Anda di halaman 1dari 10

MIMBAR AGRIBISNIS

Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 1-10

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GREEN POLYBAG


DARI LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT

ANALYSIS OF BUSINESSES FEASIBILITY OF GREEN POLYBAG


FROM PALM OIL INDUSTRIAL WASTE

M. Indra Darmawan, Jaka Darma Jaya*, Adzani Ghani Ilmannafian, Rika Safitri

Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut


Jl. Yani. Km. 6, Desa Panggung, Pelaihari, Kalimantan Selatan
*E-mail: jaka_dj@politala.ac.id
(Diterima 17-08-2019; Disetujui 26-10-2019)

ABSTRAK
Green polybag merupakan salah satu hasil dari pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit. Potensi
green polybag yang bersahabat dengan lingkungan akan semakin diperlukan dan menjadi peluang
komoditi yang dapat dipasarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha dalam
pendirian usaha green polybag ditinjau dari aspek ekonomi, teknis dan pasar. Teknik pengumpulan
data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode yang digunakan yaitu analisis aspek
teknis, analisis aspek ekonomi berdasarkan perhitungan kelayakan usaha seperti Break Even Point
(BEP) produksi, BEP rupiah, Return on Investment (ROI), Payback Period (PBP) dan Benefit Cost
Ratio (B/C), analisis aspek pasar dan analisis sensitivitas. Analisis aspek teknis menunjukkan
bahwa ketesediaan bahan baku mencukupi, peralatan yang digunakan sudah layak dan metode
pengolahan mudah. Berdasarkan analisis aspek ekonomi diperoleh BEP produksi yaitu 4.216,58
unit, BEP rupiah Rp 5.059.897,66, ROI 12,17%, PBP 7,86 bulan dan B/C 1,13. Analisis aspek
pasar menunjukkan bahwa prospek usaha green polybag memiliki peluang yang besar dilihat dari
belum adanya pesaing. Analisis sensitivitas berdasarkan asumsi kenaikan upah tenaga kerja dengan
persentase 8,34% per tahun usaha masih dikatakan layak, asumsi kenaikan biaya tepung tapioka
dengan persentase 3,5%, 3% dan 3% setiap tahunnya juga masih dikatakan layak dilihat dari nilai
B/C ratio > 1.

Kata kunci: green polybag, kelayakan usaha, ekonomi, teknis, pasar

ABSTRACT
Green polybag is one result of the utilization of palm oil waste. Green polybag which is eco-
friendly will be needed, so it has opportunity to be marketable comodity. This study aimed to
determine the business feasibility of establishing green polybag business. Data were collected by
observation, interview and documentation. The method used were analysis of technical aspects,
analysis of economic aspects based on the calculation of business feasibility namely Break Event
Point (BEP) production, BEP rupiah, Return On Investment (ROI), Payback Period (PBP) and
Benefit Cost Ratio (B / C), analysis of market aspects and sensitivity analysis. Analysis of technical
aspects show that the availability of raw materials were sufficient, the equipment used was feasible
and the processing method was easy. Based on economic aspects the results of BEP production
was 4.216.58, BEP rupiah was Rp.5.059.897.66, ROI was 12.17%, PBP was 7.86 months and B / C
was 1.13. Analysis of market aspects showed that the prospect of a green polybag business has a
great opportunity based on none competitors. Sensitivity analysis based on the assumption of an
increase in wages of labor with a percentage of 8.34% per year of business was feasible, assuming
an increase in the cost of tapioca flour with a percentage of 3.5%, 3% and 3% were also said
feasible based on B / C value ratio> 1.

