Indonesia sepadan, seimbang.
keadilan dan kedamaian 7. Menjelaskan pentingnya perlindungan dan penegakan hukum di KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti
4.2 Mendemonstrasikan hasil Indonesia rasa persaudaraan/kekeluargaan,
evaluasi praktik perlindungan 8. Mengidentifikasi berbagai peristiwa di lingkungan sekitar yang senasib sepenanggungan, dan
dan penegakan hukum untuk disebabkan lemahnya perlindungan dan penegakan hukum merasa menjadi satu kesatuan
menjamin keadilan dan 9. Mengidentifikasi berbagai peristiwa korupsi yang disebabkan lemahnya (integritas),
kedamaian. penegakan hukum. KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan
10.Menjelaskan peran kepolisian dalam perlindungan dan penegakan untuk melakukan sesuatu (yang
hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian. telah disepakati), kontrak.
11.Menjelaskan peran kejaksaan dalam perlindungan dan penegakan KONSEKUEN: Sesuai dengan apa
hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian. yang dikatakan/diperbuat,
12.Menjelaskan peran hakim selaku pelaksana kekuasaan kehakiman berwatak teguh, tidak
dalam perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan menyimpang dari apa yang sudah
dan kedamaian. diputuskan
13.Menjelaskan peran Advokat dalam perlindungan dan penegakan hukum KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
untuk menjamin keadilan dan kedamaian. HEMAT: berhati-hati dalam
14.Menjelaskan peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam membelanjakan uang, tidak
perlindungan dan penegakan hukum berkaitan dengan perilaku korupsi boros, cermat.
untuk menjamin keadilan dan kedamaian.
15.Mengevaluasi peran dan fungsi penegak hukum (kepolisian, kejaksaan, BIJAKSANA: selalu menggunakan akal
hakim, KPK) dalam perlindungan dan penegakkan hukum untuk budinya (pengalaman dan
menjamin keadilan dan kedamaian pengetahuannya), arif, tajam
16.Mengidentifikasi kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh oknum pikiran, pandai dan hati-hati
penegak hukum (cermat, teliti, dsb.)
17.Memberi contoh perilaku yang sesuai dengan hukum (disiplin, IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
kesetaraan, jujur, adil, tanggung jawab, dan peduli) BERBAGI: membagi sesuatu bersama,
18.Memberi contoh perilaku yang bertentangan dengan hukum (disiplin, membagi diri, saling memberi
kesetaraan, adil, tanggung jawab, dan peduli) pengalaman.
19.Mengidentifikasi kasus pelanggaran hukum yang terjadi di lingkungan RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.),
sekitar dan di Indonesia termasuk kasus korupsi. tekun, sungguh-sungguh bekerja,
20. Menganalisis kasus pelanggaran hukum yang terjadi lingkungan sekitar selalu berusaha giat, terus
dan di Indonesia termasuk kasus korupsi. menerus.
21.Mengevaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak
menjamin keadilan dan kedamaian (tetap pendirian, tetap memegang
22.Mengevaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum yang keadilan).
56
Kompetensi Inti:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
1 1.1 Menghargai 1 Mensyukuri bahwa 1 Pancasila sebagai Dimensi Antikorupsi Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
perbedaan perbedaan itu merupakan dasar pelaksanaan hak 1. Politik: Esa telah lahir dan hidup di bumi Indonesia yang
56
sebagai anugerah dari Tuhan Yang serta kewajiban warga a. Membuat kebijakan beraneka ragam suku, agama, ras, dan budaya.
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
anugerah Maha Esa. negara dalam didasarkan pada Kita pun wajib bersyukur bahwa negara Indonesia
Tuhan yang 2 Meyakini kebenaran nilai- kehidupan berbangsa kepentingan telah memiliki dasar pelaksanaan hak dan
Maha Esa nilai Pancasila sebagai dan bernegara. umum/bersama kewajiban warga negara, yaitu Pancasila. oleh
dalam dasar pelaksanaan hak 2 Arti dan macam- (adil) karena itu, penerapan hak dan kewajiban warga
rangka serta kewajiban warga macam hak warga b. Melaksanakan negara dalam kehidupan bermasyarakat,
penghormat negara dalam kehidupan negara. kebijakan didasari berbangsa, dan bernegara harus mengacu pada
an hak asasi berbangsa dan bernegara. 3 Perbandingan antara sikap menjunjung nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
manusia 3 Menjelaskan arti dan hak asasi manusia dan tinggi kebenaran Hak adalah sesuatu yang pantas/patut peroleh
2.1 Bersikap macam-macam hak warga hak warga negara. (jujur, berani) atau didapatkan. Hak dapat berbentuk
responsif negara. 4 Hak warga negara c. Melaksanakan kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan
dan proaktif 4 Membandingkan antara hak Indonesia sesuai pengawasan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat
terhadap asasi manusia dan hak dengan nilai-nilai kebijakan secara dari dilaksanakannya kewajiban. Walaupun hak
pelang- warga negara. Pancasila. tidak tebang pilih dapat berbentuk kewenangan atau kekuasaan,
garan hak 5 Mendeskripsikan hak warga 5 Arti dan macam- (adil, berani). namun hak tidak boleh digunakan semena-mena,
dan negara Indonesia sesuai macam kewajiban d. Melaksanakan karena pada prinsipnya hak yang ada, juga bisa
penging- dengan nilai-nilai Pancasila. warga negara musyawarah dalam menjadi bagian dari hak orang lain. Hak juga
karan 6 Menjelaskan arti dan 6 Perbandingan antara menyelesaikan merupakan akibat dari dilaksanakan kewajiban.
kewajiban macam-macam kewajiban kewajiban asasi dan masalah Misalnya hak warga memperoleh pelayanan listrik,
warga warga negara kewajiban warga (kebersamaan). karena warga sudah melaksanakan kewajiban
negara 7 Membandingkan antara negara. 2. Sosiologi: membayar listrik. Dengan demikian pelanggaran
dalam kewajiban asasi dan 7 Macam-macam a. Menepati janji terhadap hak seseorang termasuk tindakan
kehidupan kewajiban warga negara. kewajiban warga (tanggung jawab) korupsi (nilai keadilan). Secara sederhana
berbang-sa 8 Mendeskripsikan macam- negara Indonesia b. Tidak diskriminatif kewajiban adalah sesuatu yang harus
dan macam kewajiban warga sesuai dengan nilai- dalam memberikan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Jadi
bernegara negara Indonesia sesuai nilai Pancasila. layanan (adil) kalau ada kewajiban tidak dilaksanakan berarti
3.1 Meng- dengan nilai-nilai Pancasila. 8 Harmonisasi hak dan c. Tidak nepotisme tidak bertanggung jawab, dan itu termasuk
analisis 9 Memasangkan hak dan kewajiban warga (adil, mandiri) tindakan korupsi. (nilai tanggung jawab).
nilai-nilai kewajiban warga negara negara Indonesia d. Tidak kolusi (jujur, Hak warga negara merupakan seperangkat
Pancasila Indonesia sesuai dengan sesuai dengan nilai- mandiri) hak yang melekat dalam diri manusia dalam
terkait nilai-nilai Pancasila. nilai Pancasila. e. Melaksanakan kedudukannya sebagai anggota dari sebuah
dengan 10 Mendeskripsikan kasus 9 Contoh kasus-kasus kerjasama tanpa negara. Hak asasi manusia adalah yang melekat
kasus-kasus pelanggaraan hak warga pelanggaraan hak melihat perbedaan pada setiap pribadi manusia. Sifatnya universal,
pelang- negara dalam kehidupan warga negara dalam agama, sosial, dan tidak terpengaruh status kewarganegaraan,
garan hak berbangsa dan bernegara. kehidupan berbangsa ekonomi karena anugerah Tuhan. Akan tetapi hak warga
56
dan 11 Mendeskripsikan kasus dan bernegara. (kesetaraan) negara di batasi oleh status kewarganegaran
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
penging- pengingkaran kewajiban 10 Contoh kasus-kasus f. Membunyikan seseorang. Dengan kata lain tidak semua hak
karan warga negara dalam pengingkaran radio, TV, tape warga negara menjadi hak asasi manusia. Oleh
kewaji-ban kehidupan berbangsa dan kewajiban warga dengan sewajarnya karena itu pelanggaran hak seseorang sebagai
warga bernegara. negara dalam (bijaksana) warganegara termasuk tindakan koruptif. (nilai
negara 12 Menunjukkan contoh kasus kehidupan berbangsa g. Berpartisipasi keadilan). Contoh: pemberian nilai dari guru yang
dalam pelanggaraan hak warga dan bernegara. menjaga keamanan berdasarkan kedekatan dari peserta didik, bukan
kehidupan negara dalam kehidupan 11 Contoh kasus lingkungan (peduli) berdasarkan prestasi (nilai keadilan).
berbangsa berbangsa dan bernegara pelanggaraan hak h. Melakukan donor Kewajiban warga negara adalah sebagai
dan berne- yang berkaitan dengan warga negara dalam darah (Ikhlas). tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan
gara. perilaku korupsi. kehidupan berbangsa 3. Ekonomi: oleh seorang warga negara sebagaimana diatur
4.1 Menyaji 13 Menunjukkan contoh kasus dan bernegara yang a. Melakukan dalam UUD NRI tahun 1945. Pelanggaran
hasil pengingkaran kewajiban berkaitan dengan persaingan secara terhadap kewajiban warga negara juga termasuk
analisis warga negara dalam perilaku korupsi. sehat (tanggung tindakan korupsi. (nilai tanggung jawab dan nilai
nilai-nilai kehidupan berbangsa dan 12 Contoh kasus jawab, jujur, kerja komitmen).
