Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA I
ACARA I
KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH:
YUSTIKA
G1C019072

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ACARA I
KARBOHIDRAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengisolasi amilum dari umbi/biji-bijian.
b. Untuk mengidentifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan
polisakarida) dengan cara mengetahui sifat-sifat reaksi dan perubahan
warnanya.
2. Waktu Praktikum
Rabu, 3 Oktober 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai I, Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah senyawa makromolekul yang terdapat pada bahan
pangan yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat
terdiri atas empat bagian yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Monosakarida terdiri atas satu gugus gula, disakarida terdiri atas
dua gugus gula, oligosakarida terdiri atas tiga sampai sepuluh gugus gula,
polisakarida terdiri atas sepuluh atau lebih gugus gula. Setiap gugus gula
dihubungan oleh ikatan glikosiklik. Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil
energi utama di dalam tubuh. Untuk beraktivitas kita membutuhkan energi
yang diperoleh dari bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat.
Analisa karbohidrat dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Analisa kuantitatif digunakan untuk menganalisa jumlah karbohidrat didalam
bahan pangan. Contoh analisa kuantitatif adalah metode lowry. Analisa
kualitatif digunakan untuk menganalisa ada tidanya karbohidrat dalam bahan
pangan. Contoh analisa kualitatif adalah metode iodin. Analisa karbohidrat
secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam
bahan pangan. Metode iodin dapat digunakan untuk menganalisa karbohidrat
secara kualitatif. Jenis karbohidrat yang di uji dengan metode karbohidat
adalah karbohidrat jenis polisakarida. Polisakarida ditambahkan iodin akan
membentuk warna berbeda sesuai dengan jenis karbohidratnya (Togatorop,
2014 : 273).
Karbohidrat berperan penting pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Jumlah karbohidat yang terkandung pada suatu tanaman dapat
dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan seperti proses fotosintesis tanaman
tersebut. Kandungan karbohidrat pada ubi kayu yang digunakan merupakan
kandungan terbesar kedua setelah kandungan air. Pati termasuk karbohidrat
jenis polisakarida. Polisakarida ini banyak terdapat di alam yang sebagian
besar terdapat di tumbuhan. Pada tumbuhan, pati merupakan simpanan
karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Pati atau amilum bersifat
tidak larut dalam air pada suhu kamar, berwujud bubuk putih, tidak berasa
dan tidak berbau. Pati tersusun dari dua macam polimer polisakarida, yaitu
amilosa dan amilopektin dalam komposisi yang berbeda. Amilosa
memberikan sifat keras (pera), sedangkan amilopektin menyebabkan sifat
lengket (Ariani, dkk., 2018).
Unit pembangun semua karbohidrat adalah monosakarida.
Monosakarida dapat diartikan sebuah (mono-) unit gula (saccharide).
Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana karena monosakarida
tidak dapat lagi dihidrolisis menjadi gula yang lebih sederhana. Sifat
monosakarida adalah larut di dalam air, berwarna putih, padat kristalin, dan
berasa manis. Kebanyakan monosakarida disintesis dari senyawa sederhana
pada proses yang dinamakan glukoneogenesis. Monosakarida lainnya
dihasilkan melalui fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan dan bakteri tertentu.
Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, dan ribosa.
Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula yang paling
manis, sedangkan glukosa merupakan gula yang paling penting dalam tubuh
manusia. Glukosa merupakan sumber energi utama otak dan sistem saraf dan
dapat digunakan oleh jaringan lainnya (Azhar, 2016 : 74).
Glukosa bisa dibilang adalah pembawa energi yang paling penting,
sumber karbon untuk metabolit dan blok bangunan untuk biopolimer di
semua kerajaan kehidupan. Fungsi yang tepat dari organ dan jaringan hewan
tergantung pada suplai glukosa yang terus menerus dari aliran darah.
Kebanyakan hewan hanya dapat menyerap sejumlah kecil monosakarida,
sebagian besar glukosa, galaktosa dan fruktosa, sementara semua gula lainnya
oligosakarida dan serat makanan terdegradasi dan dimetabolisme oleh
mikrobiota usus bagian bawah. Bakteri, sebaliknya, adalah omnivora. Mereka
dapat mengimpor dan memetabolisme gula yang berbeda secara struktural
dan, sebagai konsorsium dari spesies yang berbeda, memanfaatkan hampir
semua gula, turunan gula dan oligosakarida yang ada di alam (Jeckelmann
dan bernhard, 2020).
Dengan demikian, glukosa dilepaskan lebih lambat dan terserap ke
dalam darah lebih cepat, dalam skala yang lebih kecil dan lebih kecil lagi.
Dengan cara ini, puncak skala glukosa dapat dicegah. Namun perlu
diperhatikan di penelitian masa depan untuk menentukan komposisi aktif
yang bertanggung jawab dalam penurunan kadar glukosa (Rahma, dkk.,
2018).
Sifat-sifat kimia karbohidrat berkaitan dengan gugus fungsional yang
terdapat dalam molekul yaitu gugus hidroksi, gugus aldehid, dan gugus keton.
Beberapa sifat kimia karbohidrat dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
membedakan senyawa karbohidrat yang satu dengan yang lainnya. Percobaan
kali ini dilakukan pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif, yaitu Uji
Fehling, Uji Moore, Uji Hidrolisa, Dan Uji Iod (Fitri dan Fitriana, 2020).
Uji Molisch adalah uji umum yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan karbohidrat. Jika hasil tes negatif diperoleh keberadaan gula
dalam sampel dihilangkan. Ini berguna tes untuk mengidentifikasi senyawa
apa pun yang dapat mengalami dehidrasi untuk furfural atau
hidroksimetilfurfural di hadapan H2SO4. Alpha naftol bereaksi dengan
aldehida siklik menjadi bentuk produk kondensasi berwarna ungu (Elzagheid,
2018).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-Alat Praktikum
a. Batang pengaduk
b. Blender
c. Corong buchner
d. Filter flask
e. Gelas arloji
f. Gelas kimia 250 mL
g. Gelas kimia 600 mL
h. Gelas ukur 100 mL
i. Kain lap
j. Kertas saring whatmann
k. Penjepit kayu
l. Pipet tetes
m. Pipet ukur 10 mL
n. Pisau
o. Pompa vakum
p. Rak tabung reaksi
q. Rubber bulb
r. Tabung reaksi
s. Timbangan analitik
t. Water bath
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquadest (H2O(l))
b. Larutan amilum (C5H10O5) 1 %
c. Larutan α-naftol 10%
d. Larutan asam klorida (HCl) encer
e. Larutan asam sulfat (H2SO4) pekat
f. Larutan Reagen Benedict
g. Larutan etanol (C2H5OH) 96%
h. Larutan fruktosa (C6H12O6) 1%
i. Larutan glukosa (C6H12O6) 1%
j. Larutan iodin (I2)
k. Reagen saliwanoff
l. Ubi kayu
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Isolasi Amilum dari Umbi/Biji-bijian