Keywords: green polybag, business feasibility, economic, technic, market

1
ANALISIS KELAYAKAN USAHA GREEN POLYBAG
DARI LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
Jaka Darma Jaya, M. Indra Darmawan, Adzani Ghani Ilmannafian, Rika Safitri

PENDAHULUAN karena terbuat dari bahan-bahan yang


Pada tahun 2003-2008 sekitar 2.8 mengandung serat dan unsur hara yang
milyar bibit tanaman kehutanan dari baik terhadap tanaman dan meningkatkan
berbagai jenis telah ditanam di lapangan kesuburan tanah (Silalahi, 2017).
untuk merehabilitasi hutan dan lahan Selanjutnya green polybag diharapkan
yang terdegradasi (Kementerian berfungsi sebagai wadah semai yang
Kehutanan, 2010). Diperlukan lebih dari mengandung unsur hara yang dibutuhkan
7,100 ton polybag untuk persemaian bibit untuk pertumbuhan tanaman dan
sebanyak itu. Hal ini terus meningkat menjamin ketersediaan diversitas
seiring dengan meningkatnya jumlah dan mikroorganisme tanah. Green polybag
luasan areal perkebunan dan kehutanan juga berfungsi lebih praktis karena dapat
yang harus ditanami. Tingginya langsung ditanam ke dalam tanah tanpa
penggunaan polybag berpotensi harus membuka wadahnya, tidak seperti
terjadinya penumpukan limbah plastik wadah semai dari plastik. Karena
yang sulit terdegradasi oleh tanah. Salah tersusun dari bahan organik, diharapkan
satu cara untuk mengatasi permasalahan green polybag dapat terurai secara cepat
tersebut adalah dengan penggunaan serta tidak menyebabkan kerusakan
alternatif wadah semai berbahan dasar lingkungan, dan tidak menyebabkan
organik yang ramah lingkungan yaitu terjadinya kerusakan perakaran saat
green polybag (pot organik). Jenis bahan pemindahan ke lapangan.
organik yang telah dicoba dikembangkan Prospek pemakaian pot organik
untuk pot organik antara lain adalah yang bersahabat dengan lingkungan akan
tandan kosong kelapa sawit (TKKS). semakin diperlukan dan menjadi peluang
TKKS merupakan tandan sawit yang komoditi yang dapat dipasarkan di
telah diambil buahnya, merupakan tingkat nasional maupun internasional.
limbah padat dengan jumlah terbanyak Oleh karena itu, rancangan studi usaha
dan umumnya dibuang ke lahan-lahan diperlukan untuk dapat dijadikan suatu
kosong di kebun sawit (Manusawai, bahan pertimbangan dalam pendirian
2011). usaha ini. Rancangan studi usaha tersebut
Green polybag (pot organik) dilakukan peninjauan-peninjauan
memiliki manfaat yang baik sebagai terhadap analisis aspek pasar, analisis
tempat media pertumbuhan tanaman aspek teknis dan analisis ekonomi untuk

2
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 1-10

mengetahui kelayakan dari pendirian perkebunan dan peneliti kelapa sawit.


usaha ini. Hasil tersebut diperlukan untuk Tahap terakhir, yaitu menjabarkan hasil
menganalisa apakah rencana pendirian analisis terhadap aspek teknis, ekonomi,
usaha akan menguntungkan secara pasar serta sensitivitas.
ekonomis atau tidak, karena kegiatan Metode Pengumpulan Data
yang akan dilakukan oleh suatu industri Data yang dikumpulkan dalam
pada umumnya bertujuan untuk penelitian ini terdiri atas data primer dan
mendapatkan keuntungan secara data sekunder. Pengumpulan data primer
ekonomis. dilakukan melalui survei dan observasi
atau pengamatan secara langsung pada
METODE PENELITIAN objek penelitian yang terkait dengan data
Metode Penelitian analisis aspek teknis, ekonomi, pasar
Metode penelitian ini dilakukan 2 serta sensitivitas. Data sekunder adalah
tahap, yaitu oservasi dan survey. data atau informasi yang berasal dari
Observasi dilakukan terhadap objek dokumentasi, studi literatur yang relevan
penelitian yaitu green polybag. Bahan serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang
yang digunakan dalam pembuatan green berhubungan dengan topik yang akan
polybag yaitu tandan kosong kelapa sawit diteliti. Hal ini meliputi referensi
dan tepung tapioka. Berikut bahan baku mengenai analisis aspek teknis, ekonomi,
dan komposisi pada pengolahan green pasar serta sensitivitas. Metode
polybag dapat dilihat pada Tabel 1. rancangan studi usaha dilakukan dengan
Tabel 1. Bahan Baku Pada Pengolahan mengacu pada analisis kelayakan usaha
Green Polybag
No. Bahan Baku Komposisi
berdasarkan analisis aspek teknis, aspek
Tandan Kosong Kelapa ekonomi, aspek pasar dan analisis
1. 150 gr
Sawit
2. Tepung Tapioka 75 gr sensitivitas.
3. Air 250 ml
Metode Pengumpulan Data