Pancasila bernegara yang berkaitan pengingkaran keras). Setiap warga negara terikat oleh kewajiban
terkait dengan perilaku korupsi. kewajiban warga b. Tidak menyuap sebagai warga negara, karena terikat oleh status
dengan 14 Menganalisis nilai-nilai negara dalam (jujur, disiplin) kewarganegaraannya. Warga negara yang tidak
kasus-kasus Pancasila terkait dengan kehidupan berbangsa c. Tidak boros dalam memenuhi kewajiban sebagai warga negara
pelanggaran kasus-kasus pelanggaran dan bernegara yang menggunakan disebut tindakan pengingkaran kewajiban
hak dan hak dan pengingkaran berkaitan dengan sumber warganegara. Pengingkaran kewajiban warga
pengingka- kewajiban warga negara perilaku korupsi. daya/energi, dan negara termasuk tindakan merugikan negara, oleh
ran dalam kehidupan berbangsa 13 Kasus-kasus dana (sederhana, karena itu termasuk tindakan korupsi. Contoh
kewajiban dan bernegara. pelanggaran hak dan tanggung jawab) pengingkaran kewajiban warga negara tidak
warga 15 Menganalisis nilai-nilai pengingkaran d. Tidak melakukan mmbayar pajak, tidak mentaati aturan berlalu
negara Pancasila terkait dengan kewajiban warga penyimpangan lntas, tidak mentaati aturan hukum yang berlaku,
dalam kasus-kasus pelanggaran negara dalam alokasi dan dan semua itu merupakan tindakan korupsi. Hal ini
kehidupan hak dan pengingkaran kehidupan berbangsa distribusi (jujur, bertentangan dengan nilai keadilan, nilai tanggung
berbangsa kewajiban warga negara dan bernegara peduli dan jawab, nilai komitmen, nilai kebersmaan, nilai
dan dalam kehidupan berbangsa dikaitkan dengan nilai- tanggung jawab). kerjasama.
bernegara. dan bernegara yang nilai Pancasila. 4. Hukum: Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan
berkaitan dengan perilaku 14 Kasus-kasus perilaku a. Tidak melakukan kewajiban warga adalah dengan mencegah
korupsi. korupsi sebagai penggelapan dana, timbulnya semua factor penyebab pelanggaran
16 Menunjukkan contoh pelanggaran hak dan pajak, barang, dan hak dan pengingkaran kewajiban warga negara,
implementasi nilai-nilai pengingkaran sebagainya (jujur, yaitu : (1) supremasi hukum dan demokrasi perlu
56
Pancasila terkait dengan kewajiban warga tanggung jawab) ditegakkan; (2) mengoptimalkan peran lembaga-
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
kasus-kasus pelanggaran negara dalam b. Tidak melakukan lembaga negara; (3) meningkatkan pengawasan;
hak dan pengingkaran kehidupan berbangsa pemalsuan (4) menyebarluaskan prinsip-prinsip kesadaran
kewajiban warga negara dan bernegara dokumen, surat, hidup bernegara, (5) menigkatkan kualitas pelayan
dalam kehidupan berbangsa dikaitkan dengan nilai- tanda tangan, dan publik,.(6) meningkatkan profesionalisme dan
dan bernegara. nilai Pancasila. sebagainya (jujur, kerjasama antar lembaga. Melalui pencegahan
17 Menunjukkan contoh 15 Contoh implementasi tanggung jawab) diharapkan tidak terjadi pelanggaran terhadap hak
perilaku tidak memaksakan nilai-nilai Pancasila c. Tidak melakukan warga negara, sebaliknya juga tidak terjadi
agama/kepercayaan terkait dengan kasus- pencurian dana, pengingkaran kewajiban warga negara. Karena
terhadap TYME kepada kasus pelanggaran hak barang, waktu, pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
orang lain (nilai keadilan) dan pengingkaran ukuran yang warga negara termasuk tindakan korupsi. (nilai
18 Menunjukkan contoh kewajiban warga merugikan pihak tanggung jawab, nilai keadilan, nilai kebersamaan,
perilaku hormat/sopan, suka negara dalam lain, dan nilai ktertiban).
menolong, dan empati kehidupan berbangsa sebagainya (jujur, Pancasila merupakan dasar/landasan
terhadap orang lain (nilai dan bernegara. tanggung jawab, pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara.
kepedulian) 16 Contoh perilaku tidak disiplin) Tindakan setiap warganegara, lembaga negara,
19 Menunjukkan contoh memaksakan d. Tidak melakukan aparatur sipil negara, TNI-POLRI maupun
perilaku tidak membeda- agama/kepercayaan penipuan terhadap penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan
bedakan teman (nilai terhadap TYME pihak lain (jujur, lainnya tidak boleh bertentangan dengn ni[ai-nilai
kebersamaan) kepada orang lain (nilai tanggung jawab) Pancasila. Pelanggaran terhadap nilai-nilai
20 Menunjukkan contoh keadilan) e. Tidak melakukan Pancasila termasuk tindakan yang merugikan,
perilaku tertib terhadap persekongkolan merusak, dan tindakan yang buruk, hal tersebut
peraturan kelas/sekolah. 17 Contoh perilaku dalam membuat merupakan tindakan koruptif.
(nilai kedisiplinan), hormat/sopan, suka putusan (tanggung Contoh kasus pelanggaraan hak warga negara
21 Menunjukkan contoh menolong, dan empati jawab) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
perilaku tidak berlebihan terhadap orang lain f. Tidak melakukan berkaitan dengan perilaku korupsi:
dan rendah hati (nilai (nilai kepedulian) perusakan 1. Pada pelaksanaan Pilkada sering terjadi cara-
kesederhanaan). 18 Contoh perilaku tidak barang/fasilitas cara licik dan premanisme politik, baik
22 Menjelaskan penyebab membeda-bedakan milik negara dilakukan dengan sengaja atau terpaksa,
terjadinya pelanggaran hak teman (nilai (tanggung jawab, digunakan dalam politik pere-butan kekuasaan.
dan pengingkaran kewajiban kebersamaan) peduli) Di sinilah pelanggaran Hak warga Negara
sebagai warga negara 19 Contoh perilaku tertib g. Tidak memberikan kerap terjadi (tidak adil dan tidak bertanggung
dalam kehidupan berbangsa terhadap peraturan atau menerima jawab).
dan bernegara. kelas/sekolah.(nilai gratifikasi 2. Tragedi trisakti, peristiwa penembakan, pada
23 Mendeskripsikan cara kedisiplinan), (sederhana, jujur) 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat
56
menghindari terjadinya 20 Contoh perilaku tidak h. Tidak demonstrasi menuntut Soeharto turun dari
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
pelanggaran hak dan berlebihan dan rendah menyalahi/melangg jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat
pengingkaran kewajiban hati (nilai ar aturan (disiplin, mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta,
sebagai warga negara kesederhanaan). tanggung jawab) serta puluhan lainnya luka. Tragedi ini jelas
dalam kehidupan berbangsa 21 Penyebab terjadinya i. Melaksanakan merupakan pelanggaran Hak Warga Negara.
dan bernegara. pelanggaran hak dan keputusan dengan (tidak adil dan tidak bijaksana)
24 Mendeskripsikan cara pengingkaran penuh tanggung 3. Penggusuran terhadap rumah warga selalu
mengatasi apabila terjadi kewajiban sebagai jawab (komitmen) terjadi setiap tahun. Tata ruang kota selalu
pelanggaran hak dan warga negara dalam menjadi alasan bagi pemerintah untuk
pengingkaran kewajiban kehidupan berbangsa Indikator Nilai-Nilai Anti melakukan kebijakan yang merugikan bagi
sebagai warga negara dan bernegara. Korupsi sebagian warga. Kebijakan pemerintah
dalam kehidupan berbangsa 22 Cara menghindari KESETARAAN: melakukan penggusuran ini dinilai sebagai
dan bernegara.. terjadinya pelanggaran kesejajaran, sama bentuk pelanggaran Hak Warga Negara (tidak
25 Mendeskripsikan dengan hak dan pengingkaran tingkatan/kedudukan bijaksana).
penuh percaya diri cara kewajiban sebagai , sebanding
mengatasi apabila warga negara dalam sepadan, seimbang. Contoh kasus pengingkaran kewajiban warga
menyaksikan teman/orang kehidupan berbangsa KEBERSAMAAN: hal negara dalam kehidupan berbangsa dan
yang berperilaku korupstif dan bernegara. bersama, seperti bernegara yang berkaitan dengan perilaku
(nilai keberanian). 23 Cara mengatasi rasa korupsi.
26 Menyajikan hasil analisis apabila terjadi persaudaraan/kekelu 1. Kasus penggelapan pajak yang dilakukan
nilai-nilai Pancasila terkait pelanggaran hak dan argaan, senasib petugas, sehingga negara mengalami kerugian
dengan kasus-kasus pengingkaran sepenanggungan, yang amat besar. Hal ini tentunya pelaku telah
pelanggaran hak dan kewajiban sebagai dan merasa menjadi mengingkari kewajibannya sebagai warga
pengingkaran kewajiban warga negara dalam satu kesatuan negara (tidak bertanggung jawab)
warga negara dalam kehidupan berbangsa (integritas), 2. Merusak kesatuan dan persatuan negara
kehidupan berbangsa dan dan bernegara.. KOMITMEN: Perjanjian, dengan cara menodai agama/kepercayaan lain
bernegara. 24 Cara mengatasi keterikatan untuk (tidak adil dan tidak bijaksana)
27 Menyajikan hasil analisis apabila menyaksikan melakukan sesuatu 3. Perbuatan anarkis yakni
kasus pelanggaran hak dan teman/orang yang (yang telah pemukulan/pengeroyokan yang dilakukan
pengingkaran kewajiban berperilaku korupstif disepakati), kontrak. kelompok taksi konvensional terhadap pihak
terhadap Marsinah dikaitkan (nilai keberanian). KONSEKUEN: Sesuai kelompok taksi online. Hal ini merupakan
dengan nilai-nilai Pancasila. 25 Menyajikan hasil dengan apa yang pengingkaran terhadap kewajiban. (tidak adil
28 Menyajikan hasil analisis analisis nilai-nilai dikatakan/diperbuat, dan tidak bijaksana)
kasus pelanggaran hak dan Pancasila terkait berwatak teguh, tidak 4. Tindakan kekerasan yang dilakukan
pengingkaran kewajiban dengan kasus-kasus menyimpang dari pendukung tim sepak bola terhadap
56
terhadap Munir dikaitkan pelanggaran hak dan apa yang sudah pendukung lawannya. (tidak adil dan tidak
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
dengan nilai-nilai Pancasila. pengingkaran diputuskan sportif)
kewajiban warga KEPEMILIKAN: perihal
negara dalam kepemilikan Contoh perilaku tidak memaksakan
kehidupan berbangsa HEMAT: berhati-hati agama/kepercayaan terhadap TYME kepada
dan bernegara. dalam orang lain misalnya antar pemeluk agama, antar
29 Kasus pelanggaran membelanjakan penganut kepercayaan, harus saling menghormati,
hak dan pengingkaran uang, tidak boros, tidak memaksakan agama/kepercayaannya
kewajiban terhadap cermat. kepada orang yang sudah memeluk
Marsinah dikaitkan BIJAKSANA: selalu agama/kepercayaan (Nilai keadilan, nilai
dengan nilai-nilai menggunakan akal kebersamaan). Pada hal kebebasan memeluk
Pancasila. budinya agama dan memiliki keyakinan sudah jelas di atur
30 Kasus pelanggaran (pengalaman dan dalam UUD NRI Tahun 1945.
hak dan pengingkaran pengetahuannya), Contoh perilaku hormat/sopan adalah suka
kewajiban terhadap arif, tajam pikiran, menolong, dan empati terhadap orang lain,
Munir dikaitkan dengan pandai dan hati-hati menyapa atau bersalaman ketika berjumpa
nilai-nilai Pancasila. (cermat, teliti, dsb.) dengan sesorang baik yang seusia maupun yang
IKHLAS: bersih hati, tulus lebih tua, memberikan bantuan kepada teman
hati. yang mengalami kesulitan, dan memberikan
BERBAGI: membagi perhatian baik berupa moril maupun materiil
sesuatu bersama, terhadap teman yang mengalami musibah ((nilai
membagi diri, saling kepedulian)
memberi Contoh perilaku tidak membeda-bedakan
pengalaman. teman adalah berteman dengan siapapun tanpa
RAJIN: suka bekerja membedakan suku, agama, ras, tingkat social
(belajar dsb.), tekun, ekonomi (nilai kebersamaan).