Ubi kayu

 Dikupas
 Dicuci
 Dipotong kecil-kecil
 Ditimbang sebanyak 100 gram
 + 100 mL aquades
 Diblender sampai halus
 Disaring dengan kain lap

Endapan Filtrat

 Diendapkan 20 menit
 Didekantasi

Endapan Filtrat

 + 100 mL aquades
 Didiamkan selama 10 menit
 Didekantasi

Endapan Filtrat

 + 100 mL etanol 96 %

Larutan Campuran

 Disaring dengan corong buchnmer

Pati Filtrat

 Dikeringkan
 Ditimbang

Hasil
2. Uji Kualitatif Karbohidrat
a. Reaksi Molisch
 Glukosa

2 mL glukosa 1 %

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 + 2 tetes larutan alfa naftol 10%

Larutan

 + 2 mL H2SO4 pekat perlahan-lahan melewati


dinding tabung reaksi
Hasil

 Fruktosa

2 mL fruktosa 2 %

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 + 2 tetes larutan alfa naftol 10%

Larutan

 + 2 mL H2SO4 pekat perlahan-lahan melewati


dinding tabung reaksi
Hasil

b. Reaksi Benedict
 Glukosa
2 mL glukosa 1 %

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 + 0,5 mL reagen benedict

Larutan

 ∆ selama 5 menit

Hasil
 Fruktosa
2 mL fruktosa 2 %

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 + 0,5 mL reagen benedict

Larutan

 ∆ selama 5 menit

Hasil

c. Uji Reaksi Iodin

2 mL fruktosa 2 %
 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
 Diasamkan dengan HCl encer
 + 2 tetes larutan iodin
Hasil

d. Uji reaksi saliwanof


 Glukosa
2 mL reagen saliwanof

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 + 2 tetes larutan glukosa 1 %