Selanjutnya, dilakukan survei untuk Penelitian ini dibagi dalam empat

memperoleh data yang berkaitan dengan aspek, yaitu (1) analisis aspek teknis pada

rancangan studi usaha kepada 3 orang produk green polybag, (2) analisis

responden pakar yang mewakili ekonomi, (3) analisis aspek pasar, dan (4)

pengusaha kelapa sawit, pelaku usaha analisis sensitivitas.

pembibitan dan penangkar bibit

3
ANALISIS KELAYAKAN USAHA GREEN POLYBAG
DARI LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
Jaka Darma Jaya, M. Indra Darmawan, Adzani Ghani Ilmannafian, Rika Safitri

HASIL DAN PEMBAHASAN karyawan 16 jam, total limbah tandan


Analisis Aspek Teknis kosong kelapa sawit yang dihasilkan
Berdasarkan hasil wawancara dan sebesar 110,4 ton/jam. Sehingga
studi literatur aspek teknis terhadap 3 ketersediaan bahan baku pada
responden pakar yang masing-masing pengolahan green polybag ini dapat
merupakan perwakilan dari GAPKI dikatakan tersedia.
(Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Menurut responden, peralatan yang
Kalimantan Selatan), Penangkar dan digunakan pada pengolahan green
Pedagang Benih Hortikultura dan polybag ini sudah sesuai dan mudah
Perkebunan serta Ketua Masyarakat didapatkan, sehingga untuk peralatan
Perkelapa Sawitan Indonesia Kalimantan sudah dapat dikatakan layak. Ini sesuai
Selatan dan Tengah diperoleh hasil yang dengan penelitian Nursyamsi (2015) yang
dapat dilihat pada Tabel 2. berjudul Biopot Sebagai Pot Media
Tabel 2. Hasil Wawancara dan Studi Semai Pengganti Polybag yang Ramah
Literatur Aspek Teknis
No. Aspek Hasil
Lingkungan.
Teknis Analisis Aspek Ekonomi
1. Bahan Ketersediaan TKKS
Baku mencukupi. Menurut Analisis ekonomi perlu dilakukan
Mandiri (2012) dalam 1 ton
kelapa sawit menghasilkan untuk menghitung biaya produksi, harga
TKKS sebesar 23% atau 230
kg pokok produksi, harga jual, analisis
2. Peralatan - Mudah didapat
untung rugi, kriteria kelayakan usaha dan
- Layak
3. Metode - Mudah karena sudah banyak uji sensitivitas. Hasil perhitungan dapat
yang melakukan penelitian
ini. Jaya (2019), Akhir dilihat pada Tabel 3.
(2018), Budi, et al (2012),
dan Nursyamsi (2015) Tabel 3. Hasil Perhitungan Analisis
- Tidak harus memiliki skill Ekonomi Green Polybag
Sumber: Data primer diolah (2019) Uraian Green Polybag
Biaya tetap (Rp) 708.060,93
Biaya tidak tetap (Rp) 22.540.562
Menurut Susanto (2017), dalam 1 Harga Pokok Produksi (Rp) 1.064,50
HPP (Rp) 1.200
ton kelapa sawit menghasilkan TKKS Laba kotor (Rp) 2.959.377,07
sebesar 23% atau 230 kg. Menurut Laba bersih (Rp) 2.828.337,07
BEP (Produksi) 4.216,58
Suandi (2016), kapasitas pengolahan BEP (Rp) 5.059.897,66
ROI (%) 12,17
tandan buah segar di PT. BIO Nusantara PBP (bulan) 7,86
BC Ratio 1,13
Teknologi Bengkulu mencapai 30 Sumber: Data primer diolah (2019)
ton/jam, kalau dengan jam kerja