sungguh-sungguh Contoh perilaku tertib terhadap peraturan
bekerja, selalu kelas/sekolah adalah mengenakan seragam
berusaha giat, terus sekolah sesuai ketentuan sekolah, tidak terlambat
menerus. masuk kelas, mengikuti upacara bendera dengan
SPORTIF: bersifat tertib (nilai kedisiplinan),
kesatria, jujur, tegak Contoh perilaku tidak berlebihan dan rendah
(tetap pendirian, hati adalah membawa barang-barang ke sekolah
tetap memegang sesuai kebutuhan (nilai kesederhanaan).
keadilan).
56
2 1.2 Menja- 1. Menerapkan nilai-nilai 1 UUD NRI Tahun 1945 TANGGUNG JAWAB: Mensyukuri karunia Tuhan YME bahwa sampai saat
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
lankan agama dalam setiap sebagai landasan keadaan wajib ini diberi nikmat sehat, karena dengan sehat kita
perilaku tindakan dalam kehidupan penegakan hukum di menanggung segala dapat melaksanakan berbagai aktifitas, termasuk
orang disekolah, dirumah dan di Indonesia sesuatunya (kalau aktifitas berkaitan dengan peraturan
beriman lingkungan rumah dan 2 Makna, macam, dan terjadi apa-apa boleh perundangan/hukum. Sudah menjadi kewajiban
dalam masyarakat karena Tuhan tujuan hukum dituntut, bagi kita untuk mematuhi hukum yang berlaku
praktik yang Maha Esa. 3 Hakekat perlindungan dipersalahkan, yaitu UUD NRI Tahun 1945 dan peraturan
pelindu- 2. Berdoa bersama agar dan penegakkan diperkarakan, dsb. perundangan di bawahnya, karena dengan patuh
ngan dan penegakan hukum dalam hukum Misalnya berani dan kita sudah ikut serta dalam upaya penegakan
pene- masyarakat Indonesia 4 Landasan hukum siap menerima hukum. Selanjutnya marilah kita berdoa bersama
gakan benar-benar menjamin perlindungan dan resiko, amanah, tidak agar penegakan hukum dalam masyarakat benar-
hukum keadilan dan kedamaian. penegakan hukum di mengelak, dan benar menjamin keadilan dan kedamaian.
untuk 3. Meyakini kebenaran UUD Indonesia berbuat yang Hukum merupakan serangkaian aturan yang berisi
menjamin NRI Tahun 1945 sebagai 5 Pentingnya terbaik), hak fungsi perintah dan larangan, bersifat memaksa dan
keadilan landasan penegakan hukum perlindungan dan menerima mengikat (berlaku bagi orang/masyarakat dalam
dan keda- di Indonesia penegakan hukum di pembebanan wilayah tertentu), dibuat oleh pemerintah
maian. 4. Menjelaskan makna, Indonesia sebagai akibat sikap (penguasa negara) untuk melindungi kepentingan
2.2 Berperi-laku macam, dan tujuan hukum 6 Berbagai peristiwa di pihak sendiri atau warganya dalam pergaulan hidup di masyarakat,
jujur dalam 5. Menjelaskan hakekat lingkungan sekitar pihak lain, apabila dilanggar maka akan menimbulkan sanksi
praktik perlindungan dan yang disebabkan melaksanakan dan yang tegas dan nyata.
perlin- penegakkan hukum lemahnya menyelesaikan tugas Hukum memiliki sifat memaksa dan mengatur.
dungan 6. Mendeskripsikan landasan perlindungan dan dengan sungguh- Oleh karena itu, demi hukum maka dapat
dan pene- hukum perlindungan dan penegakan hukum sungguh. memaksa seseorang untuk menaati peraturan
gakan penegakan hukum di 7 Berbagai peristiwa DISIPLIN: tata tertib, yang berlaku di dalam masyarakat, jika terjadi
hukum di Indonesia korupsi yang ketaatan (kepatuhan) pelanggaran dikenakan sanksi yang tegas dan
tengah 7. Menjelaskan pentingnya disebabkan lemahnya pada peraturan, nyata. Orang yang tidak taat terhadap ketentuan
masya- perlindungan dan penegakan hukum. tepat waktu, tertib, hukum berarti orang tersebut melakukan tindakan
rakat. penegakan hukum di 8 Peran kepolisian dan konsisten. korupsi. (nilai ketertiban, tanggung jawab)
3.2 Meng- Indonesia dalam perlindungan JUJUR: lurus hati, tidak Apabila dalam masyarakat tidak terdapat
evaluasi 8. Mengidentifikasi berbagai dan penegakan hukum curang, tulus, dapat peraturan yang mengatur kehidupan masyarakat,
praktik peristiwa di lingkungan untuk menjamin dipercaya, berkata maka kehidupan masyarakat tidak tertib dan akan
perlin- sekitar yang disebabkan keadilan dan dan bertindak benar, timbul kekacauan. Oleh karena itu, sangat penting
dungan dan lemahnya perlindungan dan kedamaian. mengungkapkan bagi kita semua menaati peraturan yang berlaku
pene-gakan penegakan hukum 9 Peran kejaksaan sesuatu sesuai di mayarakat agar terwujud kehidupan yang tertib,
hukum 9. Mengidentifikasi berbagai dalam perlindungan dengan kenyataan aman dan sejahtera (nilai ketertiban).
56
untuk peristiwa korupsi yang dan penegakan hukum (tidak berbohong), Indonesia adalah negara yang berdasarkan
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
menjamin disebabkan lemahnya untuk menjamin dan punya niat yang hukum. Hal itu tertuang pada Pasal 1 ayat (3)
keadilan penegakan hukum. keadilan dan lurus terhadap setiap UUD negara RI tahun 1945 yang berbunyi
dan keda- 10.Menjelaskan peran kedamaian. tindakan. “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Hakikat
maian kepolisian dalam 10 Peran hakim selaku SEDERHANA: bersahaja, hukum adalah aturan tentang tingkah laku
4.2 Mende- perlindungan dan pelaksana kekuasaan sikap dan perilaku manusia agar tercipta ketertiban di masyarakat
monstra- penegakan hukum untuk kehakiman dalam yang tidak dan bagi pelanggarnya diberikan sanksi yang
sikan hasil menjamin keadilan dan perlindungan dan berlebihan, tidak tegas dan nyata. Selain itu hukum dibuat untuk
evaluasi kedamaian. penegakan hukum banyak seluk- menjaga keseimbangan antara kepentingan
praktik 11.Menjelaskan peran untuk menjamin beluknya, tidak individu dan masyarakat, keseimbangan antara
perlindung- kejaksaan dalam keadilan dan banyak pernik, lugas, hak dan kewajiban, dan keseimbangan hidup
an dan perlindungan dan kedamaian. apa adanya, hemat, antara kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
penegakan penegakan hukum untuk 11 Peran Advokat dalam sesuai kebutuhan, bernegara
hukum menjamin keadilan dan perlindungan dan dan rendah hati. Hukum sangat penting bagi masyarakat karena
untuk kedamaian. penegakan hukum KERJA KERAS: kegiatan dapat memberikan perlindungan dan keadilan
menjamin 12.Menjelaskan peran hakim untuk menjamin melakukan sesuatu terhadap warga negaranya. Keadilan akan
keadilan selaku pelaksana keadilan dan dengan sungguh- terwujud apabila para penegak hukum dalam
dan kekuasaan kehakiman kedamaian. sungguh, pantang melaksanakan tugasnya benar-benar tidak
kedamaian. dalam perlindungan dan 12 Peran Komisi menyerah/ulet dan menyimpang dari aturan yang ada (aspek hukum)
penegakan hukum untuk Pemberantasan semangat dalam dan hati nurani para hakim dilandasi oleh keadilan
menjamin keadilan dan Korupsi (KPK) dalam berusaha. yang seadil-adilnya, kejujuran, dan bijaksana
kedamaian. perlindungan dan MANDIRI: dalam keadaan dalam memberikan putusan.
13.Menjelaskan peran Advokat penegakan hukum dapat berdiri sendiri, Hukum terbagi menjadi beberapa macam,
dalam perlindungan dan berkaitan dengan tidak bergantung terdapat hukum tertulis dan hukum tidak tertulis.
penegakan hukum untuk perilaku korupsi untuk dengan orang lain, Terdapat hukum publik dan hukum privat.
menjamin keadilan dan menjamin keadilan dan percaya pada Terdapat hukum secara formal dan material.
kedamaian. kedamaian. kemampuan diri Walaupun terdapat macam-macam hukum, pada
14.Menjelaskan peran Komisi 13 Peran dan fungsi sendiri, mampu prinsipnya tujuan akhir dari hukum adalah
Pemberantasan Korupsi penegak hukum mengatur dirinya mewujudkan ketertiban, keadilan, dan kedamaian
(KPK) dalam perlindungan (kepolisian, kejaksaan, sendiri, dan dalam kehidupan masyarakat.
dan penegakan hukum hakim, KPK) dalam mengambil inisiatif. Contoh peristiwa korupsi yang dilakukan
berkaitan dengan perilaku perlindungan dan ADIL: sama berat, tidak penegak hukum dan pejabat negara yang
korupsi untuk menjamin penegakkan hukum berat sebelah, tidak disebabkan lemahnya penegakan hukum, antara
keadilan dan kedamaian. untuk menjamin memihak/tidak pilih lain adalah kasus simulator SIM (tidak
15.Mengevaluasi peran dan keadilan dan kasih, bertanggung jawab), penggelapan pajak (tidak
56
kedamaian.