Larutan

 ∆ dalam penangas air (1 menit) atau sampai


terbentuk warna merah tua di beberapa
tabung reaksi
Hasil
 Fruktosa
2 mL reagen saliwanof
 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
 + 2 tetes larutan fruktosa 2 %

Larutan

 ∆ dalam penangas air (1 menit) atau sampai


terbentuk warna merah tua di beberapa
tabung reaksi
Hasil

E. HASIL PENGAMATAN
1. Isolasi Amilum dari Umbi/Biji-bijian
Perlakuan Hasil Pengamatan
 Ubi jalar dikupas, dipotong  Warna ubi = putih tulang
kecil-kecil, dan ditimbang.  Massa ubi kayu = 100 gram
 50 gram ubi kayu + 100 mL  Terbentuk larutan berwarna
aquades lalu diblender hingga putih.
halus.
 Ubi yang sudah halus disaring  Filtrat berwarna putih keruh,
dengan kain lap. endapan berwarna putih dan
tertahan pada kain lap.
 Filtrat + 20 mL aquades  Terbentuk endapan berwarna
dikocok dan diendapkan 20 putih pada dasar gelas kimia
menit kemudian didekantasi.  filtrat berupa larutan berwarna
putih keruh.
 Endapan + 100 mL aquades,  Terbentuk endapan berwarna
dikocok dan diendapkan 10 putih tulang pada dasar gelas
menit kemudian didekantasi. kimia
 filtrat berupa larutan berwarna
putih keruh.
 Endapan + 100 mL etanol  Warna awal etanol bening.
96%.  Warna larutan campuran putih
tulang.
 Larutan campuran disaring  Filtrat berwarna putih keruh
dengan corong Buchner.  Endapan (pati) berwarna putih.
 Pati dikeringkan dan  Berat kertas saring kosong =
ditimbang. 0,3515 gram
 Berat kertas saring + pati =
7,3660 gram
 Berat pati = 7,0145 gram
2. Uji Kualitatif Karbohidrat
a. Reaksi Molisch
 Glukosa
Perlakuan Hasil Pengamatan
 2 ml larutan glukosa + 2 tetes  Warna awal larutan glukosa
larutan α-naftol 10%. bening
 Warna awal larutan α-naftol
coklat kemerahan
 Warna campuran bening dan
terdapat butiran coklat
 + 2 mL larutan H2SO4 pekat.  Larutan H2SO4 pekat
berwarna bening
 Setelah ditambahkan
terbentuk lapisan berwarna
ungu diantara cairan bening
di bawah dan putih keruh di
atas

 Fruktosa
Perlakuan Hasil Pengamatan
 2 ml larutan fruktosa 2 % +  Warna awal larutan fruktosa
2 tetes larutan α-naftol bening
10%.  Warna awal larutan α-naftol
coklat kemerahan
 Warna campuran bening dan
terdapat butiran coklat
 + 2 mL larutan H2SO4  Larutan H2SO4 pekat berwarna
pekat. bening
 Setelah ditambahkan larutan
terbentuk cincin berwarna ungu

b. Reaksi Benedict
 Glukosa
Perlakuan Hasil Pengamatan
 2 mL larutan glukosa 1% +  Warna awal larutan glukosa
0,5 mL reagen benedict. bening
 warna awal reagen benedict
biru
 Setelah dicampurkan larutan
menjadi biru muda
 Δ dalam penangan air  Warna larutan berubah menjadi
selama 5 menit. orange
 Terdapat endapan merah bata
 Fruktosa
Perlakuan Hasil Pengamatan
 2 mL tetes larutan fruktosa  Warna awal larutan fruktosa
2% + 0,5 mL reagen bening
benedict  warna awal reagen benedict
biru
 Setelah dicampurkan larutan
menjadi biru muda
 Δ dalam penangan air  Warna larutan berubah menjadi
selama 5 menit orange
 Terapat endapan merah bata

c. Reaksi Iodin
 Glukosa
Perlakuan Hasil Pengamatan
 1 mL amilum + HCl encer  Warna awal amilum bening
keruh
 warna awal HCl encer bening
 Warna campuran bening keruh
 + 2 tetes larutan iodine  Warna awal larutan iodin
merah bata
 Setelah ditambahkan terbentuk
lapisan berwarna biru di bagian
bawah dan warna kuning
bening dibagian atas