4
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 1-10

Dari hasil pengolahan data didapat (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit


hasil berupa kelayakan terhadap analisis Kalimantan Selatan), Penangkar dan
ekonomi berupa: Pedagang Benih Hortikultura dan
1. BEP produksi untuk usaha ini adalah Perkebunan serta Ketua Masyarakat
sebesar 4.216,58 atau 4.217 buah Kelapa Sawit Indonesia Kalimantan
green polybag. Usaha akan mencapai Selatan dan Tengah diperoleh hasil yang
titik impas pada tingkat produksi dapat dilihat pada Tabel 4.
4.217 buah green polybag. Tabel 4. Hasil Wawancara Aspek Pasar
2. BEP rupiah sebesar Rp 5.059.897,66. No. Aspek Pasar Hasil
1. Aspek Produk - Dilihat dari aspek
Usaha akan mencapai titik impas (Product) budidaya dan ekologi
sudah baik
pada tingkat penjualan Rp - Perlu diolah berbagai
bentuk dan ukuran
5.059.897,66.
2. Aspek Harga Berdasarkan HPP yang
3. Return on investment sebesar (Price) diperoleh :
- Masih agak kemahalan
12,17%. Artinya dari modal atau dibandingkan harga
polybag plastik
investasi 100% akan kembali sebesar - Murah dan layak kalau
dilihat dari estetika
12,17%. 3. Aspek Lokasi - Di perusahaan
dan Distribusi - Di tempat pembibitan
4. Payback period untuk usaha ini (Place) - Perlu adanya industri
adalah selama 7,86 bulan atau 7 khusus yang
mengolahnya
bulan 26 hari. Artinya produksi 4. Aspek - Dilihat dari sustainable
Promosi ekologi produk ini
green polybag akan kembali modal (Promotion) sudah menjadi pilihan
yang bagus
dalam jangka waktu 7 bulan 26 hari. - Peluang yang besar
karena untuk saat ini
5. Nilai Benefit Cost Ratio 1,13 yang
belum ada pembibitan
mana nilai tersebut lebih besar dari 1 menggunakan polybag
organik
yang artinya usaha sudah layak untuk Sumber: Data primer diolah (2019)
dijalankan.
1. Aspek produk (product)
Analisis Aspek Pasar Hasil kuesioner menunjukkan
Berdasarkan hasil wawancara aspek bahwa bauran pemasaran aspek produk
pasar dengan berdasarkan Bauran perlu adanya variasi dengan berbagai
Pemasaran (Marketing Mix) 4P terhadap ukuran serta bentuk agar potensi untuk
3 responden pakar yang masing-masing tanaman lain juga bisa sehingga tidak
merupakan perwakilan dari GAPKI hanya untuk pembibitan pre nursery saja.

5
ANALISIS KELAYAKAN USAHA GREEN POLYBAG
DARI LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
Jaka Darma Jaya, M. Indra Darmawan, Adzani Ghani Ilmannafian, Rika Safitri