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
3 1.3 Menyikapi 1. Bersyukur kepada Tuhan 1 Macam-macam Kita wajib bersyukur kepada Tuhan YME,
pengaruh YME atas kemajuan ilmu kemajuan ilmu bahwasannya kita dapat hidup berdampingan
kemajuan pengetahuan dan teknologi. pengetahuan dan walaupun berbeda agama dan kepercayaan
Ilmu 2. Menerima kemajuan ilmu teknologi. (kebersamaan). Selain itu, kita pun wajib
pengetahua pengetahuan dan teknologi 2 Pengaruh kemajuan bersyukur bahwasannya kita dapat berdampingan
n dan digunakan untuk hal-hal ilmu pengetahuan dan pula walupun suku, budaya, dan ras beraneka
teknologi yang positif dengan rasa teknologi ragam (kebersamaan). Tiada hentinya kita
dengan tanggung jawab. 3 Pengaruh positif bersyukur bahwasannya kita pun sebagai bangsa
tetap 3. Mengidentifikasi macam- kemajuan ilmu Indonesia memiliki landasan untuk menghadapi
memegang macam kemajuan ilmu pengetahuan dan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai ke- pengetahuan dan teknologi. teknologi. teknologi terhadap negara dalam bingkai Bhinneka
Tuhanan 4. Mengidentifikasi pengaruh 4 Pengaruh negatif Tunggal Ika yaitu Pancasila dan UUD negara RI
Yang Maha kemajuan ilmu pengetahuan kemajuan ilmu (komitmen).
Esa. dan teknologi pengetahuan dan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
2.3 Bertang- 5. Menjelaskan pengaruh teknologi. sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan
gungjawab positif kemajuan ilmu 5 Seleksi pengaruh bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik
dalam pengetahuan dan teknologi. kemajuan Ilmu pengaruh positif maupun negatif. Dampak
menyika-pi 6. Menjelaskan pengaruh pengetahuan dan positifnya antara lain adalah semakin
pengaruh negatif kemajuan ilmu teknologi. berkembangnya daya pikir individu dalam suatu
kemajuan pengetahuan dan teknologi. 6 Strategi mengatasi bidang, baik itu dalam bidang ekonomi, politik,
Ilmu 7. Menyeleksi pengaruh pengaruh kemajuan pendidikan, dan lain sebagainya. selain itu,
pengetahua kemajuan Ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan dan kemampuan individu dalam mencari informasi
n dan dan teknologi. teknologi. atau mengumpulkan data sebagai bahan diskusi
teknologi 8. Menjelaskan strategi 7 Sosialisasi dapat mereka dapatkan dengan cepat dan akurat
dalam mengatasi pengaruh penggunaan ilmu melalui media yang berbasis teknologi.
bingkai kemajuan ilmu pengetahuan pengetahuan dan Adapun dampak negatifnya adalah
Bhinneka dan teknologi. teknologi di lingkungan penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana
Tunggal Ika. 9. Turut aktif sekitar sebagai wujud pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya
3.3 Mengidenti- mensosialisasikan tindakan antikorupsi dengan ilmu pengetahuan. Hal itu dapat
fikasi penggunaan ilmu (nilai tanggung jawab, membentuk budaya yang rendah akan moral dan
pengaruh pengetahuan dan teknologi nilai konsekuen) sumber daya manusia yang tidak berkualitas,
kemajuan di lingkungan sekitar 8 Mendeskripsikan seperti tidak memiliki rasa toleran, tidak
ilmu sebagai wujud tindakan makna persatuan menghargai orang lain, mementingkan dirinya
pengeta antikorupsi (nilai tanggung dalam bingkai sendiri, tidak peduli pada orang lain, dan tidak
56
huan dan jawab, nilai konsekuen) Bhinneka Tunggal Ika.. bertanggung jawab.
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
teknologi 10.Mendeskripsikan makna 9 Contoh perilaku Dari dampak di atas, dapat di simpulkan bahwa
terhadap persatuan dalam bingkai kerukunan dalam pengaruh IPTEK tergantung dari kemampuan
negara Bhinneka Tunggal Ika.. membangun persatuan individu dalam menilai dampak yang di timbulkan
dalam 11.Menunjukkan perilaku dan kesatuan bangsa pada dirinya sendiri maupun dalam masyarakat.
bingkai kerukunan dalam Indonsia (nilai Jika seseorang dapat mempelajari ilmu
Bhinneka membangun persatuan dan kebersamaan) pengetahuan dan teknologi dengan sebaik-
Tunggal Ika kesatuan bangsa Indonsia 10 Konsep Bhineka baiknya, maka budaya yang terbentuk dalam
4.3 Mempre- (nilai kebersamaan) Tunggal Ika. masyarakat juga akan menjadi budaya yang maju
sen-asikan 12.Mendeskripsikan konsep 11 Contoh bentuk dengan berdasarkan aturan dan tatanan moral
hasil Bhineka Tunggal Ika. partisipasi warga yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
identifikasi 13.Memberikan contoh bentuk negara dalam Mengingat bahaya dampak negatifnya, maka
pengaruh partisipasi warga negara mengatasi pengaruh diperlukan sosialisasi penggunaan IPTEK di
kemajuan dalam mengatasi pengaruh kemajuan ilmu lingkungan masyarakat sebagai wujud tindakan
ilmu kemajuan ilmu pengetahuan pengetahuan dan antikorupsi (nilai tanggung jawab, nilai
pengeta- dan teknologi dalam bingkai teknologi dalam konsekuen). Contohnya diadakannya diskusi atau
huan dan Bhinneka Tunggal Ika. bingkai Bhinneka seminar di sekolah-sekolah atau di lingkungan
teknologi 14.Menunjukkan contoh Tunggal Ika. masyarakat tentang penggunaan IPTEK yang
terhadap perilaku turut serta dalam 12 Contoh perilaku turut sesuai dengan budaya Indonesia.selain itu juga
negara usaha mengatasi pengaruh serta dalam usaha dapat dilakukan dengan membuat brosur atau
dalam kemajuan ilmu pengetahuan mengatasi pengaruh spanduk-spanduk yang berisi penggunaan IPTEK
bingkai dan teknologi dalam bingkai kemajuan ilmu secara santun dan bertanggung jawab.
Bhinneka Bhinneka Tunggal Ika pengetahuan dan Contoh perilaku kerukunan dalam
Tunggal Ika sebagai wujud tindakan teknologi dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
antikorupsi (nilai tanggung bingkai Bhinneka Indonsia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
jawaban, nilai komitmen). Tunggal Ika sebagai antara lain dengan perilaku tidak membedakan
15.Mempresentasikan hasil wujud tindakan bedakan teman dalam bergaul; saling membantu,
identifikasi pengaruh antikorupsi (nilai saling bergotong royong, saling bekerjasama,
kemajuan ilmu pengetahuan tanggung jawaban, saling menghormati, saling toleransi, simpati dan
dan teknologi terhadap nilai komitmen). empati terhadap sesama tanpa memandang suku,
negara dalam bingkai 13 Pengaruh kemajuan agama, dan ras; dan lain-lain (nilai kebersamaan,
Bhinneka Tunggal Ika. ilmu pengetahuan dan nilai kepedulian, nilai kerjasama).
teknologi terhadap Contoh perilaku turut serta dalam usaha
negara dalam bingkai mengatasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan
Bhinneka Tunggal Ika. dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
56
4 1.4 Mensyukuri 1. Mensyukuri keutuhan 1. Prinsip persatuan dan Menjelaskan isi Bersyukur kepada Tuhan YME, bahwasannya
persatuan persatuan dan kesatuan kesatuan NKRI yang pasal-pasal dalam walaupun negara Indonesia terdiri dari berbagai
dan NKRI sebagai karunia terdapat dalam UUD NRI Tahun suku bangsa dan bahasa, namun bersatu dalam
kesatuan Tuhan YME walaupun Pembukaan UUD NRI 1945 yang memuat bingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan
bangsa terdapat upaya untuk Tahun 1945. berlandaskan pada ikrar Sumpah Pemuda. Oleh
sebagai memecah belah. 2. Tujuan nasional karena itu sebagai generasi muda sudah
upaya 2. Bersedia menerima negara Indonesia yang selayaknya bertanggung jawab dalam
dalam tanggung jawab dalam terdapat dalam mengembangkan persatuan dan kesatuan NKRI
menjaga mengembangkan persatuan Pembukaan UUD NRI dengan mengikrarkan isi Sumpah Pemuda (nilai
dan dan kesatuan NKRI dengan Tahun 1945 tanggung jawab dan komitmen).
memperta- mengikrarkan isi Sumpah 3. Isi pasal-pasal dalam Persatuan dan kesatuan di sebuah negara
hankan Pemuda (nilai tanggung UUD NRI Tahun 1945 yang beragam dapat diciptakan salah satunya
Negara jawab dan komitmen). yang memuat prinsip dengan perilaku masyarakat yang menghormati
Kesatuan 3. Menjelaskan prinsip persatuan dan keberagaman bangsa dalam wujud perilaku
Republik persatuan dan kesatuan kesatuan NKRI. toleran terhadap keberagaman tersebut. Oleh
Indonesia NKRI yang terdapat dalam 4. Peristiwa-peristiwa karena itu sikap dan tindakan egois dan fanatis
sebagai Pembukaan UUD NRI yang memperkuat yang berlebihan harus dihindari, karena hal itu
bentuk Tahun 1945. persatuan dan akan menjadi benih-benih perpecahan bangsa
pengabdian 4. Menjelaskan tujuan nasional kesatuan bangsa sejak Indonesia, dan hal itu merupakan tindakan koruptif
2.4 Bersikap negara Indonesia yang merdeka sampai saat yang harus dihindari (nilai kebersamaan). Sikap
proaktif terdapat dalam Pembukaan ini (nilai kebersamaan). toleransi berarti menahan diri, bersikap sabar,
dalam UUD NRI Tahun 1945 5. Peristiwa-peristiwa membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati
mengem 5. Menjelaskan isi pasal-pasal yang memecah lapang terhadap orang-orang yang memiliki
bangkan dalam UUD NRI Tahun persatuan dan pendapat berbeda. Toleransi sejati didasarkan
56
persatuan 1945 yang memuat prinsip kesatuan bangsa sejak sikap hormat terhadap martabat manusia, hati
Pendidikan Antikorupsi
Kompetensi Indikator Pencapaian Penintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi dalam
No Materi Pembelajaran Dimensi Dan Indikator
Dasar Kompetensi Materi PPKn
Acuan Nilai
dan persatuan dan kesatuan merdeka hingga saat nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama
kesatuan NKRI. ini. apa pun agama, suku, golongan, ideologi atau
bangsa 6. Mengidentifikasi peristiwa- 6. Tantangan/ancaman pandangannya.