d. Reaksi Saliwanof
 Glukosa
Perlakuan Hasil Pengamatan
 2 mL reagen saliwanof + 2 Warna awal larutan glukosa
tetes larutan glukosa 1 % bening
warna awal reagen saliwanof
bening
 Setelah dicampurkan larutan
tetap bening
 ∆ dalam penangas air (1  Warna larutan tetap bening
menit) atau sampai terbentuk
warna merah tua di beberapa
tabung reaksi
 Fruktosa
Perlakuan Hasil Pengamatan
 2 mL reagen saliwanof + 2  Warna awal larutan fruktosa
tetes larutan fruktosa 2 % bening
warna awal reagen saliwanof
bening
 Setelah dicampurkan larutan
tetap bening
 ∆ dalam penangas air (1  Warna larutan berubah menjadi
menit) atau sampai terbentuk merah
warna merah tua di beberapa
tabung reaksi

F. ANALISIS DATA
1. Perhitungan
Diketahui: Massa ubi jalar = 100 gram
Massa kertas saring kosong = 0,3515 gram
Massa kertas saring + pati = 7,3660 gram
Massa pati = 7,01465 gram
Ditanya : Kadar amilum dalam 50 gram ubi jalar = ...?
Penyelesaian :
massa amilum ering
% Amilum = × 100%
massa u i alar
5
= × 100%

= 7,0145 %
2. Persamaan Reaksi
Uji kualitatif
a. Uji Molisch
b. Uji Benedict
c. Uji Iodin

d. Reaksi Saliwanff
HO OH HO O
O
O HO O O
[H+] [H+] 0,5 O2
H OH
H OH
-3 H2O
OH H 3 H2O
OH