Dapat dilihat pada Tabel 4 mengenai tanaman hortikultura, dan tanaman


hasil wawancara aspek pasar tentang organik. Adanya pengembangan produk
aspek produk. Menurut responden produk tersebut akan meyakinkan konsumen
dari aspek budidaya dan ekologi sudah bahwa harga yang ditawarkan dari green
baik, namun perlu adanya pengembangan polybag sudah murah. Menguatkan hasil
itu membuat produk menjadi bentuk dan penelitian yang dilakukan Silalahi (2017),
ukuran yang bervariasi. Menurut yang menyatakan bahwa green polybag
Adhaghassani (2016), produk yang baik memiliki manfaat yang baik sebagai
yaitu segala sesuatu yang ditawarkan ke tempat media pertumbuhan tanaman
pasar untuk mendapatkan perhatian, karena terbuat dari bahan-bahan yang
dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan mengandung serat dan unsur hara yang
dapat memuaskan keinginan dan baik terhadap tanaman dan meningkatkan
kebutuhan konsumen. kesuburan tanah.
2. Aspek Harga (Price) Menurut responden, harga polybag
Bauran pemasaran aspek harga plastik cenderung lebih murah, namun
berdasarkan HPP yang diperoleh dapat dari aspek lingkungan masih kurang baik.
dilihat pada Tabel 4. Menurut pendapat Adanya penelitian yang dilakukan
responden dari hasil wawancara, produk Silalahi (2017), yang menyatakan bahwa
masih agak kemahalan dikarenakan plastik tidak mudah hancur atau
peruntukannya yang sebagai pembibitan terdegradasi oleh deraan lingkungan baik
pre nursery. Pendapat lain yang diberikan hujan, panas matahari maupun
responden, green polybag memiliki harga mikroorganisme yang hidup dalam tanah,
murah dan layak jika dilihat dari estetika. sehingga penggunaan material plastik
Permasalahan dari green polybag dari menyebabkan penimbunan limbah
hasil wawancara ini adalah, dari aspek plasltik. Dapat disimpulkan bahwa
harga yang cenderung lebih mahal jika polybag plastik tidak diperuntukan untuk
digunakan sebagai pembibitan. digunakan, sedangkan green polybag
Pengembangan aspek produk dari harus lebih diperuntukan untuk
permasalahan tersebut perlu dilakukan, digunakan. Maka dari itu, harga yang
yaitu dengan cara memperluas fungsi dari ditawarkan dari green polybag sudah
penggunaan green polybag, contohnya sangat murah, dikarenakan dari aspek
sebagai media tumbuh tanaman hias, keunggulan produk yang ramah

6
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 1-10

lingkungan serta dari manfaat yang karena informasi yang yang disampaikan
diberikan. secara lisan.
3. Aspek Lokasi (Place) dan Distribusi Distribusi produk green polybag,
(Distribution) supaya lebih mudah akan dilakukan
Bauran pemasaran aspek lokasi pembuatan akses jalan, dari jalan utama
tempat usaha didapatkan hasil dari menuju industri. Hal ini juga akan
responden, dan dapat dilihat pada Tabel memberikan manfaat dan kesan yang
4. Menurut hasil dari responden, lokasi baik bagi masyrakat karena adanya akses
yang baik sebagai lokasi pengolahan jalan yang mudah dijangkau. Seperti
green polybag adalah di perusahaan, di halnya penelitian yang dilakukan oleh
tempat pembibitan dan perlu adanya Adhaghassani (2016), tempat yang baik
industri khusus yang memproduksinya. bagi konsumen adalah tempat yang
Adanya pendapat tersebut maka strategi strategis atau lokasi mudah dijangkau
pengembangan produk serta pemasaran oleh konsumen.
dapat dilakukan. Pertama lokasi 4. Aspek Promosi (Promotion)
pengembangan produk dapat dilakukan di Bauran pemasaran aspek promosi
perusahaan dan dibuat lokasi industri menurut pendapat responden dapat dilihat
khusus, dari hasil ini juga akan pada Tabel 4. Menurut responden, produk
diperhatikan dari aspek bahan baku green polybag sudah bagus dan ramah
utama pada pembuatan green polybag terhadap lingkungan. Sehingga strategi
yaitu tandan kosong kelapa sawit, promosi perlu dilakukan. Menurut
sehingga lokasi pengolahan industri penelitian Adhaghassani (2016), promosi
paling strategis dibangun dekat dengan dapat dilakukan dengan cara
perusahaan kelapa sawit. Selain itu, menginformasikan (to inform),
adanya industri ini akan menambah membujuk (to presuade), mengingatkan
pendapatan masyarakat dan membuka (to remind) dan memengaruhi (to
lowongan pekerjaan baru bagi influence). Sesuai hasil penelitian
masyarakat. Adanya lowongan pekerjaan Adhaghassani, maka promosi dapat
baru bagi masyarakat, produk green dilakukan dengan cara mensosialisasikan
polybag akan lebih dikenal, serta proses produk green polybag kepada masyarakat
distribusi produk akan lebih mudah, dan meyakinkan masyarakat akan
manfaat yang diberikan dari produk yang