sebagai peristiwa yang memperkuat yang dihadapi bangsa Prinsip persatuan dan kesatuan NKRI terdapat
upaya persatuan dan kesatuan Indonesia berkaitan dalam UUD NRI 1945, baik dalam Pembukaan
dalam bangsa sejak merdeka dengan persatuan dan maupun dalam pasal-pasalnya. yaitu pasal 1 ayat
menjaga sampai saat ini (nilai kesatuan NKRI. (1)18 ayat (1), 18B ayat (2), 25A, 30 ayat (3), 31
dan kebersamaan). 7. Upaya-upaya yang ayat (3,4,5), 32 ayat (1,2), 33 ayat (4), 35, 36, 36A,
mempertah 7. Mengidentifikasi peristiwa- dilakukan dalam 36B, dan 37 ayat (5). Selain itu konsep persatuan
anakan peristiwa yang memecah memupuk komitmen yakni Bhinneka Tunggal Ika juga menjadi motivasi
Negara persatuan dan kesatuan persatuan dan yang kuat untuk mewujudkan persatuan dan
Kesatuan bangsa sejak merdeka keberagaman dalam kesatuan bangsa Indonesia. Dasar hokum
Republik hingga saat ini. kerangka NKRI. penggunaan konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah
Indonesia. 8. Menganalisis 8. Pentingnya integrasi Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 dan
3.4 Meng- tantangan/ancaman yang nasional dalam bingkai dipertegas dalam Undang-Undang RI No 24
evaluasi dihadapi bangsa Indonesia Bhinneka Tunggak Ika. Tahun 2009. Makna yang terkandung di dalamnya
dinamika berkaitan dengan persatuan 9. Pentingnya kesadaran adalah sebagai berikut:
persatuan dan kesatuan NKRI. warga negara untuk 1 mendorong makin kukuhnya persatuan
dan 9. Mendeskripsikan upaya- membina dan Indonesia;
kesatuan upaya yang dilakukan dalam mengembangkan 2 mendorong timbulnya kesadaran tentang
bangsa memupuk komitmen persatuan dan pentingnya pergaulan demi kukuhnya
sebagai persatuan dan kesatuan bangsa yang persatuan dan kesatuan;
upaya keberagaman dalam beragam. 3 tidak saling menghina, mencemooh, atau
menjaga kerangka NKRI. 10.Dinamika persatuan saling menjelekkan di antara sesama bangsa
dan 10.Menjelaskan pentingnya dan kesatuan bangsa Indo-nesia;
memper- integrasi nasional dalam sebagai upaya 4 saling menghormati dan saling mencintai
tahankan bingkai Bhinneka Tunggak menjaga dan antarsesama;
Negara Ika. mempertahankan
5 meningkatkan identitas dan kebanggaan
Kesatuan 11.Mendeskripsikan pentingnya NKRI.
sebagai bangsa Indonesia; dan
Republik kesadaran warga negara 11.Contoh bentuk-bentuk
Indonesia. untuk membina dan upaya menjaga dan 6 meningkatkan nilai kegotongroyongan dan
4.4 Merancang mengembangkan persatuan mempertahankan solidaritas.
dan dan kesatuan bangsa yang NKRI. Setiap warga Negara termasuk pelajar,
mengkampa beragam. 12.Lima contoh bentuk memiliki tanggung jawab yang besar dalam
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
56
Konpetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
jaman.
Kompetensi Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Dasar Kompetensi Waktu Belajar
2 1.2 Menjalankan 1 Menerapkan nilai-nilai agama 1 UUD NRI Tahun 1945 Mengamati: Sikap: 6 Jam- Kemdikbud,
perilaku dalam setiap tindakan dalam sebagai landasan Mengamati kasus Format pelaja- 2015,
orang kehidupan disekolah, dirumah penegakan hukum di pelanggaran hukum yang pengama- ran. Model
beriman dan di lingkungan rumah dan Indonesia terjadi di lingkungan sekitar tan, format Pengintegr
dalam praktik masyarakat karena Tuhan 2 Makna, macam, dan Mengamati kasus penilaian asian
pelindu-ngan yang Maha Esa. tujuan hukum pelanggaran hukum yang diri, format Pendidikan
dan pene- 2 Berdoa bersama agar 3 Hakekat perlindungan berkaitan dengan korupsi penilaian Antikorupsi
gakan hukum penegakan hukum dalam dan penegakkan yang terjadi di lingkungan antar pada Mata
untuk masyarakat Indonesia benar- hukum sekitar peserta Pelajaran
menjamin benar menjamin keadilan dan 4 Landasan hukum Membaca dari berbagai didik, atau Pendidikan
keadilan dan kedamaian. perlindungan dan sumber dan berdiskusi jurnal Pancasila
keda-maian. 3 Meyakini kebenaran UUD NRI penegakan hukum di tentang: 1) kasus tentang dan
2.2 Berperilaku Tahun 1945 sebagai landasan Indonesia pelanggaran hukum yang perilaku dan Kewargane
jujur dalam penegakan hukum di 5 Pentingnya terjadi di lingkungan sekitar, sikap garaan
praktik perlin- Indonesia perlindungan dan 2) kasus pelanggaran hukum peserta (PPKn)
dungan dan 4 Menjelaskan makna, macam, penegakan hukum di yang berkaitan dengan didik dalam Berdasar-
penegakan dan tujuan hukum Indonesia korupsi yang terjadi di proses kan
hukum di 5 Menjelaskan hakekat 6 Berbagai peristiwa di lingkungan sekitar, 3) UUD pembelaja- Kurikulum
tengah perlindungan dan penegakkan lingkungan sekitar NRI Tahun 1945 sebagai ran. 2013
masya-rakat. hukum yang disebabkan landasan penegakan hukum Pengetahuan SMA//MA/
3.2 Meng- 6 Mendeskripsikan landasan lemahnya di Indonesia. dan MAK Kelas
evaluasi hukum perlindungan dan perlindungan dan Menayangkan gambar Keterampilan XII
praktik perlin- penegakan hukum di penegakan hukum tentang kasus penggusuran Portofolio Kemdikbud,
dungan dan Indonesia 7 Berbagai peristiwa rumah penduduk, kasus sebagai 2015,
pene-gakan 7 Menjelaskan pentingnya korupsi yang pembebasan tanah yang proses Pendidikan
hukum untuk perlindungan dan penegakan disebabkan lemahnya menimbulkan bentrok dengan pembelajar- Pancasila
menjamin hukum di Indonesia penegakan hukum. penduduk, dsb. an dan dan
keadilan dan 8 Mengidentifikasi berbagai 8 Peran kepolisian Menanya penilaian Kewargane
keda-maian peristiwa di lingkungan sekitar dalam perlindungan Mengidentifikasi pertanyaan untuk -garaan
4.2 Mende- yang disebabkan lemahnya dan penegakan tentang kasus pelanggaran menilai SMA/MA/M
monstra- perlindungan dan penegakan hukum untuk hukum yang terjadi di proses dan AK Kelas
sikan hasil hukum menjamin keadilan lingkungan sekitar hasil XII,
evaluasi 9 Mengidentifikasi berbagai dan kedamaian. Mengidentifikasi pertanyaan pekerjaan Kemdikbud
praktik perlin- peristiwa korupsi yang 9 Peran kejaksaan tentang kasus pelanggaran peserta 2015,
dungan dan disebabkan lemahnya dalam perlindungan hukum yang berkaitan didik baik Bahan
penega-kan penegakan hukum. dan penegakan individu Pembelaja-
56
keberagaman.
Kompetensi Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Dasar Kompetensi Waktu Belajar
3 1.3 Menyika-pi 1 Bersyukur kepada Tuhan 1 Macam-macam Mengamati Sikap: 4 jam Kemendikb
pengaruh YME atas kemajuan ilmu kemajuan ilmu Membaca berbagai sumber Format pelaja- ud, 2014,
kemajuan pengetahuan dan teknologi. pengetahuan dan tentang macam-macam ilmu pengama- ran. Buku PPKn
Ilmu 2 Menerima kemajuan ilmu teknologi. pengetahuan dan teknologi tan, format SMA Buku
pengetahuan pengetahuan dan teknologi 2 Pengaruh kemajuan beserta pengaruh positif dan penilaian Siswa
dan teknologi digunakan untuk hal-hal yang ilmu pengetahuan dan negatifnya terhadap diri, format Kelas XII.
dengan tetap positif dengan rasa tanggung teknologi kehidupan masyarakat. penilaian Sekjen
meme-gang jawab. 3 Pengaruh positif Membaca aturan hukum antar teman MPR-RI
nilai-nilai ke- 3 Mengidentifikasi macam- kemajuan ilmu berkenaan dengan tentang ,UUD
Tuhanan macam kemajuan ilmu pengetahuan dan penggunaan ilmu sikap dan Negara
Yang Maha pengetahuan dan teknologi. teknologi. pengetahuan dan teknologi. perilaku Republik
Esa. 4 Mengidentifikasi pengaruh 4 Pengaruh negatif Mengamati dari peserta Indonesia
2.3 Bertang- kemajuan ilmu pengetahuan kemajuan ilmu video/film/gambar tentang didik dalam Tahun
gung-jawab dan teknologi pengetahuan dan kemajuan ilmu pengetahuan proses 1945.
dalam 5 Menjelaskan pengaruh positif teknologi. dan teknologi. pembelaja- UU No.23
menyika-pi kemajuan ilmu pengetahuan 5 Seleksi pengaruh Mengamati dari ran, serta Tahun
pengaruh dan teknologi. kemajuan Ilmu video/film/gambar tentang komitmen 2014
kemajuan 6 Menjelaskan pengaruh negatif pengetahuan dan penggunaan ilmu kewargane- entang
Ilmu kemajuan ilmu pengetahuan teknologi. pengetahuan dan teknologi di garaan Pemerintah
pengetahuan dan teknologi. 6 Strategi mengatasi lingkungan sekitar sebagai (ikrar) Daerah.
