Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yuli HS

NPM : 2024133001

JAWABAN UJIAN II
MATA KULIAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

1. Pembangunan yang dilakukan saat ini sedikit atau banyak menimbulkan


permasalahan yang dihadapi oleh sumber daya alam, seperti adanya alih fungsi
lahan pertanian atau hutan untuk pembangunan perumahan dan pabrik-pabrik
yang tidak memperhatikan lingkungan. Pembangunan perumahan dan pabrik-
pabrik tersebut tidak diimbangi dengan adanya ruang terbuka hijau. Sehingga
hal ini sudah pasti akan menyebabkan permasalahan pada sumber daya alam,
dimana pohon-pohon banyak yang ditebang dan terjadinya pencemaran
lingkungan karena banyaknya limbah pabrik. Berkurangnya pohon-pohon akan
menimbulkan terjadinya longsor dan banjir, serta pencemaran limbah pabrik
dapat merusak ekosistem yang ada di sungai dan di laut. Dan hal ini tentunya
tidak sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya
memikirkan pembangunan untuk masa sekarang tetapi lebih untuk
pembangunan masa yang akan datang. Tidak dapat dipungkiri kejadian ini
terkait dengan adanya kebijakan yang tidak bertanggung jawab dari pemerintah
pusat yang berpedoman pada UUD pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” dengan dalih tersebut
pemerintah pusat menganggap merekalah yang menguasai sumber daya di
negara ini, karena pihak-pihak yang melakukan pembangunan secara besar-
besaran adalah mereka yang memiliki ‘kekuatan’ di atas sehingga lebih mudah
dalam mendapat izin mendirikan bangunan. Dan dampaknya akan secara
langsung dialami oleh pihak-pihak yang lemah, yang dalam hal ini adalah
masyarakat miskin.

2. Upaya yang bisa dilakukan untuk menjamin pembangunan yang dilakukan itu
berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian SDA yaitu
a. Memberikan kesadaran kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
penyuluhan dari tingkat rumah tangga (RT) di lingkungan rumah, sehingga
kepala rumah tangga disadarkan untuk misalnya dalam pembangunan rumah
tinggal harus memperhatikan ruang terbuka hijau, minimal 30-40% disiapkan
untuk lahan terbuka sehingga tidak 100% dijadikan bangunan,demi untuk
keseimbangan alam dan lingkungan.
b. Memberikan pendidikan khusus tentang kecintaan alam kepada anak-anak
umur sekolah, dengan memasukkan dalam kurikulum pembelajaran, dan
pendidikan tersebut lebih kepada praktik bukan hanya teori saja. Sehingga
jika dari sejak kanak-kanan diberikan pendidikan ini diharapkan saat mereka
dewasa, mereka akan paham pentingnya menjaga kelestarian sumber daya
alam demi kehidupan dan pembangunan yang berkelanjutan.
c. Pemerintah dalam hal ini sebagai pengambil kebijakan harus memiliki sikap
yang tegas, terhadap aturan-aturan yang telah dibuatnya. Sehingga jika ada
masyarakat yang akan melakukan pembangunan tanpa memperhatikan
kelestarian, pemerintah dapat mencegahnya dan mengawasinya.

3. Pembangunan harus memperhatikan keseimbangan ekosistem karena jika


pembangunan yang hanya mementingkan keuntungan ekonomi semata tanpa
memperhatikan keseimbangan ekosistem, maka secara perlahan-lahan
keseimbangan ekosistem akan terganggu dan akan terjadi kerusakan.

Contohnya: Pembangunan yang berwawasan lingkungan seperti adanya


pembangunan hotel di kawasan pantai dengan tidak merusak hutan mangrove
yang ada di sekitarnya. Justru dengan adanya hutan mangrove ini akan menjadi
daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Apabila pembangunan hotel tersebut
sampai merusak kelestarian di lingkungan pantai misalnya merusak hutan
mangrovenya secara otomatis akan merusak kehidupan di laut, ikan-ikan akan
kehilangan sumber makanan, sehingga dapat dipastikan lama kelamaan nelayan
akan sulit mendapatkan ikan, dan pada akhirnya semua akan mengalami
kehancuran.
4. Faktor-faktor penyebab belum optimalnya pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia yaitu
a. Faktor tingkat pendidikan, dimana tingkat pendidikan yang rendah membuat
pemahaman masyarakat tentang pengelolaan lingkungan hidup masih minim,
hanya sebatas pemanfaatannya saja tanpa memperhatikan pelestarian.
b. Masalah ekonomi, banyaknya masyarakat yang berekonomi rendah membuat
masyarakat enggan untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup karena
bagi mereka kemampuan ekonomi yang mereka miliki hanya mampu untuk
memenuhi konsumsi sehari-hari saja
c. Pola hidup, konsumtif dan boros membuat masyarakat tidak memperhatikan
lingkungan hidupnya contohnya dalam penggunaan listrik dalam kehidupan
sehari-hari karena sudah terpola hidup boros, mereka menggunakan sumber
daya listrik berlebihan tanpa memperhatikan kebutuhan listrik dimasa yang
akan datang.
d. Kelemahan sistem peraturan perundangan dan lemahnya pengawasan
terhadap pengelolaan lingkungan. Dalam hal ini pemerintah belum memiliki
perangkat aturan dan pengawasan yang fokus terhadap pengelolaan
lingkungan hidup terutama dilevel rumah tangga. Misalnya yang paling
sederhana yaitu aturan memilah sampah organik dan anorganik, dalam hal ini
ada beberapa rumah tangga yang mungkin sudah memilah sampahnya tapi
pada kenyataannya petugas kebersihan yang mengambil sampah akan
mencampurkannya kembali. Dan hal ini tentu saja berlawanan dengan aturan
yang pemerintah buat sendiri. Artinya peraturannya ada, tetapi tidak
didukung oleh infrastruktur pemerintah.

5. Model pembangunan berkelanjutan menunjukkan bahwa dimensi sosial,


ekonomi, lingkungan dan kelembagaan sangat penting dalam menggerakkan
pembangunan, dalam hal ini pembangunan memang harus mencakup sosial,
ekonomi, lingkungan dan kelembagaan agar pembangunan tersebut bisa terus
berkembang, dimensi sosial sebagai dasar penggerak yang didukung oleh
ekonomi serta lingkungan yang menjadi tempat berkembangnya pembangunan
dan prosesnya diawasi oleh dimensi kelembagaan sudah seharusnya ada dalam
model pembangunan berkelanjutan.

Contoh sederhananya: adanya Kelompok Tani Padi Organik yang melakukan


penanaman padi di sawah dengan menggunakan bahan-bahan organik, secara
ekonomi mereka akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, karena beras
organik harganya lebih mahal, secara sosial mereka sudah bisa memberikan
contoh kepada kelompok tani atau petani lainnya. Secara lingkungan mereka
telah menjaga kelestarian lingkungan dengan penggunaan bahan-bahan organik,
(berbeda dengan penggunaan pestsida anorganik yang akan membunuh biota-
biota ataupun musuh alami bagi hama itu sendiri). Dan secara kelembagaan
hubungan petani dalam kelompok itu semakin erat, dimana mereka akan saling
mengawasi bagaimana pertumbuhan tanaman mereka, mereka akan merasa lebih
terikat karena memiliki motivasi dan tujuan yang sama dalam mewujudkan padi
organik.

Anda mungkin juga menyukai