7
ANALISIS KELAYAKAN USAHA GREEN POLYBAG
DARI LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
Jaka Darma Jaya, M. Indra Darmawan, Adzani Ghani Ilmannafian, Rika Safitri

mana segala aspek pengolahan produk


harus memperhatikan lingkungan serta 2. Kemungkinan naiknya biaya tepung
ramah lingkungan. Selain itu, produk tapioka sebesar 3,5%, 3%, dan 3%
juga dapat ditawarkan melalui media berdasarkan sasaran inflasi tahun
sosial dan juga dapat dilakukan dengan 2019, 2020 dan 2021 yang ditetapkan
mengadakan pameran teknologi tepat Peraturan Menteri Keuangan Republik
guna tentang green polybag. Indonesia Nomor 124 Tahun 2017.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Analisis


Analisis Sensitivitas Sensitivitas Terhadap
Kenaikan Biaya Tepung
Analisis sensitivitas dilakukan Tapioka
Kriteria Perlakuan
untuk menganalisis pengaruh perubahan Kelayakan
Usaha 3,5 % 3% 3%
unsur-unsur dalam analisis ekonomi BEP
5.035,17 6.082,79 7.741,89
(Produksi)
terhadap parameter kelayakan usaha BEP (Rp) 6.042.206,53 7.299.347,33 9.290.267,24
ROI (%) 9,36 6,99 4,65
green polybag. Disini akan terlihat PBP
10,09 13,29 19,33
(bulan)
sensitif atau tidaknya keputusan yang BC Ratio 1,10 1,08 1,05
Sumber: Data primer diolah (2019)
diambil terhadap perubahan unsur-unsur
tertentu. Asumsi yang digunakan terkait 2 Analisis sensitivitas yang diperoleh
(dua) hal, yaitu kenaikan upah tenaga dari produk green polybag menunjukkan
kerja dan harga tepung terigu. usaha ini masih layak dijalankan pada
1. Kemungkinan naiknya upah tenaga saat biaya upah tenaga kerja naik hingga
kerja sebesar 8,43% setiap tahunnya 8,34% setiap tahun maupun biaya tepung
yang didapatkan dari rata-rata tapioka dengan kenaikan berturut-turut
persentase kenaikan UMP dari tahun 3,5%, 3% dan 3% setiap tahunnya dilihat
2017 sampai 2019. dari nilai BC ratio > 1.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Analisis
Sensitivitas Terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN
Kenaikan Upah Tenaga Kerja
Kriteria Perlakuan Berdasarkan uraian pada hasil
Kelayakan
8,34 % 8,34% 8,34%
Usaha penelitian dapat disimpulkan bahwa
BEP
4.794,87 5.631,66 6.885,03
(Produksi) analisis aspek teknis berdasarkan
BEP (Rp) 5.753.849,65 6.757.989,09 8.262.034,04
ROI (%) 10,07 7,89 5,70 parameter ketersediaan bahan baku,
PBP
9,41 11,86 16,04
(bulan) kelayakan peralatan dan metode usaha
BC Ratio 1,11 1,08 1,06
Sumber: Data primer diolah (2019) green polybag sudah layak untuk

