Anda di halaman 1dari 4

 Fungsi cairan pleura adalah agar pergerakan paru bisa terjadi dengan baik dan tidak

menimbulkan perlukaan
 Cairan pleura pada keadaan normal adalah 3-20 ml yang terdqpat pada rongga pleura
 Pada keadaan normal biasanya cairan pleura bila dengan cara pemeriksaan radiologi tidak akan
terlihat karena dalam foto rontgen paru cairan pleura akan terlihat radiolusen dan jumlahnya
yang sangat sedikit
 Bila terjadi peningkatan volume cairan volume maka akan terlihat di foto rontgen
 Bila terjadi peningkatan volume cairn PLEURA maka disebut efusi pleura
 Bila terdapat kecurigaan adanya efusi pleura maka akan dilakuka pemeriksaan lab berupa Analisa
cairan pleura
 Cara pengambilan sampel cairan pleura
- Diperoleh dengan cara menarik atau mengambil cairan pleura yang terdapat di rongga pleura
dengan bantuan foto rontgen
- Pada foto rontgen paru yangnormal akan terlihat adanya cekungan pada rongga pleura,
sedangkan jika terjadi efusi pleura maka akan terlihat sudut dari rongga pleura menjadi
tumpul bahkan sampai rata
- Masukan jarum dari rongga pleura lalu cairan disedot untuk dijadikan sampel Analisa
pemeriksaan cairan pleura
- Prosedur pengambilan ini disebut thoracocentesis
- Cairan yang diperoleh akan dibagi berdasarkan jenis pemeriksaanPemeriksaannya dilakukan
dengan
1. Makroskopik  cairan dimasukan antikoagulan EDTA
2. Mikroskopik  cairan dimasukan antikoagulan EDTA
3. Kimiawi  menambahkan antikoagulan natrium florida (yang diambil adalah plasma)
ataupun bisa juga tanpa antikoagulan (yang diambil adalah serum)
4. Kultur
a. Cairan harus dimasukan antikoagulan berupa heparan
 Kontraindikasi thoracocentesis
- Trombosit sangat rendah  karena ditakutkan terjadi perdarahan yang berlebihan
 Komplikasi thoracocentesis
- Pneumothorax
- Perdarahan
- Batuk darah
- Edema paru
 Sebelum dilakukan thoracocentesis harus meminta izin pada keluara
 Cara thoracocentesis
- Aseptic dan antisepsis
- Pasien diinstruksikan untuk bisa menahan batuk, karena jika batuk dikhawatirkan paru akan
bergerak sehingga komplikasi bisa terjadi
- Perlu memantau tanda vital pasien, bila terjadi misalnya peningkatan nadi ataupun tekanan
darah maka prosedur ini hrus dihentikan
 Analisa cairan pleura
- Terdiri dari
1. Pemeriksaann makroskopis
a. Volume cairan yang diambi
b. Secara visual
(1) Apakah ada perdarahan
(2) Apakah ada pembekuan
(3) Warna cairan
(1) Normalnya jernih ataupun seperti serum yaitu kuning pucat
(2) Abnormal misalnya infeksi maka berwarna lebih keruh ataupun berwarna
sesuai kuman yang menginfeksinya
(4) Kejernihan cairan
(5) Bau yang khas
c. Viskositas  serous, mucous, atau encer
d. Pemeriksaan pH  dengan pH meter ataupun strip urine yang dicelupkan ke sampel
e. Pemeriksaan berat jenis  dengan urinometer ataupun strip urine yang dicelupkan
ke sampel
2. Pemeriksaan mikroskopis  untuk melihat apakah cairan pleura meningkat disebabkan
infeksi atau tidak  jika infeksi maka sel leukosit meningkat
a. Jumlah sel leukosit  >10.000/ml  menandakan adanya eksudat akibat infeksi
b. Hitung jenis leukosit
(1) Dibedakan menjadi 2 jenis sel
a. Polimorfonuklear (PMN)  jika dominan maka menandakan inflamasi akut
b. Mononuclear (mn)  jika dominan maka menandakan inflamasi yang kronis
3. Pemeriksaan kimiawi
a. Kadar protein
b. Kadar glukosa
c. Kadar laktat dehydrogenase
4. Jika ketiga pemeriksaan diatas sudah dilakukan maka disimpulkan apakah cairan ini
disimpulkan apakah cairan jenis
a. Transudate  jika patologi sekunder atau timbulnya cairan akibat penyakit lain
(penyakit diluar rongga pleura)
b. Eksudat  menandakan adanya infeksi atau keterlibatan kelainan di rongga pleura
ataupun paru itu sendiri
 Jika sudah disimpulkan dan keputusannya karena infeksi maka lakukan kultur untuk melihat
kuman penyebab dan mengetahui antibiotic apa yang cocok untuk pengobatannya
 Perbedaan transudate dan eksudat juga didasarkan konsentrasi protein dalam cairan ataupun
radio cairan plasma
- Jika rasio cairan dengan plasma pada protein > 0.5 ataupun radio latat dehidrogenasi >0.6
ataupun kadar glukosa <0.5  menandakan cairan tersebut adalah eksudat
- Jika sebaliknya menandakan cairan tersbeut adalah transudate

 Membedakan cairan pleura menjadi


- Transudate
- eksudat
 transudate
- kuning muda
- jernih
- tanpa ada bekuan darah
- berat jenis <1.018
- leukosit < 500  tidak banyak dijumpai
- lebih dominan mononuclear
- rasio protein cairan dengan protein plasma <0.5
- protein < 2.5 g/dl
- glukosa di cairan pleura hampir sama dengan glukosa plasma
- laktat dehidrpgenasi dibandingkan plasma < 0.6
 eksudat
- warnanya mcam2 tergantung penyebabnya misalnya merah, hijau
- keruh bahkan ada warnanya seperti susu
- seringa da bekuan
- berat jenis >1.018
- leukosit >500  sangat tinggi
- dominan polimorfoneuklear
- rasio protein cairan dengan protein plasma > 0.5
- protein > 2.5 atau >4 g/dl
- glukosa cairan < glukosa plasma  dibawah 0.5
- laktat dehidrpgenasi dibandingkan plasma > 0.6
 penyebab cairan pelura masuk ke transudate  nonpleura atau sekunder
- congective heart failure
- hepatic cirrhosis
- hipoproteinemia atau hypoalbuminemia pada sindrom nefrotik
 penyebab cairan pleura eksudat  karena kelainan di paru
- neoplasma
1. bronchogenic Ca
2. metastatic ca
3. lymphoma
4. mesothelioma
- infeksi
1. TBC
2. Bacterial pneumonia
3. Viral atau mycoplasma pneumonia
- Trauma
- Pulmonary infark
- SLE
- pankreatitis
 pemeriksaan lanjutan jika sudah dilakukan Analisa cairan pleura  jika dicurigai karena infeksi 
pewarnaan gram dan dilanjutkan pewarnaan gram
 jika dicurigai karena tb maka dilakukan pemeriksaan gelneurson  timbul kecurigaan adanya
bakteri tahan asam maka itu adalah mycobacterium tuberculosis
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 D
 d

Anda mungkin juga menyukai