dan teknologi 7 Menyeleksi pengaruh pengaruh kemajuan wujud tindakan antikorupsi Pengetahuan Bahan
dalam kemajuan Ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan dan (nilai tanggung jawab, nilai Tes tertulis Pembelajar
bingkai dan teknologi. teknologi. konsekuen). bentuk an PPKn
Bhinneka 8 Menjelaskan strategi 7 Sosialisasi Mengamati perilaku teman uraian dan terintegrasi
Tunggal Ika. mengatasi pengaruh penggunaan ilmu dalam penggunaan ilmu penugasan, nilai-nilai
3.3 Mengidenti- kemajuan ilmu pengetahuan pengetahuan dan pengetahuan dan teknologi. digunakan pendidikan
fikasi dan teknologi. teknologi di Menanya untuk antikorupsi
pengaruh 9 Turut aktif mensosialisasikan lingkungan sekitar Mengidentifikasi pertanyaan menilai
kemajuan penggunaan ilmu sebagai wujud tentang macam-macam ilmu proses hasil
ilmu pengeta pengetahuan dan teknologi di tindakan antikorupsi pengetahuan dan teknologi belajar
huan dan lingkungan sekitar sebagai (nilai tanggung jawab, beserta pengaruh positif dan secara
teknologi wujud tindakan antikorupsi nilai konsekuen) negatifnya terhadap individu
terhadap (nilai tanggung jawab, nilai 8 Mendeskripsikan kehidupan masyarakat. tentang
negara konsekuen) makna persatuan pengaruh
Mengajukan pertanyaan
dalam 10 Mendeskripsikan makna dalam bingkai kemajuan
tentang aturan hukum
bingkai persatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal ilmu
56
berkenaan dengan
Bhinneka Bhinneka Tunggal Ika.. Ika. pengeta
Kompetensi Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Dasar Kompetensi Waktu Belajar
Tunggal Ika 11 Menunjukkan perilaku 9 Contoh perilaku penggunaan ilmu huan dan
4.3 Mempre- kerukunan dalam membangun kerukunan dalam pengetahuan dan teknologi. teknologi
sentasikan persatuan dan kesatuan membangun Mengajukan pertanyaan terhadap
hasil bangsa Indonsia (nilai persatuan dan dengan menggunakan High negara
identifikasi kebersamaan) kesatuan bangsa Order Thinking Skills (HOTS) dalam
pengaruh 12 Mendeskripsikan konsep Indonsia (nilai tentang aturan hukum bingkai
kemajuan Bhineka Tunggal Ika. kebersamaan) berkenaan dengan Bhinneka
ilmu 13 Memberikan contoh bentuk 10 Konsep Bhineka penggunaan ilmu Tunggal Ika
pengeta- partisipasi warga negara Tunggal Ika. pengetahuan dan teknologi.
huan dan dalam mengatasi pengaruh 11 Contoh bentuk Mengumpulkan Informasi Keterampilan
teknologi kemajuan ilmu pengetahuan partisipasi warga Mengumpulkan infromasi dari Format
terhadap dan teknologi dalam bingkai negara dalam berbagai sumber tentang pengamata,
negara Bhinneka Tunggal Ika. mengatasi pengaruh macam-macam ilmu format
dalam 14 Menunjukkan contoh perilaku kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi penilaian
bingkai turut serta dalam usaha pengetahuan dan beserta pengaruh positif dan antar teman
Bhinneka mengatasi pengaruh teknologi dalam negatifnya terhadap dalam
Tunggal Ika kemajuan ilmu pengetahuan bingkai Bhinneka kehidupan masyarakat. menyajikan
dan teknologi dalam bingkai Tunggal Ika. Mengumpulkan informasi dari hasil telaah
Bhinneka Tunggal Ika sebagai 12 Contoh perilaku turut berbagai sumber tentang pekerjaan
wujud tindakan antikorupsi serta dalam usaha dasar hukum berkenaan peserta didik
(nilai tanggung jawaban, nilai mengatasi pengaruh dengan penggunaan ilmu baik individu
komitmen). kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. maupun
15 Mempresentasikan hasil pengetahuan dan Menentukan sumber data dan kelompok
identifikasi pengaruh teknologi dalam berdiskusi tentang upaya tentang
kemajuan ilmu pengetahuan bingkai Bhinneka untuk melakukan sosialisasi pengaruh
dan teknologi terhadap negara Tunggal Ika sebagai penggunaan ilmu kemajuan
dalam bingkai Bhinneka wujud tindakan pengetahuan dan teknologi di ilmu pengeta
Tunggal Ika. antikorupsi (nilai lingkungan sekitar sebagai huan dan
tanggung jawaban, wujud tindakan antikorupsi teknologi
nilai komitmen). (nilai tanggung jawab, nilai terhadap
13 Pengaruh kemajuan konsekuen) negara dalam
ilmu pengetahuan dan Menentukan sumber data dan bingkai
teknologi terhadap berdiskusi tentang makna Bhinneka
negara dalam bingkai persatuan dan kesatuan Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal dalam konsep Bhinneka
Ika.
56
Tunggal Ika.
Kompetensi Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Dasar Kompetensi Waktu Belajar
Mengumpulkan data yang
berkaitan dengan bentuk
partisipasi warga negara
dalam mengatasi pengaruh
kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
Mengumpulkan data yang
berkaitan dengan contoh
perilaku turut serta dalam
usaha mengatasi pengaruh
kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
sebagai wujud tindakan
antikorupsi (nilai tanggung
jawaban, nilai komitmen).
Menalar/Mengasosiasi
Menyimpulkan tentang
hakekat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Menentukan hubungan
antara kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
dengan hukum yang berlaku.
Menyimpulkan bahwa
sosialisasi penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi di
lingkungan sekitar sebagai
wujud tindakan antikorupsi
(nilai tanggung jawab, nilai
konsekuen) merupakan cara
yang efektif untuk mengatasi
pengaruh negative dari iptek.
Mengomunikasikan
56
4 1.4 Mensyukuri 1. Mensyukuri keutuhan 1 Prinsip persatuan dan Mengamati Sikap: 6 jam Kemendikb
56
persatuan persatuan dan kesatuan NKRI kesatuan NKRI yang Mengamati video/film/gambar Format pelaja- ud, 2014,
Kompetensi Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Dasar Kompetensi Waktu Belajar
dan kesatuan sebagai karunia Tuhan YME terdapat dalam tentang strategi yang telah pengama- ran. Buku PPKn
bangsa walaupun terdapat upaya Pembukaan UUD NRI diterapkan oleh negara dalam tan, format SMA Buku
sebagai untuk memecah belah. Tahun 1945. upaya menjaga dan memper- penilaian Siswa
upaya dalam 2. Bersedia menerima tanggung 2 Tujuan nasional tahankan Negara Kesatuan diri, format Kelas XII.
menjaga dan jawab dalam negara Indonesia Republik Indonesia (NKRI). penilaian Sekjen
mempertaha mengembangkan persatuan yang terdapat dalam Membaca dari berbagai antar MPR-RI
nkan Negara dan kesatuan NKRI dengan Pembukaan UUD NRI sumber tentang strategi telah peserta ,UUD
Kesatuan mengikrarkan isi Sumpah Tahun 1945 diterapkan oleh negara dalam didik, atau Negara
Republik Pemuda (nilai tanggung jawab 3 Isi pasal-pasal dalam upaya menjaga dan jurnal Republik
Indonesia dan komitmen). UUD NRI Tahun 1945 mempertahankan NKRI. tentang Indonesia
sebagai 3. Menjelaskan prinsip persatuan yang memuat prinsip Membaca UUD NRI tahun perilaku dan Tahun
bentuk dan kesatuan NKRI yang persatuan dan 1945 sebagai dasar hukum sikap 1945.
pengabdian terdapat dalam Pembukaan kesatuan NKRI. membina persatuan dan peserta UU No.23
2.4 Bersikap UUD NRI Tahun 1945. 4 Peristiwa-peristiwa kesatuan NKRI. didik dalam Tahun
proaktif 4. Menjelaskan tujuan nasional yang memperkuat Membaca dari berbagai proses 2014
dalam negara Indonesia yang persatuan dan sumber tentang peristiwa- pembelaja- entang
mengem terdapat dalam Pembukaan kesatuan bangsa peristiwa yang memperkuat ran, serta Pemerintah
bangkan UUD NRI Tahun 1945 sejak merdeka persatuan dan kesatuan komitmen Daerah.
persatuan 5. Menjelaskan isi pasal-pasal sampai saat ini (nilai bangsa sejak merdeka kewargane- Bahan
dan kesatuan dalam UUD NRI Tahun 1945 kebersamaan). sampai saat ini (nilai garaan Pembelaja-
bangsa yang memuat prinsip 5 Peristiwa-peristiwa kebersamaan). (ikrar) ran PPKn
sebagai persatuan dan kesatuan yang memecah Menanya Pengetahuan terintegrasi
upaya dalam NKRI. persatuan dan Mengajukan pertanyaan Tes tertulis nilai-nilai
menjaga dan 6. Mengidentifikasi peristiwa- kesatuan bangsa kepada praktisi di lapangan bentuk pendidikan
mempertaha peristiwa yang memperkuat sejak merdeka hingga tentang strategi telah uraian dan antikorupsi
nakan persatuan dan kesatuan saat ini. diterapkan oleh negara dalam penugasan
Negara bangsa sejak merdeka sampai 6 Tantangan/ancaman upaya menjaga dan tentang
Kesatuan saat ini (nilai kebersamaan). yang dihadapi bangsa mempertahankan NKRI. dinamika
Republik 7. Mengidentifikasi peristiwa- Indonesia berkaitan Mengidentifikasi pertanyaan persatuan
Indonesia. peristiwa yang memecah dengan persatuan berkaitan dengan strategi dan
3.4 Meng- persatuan dan kesatuan dan kesatuan NKRI. telah diterapkan oleh negara kesatuan
evaluasi bangsa sejak merdeka hingga 7 Upaya-upaya yang dalam upaya menjaga dan bangsa
dinamika saat ini. dilakukan dalam mempertahankan NKRI. sebagai
persatuan 8. Menganalisis memupuk komitmen Mengajukan pertanyaan upaya
dan kesatuan tantangan/ancaman yang persatuan dan tentang peristiwa-peristiwa menjaga
bangsa dihadapi bangsa Indonesia keberagaman dalam dan
56
Menentukan hubungan
mengkampanyekan persatuan dan penuh tanggung Kesatuan
Kompetensi Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Dasar Kompetensi Waktu Belajar
dan kesatuan bangsa sebagai jawab (nilai antara strategi yang telah Republik
upaya menjaga dan keberanian dan ditetapkan negara, dengan Indonesia.
mempertahankan NKRI tanggung jawab) ancaman terhadap integrasi
dengan berani dan penuh nasional dan upaya-upaya
tanggung jawab (nilai yang telah dilakukan
keberanian dan tanggung pemerintah termasuk bentuk
jawab) partisipasi kewarganegaraan
yang mencerminkan
komitmen terhadap keutuhan
nasional
Menyimpulkan dari berbagai
data terkumpul tentang
strategi telah diterapkan oleh
negara dalam upaya menjaga
dan mempertahankan NKRI.