2
O
OH

OH

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengenai karbohidrat yang bertujuan
untuk mengetahui cara isolasi amilum dari umbu-umbian dan biji-bijian
serta melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan
polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.
Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
dengan rumus empiris total (CH2O)n. karbohidrat diklasifikasikan
berdasarkan jumlah monomer penyusunnya, yaitu monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Berdasarkan gugus fungsinya
dibedakan menjadi ketosa dan aldosa. Klasifikasi tersebut dapat
diidentifikasi melalui serangkaian tes kualitatif maupun kuantitatif.
Adapun beberapa percobaan yang telah dilakukan yaitu isolasi amulim
dari umbi-umbian serta pengujian karbohidrat secara kualitatif dengan uji
molisch, uji benedict, uji iodin, dan uji saliwanoff.
Pada percobaan isolasi amilum dari umbi/biji-bijian, umbi yang
digunakan adalah ubi jalar. Tanaman ubi jalar memiliki kandungan
karbohidrat yang tinggi dan juga mengandung vitamin. Bagian umbi
tanaman ini banyak mengandung pati. Pati merupakan komponen
karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman yang
berklorofil. Pati atau amilum itu sendiri merupakan salah satu
polisakarida, dimana polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada
sebagian besar tumbuhan. Pada proses ini dilakukan penghalusan oleh ubi
dengan menambahkan aquades sebanyak 100 mL untuk melarutkan ubi
jalar. Didapatkan hasil berupa larutan putih yang kemudian disaring
dengan menggunakan kain lap untuk memisahkan endapan dan filtratnya.
Filtrat hasil ini kemudian akan digunakan pada proses selanjutnya karena
pada endapan masih terdapat zat pengotor dan jumlah amilum pada filtrat
pertama lebih banyak dari pada endapan pertama. Selanjutnya
ditambahkan 20 mL aquades dan diendapkan selama 20 menit. Pemisahan
endapan amilum dari fitratnya ini menggunakan metode dekantasi yaitu
metode pemisahan sederhana dengan mengendapkan amilum dari
filtratnya. Proses tersebut dilakukan sebanyak 2 kali berturut-turut agar
mendapatkan amilum yang murni dari zat pengotor. Endapan hasil
dekantasi tersebut dicuci dengan 100 mL etanol 96% yang bertujuan untuk
mengikat air sehingga pengeringan pati yang didapat lebih cepat karena
etanol mudah menguap. Kemudian larutan disaring dengan penyaring
buchner dan melarutkan amilum secara sempurna dan untuk mendapatkan
sari pati singkong murni tanpa pengotor.
Adapun hasil penyaringan yang diperoleh filtrat berwarna putih
keruh dan endapan berwarna putih. Endapan yang sudah kering ditimbang
dan didapatkan berat endapan 7,0145 gram, sehingga kadar amilum dalam
50 gram ubi jalar diperoleh sebesar 14,029 %. Berdasarkan teori kadar
amilum pada ubi jalar yaitu 84,89% sehingga hasil ini sangat jauh
dibandingkan dengan teori. Hal ini dikarenakan pada proses dekantasi
pertama dan kedua, masih terdapat amilum yang larut dan belum
mengendap seluruhnya di dasar gelas kimia. Hal ini ditunjukkan oleh
masih adanya larutan yang sedikit keruh di bagian atas endapan. Sehingga
ketika dilakukkan pemipetan atau dekantasi, amilum yang belum
mengendap akan ikut terbawa dan mempengaruhi jumlah amilum yang
diperoleh.
Percobaan selanjutnya adalah uji kualitatif karbohidrat. Dalam uji
kualitatif karbohidrat, adapun uji yang dilakukan ialah uji reaksi molisch,
benedict, iodin, dan saliwanof. Pengujian pertama menggunakan uji
molisch dan digunakan sampel glukosa dan fruktosa. Larutan uji glukosa
dan fruktosa mula-mula ditambahkan pereaksi molisch, fungsinya sebagai
pereaksi untuk mendeteksi keberadaan karbohidrat. Uji molisch ini
didasari oleh reaksi karbohidrat oleh asam sulfat dan membentuk cincin
furfural atau hidroksi metal furfural yang berwarna ungu. Sampel yang
digunakan untuk uji ini adalah glukosa dan fruktosa. Kedua sampel ini
dilakukan perlakuan yang sama dengan penambahan 2 tetes larutan α-
naftol 10% atau pereaksi molisch untuk masing-masing 2 mL glukosa dan
fruktosa. Warna sampel glukosa menjadi keruh dan terdapat endapan
hitam sedangkan pada sampel fruktosa warna yang terbentuk adalah
kuning pekat dan terdapat endapan. Selanjutnya, masing-masing dari
sampel ditambahkan dengan 2 mL H2SO4 pekat yang berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida agar menghasilkan senyawa furfural.
Hasil sampel glukosa setelah penambahan laturan tersebut menjadi bening
dengan warna endapan berwarna ungu dan pada sampel fruktosa,
terbentuk cincin berwarna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa dan
fruktosa mengandung karbohidrat.
Percobaan selanjutnya berupa uji benedict yang bertujuan untuk
mengetahui keberadaan gula pereduksi dalam sampel. Gula pereduksi
meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti
laktosa dan maltosa. Hasil uji ini ditunjukkan dengan terbentuknya
endapan berwarna biru kehijauan, merah bata, atau kuning tergantung
kadar gula pereduksi yang ada. Untuk uji ini digunakan glukosa dan
fruktosa sebagai sampel. Kedua sampel tersebut ditambahkan dengan 0,5
mL dan 0,5 mL reagen benedict, didapatkan hasil kedua sampel sama-
sama berwarna biru muda. Kemudian sampel dipanaskan ke dalam
pemanas air selama 5 menit. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat
laju reaksi. Pemanasan ini berlangsung dalam kedaan basa yang berasal