8
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2020. 6(1): 1-10

dilaksanakan. Analisis ekonomi dari diberikan dalam pelaksanaan penelitian


produk green polybag sudah ini.
mendapatkan angka yang layak
berdasarkan kriteria kelayakan usaha DAFTAR PUSTAKA
yaitu BEP produksi 4.216,58 atau 4.217 Adhaghassani, F. S., 2016. Strategi
Bauran Pemasaran (Marketing
green polybag atau penjualan mencapai
Mix) 7p (Product, Price, Place,
5.059.897,66. ROI diperoleh dari modal Promotion, People, Process,
Physical Evidence) Di Cherryka
100% akan mendapatkan keuntungan
Bakery. Jurnal Pendidikan Teknik
sebesar 12,17%, PBP akan kembali Boga.
Akhir, J., Allaily., Syamsuwida, D., Budi,
modal dalam waktu 7,86 bulan dan B/C
S. W. (2018). Daya Serap Air dan
ratio mencapai 1,13. Analisis aspek pasar Kualitas Wadah Semai Ramah
Lingkungan Berbahan Limbah
dari produk green polybag berdasarkan
Kertas Koran dan Bahan Organik.
aspek product, price, place dan Rona Teknik Pertanian, 11(1): 23-
34.
promotion menunjukkan bahwa prospek
Budi, S.W., Sukendro, A., Karlinasari, L.
usaha green polybag memiliki peluang (2012). Penggunaan Pot Berbahan
Dasar Organik untuk Pembibitan
yang besar dilihat dari belum adanya
Gmelina arborea Roxb. di
pesaing. Analisis sensitivitas yang Persemaian. J. Agron. Indonesia
40(3): 239-245.
diperoleh dari produk green polybag
Jaya, J. D., Ilmannafian, A. G.,
menunjukkan usaha ini masih layak Maimunah. (2019). Pemanfaatan
Limbah Serabut (Fiber) Kelapa
dijalankan pada saat biaya upah tenaga
Sawit dalam Pembuatan Pot
kerja naik hingga 8,34% setiap tahun Organik. Jurnal Sains dan
Teknologi Lingkungan, 11(01): 1-
maupun biaya tepung tapioka dengan
10.
kenaikan berturut-turut 3,5%, 3% dan 3% Kementerian Kehutanan. 2010. Peraturan
Menteri Kehutanan No. P.08
setiap tahunnya dilihat dari nilai BC ratio
/Menhut-II/2010, tentang Rencana
> 1. Strategis (Renstra) Kementerian
Kehutanan Tahun 2010-2014.
Kementerian Kehutanan Republik
UCAPAN TERIMA KASIH Indonesia, Jakarta.
Manusawai. H. A. (2011). Pengelolaan
Terima kasih disampaikan kepada
Limbah Padat Sabut Kelapa Sawit
Politeknik Negeri Tanah Laut, Sebagai Bahan Untuk Mengelola
Limbah Cair, 2011, 6(12), 892.
Kementerian Riset Teknologi dan
Nursyamsi. (2015). Biopot Sebagai Pot
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Media Semai Pengganti Polybag
Yang Ramah Lingkungan. Info
atas bantuan dana dan fasilitas yang
Teknis EBONI Vol. 12 No. 2.

9
ANALISIS KELAYAKAN USAHA GREEN POLYBAG
DARI LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
Jaka Darma Jaya, M. Indra Darmawan, Adzani Ghani Ilmannafian, Rika Safitri

Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis


Peraturan Menteri Keuangan Republik Perkebunan Medan.
Indonesia Nomor 124 Tahun 2017 Suandi, A., Supardi, I, N., Puspawan, A.,
Sasaran Inflasi Tahun 2019, Tahun (2016). Analisa Pengolahan Kelapa
2020, dan Tahun 2021. 18 Sawit dengan Kapasitas Olah 30
September 2017. Lembaran Negara Ton/Jam di PT. BIO Nusantara
Republik Indonesia Tahun 2017 Teknologi. Teknosia, 2(17): 12-19..
Nomor 1282. Jakarta. Susanto, J.P., Santoso, A.D., Suwedi, N.
Silalahi, K. (2017). Perancangan Green (2017). Perhitungan Potensi
Polybag Dari Beberapa Macam Limbah Padat Kelapa Sawit untuk
Limbah Kelapa Sawit (Tkks, Sumber Energi Terbaharukan
Pelepah Dan Batang Dalam Kelapa dengan Metode LCA. Jurnal
Sawit) Dengan Bahan Campuran Teknologi Lingkungan, 18(2): 165-
Kertas Koran Sebagai Media 172.
Pembibitan Pre Nursery. Sekolah

10

Anda mungkin juga menyukai