Menyimpulkan pentingnya
integrasi nasional dalam
bingkai Bhinneka Tunggak
Ika, dan pentingnya
kesadaran warga negara
untuk membina dan
mengembangkan persatuan
dan kesatuan bangsa yang
beragam.
Mengomunikasikan
Bermain peran di depan kelas
contoh partisipasi
kewarganegaraan yang
mencerminkan komitmen
terhadap keutuhan nasional,
sebagai upaya menjaga dan
memper-tahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Menyusun rancangan dan
kampanye persatuan dan
56
B. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
Pertemuan Pertama
57
1 Bersyukur kepada Tuhan YME atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2 Menerima kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan untuk hal-hal yang
positif dengan rasa tanggung jawab.
3 Mengidentifikasi macam-macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4 Mengidentifikasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
5 Menjelaskan pengaruh positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6 Menjelaskan pengaruh negatif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7 Menyeleksi pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
8 Menjelaskan strategi mengatasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
9 Turut aktif mensosialisasikan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi di
lingkungan sekitar sebagai wujud tindakan antikorupsi (nilai tanggung jawab, nilai
konsekuen).
Pertemuan Kedua
1 Mendeskripsikan makna persatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika..
2 Menunjukkan perilaku kerukunan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
Indonsia (nilai kebersamaan)
3 Mendeskripsikan konsep Bhineka Tunggal Ika.
4 Memberikan contoh bentuk partisipasi warga negara dalam mengatasi pengaruh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
5 Menunjukkan contoh perilaku turut serta dalam usaha mengatasi pengaruh kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai wujud
tindakan antikorupsi (nilai tanggung jawaban, nilai komitmen).
6 Mempresentasikan hasil identifikasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
C. Materi Pembelajaran
1 Macam-macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2 Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
3 Pengaruh positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4 Pengaruh negatif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5 Seleksi pengaruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
6 Strategi mengatasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7 Sosialisasi penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi di lingkungan sekitar sebagai
wujud tindakan antikorupsi (nilai tanggung jawab, nilai konsekuen)
8 Mendeskripsikan makna persatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
9 Contoh perilaku kerukunan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
Indonsia (nilai kebersamaan)
58
10 Konsep Bhineka Tunggal Ika.
11 Contoh bentuk partisipasi warga negara dalam mengatasi pengaruh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
12 Contoh perilaku turut serta dalam usaha mengatasi pengaruh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai wujud tindakan
antikorupsi (nilai tanggung jawaban, nilai komitmen).
13 Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap negara dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
59
secara santun dan bertanggung jawab.
Contoh perilaku kerukunan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonsia
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika antara lain dengan perilaku tidak membedakan bedakan
teman dalam bergaul; saling membantu, saling bergotong royong, saling bekerjasama, saling
menghormati, saling toleransi, simpati dan empati terhadap sesama tanpa memandang suku,
agama, dan ras; dan lain-lain (nilai kebersamaan, nilai kepedulian, nilai kerjasama).
Contoh perilaku turut serta dalam usaha mengatasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai wujud tindakan antikorupsi (nilai
tanggung jawaban, nilai komitmen), antara lain mengadakan festifal budaya nusantara antar
pelajar, menyelenggarakan seminar tentang dampak IPTEK bagi pelajar, membuat dan
menyebarkan brosur yang berisi tata cara menggunakan media sosial secara santun, membuat
kelompok/grup sosial media berkarakter kebangsaan Indonesia, mengadakan lomba menyanyi
lagu daerah, dan sebagainya.
D. Metode Pembelajaran
1 Pendekatan : Saintifik
2 Model pembelajaran : Discovery Learning
3 Metode : ceramah interaktif, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
F. Sumber Belajar:
1 Bahan ajar integrasi Pendidikan Antikorupsi
2 Kemdikbud, 2015, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII,
(Buku siswa)
3 Kemdikbud, 2016, Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Berdasarkan Kurikulum 2013
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII.
4 Sumber lain yang relevan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
60
Pertemuan 1
61
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru
pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
e. Tuliskan contoh perilaku turut serta dalam usaha mengatasi pengaruh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika sebagai wujud tindakan antikorupsi (nilai tanggung
jawaban, nilai komitmen).
5 Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam
Pertemuan 2
62
1) pengamatan penilaian sikap spiritual, yaitu menggunakan pedoman
pengamatan yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati pada saat
berdoa.Instrumen yang digunakan berupa pedoman pengamatan dengan teknik
daftar cek.
2) pengamatan penilaian sikap sosial, yaitu menggunakan pedoman pengamatan
yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati pada saat proses
pembelajaran dan berdiskusi.Instrumen yang digunakan berupa pedoman
pengamatan dengan teknik daftar cek.
3) Pengamatan keterampilan, yaitu menggunakan pedoman pengamatan yang
berisi sejumlah indikator keterampilan yang diamati pada saat presentasi.
b. Penilaian Hasil (penilaian pengetahuan)
Penilaian hasil belajar dilakukan untuk menilai hasil pembelajaran.Teknik yang
digunakan adalah:
1) tes bentuk uraian/essay
2) kinerja/laporan secara tertulis hasil diskusi kelompok.
2. Instrumen Penilaian, merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari RPP ini.
a. Lembar pengamatan untuk penilaian sikap spiritual
b. Lembar pengamatan untuk penilaian sikap sosial
c. Lembar pengamatan untuk penilaian keterampilan
d. Tes bentuk uraian/essay untuk penilaian pengetahuan
e. Penilaian hasil diskusi kelompok.
(…………………………) (…………………………)
63
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN
Catatan:
Pemberian skor perilaku setiap indikator:
Indikator 1, apabila sangat serius diberi skor 4
apabila cukup serius diberi skor 3
apabila kurang serius diberi skor 2
apabila tidak serius diberi skor 1
Indikator 2, apabila sangat khusuk diberi skor 4
apabila cukup khusuk diberi skor 3
apabila kurang khusuk diberi skor 2
apabila tidak khusuk diberi skor 1
Indikator 3 : dst.
Pengolahan skor menjadi nilai
Jumlah skor maksimum adalah 16
Jumlah skor minimum adalah 4
Nilai ideal adalah 100
Jumlah perolehan skor siswa
Rumus perhitungan nilai = X Nilai ideal
Jumlah skor maksimum
Pengkatagorian sikap/perilaku
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM sekolah
masing-masing.
Contoh:
1. KKM = 75, maka cara penentuannya sebagai berikut:
64
100 – 75 = 25 : 3 = 8,3 dibulatkan menjadi 8
Maka penentuan predikatnya adalah:
<75 = kurang
75 – 82 = cukup
83 – 90 = baik
91 – 100 = sangat baik
2. KKM = 65, maka cara penentuannya sebagai berikut:
100 – 65 = 35 : 3 = 11,8 dibulatkan menjadi 12.
Maka penentuan predikatnya adalah:
< 65 = kurang
65 – 76 = cukup
77 – 88 = baik
89 – 100 = sangat baik
Misalnya: Nilai Angga, berdasarkan perolehan nilai dalam pengamatan diskusi di
atas adalah 4,4,3,4,3, maka rumus menghitungnya sebagai berikut.
14 (4 4 3 3) X 100 87,5
16
Katagori nilai Angga termasuk BAIK, jika menggunakan KKM 75, maupun
menggunakan KKM 65.
B Lembar pengamatan untuk penilaian sikap sosial
Penilaian Pengamtan Sikap dalam Proses “diskusi”.
Lembar penilaian sikap ini, diisi oleh teman dalam satu kelompok (penilaian sesama teman)
setelah selesai melaksanakan diskusi kelompok untuk menilai sikap/perilaku yang
ditampakkan oleh temannya dalam berdiskusi di kelas.
Petunjuk : Berikan nilai 1 (tidak), 2 (kurang), 3 (cukup), atau 4 (sangat) sesuai aspek yang
dinilai pada kolom-kolom indikator sikap/perilaku yang diamati.
Indikator Sikap/Perilaku yang Diamati
Jumlah
No Nama Peserta Didik Tanggung Ke- Menghargai Kerja
Disiplin Nilai
Jawab aktifan Pendpt teman sama
1 Dhinda 4 4 3 4 3 18
2 Frita
3 Angga
dst
Catatan:
Pemberian skor perilaku setiap indikator:
Indikator 1, apabila sangat tanggung jawab diberi skor 4
apabila cukup tanggung jawab diberi skor 3
apabila kurang tanggung jawab diberi skor 2
65
apabila tidak tanggung jawab diberi skor 1
Indikator 2, apabila sangat aktif diberi skor 4
apabila cukup aktif diberi skor 3
apabila kurang aktif diberi skor 2
apabila tidak aktif diberi skor 1
Indikator 3 : dst.
Pengolahan skor menjadi nilai
Jumlah skor maksimum adalah 20
Jumlah skor minimum adalah 5
Nilai ideal adalah 100
Pengkatagorian sikap/perilaku
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing.
Contoh:
1. KKM = 75, maka cara penentuannya sebagai berikut:
100 – 75 = 25 : 3 = 8,3 dibulatkan menjadi 8
Maka penentuan predikatnya adalah:
<75 = kurang
75 – 82 = cukup
83 – 90 = baik
91 – 100 = sangat baik
2. KKM = 65, maka cara penentuannya sebagai berikut:
100 – 65 = 35 : 3 = 11,8 dibulatkan menjadi 12.