dari reagen benedict dimana dalam suasana basa karbohidrat lebih cepat
terhidrolisis. Setelah pemanasa terjadi perubahan warna pada kedua
larutan sehingga hasil uji bersifat positif karena terbentuk endapan merah
bata.
Percobaan selanjutnya adalah uji iodine yang digunakan untuk
membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin).
Penambahan iodine ini akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna
yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru,
dekstrin menghasilkan merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian
pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodin membentuk warna merah
coklat. Sampel pada percobaan ini berupa amilum yang ditambahkan
dengan HCl encer 0,5 M. Warna campuran yang terbentuk yaitu berwarna
bening keruh. Tujuan ditambahkannya HCl sebagai pemberi suasana asam
pada larutan amilum sehingga amilum terhidrolisis menjadi amilosa dan
amilopektin. Selanjutnya sampel ditambahkan dengan larutan iodine
sebagai indikator suatu senyawa polisakarida dengan adanya perubahan
warna pada sampel dan terbentuk warna campuran berupa biru pekat. Hal
ini menunjukkan uji positif terhadap kandungan polisakarida. hasil
percobaan menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya
kompleks iodine-amilum yang berwarna biru.
Percobaan terakhir adalah uji saliwanoff. Uji ini bertujuan
membuktikan adanya ketosa (fruktosa) dalam suatu sampel. Reaksi positif
ditandai dengan hasil reaksi perubahan warna menjadi merah. Sampel
yang digunakan adalah glukosa dan fruktosa. Masing-masing sampel
diberikan 2 mL reagen saliwanoff dengan warna campuran sampel
glukosa bening dan pada sampel fruktosa menjadi bening. Selanjutnya
dipanaskan selama 2 menit yang bertujuan untuk mempercepat reaksi.
Hasil pada kedua sampel setelah pemanasan terjadi perubahan warna.
Warna larutan berubah menjadi merah sehingga uji bersifat positif yang
menandakan adanya ketosa dalam sampel.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Isolasi amilum (pati) dapat diisolasi dari umbi (ubi jalar) dengan proses
pembuatan suspensi amilum dalam air dan pemurnian dengan
penambahan alkohol (etanol 96%) untuk mempercepat pengeringan
dan menghilangkan zat pengotor yang ada sehingga didapatkan
amilum yang murni, didapatkan endapan amilum yang berwarna
putih. Pada percobaan ini didapatkan berat endapan 7,0145 gram dan
kadar amilum dalam 50 gram singkong yaitu 14,029 %. Hasil ini
sangat jauh jika dibandingkan dengan teori bahwa kandungan amilum
dalam singkong yaitu 84,89%.
2. Identifikasi Karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida)
dapat dilakukan dengan beberapa pengujian, diantaranya yaitu uji
reaksi molisch, uji reaksi benedict, uji iodin, dan uji reaksi saliwanoff.
a. Uji molisch pada glukosa memberikan uji positif jika terbentuk cincin
ungu pada sampel akibat dari asam sulfat yang menghidrolisis ikatan
glikosiklik. Pada percobaan yang dilakukan didapatkan hasil yang
positif dengan terbentuknya cincin ungu pada sampel.
b. Identifikasi Karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida)
dapat dilakukan dengan beberapa pengujian, diantaranya yaitu uji
reaksi molisch, uji reaksi benedict, uji iodin, dan uji reaksi saliwanoff.
- Uji molisch pada glukosa memberikan uji positif jika terbentuk
cincin ungu pada sampel akibat dari asam sulfat yang menghidrolisis
ikatan glikosiklik. Pada percobaan yang dilakukan didapatkan hasil
yang positif dengan terbentuknya cincin ungu pada sampel.
- Uji benedict dilakukan untuk mengidentifikasi gula pereduksi yang
ditandai dengan adanya reaksi pengendapan berwarna merah bata.
Hasil percobaan yang didapatkan menunjukkan hasil yang positif
karena terbentuk endapan berwarna merah bata pada sampel glukosa
dan fruktosa.
- Uji iodine dilakukan untuk menguji adanya polisakarida pada sampel
ditandai dengan terbentuknya warna biru keunguan pada larutan akibat
amilum terhidrolisis oleh asam klorida menjadi amilosa dan
amilopektin. Hasil percobaan menunjukkan hasil positif yang ditandai
dengan terbentuknya kompleks iodine-amilum yang berwarna biru
pekat.
- Uji saliwanoff dilakukan untuk membedakan karbohidrat yang
mengandung gugus aldehid (aldosa) atau keton (ketosa). Pada hasil
percobaan sampel fruktosa menunjukkan hasil positif yang
ditunjukkan dengan terbentuknya kompleks berwarna merah..
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, L.V., Teti, E., dan Erryana, M. (2018). Karakteristik Sifat Fisiko Kimia
Ubi Kayu Berbasis Kadar Sianida. Jurnal Teknologi Pertanian. 18(2) :
119128.
Azhar, M. (2016). Biomolekul Sel Karbohidrat, Protein, dan Enzim. Padang :
UNP Press.
Elzagheid, M.. I., 2018, Laboratory Activities to Introduce Carbohydrates, World
Journal of Chemical Education, 6(2) : 82-86.
Fitri, A. S. dan Y. A. N. Fitriana, 2020, Analisis Senyawa Kimia pada
Karbohidrat. Sainteks, 17(1) : 1-6.
Jeckelmann, J. M., & Erni, B. (2020). Transporters of Glucose and Other
Carbohydrates in Bacteria. Pflügers Archiv-European Journal of
Physiology, 1-25.
Rahma, H. H., Elza, S., dan Nunuk, A. (2018). Antidiabetic Activity Of Powder
and Ethanolic Extract Of Antlion (Mymeleon sp.) on Wistar Strain White
Male Rats with Glucose Preload. Proceeding ICMHS, 3 (1) : 14-16.
Togatorop, E., 2014, Aplikasi Teknik Laboratorium, Makassar: UPT Unhas Press.

Anda mungkin juga menyukai