Maka penentuan predikatnya adalah:
< 65 = kurang
65 – 76 = cukup
77 – 88 = baik
89 – 100 = sangat baik
Misalnya: Nilai Dhinda, berdasarkan perolehan nilai dalam pengamatan diskusi di
atas adalah 4,4,3,4,3, maka rumus menghitungnya sebagai berikut.
18 (4 4 3 4 3)
X 100 90
20
Katagori nilai Dhinda termasuk BAIK, jika menggunakan KKM 75.dan kategori nilai
Angga termasuk SANGAT BAIK, jika menggunakan KKM 65.
66
Penilaian Keterampilan dalam Proses “Presentasi”.
Lembar penilaian keterampilan ini diisi oleh peserta didik untuk menilai perilaku yang
ditampakkan oleh temannya dalam presentasi di kelas (memberikan penilaian antar peserta
didik).
Petunjuk: Berikan nilai 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), atau 4 (sangat baik) pada kolom-
kolom sesuai hasil pengamatan.
Catatan:
Pemberian skor perilaku setiap indikator:
Indikator 1, apabila sangat baik dalam mengajukan pertanyaan skor 4
apabila baik dalam mengajukan pertanyaan skor 3
apabila cukup baik dalam mengajukan pertanyaan skor 2
apabila kurang baik dalam mengajukan pertanyaan skor 1
Indikator 2, apabila sangat baik dalam menanggapi pertanyaan skor 4
apabila baik dalam menanggapi pertanyaan skor 3
apabila cukup baik dalam menanggapi pertanyaan skor 2
apabila kurang baik dalam menanggapi pertanyaan skor 1
Indikator 3 : dst.
Pengolahan skor menjadi nilai
Jumlah skor maksimum adalah 16
Jumlah skor minimum adalah 4
Jumlah perolehan skor siswa
Rumus penilaian = Jumlah skor maksimum
X Nilai Ideal
67
Katagori nilai keterampilan Frita termasuk SANGAT BAIK, dengan menggunakan KKM
75 maupun dengan menggunakan KKM 65.
D Penilaian pengetahuan
Menggunakan tes tertulis bentuk uraian/essay.
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah dengan jelas dan benar!
1. Ungkapkan pernyataan rasa syukurmu atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang di negara Indonesia, dan apakah yang akan kamu lakukan melalui
kemajuan tersebut untuk menjaga prinsip Bhinneka Tunggal Ika?
2. Jelaskan pengaruh positif dan negatif dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Jelaskan strategi dalam mengatasi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. mensosialisasikan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi di lingkungan sekitar
sebagai wujud tindakan antikorupsi (nilai tanggung jawab, nilai konsekuen).
5. Deskripsikan makna persatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
6. Tuliskan perilaku kerukunan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
Indonsia (nilai kebersamaan)
7. Deskripsikan konsep Bhineka Tunggal Ika.
8. Tuliskan contoh bentuk partisipasi warga negara dalam mengatasi pengaruh kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
9. Tuliskan contoh perilaku turut serta dalam usaha mengatasi pengaruh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai wujud tindakan
antikorupsi (nilai tanggung jawaban, nilai komitmen).
10. Buatlah kalimat sebagai bentuk ikrar kalian untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara baik dan benar untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Teknis Penilaian
1. Penskoran
a. Apabila peserta didik menjawab:
1) sangat sempurna diberi skor 5
2) sempurna diberi skor 4
3) cukup sempurna diberi skor 3
4) kurang sempurna diberi skor 2
5) tidak sempurna diberi skor 1
b. Skor minimal setiap soal adalah 1
c. Skor maksimal setiap soal adalah 5,
d. jumlah skor minimal seluruh soal = 10 x 1 = 10
68
e. Jumlah maksimal seluruh soal = 10 X 5 = 50
f. Nilai ideal 100.
2. Pengkatagorian Penilaian Pengetahuan.
Katagori keterampilan peserta didik:
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing, seperti contoh pada penilaian pengamatan
sikap/perilaku/keterampilan/kejujuran di atas.
Misalnya: Nilai Frita, berdasarkan perolehan nilai ulangan di atas adalah
5,4,3,4,5,5,4,5,4,5 maka rumus menghitungnya sebagai berikut:
46 (5 4 5 4 5 5 4 5 4 5) X 100 92
50
Katagori nilai pengetahuan Frita termasuk SANGAT BAIK, dengan menggunakan KKM
75 maupun dengan menggunakan KKM 65.
Nilai tugas merupakan bagian dari nilai pengetahuan, oleh karena itu dapat dijadikan
pertimbangan dalam menentukan penilaian pengetahuan peserta didik.
69
@@@@@@###@@@@@
70
berkaitan dengan pelajaran, prestasi peserta didik berkaitan dengan pelajaran,
tanggapan guru dan sebagainya.Selain itu juga diartikan sebagai koleksi sistematis
dari peserta didik dan guru untuk menguji proses dan prestasi belajar.
Portofolio sebagai penilaian merupakan perantara penilaian oleh siswa dan
guru yang menggambarkan aktifitas dan proses yaitu mendorong siswa untuk
berdialog, merencanakan tujuan, bekerja sama, memilih, membandingkan, berbagi
pengetahuan, memper-timbangkan/merenungi, dan membuat keputusan.Dengan
demikian portofolio penilaian merupakan pembelajaran praktek (melakukan) yang
mendorong adanya interaksi antar siswa, antara siswa dan guru, dan antara siswa
dengan masyarakat dan alam sekitarnya.
Adapun contoh format portofolio penilaian untuk siswa dan guru adalah
sebagai berikut.
71
FORMAT PORTOFOLIO PENILAIAN
NAMA : ...................................................
KELAS : ...........
ALAMAT : ...................................................
72
NO TANGGAPAN GURU- TANDA TANGAN
AKTIFITAS PESERTA DIDIK ASPEK PENILAIAN NILAI
. PESERTA DIDIK SERDIK GURU
2 - Membaca, mengkaji, Pengatahuan/Konsep/Kognitif :
mendiskusikan, dan Seberapa besar pemahaman peserta didik
mempresentasikan buku terhadap materi pembelajaran.
literature yang ditugaskan. Pemahaman : Seberapa besar kemampuan
- Mengulas topik dalam jurnal peserta didik untuk menjelaskan
pendidikan konsep/informasi.
- Membahas perkembangan Penerapan : Seberapa besar kemampuan
IPTEK dalam pendidikan dan peserta didik untuk menggunakan atau
dalam kehidupan masyarakat menerapkan informasi yang telah dipelajari ke
beserta dampak positif dan dalam situasi/konteks yang berbeda.
negatifnya. Analisis : Seberapa besar kemampuan
peserta didik dalam meng-identifikasi,
memisahkan dan membedakan komponen,
elemen fakta, konsep dan pendapat.
Sintesis : Seberapa besar kemampuan
peserta didik dalam mengakombinasi-kan
bagian/elemen ke dalam suatu
kesatuan/struktur yang lebih besar.
Evaluasi : Seberapa besar kemampuan
peserta didik dalam melakukan penilaian dan
keputusan tentang nilai suatu gagasan
dengan menggunakan criteria tertentu.
3 dst
Catatan : Format yang dibuat hanya sebagai contoh, guru bersama siswa dapat membuat sesuai dengan situasi, kondisi, dan kemampuan serta
lingkungan belajarnya.
73
2. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi pada kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dan
mendukung visi dan misi sekolah serta membantu memperkuat branding sekolah dan
evaluasi terhadap peraturan sekolah.Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga harus
mendukung kompetensi abad 21 yakni Kritis dalam berpikir, Kreatif, Komunikatif, dan
Kolaboratif.Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan minat dan bakat
peserta didik yang dilakukan di bawah bimbingan guru atau pelatih dengan melibatkan
orang tua dan masyarakat.Contoh kegiatan ekstrakurikuler adalah Kegiatan Keagamaan,
Kegiatan Praktik Kantin Kejujuran, Pramuka, OSIS, Palang Merah Remaja (PMR),
Paskibra, Kesenian, Bahasa dan Sastra, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Jurnalistik,
Olahraga, dsb.
Pelaksanaan kegiatan seperti tersebut di atas, mulai dari rencana, program kerja,
anggaran, keputusan rapat, pelaksanaan kegiatan, dan hasil kegiatannya ditulis dalam
jurnal kegiatan individual pengurus atau panitia yang sewaktu-waktu dapat dicek oleh
siapapun dan diumumkan secara tertulis dan terbuka di Papan Informasi
Kegiatan.Tujuannya agar dapat dibaca oleh seluruh warga sekolah.Untuk itulah perlu
ditumbuhkan rasa dedikasi, kejujuran, keikhlasan, rasa pengabdian, demokratis, dan
objektif dalam setiap pribadi anggota serta pengurus organisasi kesiswaan.
74
Pramuka dan Paskibra dapat membelajarkan dan
Mengimplementasikan Nilai-nilai Antikorupsi
(Sumber: Kemdikbud, 2016:10)
75
g. Didirikan “Posko Benda Hilang”, yaitu tempat penampungan barang-barang yang
ditemukan peserta didik dengan dicatat ciri-ciri benda tersebut, dan apabila ada
peserta didik yang merasa bahwa barang miliknya hilang bisa datang ke “Posko
Benda Hilang”.
h. Sholat dhuhur secara berjamaah antara guru-guru dan peserta didik pada saat
istirahat kedua.
i. Keteladanan para guru, diantaranya tepat waktu masuk kelas maupun ke luar kelas,
bersikap adil kepada peserta didik, bersikap jujur kepada siswa diantaranya tepat
secara keilmuan dalam memberikan materi pelajaran.
j. Mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan oleh
keberanian peserta didik dalam menegur temannya bila berbuat salah/keliru/khilaf.
76
BAB IV
PENUTUP
77
DAFTAR PUSTAKA
Buchori, Muchtar, 2007, Pendidikan Antikorupsi, dimuat dalam Harian Kompas, 21 Februari
2007.
Concepts and Concent of Civic Education for Indonesian Schools.In collabrotion with :
Faisal Djabar, 2008, Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat, Komisi pemberantasan
Korupsi)
Fajar, Arnie, 2009, Porto folio dalam Pelajaran IPS, Cetakan kelima, Bandung: PT Remaja
Rosda karya
Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk
Laila, Najmu, 2009, Pemikir Penggerak, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Lickona, Thomas, 1991, Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect and
Lukman Surya Saputra dan Wahyu Nugroho (konstributor naskah) Pendidikan Pancasila dan
Harper.
Von Aleman, Ulrich, 2004.The unknown depths of political theory: the case for a
78